Sahabat

Hati dan pikiran Melati sudah mulai terbuka. Rasa terpuruk ketika sang ibu meninggal pun sudah mulai hilang di pikirannya. Melati sadar jika dia tak bisa terpuruk dan bersedih terus menerus dan meratapi nasibnya. Dia harus bangkit dan memulai kehidupan yang baru. Dia harus semangat meskipun sang ibu sudah tidak berada di sampingnya lagi.

Hari ini Melati berencana akan memulai pekerjaan di toko roti. Karena dia tak ingin diam sendiri di rumah dan tak melakukan apapun. Dia juga tak ingin menggantungkan hidupnya pada Arka meskipun Arka bisa dengan mudah memenuhi semua kebutuhannya. Dia ingin mengisi hari-harinya seperti dulu lagi dengan bercanda dengan teman-temannya yang bekerja di toko.

Melati tak ingin manja dan berpangku tangan pada Arka. Sebisa mungkin dia akan mengerjakan apapun selagi dia mampu. Dari pada harus terus menerus merepotkan Arka meskipun Arka berstatus suaminya.

"Selama pagi, semuanya," sapa Melati pada teman-teman kerjanya di toko.

Teriakan senang datang dari sang sahabat yang bekerja di sana. Dengan serempak mereka berlari menghampiri dan memeluk Melati bergantian karena sudah lama Melati mengajukan cuti pada pekerjaannya. Sehingga membuat teman-teman merindukan kehadirannya.

"Kamu kemana saja sih, Mel. Kita merindukanmu tau??!" seru Nana seraya memeluk Melati dengan erat.

Tia, teman akrabnya ketika sama-sama menjadi pelayan toko baju yang dulu hanya mematung menatap nanar Melati. Menatapnya penuh dengan tatapan yang sulit di artikan oleh Melati.

Tia dan Melati dulu bersama-sama melamar dan di terima di toko roti bersamaan. Sehingga sejak itu Melati dan Tia bak lem dan perangko yang selalu lekat kemana pun mereka pergi.

Melati tergelak mendengar kalimat Nana. Hanya saja Melati masih merahasiakan pernikahannya dengan Arka agar mereka semua tak heboh mendengarnya. Apalagi Tia yang akan jungkir balik menginterogasinya layaknya tersangka pembunuhan. Biarlah pelan-pelan Tia mengetahui kebenarannya seperti apa.

Setelah acara kangen-kangenan, Melati segera masuk ke dalam ruangan khusus karyawan. Dia hendak berganti pakaian seragam kerjanya dan mulai bekerja kembali. Belum juga dia selesai berganti pakaian, tiba-tiba saja Tia masuk tanpa permisi dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Melati menoleh dengan tatapan heran. Mengapa Tia seolah habis menangis, padahal tadi terlihat baik-baik saja. "Kamu kenapa, Ti?" tanya Melati. Ketika melihat Tia yang masih berdiri di ambang pintu. Menatapnya intens seolah mencari jawaban di wajahnya.

Tia mendekati Melati dengan langkah gontai. Hatinya bersedih karena Melati menyembunyikan sesuatu darinya. Dan Tia merasa sakit ketika Melati enggan berbagi duka dengannya. Padahal Tia sudah mengganggap Melati sebagai saudaranya sendiri. Mereka juga sudah lama saling mengenal, dan itulah alasan mengapa Tia sangat kecewa ketika Melati menyembunyikan rahasia besar darinya.

Air matanya jatuh ketika Tia sudah berada di depan Melati. Tak kuasa menahan kesedihan, dengan segera Tia memeluk Melati dan terisak di sana. Melati panik karena Tia yang tiba-tiba menangis dalam pelukannya. Dan dia sama sekali tak tau menahu karena selama dia menikah dengan Arka, Melati seolah melupakan keberadaan Tia yang selalu di sisinya.

"Kamu kenapa, Tia?" tanya Melati dengan mengusap punggung Tia. Dia kesal karena Tia hanya menangis, namun juga bingung karena Tia yang tak mau menjawab pertanyaannya. "Kalau kamu nggak mau cerita, mending kamu jauh-jauh dariku, Ti." ancam Melati yang sudah tak tahan mendengar Tia yang masih menangis dalam pelukannya. Hatinya di penuhi rasa penasaran yang dalam. Karena Tia yang dia kenal adalah gadis yang hampir tak pernah mengeluarkan air matanya.

Tia segera melepaskan pelukannya dan mengusap ingusnya asal kemudian mengusap nya pada pakaian Melati. "Tiaaa!!!! Kamu jorok banget, sih?!" teriak Melati pada Tia.

Tia tertawa namun matanya masih memerah. Dia kesal dan juga marah karena Melati sama sekali tak menyadari kesalahannya. "Oke. Aku akan menjauh jika sahabatku sendiri menginginkan aku menjauh. Mungkin kamu selama ini tak menganggap ku sebagai sahabat, makanya kamu dengan mudahnya mengusirku."

"Eh, bukan begitu." Melati mulai panik karena Tia yang menganggap ucapannya serius. Padahal dia hanya ingin menggertak Tia saja agar mau membuka mulutnya untuk berbicara. Namun yang ada Tia malah baper dan berniat untuk pergi.

Melati kemudian memeluk Tia dan meminta maaf padanya. "Maaf, Ti. Aku nggak bermaksud. Aku hanya bingung kenapa kamu hanya menangis ketika aku bertanya." Melati mengusap air mata Tia dengan tangannya. "Kalau kamu ada masalah, kamu boleh kog bercerita padaku kapan saja," ucap Melati kemudian. Lalu tangannya mengusapkan lagi pada baju yang Tia gunakan.

Tia yang kesal, kemudian menyentil kening Melati dengan keras. Hingga Melati mengaduh kesakitan.

"Bukan aku yang seharusnya bercerita, tapi kamu, Mel?"

"Aku kenapa, Ti?" tanya Melati dengan cemberut. Tangannya pun mengusap keningnya yang masih terasa sakit.

Tia berdecak tak percaya jika Melati masih berusaha menyembunyikan rahasia besar darinya. "Ngaku, nggak??"

"Enggak!!"

"MELATIIII!!!!

Melati menutup telinganya karena Tia berteriak di depannya wajahnya. "Kamu kenapa, sih?"

"Ngaku, nggak??"

"Ngaku apaan, TiA??"

"Apa perlu aku bercerita lebih dulu, Melati." ancam Tia dengan seringai di wajahnya.

"Hah!! apaan, Tia??"

Tia yang geram segera menggelitik perut Melati hingga Melati tertawa terbahak. Membuat semburat tawa juga menular di bibir Tia.

Melati yang melihat Tia ikut tertawa pun menghentikan tawanya. Dia memegangi perutnya yang kram karena ulah Tia yang menggelitik perutnya.

"Nah, kan. Tertawa. Gitu donk, sayank!! Kamu kan cantik kalau tertawa," Melati mengelus kepala Tia.

Namun Tia segera menepisnya hingga membuat Melati terkejut.

"Nggak usah pura-pura kuat deh. Aku tau kamu sedang menahan duka karena kehilangan ibumu, kan?"

Deg..

Melati mengerjap tak percaya. Dari mana dia mengetahui jika ibunya sudah tiada. Sedangkan dia sama sekali tak memberitahukannya kepada siapapun perihal itu. Hanya dokter Irawan dan Arka saja yang mengetahuinya.

"Ka\_kamu tau dari mana, Ti?" Melati gugup. Apalagi ketika mendapati Tia yang menatapnya dengan tajam, seolah siap menguliti Melati sekarang juga.

Tia tersenyum sumbang menatap Melati yang berusaha menahan sedihnya. "Jangan kamu lupakan jika aku pun pernah menjenguk ibumu di rumah sakit, Mel. Dan kemaren ketika aku berniat menjenguk ibumu, Dokter Irawan bilang jika ibumu telah meninggal. Dan ketika aku ke kosan kamu, ternyata di sana sepi, Mel. Lalu aku bertanya pada para tetanggamu, dan mereka pun tak tau menahu soal keluargamu. Kamu kenapa, Mel? Kenapa kamu nggak cerita sama aku?" seru Tia seraya mengusap air matanya yang sudah menumpuk ingin tumpah.

Melati terhenyak. Dia juga tak mampu menjawab pertanyaan Tia saat ini juga. Dia terlalu malu mengakui semuanya yang terjadi kepadanya. Karena dia tak ingin Tia berpikiran buruk padanya atas apa yang Melati alami selama ini.

Terpopuler

Comments

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

melati sdh gugup duluan sm tia 😁😁

2021-10-04

0

Tina Dahliana

Tina Dahliana

nunggu kamu up thor... 💪💪 pngen cpet baca nih 🙏🤭

2021-09-28

1

Diana M

Diana M

next toor👍👍👍

2021-09-28

0

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Yang Kedua
2 Hinaan Arka
3 Lagi Dan Lagi
4 Sadarnya Sang Ibu
5 Rahasia Annisa
6 Duka Melati
7 Tamu Tak Di Undang
8 Pilihan Sulit
9 Mempertahankan Atau Merelakan
10 Bicara Dari Hati Ke Hati
11 Buah Simalakama
12 Kepanikan Arka
13 Menanyakan Kabar
14 Datang Kembali
15 Luapan Emosi
16 Tak Hentinya Mengusik
17 Sahabat
18 Jujur Pada Tia
19 Penawar Rindu
20 Firasat Seorang Istri
21 Syukuran Pernikahan
22 Kejutan Menakutkan
23 Melepas Rindu
24 Kegamangan Hati
25 Ungkapan Hati
26 Gemesnya Arka
27 Rencana Jalan-jalan
28 Kaki Keseleo
29 Dobel Date
30 Julukan Dokter Cabul
31 Balas Dendam
32 Cemburu Menguras Hati
33 Terpesona
34 Kekonyolan Tia
35 Bertemu Keluarga Baru
36 Cinta Pada Pandangan Pertama
37 Cinta Pertama
38 Memutuskan Untuk Pulang
39 Pejuang Cilik
40 Ujian Terindah
41 Galau
42 Cemburu Buta
43 Hukuman Dari Annisa
44 Penjaga Dadakan
45 Pasrah
46 Nyidamnya Melati
47 Keceplosan
48 Bawaan Orok
49 Ketahuan
50 Melepas Rindu
51 Mantan Terindah
52 Salah Paham
53 Mulai Bucin
54 Jawaban Dari Pertanyaan
55 Amit-amit Jabang Bayi
56 Kejutan Pagi Hari
57 Bukan Rahim Pengganti
58 Hormon Kehamilan
59 Sahabat Tidak Ada Akhlak
60 Sakit Tak Berdarah
61 Ngidamnya Melati
62 Gara-gara Nasi Goreng
63 Keong Racun
64 Peringatan Mertua
65 Rencana Annisa
66 Detik-Detik..
67 Maafkan Aku
68 Izinkan Aku Pergi
69 Kapal Kehilangan Nahkoda
70 Melarikan Diri
71 Pengorbanan Annisa
72 Kehilangan
73 Hukuman Dari Sang Ayah
74 Karma
75 bab 75. Provokasi Soraya
76 Mencintai Tapi Menyakiti
77 Calon Janda
78 Akhirnya Bertemu Annisa
79 Demi Cinta
80 Luapan Emosi
81 Masa Lalu
82 Alasan Membenci Annisa
83 Keputusan Final
84 Mencoba Menolak
85 Berubah Pikiran
86 Berdamai Dengan Masa Lalu
87 Rasa Asing
88 Takut Kehilangan
89 Sama-sama Terluka
90 Baby Blues
91 Jomplang Rasa
92 Ending
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Menjadi Yang Kedua
2
Hinaan Arka
3
Lagi Dan Lagi
4
Sadarnya Sang Ibu
5
Rahasia Annisa
6
Duka Melati
7
Tamu Tak Di Undang
8
Pilihan Sulit
9
Mempertahankan Atau Merelakan
10
Bicara Dari Hati Ke Hati
11
Buah Simalakama
12
Kepanikan Arka
13
Menanyakan Kabar
14
Datang Kembali
15
Luapan Emosi
16
Tak Hentinya Mengusik
17
Sahabat
18
Jujur Pada Tia
19
Penawar Rindu
20
Firasat Seorang Istri
21
Syukuran Pernikahan
22
Kejutan Menakutkan
23
Melepas Rindu
24
Kegamangan Hati
25
Ungkapan Hati
26
Gemesnya Arka
27
Rencana Jalan-jalan
28
Kaki Keseleo
29
Dobel Date
30
Julukan Dokter Cabul
31
Balas Dendam
32
Cemburu Menguras Hati
33
Terpesona
34
Kekonyolan Tia
35
Bertemu Keluarga Baru
36
Cinta Pada Pandangan Pertama
37
Cinta Pertama
38
Memutuskan Untuk Pulang
39
Pejuang Cilik
40
Ujian Terindah
41
Galau
42
Cemburu Buta
43
Hukuman Dari Annisa
44
Penjaga Dadakan
45
Pasrah
46
Nyidamnya Melati
47
Keceplosan
48
Bawaan Orok
49
Ketahuan
50
Melepas Rindu
51
Mantan Terindah
52
Salah Paham
53
Mulai Bucin
54
Jawaban Dari Pertanyaan
55
Amit-amit Jabang Bayi
56
Kejutan Pagi Hari
57
Bukan Rahim Pengganti
58
Hormon Kehamilan
59
Sahabat Tidak Ada Akhlak
60
Sakit Tak Berdarah
61
Ngidamnya Melati
62
Gara-gara Nasi Goreng
63
Keong Racun
64
Peringatan Mertua
65
Rencana Annisa
66
Detik-Detik..
67
Maafkan Aku
68
Izinkan Aku Pergi
69
Kapal Kehilangan Nahkoda
70
Melarikan Diri
71
Pengorbanan Annisa
72
Kehilangan
73
Hukuman Dari Sang Ayah
74
Karma
75
bab 75. Provokasi Soraya
76
Mencintai Tapi Menyakiti
77
Calon Janda
78
Akhirnya Bertemu Annisa
79
Demi Cinta
80
Luapan Emosi
81
Masa Lalu
82
Alasan Membenci Annisa
83
Keputusan Final
84
Mencoba Menolak
85
Berubah Pikiran
86
Berdamai Dengan Masa Lalu
87
Rasa Asing
88
Takut Kehilangan
89
Sama-sama Terluka
90
Baby Blues
91
Jomplang Rasa
92
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!