Bicara Dari Hati Ke Hati

Arka menangkup kedua pipi Melati dengan wajah sayunya. Dia berusaha tersenyum manis dan menatap Melati, "I love you, Annisa."

Plakk..

Satu tamparan keras mendarat sempurna di pipi Arka, sehingga membuat Arka tersadar sepenuhnya.

Arka menatap nyalang pada Melati yang dengan beraninya menampar pipinya. Sedangkan tiada satu orang pun yang pernah memperlakukan Arka seperti ini sebelumnya.

"Kamu!!" tunjuk Arka dengan dengan jari telunjukknya. Menunjuk tepat pada wajah Melati yang masih menatapnya penuh amarah dendam.

"Apa?" tantang Melati dengan menampik tangan Arka. "Itu pantes buat kamu yang tak pernah menghargai aku, Mas. Aku juga istrimu, tapi kenapa kamu hanya melihat Annisa di mata kamu. Apakah aku tak sepenting itu bagimu, Mas? Kalau aku tak pernting, kenapa kamu harus menikahiku?" Melati patut marah karena Arka selalu saja menyebut Annisa di setiap mereka bersama. Dan Melati merasakan sakit luar biasa kala Arka dengan sengaja menyebut nama Annisa di depannya dan tak pernah menganggapnya ada.

Arka tersenyum miring menatap Melati. Ada rasa miris namun lebih banyak rasa kesal karena dengan kurang ajarnya Melati menampar dirinya. "Lalu, kamu maunya bagaimana? Menjadi nomer satu, begitu? Tapi itu tak mungkin terjadi, Mel!! Meskipun dunia runtuh sekalipun pun Annisa tetap nomer satu. Dan kamu harus berpuas diri menjadi nomer dua meskipun kamu berhasil mengandung anak kandungku."

Melati mengepalkan tangannya erat, lalu dengan brutal dia memukuli dada Arka untuk melampiaskan kekesalannya. Ini kesempatan baik baginya, dan dia pun tak menyia-nyiakan kesempatan untuk memukuli Arka dengan tenaga besar agar dia merasa puas.

Arka sendiri sampai kewalahan menghadapi kemarahan Melati. Dia menangkis dan berusaha melindungi dadanya yang menjadi pelampiasan amukan isterinya. Hingga Arka yang tak tahan pun segera menangkap kedua tangan Melati dan mendorongnya hingga tersungkur di ranjang.

"Aakh!!" pekik Melati ketika tubuhnya menghantam ranjang. Kemudian dia berusaha bangkit untuk menghindari Azka yang menatap dengan tatapan menakutkan.

Namun sayangnya Melati kalah cepat. Arka memegang pundaknya dan mendorong kembali ke ranjang. Dan dengan segera Arka juga menindih dan mengungkungnya agar Melati tak bisa melarikan diri.

"Lepas, Mas!!" Melati masih berusaha berontak dengan memukul dada Arka, hingga Arka yang kehabisan kesabaran dengan cepat memegang kedua tangan Melati dan mencengkramnya erat. Ketika Melati sudah di bawah kendali Arka, Arka segera menjelajah bibir Melati dengan brutalnya.

Melati berhasil mendorong wajah Arka menjauh. Hingga dia bisa menghirup udara sebanyak-banyaknya karena hampir saja kehabisan nafas oleh ulah Arka.

"Kamu bisa melakukan dengan lembut nggak sih, Mas? Seharusnya kamu paham bagaimana memperlakuakn wanita dengan baik karena kamu mempunyai seorang istri sebelumnya. Apakah begini juga kamu memperlakukan Annisa." seru Melati. Mungkin dia terlalu lelah karena harus mendapatkan perlakuan kasar dari Arka di saat mereka bersama. Bukan rasa nikmat yang di peroleh, namun rasa jijik dan marah atas perlakuan Arka padanya.

Arka terdiam, lalu menghempaskan tubuhnya di samping Melati untuk menetralkan nafasnya sejenak. Nafas yang memburu menandakan ada luapan emosi di dadanya. Setelah mulai tenang, Arka kemudian bangkit dan duduk di sisi ranjang di samping Melati.

Dia menengakkan tubuhnya untuk mendengarkan keluhan Melati padanya. Entah kenapa, setiap bertemu Melati dia ingin marah dan melampiaskan rasa kesalnya pada istri keduanya tersebut. Arka tau ini salah, namun mau bagaimana lagi. Dia pun belum bisa menerima keadaan seperti ini.

Sedangkan Melati gegas duduk ketika melihat Arka yang duduk di sisi ranjang. Karena dia tak ingin di terkem kembali oleh Arka.

"Lalu, kamu mau bagaimana? Bukankah tak ada rasa cinta di antara kita berdua?" tanya Arka tanpa menatap Melati yang berada di sampingnya.

Melati langsung menatap nyalang ke Arka. Dia tak menyangka jawaban Arka kembali menggores hatinya.

Dia tersenyum hambar, menertawakan nasibnya yang begitu sial ketika harus menjadi istri kedua Arka. "Lalu, apa selama kita bercinta tiada rasa cinta di dalamnya, Mas?"

Arka menghela nafas panjang mendengar pertanyaan Melati. "Kamu jangan lupa, Mel. Jika seorang pria bisa bercinta dengan wanita manapun meskipun tanpa ada rasa cinta di dalamnya. Dan itu yang aku rasakan ketika aku bercinta denganmu," jawab Arka tegas. Tak sedikitpun niat untuk menjaga perasaan istri keduanya tersebut.

"Kamu jahat, Mas. Kamu jahat. Aku benci sama kamu." Melati bangkit hendak meninggalkan Arka sendiri di kamar. Namun dengan sigap Arka mencegah Melati agar tak pergi meninggalaknnya. "Mau apalagi, Mas? Apa kamu belum puas menyakiti perasaanku, Mas?" Melati berusaha melepaskan cengkeraman Arka, namun itu terlalu susah di lakukan.

"Duduklah!!" titah Arka.

Namun Melati masih berdiri membelakangi Arka. Dia pun tak sudi melihat wajah Arka yang bisa membuatnya luluh seketika.

"Duduklah, Mel. Kita perlu bicara dari hati ke hati. Sejak kita menikah, kita bahkan tak pernah duduk berdua membicarakan hal ini."

Akhirnya Melati menuruti Arka. Dia duduk dengan canggung di samping Arka yang juga duduk di sisi ranjang.

Melati menatap Arka yang memandang ke depan, tapi pandangan kosong yang penuh tekanan. Dia tak tau apa yang melatari Arka untuk memiliki dua istri dan menuntut anak darinya. Sedangkan Arka sendiri sudah mempunyai istri yang sangat di cintainya.

"Lalu apa maumu sekarang, Mel?" Pertanyaan yang membuyarkan lamunan Melati seketika. Dia mengerjap tak percaya mendengar ucapan lembut Arka padanya.

Arka menoleh ke arah Melati karena tiada jawaban darinya. Ketika menoleh, Arka menatap Melati yang sedang menatapnya penuh tanda tanya. Dia tau apa yang di pikirkan Melati padanya saat ini. Namun dia berusaha mengabaikannya demi mendapatkan apa kemauan Melati selanjutnya.

Melati segera menunduk karena tak kuat mendapat tatapan dari Arka yang membuatnya tak berdaya. Dia sampai melupakan pertanyaan yang Arka berikan padanya karena rasa gugupnya.

"Mel!!"

"Ya!!" jawab Melati sambil mendongak. Saat ia akan kembali menunduk, Arka dengan cepat menahan dagunya.

"Jika kita bicara, aku harap kamu mau menatapku dan memberikan jawaban setiap pertanyaanku."

Melati mengangguk patuh, namun tak melepaskan pandangannya pada suaminya.

"Lalu, kamu maunya gimana untuk hubungan kita?"

"Aku mau kamu juga memperlakukan aku seperti kamu memperlakukan Annisa, Mas. Karena aku juga istrimu meskipun kita hanya menikah siri." ucap Melati dengan mantap. Tanpa sedikitpun rasa takut pada dirinya jika akan di pukul ataupun di tampar Arka. Karena dia yakin jika Arka tak akan sekejam itu memperlakukan dirinya.

Arka diam sejenak. Memikirkan bagaimana memberikan jawaban pada Melati tanpa membuatnya salah paham. Dia sadar, Melati juga istrinya meskipun belum ada rasa cinta di dalamnya.

Arka menghela nafas panjang. Dia memejamkan matanya berharap apa yang dia lakukan ini benar. "Baiklah, jika itu maumu. Aku akan melakukannya untukmu. Dan aku harap kamu jangan memaksaku untuk segera mencintaimu. Karena itu butuh proses. Karena aku juga tak bisa menduakan Annisa begitu saja setelah kebaikannya selama ini yang berhasil mengubah diriku menjadi lebih baik seperti sekarang."

Melati mengangguk senang. Setidaknya Melati akan mendapatkan kasih sayang Arka meskipun tak sebesar cinta pertamanya. Dan dia memaklumi itu. Dia juga setuju dengan Arka jika cinta itu membutuhkan proses, apalagi dia hanya cinta kedua bagi Arka yang berkesempatan kecil mendapat besarnya cinta Arka.

"Lalu, apakah mas Arka mempunyai permintaan selama aku menjadi istrimu?" tanya Melati.

Arka menggeleng. "Jadilah dirimu sendiri. Aku tak ingin kamu menjadi orang lain untuk mendapatkan cintaku."

Reflek Melati segera memeluk Arka saking senangnya hatinya. Dia tak hentinya tersenyum girang karena akan mendapatkan perlakuan adil dari suaminya. Dan dengan beraninya Melati mengecup pipi kanan Arka sebagi bentuk terima kasihnya atas semua yang di lakukan Arka selama ini kepadanya dan ibunya.

Arka terhenyak, menatap tak percaya pada Melati yang dengan beraninya mengecup pipinya terlebih dahulu.

"Terima kasih, Mas." ucap Melati di telinga Arka. Dan sekali lagi berniat ingin mengecup pipi Arka.

Arka yang sudah mengetahui gelagatnya segera menoleh, hingga bibir Melati bertabrakan dengan bibirnya.

Cup..

Mata Melati membulat sempurna. Dia terkejut bukan main saat menyadari jika dia mencium bibir Azka. Dia berniat untuk menarik bibirnya dari bibir Arka, namun sayangnya Arka sudah menahan tengkuknya untuk memperdalam pagutannya.

Melati lumpuh seketika karena tak pernah merasakan pagutan sebelumnya. Dia pasrah ketika Arka berhasil menerobos pertahannya dan menari di dalam sana.

"Eehhmm,"

Erangan melati membuat Arka semakin bersemangat. Dan untuk pertama kalinya Arka sadar jika wanita yang di sentuhnya kini adalah Melati, bukan Annisa.

Terpopuler

Comments

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

good job thor.. lanjutttt

2021-09-23

1

Yayah Sugiani

Yayah Sugiani

semangat..ya athoor♥️♥️♥️

2021-09-22

0

Tina Dahliana

Tina Dahliana

yyuuhuuuu😂😂😂 nah gitu dong arka ...sebisa mungkin harus lbih adil walau pun di dalam poligami susah sekali untuk melekukan nya 🤭



next kilat thor...💪💪💪💪💪💪

2021-09-22

2

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Yang Kedua
2 Hinaan Arka
3 Lagi Dan Lagi
4 Sadarnya Sang Ibu
5 Rahasia Annisa
6 Duka Melati
7 Tamu Tak Di Undang
8 Pilihan Sulit
9 Mempertahankan Atau Merelakan
10 Bicara Dari Hati Ke Hati
11 Buah Simalakama
12 Kepanikan Arka
13 Menanyakan Kabar
14 Datang Kembali
15 Luapan Emosi
16 Tak Hentinya Mengusik
17 Sahabat
18 Jujur Pada Tia
19 Penawar Rindu
20 Firasat Seorang Istri
21 Syukuran Pernikahan
22 Kejutan Menakutkan
23 Melepas Rindu
24 Kegamangan Hati
25 Ungkapan Hati
26 Gemesnya Arka
27 Rencana Jalan-jalan
28 Kaki Keseleo
29 Dobel Date
30 Julukan Dokter Cabul
31 Balas Dendam
32 Cemburu Menguras Hati
33 Terpesona
34 Kekonyolan Tia
35 Bertemu Keluarga Baru
36 Cinta Pada Pandangan Pertama
37 Cinta Pertama
38 Memutuskan Untuk Pulang
39 Pejuang Cilik
40 Ujian Terindah
41 Galau
42 Cemburu Buta
43 Hukuman Dari Annisa
44 Penjaga Dadakan
45 Pasrah
46 Nyidamnya Melati
47 Keceplosan
48 Bawaan Orok
49 Ketahuan
50 Melepas Rindu
51 Mantan Terindah
52 Salah Paham
53 Mulai Bucin
54 Jawaban Dari Pertanyaan
55 Amit-amit Jabang Bayi
56 Kejutan Pagi Hari
57 Bukan Rahim Pengganti
58 Hormon Kehamilan
59 Sahabat Tidak Ada Akhlak
60 Sakit Tak Berdarah
61 Ngidamnya Melati
62 Gara-gara Nasi Goreng
63 Keong Racun
64 Peringatan Mertua
65 Rencana Annisa
66 Detik-Detik..
67 Maafkan Aku
68 Izinkan Aku Pergi
69 Kapal Kehilangan Nahkoda
70 Melarikan Diri
71 Pengorbanan Annisa
72 Kehilangan
73 Hukuman Dari Sang Ayah
74 Karma
75 bab 75. Provokasi Soraya
76 Mencintai Tapi Menyakiti
77 Calon Janda
78 Akhirnya Bertemu Annisa
79 Demi Cinta
80 Luapan Emosi
81 Masa Lalu
82 Alasan Membenci Annisa
83 Keputusan Final
84 Mencoba Menolak
85 Berubah Pikiran
86 Berdamai Dengan Masa Lalu
87 Rasa Asing
88 Takut Kehilangan
89 Sama-sama Terluka
90 Baby Blues
91 Jomplang Rasa
92 Ending
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Menjadi Yang Kedua
2
Hinaan Arka
3
Lagi Dan Lagi
4
Sadarnya Sang Ibu
5
Rahasia Annisa
6
Duka Melati
7
Tamu Tak Di Undang
8
Pilihan Sulit
9
Mempertahankan Atau Merelakan
10
Bicara Dari Hati Ke Hati
11
Buah Simalakama
12
Kepanikan Arka
13
Menanyakan Kabar
14
Datang Kembali
15
Luapan Emosi
16
Tak Hentinya Mengusik
17
Sahabat
18
Jujur Pada Tia
19
Penawar Rindu
20
Firasat Seorang Istri
21
Syukuran Pernikahan
22
Kejutan Menakutkan
23
Melepas Rindu
24
Kegamangan Hati
25
Ungkapan Hati
26
Gemesnya Arka
27
Rencana Jalan-jalan
28
Kaki Keseleo
29
Dobel Date
30
Julukan Dokter Cabul
31
Balas Dendam
32
Cemburu Menguras Hati
33
Terpesona
34
Kekonyolan Tia
35
Bertemu Keluarga Baru
36
Cinta Pada Pandangan Pertama
37
Cinta Pertama
38
Memutuskan Untuk Pulang
39
Pejuang Cilik
40
Ujian Terindah
41
Galau
42
Cemburu Buta
43
Hukuman Dari Annisa
44
Penjaga Dadakan
45
Pasrah
46
Nyidamnya Melati
47
Keceplosan
48
Bawaan Orok
49
Ketahuan
50
Melepas Rindu
51
Mantan Terindah
52
Salah Paham
53
Mulai Bucin
54
Jawaban Dari Pertanyaan
55
Amit-amit Jabang Bayi
56
Kejutan Pagi Hari
57
Bukan Rahim Pengganti
58
Hormon Kehamilan
59
Sahabat Tidak Ada Akhlak
60
Sakit Tak Berdarah
61
Ngidamnya Melati
62
Gara-gara Nasi Goreng
63
Keong Racun
64
Peringatan Mertua
65
Rencana Annisa
66
Detik-Detik..
67
Maafkan Aku
68
Izinkan Aku Pergi
69
Kapal Kehilangan Nahkoda
70
Melarikan Diri
71
Pengorbanan Annisa
72
Kehilangan
73
Hukuman Dari Sang Ayah
74
Karma
75
bab 75. Provokasi Soraya
76
Mencintai Tapi Menyakiti
77
Calon Janda
78
Akhirnya Bertemu Annisa
79
Demi Cinta
80
Luapan Emosi
81
Masa Lalu
82
Alasan Membenci Annisa
83
Keputusan Final
84
Mencoba Menolak
85
Berubah Pikiran
86
Berdamai Dengan Masa Lalu
87
Rasa Asing
88
Takut Kehilangan
89
Sama-sama Terluka
90
Baby Blues
91
Jomplang Rasa
92
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!