Buah Simalakama

Melati menyambut paginya dengan senyuman kali ini. Karena untuk pertama kalinya Arka tak menyebut nama Annisa dalam penyatuan mereka. Dan itu sangat membuat Melati bahagia. Bukan dia kejam, namun dia juga ingin merasakan bagaimana di sayangi oleh Arka. Dan ketika Arka bersama Annisa, dia juga akan berusaha untuk ikhlas membagi cintanya. Karena dia sadar dia siapa.

Bukan ingin bersaing, namun apa salahnya jika dia juga turut menikmati perannya sebagai istri Arka sebelum dia berpisah dengannya kelak. Sejujurnya dia tak rela, namun dia akan berusaha memenuhi janji yang sudah di ikrarkan dalam hatinya untuk tak menjadi benalu pada hubungan orang lain. Lebih baik dia yang mengalah dari pada wanita lain yang tersakiti atas kehadirannya. Karena dia sangat menyadari jika dialah orang ketiga dalam hubungan suaminya.

"Selamat pagii, Mas." ucap Melati ketika melihat Arka yang menghampiri dirinya ke ruang makan. Wajahnya merona kala melihat Arka yang tersenyum kepadanya dengan rambut basahnya. Sehingga mampu membuat jantungnya berdebar lebih cepat ketika mengingat percintaannya tadi malam.

"Pagi juga, Mel." jawab Arka dengan tersenyum. Lalu dia segera menarik kursi dan segera duduk untuk menyeruput kopi buatan Melati. "Masak apa kamu, Mel?" tanya Arka melihat Melati yang sibuk mengaduk makanan di wajan besar.

"Nasi goreng, Mas. Spesial buat suamiku." seru Melati dengan senyum lebar, tapi dia sama sekali tak melihat ke arah Arka. Dia terlalu bersemangat memasak untuk suaminya sehingga tak menyadari jika Arka sudah mendekat ke arahya.

Hup..

Sebuah pelukan hangat dia rasakan ketika Arka memeluknya dari belakang. Dia terkejut hingga tak bisa mengontrol perasaannya. Melati menjadi gugup dan sejenak melupakan api yang masih menyala di atas kompor.

Arka yang tau jika Melati di landa rasa gugup, segera memutar knop kompor dan mematikannya. Dia tak ingin perlakuannya pagi ini membuat petaka bagi keduanya dan bisa menghanguskan seisi rumah.

Dengan perlahan Arka memutar tubuh Melati hingga menghadapi ke arahnya . Dia meraih dagu Melati yang sedari tadi hanya menunduk malu.

Melati mendongak, hingga Arka bebas memandang wajah Melati secara dekat. Tangannya terulur untuk menyelipkan anak rambut yang menghalangi pandangannya pada wajah Melati.

"Mas,"

"Ya. "

"Aku mau masak dulu untuk kita sarapan. Jadi biarkan aku menyelesaikannya terlebih dahulu." ujar Melati dengan gugup.

Arka tersenyum. "Biarlah. Aku masih belum puas memandang wajahmu, Mel."

Bluush..

Wajah melati seketika merona mendengar gombalan manis Arka padanya. Hatinya membumbung tinggi mendapat perlakuan manis dari suaminya. Sehingga membuat ribuan kupu-kupu berterbangan di perutnya.

Arka yang gemas melihat pipi Melati yang memerah, tak malu mendaratkan kecupan manis di bibirnya kembali. Hanya kecupan. Jika beralih menjadi pagutan, bisa di pastikan jika Arka tak akan bisa menghentikan aksinya.

Arka melepas kecupannya dan membelai pipi melati. Dan Melati masih memejamkan matanya menikmati belaian Arka yang selama ini dia rindukan. Dia tak ingin ini berakhir dengan cepat, karena dia belum puas untuk mendapatkan perhatian dari Arka.

"Aku akan pulang siang, ini?"

Sontak Melati membuka matanya, terlalu terkejut mendengar kalimat yang Arka lontarkan.

"Pu\_pulang??" Tanya Melati memastikan.

Arka mengangguk. Namun tak menghentikan belaiannya pada pipi Melati.

"Lalu aku bagaimana, mas? Aku sendiri di rumah ini?"

Arka mengangguk lagi. "Apa kamu keberatan, Mel? Apa perlu aku carikan pembantu untuk menemanimu di rumah ini?" tanya Arka dengan mengungkung Melati dalam pelukannya. Dan menatap mata Melati yang mulai memerah. Dia tau mungkin ini berat bagi Melati, namun mau bagaimana lagi. Karena Arka juga sudah mempunyai istri di lain kota. Dan harus memperlakukan dengan adil pada keduanya.

Melati diam. Sebenarnya dia tak memerlukan pembantu, yang dia perlukan hanya Arka berada di sampingnya. Karena sejak kejadian semalam, Melati tak sanggup jauh dari suaminya. Karena dia ingin setiap hari di manja dan peluknya. Karena sejak perlakuan manis semalam, Melati telah menyerahkan hidup dan matinya pada Arka.

"Kenapa kamu diam?"

Melati menggeleng. Dia hanya berpikir bagaimana dia jika merindukan Arka. Sedangkan nomor ponsel pun tak punya. Dan bagaimana jika yang mengangkat telepon darinya adalah Annisa? Dia bingung harus bagaimana.

Lalu dia berbalik membelakangi Arka. Memutar knop kompor dan kembali memasak nasi gorengnya untuk mereka berdua.

Itu di lakukan hanya untuk mengalihkan rasa sedihnya. Karena Melati tak bisa membendung kesedihannya membayangkan dirinya kembali jauh dari Arka. Karena baru saja dia merasakan cinta, dan secepat itu pula Arka kembali meninggalkannya. Meskipun itu hanya sementara, namun itu sangat berat bagi Melati.

Arka kembali merangkul Melati. Mengecup tengkuk Melati beberapa kali hingga membuat Melati merasa tak geli dan tak nyaman.

"Aku hanya seminggu di sana, dan aku akan kembali ke sini dan menemanimu lima hari. Bukankan itu sudah adil?"

Melati mematikan kompornya dan berbalik menghadap Arka. Menatapnya penuh dengan rasa tak suka. "Adil? Lalu yang dua hari untuk siapa, Mas? Apakah untuk istri ketigamu?"

Arka tergelak. Dan itu sukses membuat Melati melongo di buatnya. Karena beberapa hari menjadi istri Arka, dia tak pernah melihat Arka yang tertawa lepas seperti itu. Dan itu membuat Melati tanpa sadar melengkungkan bibirnya menatap Arka.

"Udah nggak sanggup, Mel. Dua saja sudah membuatku kuwalahan." seru Arka seraya mencubit hidung mancung Melati. Dan itu sukses membuat hati Melati makin meleleh di buatnya. "Ya sudah deh, enam hari untukmu dan delapan hari untuk Annisa. Bagaimana?" tawar Arka kemudian. Mencoba membujuk agar Melati tak marah ataupun ngambek kepadanya. Karena dia juga masih bingung membagi waktunya karena perusahaannya berpusat pada kota Annisa.

Dengan terpaksa Melati mengangguk, meskipun dengan sangat berat hati. Karena apapun yang terjadi pasti Arka akan kembali ke istri pertamanya.

"Nah, gitu donk. Gadis cantiknya, Arka." ucap Arka dengan mengusap puncak kepala Melati.

Melati kembali merona. Pipinya memerah bagaikan udang rebus mendengar gombalan Arka yang membuatnya melayang girang. "Gadis dari mana? Bukannya kamu yang sudah merenggut semuanya, Mas?" tanya Melati dengan polosnya. Membuat Arka kembali tergelak dengan kepolosan Melati.

***

Siang hari Arka sudah sampai di kota Jakarta, kota di mana istri pertamanya berada. Jika di tanya apakah dia lelah? Pastinya. Ternyata apa yang selama ini dia pikirkan tentang poligami nyatanya tak semudah yang di bayangkan.

Jika banyak orang yang ingin melakukan poligami, namun tidak bagi dirinya. Karena rasa lelah yang luar biasa dari batin dan fisiknya. Jika fisik, tentu saja dia tak mampu jika harus pulang pergi Jakarta Bandung untuk kedua istrinya.

Sedangkan batinnya, jangan di tanyakan lagi. Sebenarnya dia merasa bersalah pada Annisa yang terhianati karena ulah poligaminya. Namun dia melakukan itu dengan terpaksa agar bisa melindungi Annisa dari gangguan ibunya yang tak menyukai Annisa.

Dan untuk Melati, Arka juga mulai belajar menerima dia sebagai istrinya. Karena dia juga merasa bersalah karena dialah orang pertama yang merenggut mahkotanya. Dan untuk kedepannya, dia pun tak tau bagaimana akhirnya. Mungkin dia kejam, namun dia tak bisa melakukan cara lain untuk menyelamatkan rumah tangganya bersama Annisa. Ibarat kata, Arka sedang memakan buah simalakama sekarang.

Terpopuler

Comments

Lina Castano Thekelijie

Lina Castano Thekelijie

cihuyyy.... 😍

2021-10-04

1

Sri Nurviyanti Yanti

Sri Nurviyanti Yanti

next

2021-09-23

0

Tina Dahliana

Tina Dahliana

tuh kan dulema kamu arka 🤭 apalagi jlo nanti nya kmu jatuh cinta tuh sama melati 🤔🤔


nenxt lagi thor 💪💪💪

2021-09-23

1

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Yang Kedua
2 Hinaan Arka
3 Lagi Dan Lagi
4 Sadarnya Sang Ibu
5 Rahasia Annisa
6 Duka Melati
7 Tamu Tak Di Undang
8 Pilihan Sulit
9 Mempertahankan Atau Merelakan
10 Bicara Dari Hati Ke Hati
11 Buah Simalakama
12 Kepanikan Arka
13 Menanyakan Kabar
14 Datang Kembali
15 Luapan Emosi
16 Tak Hentinya Mengusik
17 Sahabat
18 Jujur Pada Tia
19 Penawar Rindu
20 Firasat Seorang Istri
21 Syukuran Pernikahan
22 Kejutan Menakutkan
23 Melepas Rindu
24 Kegamangan Hati
25 Ungkapan Hati
26 Gemesnya Arka
27 Rencana Jalan-jalan
28 Kaki Keseleo
29 Dobel Date
30 Julukan Dokter Cabul
31 Balas Dendam
32 Cemburu Menguras Hati
33 Terpesona
34 Kekonyolan Tia
35 Bertemu Keluarga Baru
36 Cinta Pada Pandangan Pertama
37 Cinta Pertama
38 Memutuskan Untuk Pulang
39 Pejuang Cilik
40 Ujian Terindah
41 Galau
42 Cemburu Buta
43 Hukuman Dari Annisa
44 Penjaga Dadakan
45 Pasrah
46 Nyidamnya Melati
47 Keceplosan
48 Bawaan Orok
49 Ketahuan
50 Melepas Rindu
51 Mantan Terindah
52 Salah Paham
53 Mulai Bucin
54 Jawaban Dari Pertanyaan
55 Amit-amit Jabang Bayi
56 Kejutan Pagi Hari
57 Bukan Rahim Pengganti
58 Hormon Kehamilan
59 Sahabat Tidak Ada Akhlak
60 Sakit Tak Berdarah
61 Ngidamnya Melati
62 Gara-gara Nasi Goreng
63 Keong Racun
64 Peringatan Mertua
65 Rencana Annisa
66 Detik-Detik..
67 Maafkan Aku
68 Izinkan Aku Pergi
69 Kapal Kehilangan Nahkoda
70 Melarikan Diri
71 Pengorbanan Annisa
72 Kehilangan
73 Hukuman Dari Sang Ayah
74 Karma
75 bab 75. Provokasi Soraya
76 Mencintai Tapi Menyakiti
77 Calon Janda
78 Akhirnya Bertemu Annisa
79 Demi Cinta
80 Luapan Emosi
81 Masa Lalu
82 Alasan Membenci Annisa
83 Keputusan Final
84 Mencoba Menolak
85 Berubah Pikiran
86 Berdamai Dengan Masa Lalu
87 Rasa Asing
88 Takut Kehilangan
89 Sama-sama Terluka
90 Baby Blues
91 Jomplang Rasa
92 Ending
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Menjadi Yang Kedua
2
Hinaan Arka
3
Lagi Dan Lagi
4
Sadarnya Sang Ibu
5
Rahasia Annisa
6
Duka Melati
7
Tamu Tak Di Undang
8
Pilihan Sulit
9
Mempertahankan Atau Merelakan
10
Bicara Dari Hati Ke Hati
11
Buah Simalakama
12
Kepanikan Arka
13
Menanyakan Kabar
14
Datang Kembali
15
Luapan Emosi
16
Tak Hentinya Mengusik
17
Sahabat
18
Jujur Pada Tia
19
Penawar Rindu
20
Firasat Seorang Istri
21
Syukuran Pernikahan
22
Kejutan Menakutkan
23
Melepas Rindu
24
Kegamangan Hati
25
Ungkapan Hati
26
Gemesnya Arka
27
Rencana Jalan-jalan
28
Kaki Keseleo
29
Dobel Date
30
Julukan Dokter Cabul
31
Balas Dendam
32
Cemburu Menguras Hati
33
Terpesona
34
Kekonyolan Tia
35
Bertemu Keluarga Baru
36
Cinta Pada Pandangan Pertama
37
Cinta Pertama
38
Memutuskan Untuk Pulang
39
Pejuang Cilik
40
Ujian Terindah
41
Galau
42
Cemburu Buta
43
Hukuman Dari Annisa
44
Penjaga Dadakan
45
Pasrah
46
Nyidamnya Melati
47
Keceplosan
48
Bawaan Orok
49
Ketahuan
50
Melepas Rindu
51
Mantan Terindah
52
Salah Paham
53
Mulai Bucin
54
Jawaban Dari Pertanyaan
55
Amit-amit Jabang Bayi
56
Kejutan Pagi Hari
57
Bukan Rahim Pengganti
58
Hormon Kehamilan
59
Sahabat Tidak Ada Akhlak
60
Sakit Tak Berdarah
61
Ngidamnya Melati
62
Gara-gara Nasi Goreng
63
Keong Racun
64
Peringatan Mertua
65
Rencana Annisa
66
Detik-Detik..
67
Maafkan Aku
68
Izinkan Aku Pergi
69
Kapal Kehilangan Nahkoda
70
Melarikan Diri
71
Pengorbanan Annisa
72
Kehilangan
73
Hukuman Dari Sang Ayah
74
Karma
75
bab 75. Provokasi Soraya
76
Mencintai Tapi Menyakiti
77
Calon Janda
78
Akhirnya Bertemu Annisa
79
Demi Cinta
80
Luapan Emosi
81
Masa Lalu
82
Alasan Membenci Annisa
83
Keputusan Final
84
Mencoba Menolak
85
Berubah Pikiran
86
Berdamai Dengan Masa Lalu
87
Rasa Asing
88
Takut Kehilangan
89
Sama-sama Terluka
90
Baby Blues
91
Jomplang Rasa
92
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!