Pagi hari telah datang, semua orang sudah bangun. Anaya duduk termenung karna sedang menyiapkan hati yang tak pernah iya duga selama ini.
"Adek kenapa?, " tanya Aris.
"Apakah adek bisa menerima semua ini, kak?," ucap Anaya.
"Sabar ya sayang, kaka akan bantu membuat Anaya selalu bahagia," ucap Aris.
Anaya pun memeluk Aris dan menitikan air mata lagi.
"Kalau adek mau menangis, menangislah saat ini. Asalkan ketika jenazah ibu datang, adek janganlah menangis. Kasihan ibu nanti berat meninggalkan adek dan ayah di sini," ucap Aris.
Anaya pun hanya menganggukkan kepala, Anaya segera beranjak dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.
"Ya Allah... kuatkan hati adik hamba," gumam Aris dalam hati.
Aris pun pergi meninggalkan Anaya untuk mandi dan Aris pun segera mandi.
.
.
.
.
.
Di ruang bawah ayah sedang menunggu kabar dari kepolisian Bali. Jenazah Yuni akan disolatkan di rumah Yuni, sebelumnya ayah sudah memberitahu pada warga melalui RT dan RW disana.
Banyak warga yang mengenal sosok Yuni, ada yang kaget dan ada yang biasa aja.
"Hallo selamat pagi pa, saya akan baru berangkat dari Bali, mungkin akan tiba di bandara Husein jam 7 waktu Indonesia bagian barat," ucap polisi
"Baik pa, nanti saya dan anak-anak akan tiba di bandara sebelum jenazah Yuni datang," ucap Teguh.
Teguh nampak selesai menelepon dengan polisi dari Bali itu, dan sekarang sedang menelepon pihak Sekolah Harapan Bangsa untuk memberitahukan kabar duka ini. Setelah ayah menelepon, ayah beranjak pergi ke kamar Anaya untuk melihat kondisi sang anak.
tok tok tok
"Anaya," ucap ayah.
"Bentar yah," ucap Anaya.
Anaya pun cepat-cepat memakai baju dan segera membukakan pintu.
"Ayah," ucap Anaya.
"Jenazah ibu baru akan terbang ke Bandung dari Bali, adek siap?," tanya ayah.
"Insya Allah Anaya siap," ucap Anaya sambil memeluk ayah.
Ayah pun hanya bisa menghela nafas melihat dan merasakan kesedihan sang anak.
"Ayah," ucap Aris.
"Kak," ucap ayah.
"Bentar lagi kita berangkat ke bandara menjemput jenazah ibu," ucap ayah dengan suara pelan.
Anaya langsung memegang tangan Aris dan semakin erat memeluk ayah. Aris dan ayah pun berusaha tegar di hadapan Anaya.
"Ya udah kita turun yu, kita sarapan dulu, bunda dan Adam sudah di bawah," ucap ayah.
Mereka pun turun ke bawah, Anaya berjalan dengan langkah gontai untuk menerima kenyataan ini. Aris pun merangkul Anaya dan ayah masih menyiapkan hatinya.
Bunda dan Adam yang melihat mereka turun, tak banyak bicara. Adam seolah-olah tau dan mengerti kondisi Anaya. mereka pun duduk di meja makan.
"Nay makan dulu ya,"ucap bunda.
" Nay gak berselera makan bunda," ucap Anaya.
"Tapi makan dikit aja, gak habis juga gak apa-apa," ucap bunda.
Aris yang melihat kondisi Anaya, jadi inget saat sang ayah pergi untuk selamanya. Aris pun berusaha memberikan energi positif untuk Anaya dan Adam tak banyak bicara tapi memeluk Anaya.
Bunda dan ayah yang melihat itu saling menguatkan satu sama lain. Sarapan pagi pun telah usai.
"Ayo kita berangkat ke Bandara," ucap ayah.
Anaya pun bangkit dari kursi dan jalan dengan langkah yang gontai, Aris yang selalu siap berdiri disamping Anaya dan Adam pun menggenggam tangan Anaya.
Semua sudah masuk ke dalam mobil, mobil melaju ke Bandara dan tibalah di Bandara. Pihak bandara sudah berkordinasi dengan yang lain.
Semuanya di ijinkan untuk langsung masuk kedalam landasan pesawat terbang.
Semua menunggu kedatangan pesawat itu dan ambulance pun sudah menanti. Tiba-tiba pesawat itu datang. Anaya yang melihat itu langsung berteriak histeris.
"Ibuuuu jangan tinggalin Anaya", ucap Anaya sambil menangis.
Semua pun kaget dengan teriakkan Anaya, Aris pun berusaha menenangkan Anaya. Ayah hanya bisa terdiam, karna ayah pun sangat terpukul dengan semua ini.
Peti jenazah yang sedang di angkat dan masuk ke dalam Ambulance.
"Ayah... Anaya mau di mobil jenazah," ucap Anaya.
"Iya sayang tapi kamu di temani sama kak Aris ya," ucap ayah.
Anaya pun hanya menganggukkan dan Aris tetap setia menemani.
Di hadapan Anaya sudah ada peti Jenazah sang ibu.
"Ibu maafkan Anaya, Anaya sayang ibu. Ibu jangan tinggalin Anaya, Anaya gak siap tanpa ibu disini. Ibu bangun, gak apa-apa ibu sibuk arisan, asalkan Anaya bisa sama ibu disini," ucap Anaya sambil menangis.
Aris pun hanya bisa memeluk sang adik dan mencoba menenangkan Anaya.
Selama perjalanan dari Bandara ke rumah ibu Yuni, Anaya hanya bisa menangis dan menangis.
Akhirnya tiba di rumah, sudah banyak warga yang menanti kedatangan jenazah ibu Yuni.
Anaya dan Aris pun turun dari mobil jenazah, banyak warga yang menyalami Anaya dan ada juga yang memeluk Anaya sebagai bentuk turut berduka cita.
Tiba-tiba Dita datang langsung memeluk Anaya dan Anaya menangis histeris saat di peluk sahabatnya itu.
"Dit ibu pergi," ucap Anaya sambil menangis.
"Iya Nay sabar ya sayang," ucap Dita.
Dita pun menuntun Anaya, jenazah pun langsung dibawa ke mesjid untuk disolatkan untuk terakhir kalinya.
Tak jauh dari mesjid ada sebuah pemakaman umum, jenazah Yuni di kuburan disana.
Jenazah siap akan dimasukkan ke dalam liang lahat, Anaya yang melihat jenazah sang ibu akan di masukkan ke dalam liang lahat. Anaya tiba-tiba teriak dan semua orang pun kaget dengan teriakkan Anaya.
"Ibuuuuu jangan pergi, Anaya mau ikut ibu," teriak Anaya dan seketika Anaya langsung lemas.
Aris pun siap memegangi Anaya, Sang ayah yang ikut mengubur tak kuat menahan tangisan sang anak yang begitu histeris.
Ayah pun berusaha tegar dan ayah mengadzani sang istri, selesai mengadzani ayah naik ke atas dan langsung memeluk Anaya yang masih menangis dengan histeris. Peti jenazah pun sudah tertutup dengan tanah.
Tiba-tiba Anaya pingsan dalam pelukkan sang ayah, karena lelah menangis. Aris pun langsung menggendong Anaya ke mobil.
"Untuk semua terimakasih atas kehadirannya dan sudah meluangkan waktunya untuk mengantarkan mantan istri saya ke tempat peristirahatan terakhir untuknya," ucap Teguh
" Sama-sama pa, saya sebagai RW disini. Saya mewakili warga yang hadir, semoga bapak dan keluarga menerima semua ini dengan tabah, tegar, sabar dan ikhlas. Kami semua pamit dulu Pa Teguh salam buat Anaya, semoga Anaya mampu melewati semua ini," ucap pa Rw.
"Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih, maaf apabila ada kesalahan baik yang di sengaja atau tidak disengaja yang dilakukan oleh mantan istri saya. Saya pun meminta maaf apabila saya dan keluarga ada salah. Kami sekalian pamit, Assalamu'alaikum," ucap Teguh.
"Sudah kami maafkan semuanya, Walaikumsalam pa Teguh," ucap pa Rw.
Pa Rw dan warga lainnya pun telah meninggalkan pemakaman. Ayah pun segera menghampiri mobil, ingin melihat kondisi Anaya yang tadi pingsan.
"Assalamu'alaikum pa Teguh," ucap bu Caca.
"Walaikumsalam bu," ucap pa Teguh.
"Saya dan keluarga turut berduka cita, atas kepergiannya Yuni, saya kaget mendengar berita ini dari Iyan semalam. Semalam Aris sudah memberitahukan lewat Iyan," ucap bu Caca.
" Sama-sama Bu, maaf apabila selama ini Yuni ada salah baik yang disengaja atau tidak disengaja," ucap pa Teguh.
"Iya pa, udah saya maafkan atas segala kesalahan Yuni", ucap bu Caca.
Pa Teguh dan bu Caca pun menghampiri mobil. Dita, Aris, bunda dan Adam masih menemani Anaya.
Anaya sudah sadar, tapi masih tetap menangis. mungkin Anaya masih berat untuk menerima kenyataan semua ini.
Terakhir pertemuan Anaya dan sang ibu sebelum Anaya pergi liburan ke villa Puncak. Itu jadi hari terakhir pertemuan.
Bunda mencoba menenangkan suami, agar tak menangis dihadapan Anaya. Semua berusaha tegar, Adam pun yang tak lepas untuk memeluk Anaya.
Dita pun berusaha untuk memberi support pada Anaya untuk membuatnya lebih tenang.
Aris yang tak lepas dari pelukkan dan genggaman Anaya, selalu berusaha untuk menenangkan Anaya.
Ibu Caca dan Dita pamit pulang.
"Nay sayang... Aku pulang dulu ya, nanti sore atau besok, aku sama bang Iyan ke rumah ya. Kamu jangan nangis lagi ya, kalo kamu nangis, kasian ibu disana berat untuk masuk surga," ucap Dita.
Anaya yang dalam pelukkan Dita hanya bisa menganggukkan kepala. Dita pun pergi untuk pulang.
"Pa Teguh dan bu Hanna, kami pamit dulu," ucap ibu Caca.
"Iya makasih bu Caca," ucap Teguh.
Akhirnya mereka semua pulang, karna kondisi Anaya yang belum sembuh. Sebelumnya sempat sakit di tambah dengan saat ini, ayah khawatir dengan kondisi Anaya saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Fediza Syahira
mengsedih 😭
2021-12-17
2
𝕹𝖚𝖗𝖚𝖘𝖞𝖘𝖞𝖎𝖋𝖆
Yang di sedih Anaya, ada kakak Author nya yang akan selalu bersamamu...
🏃♀️🏃♀️🏃♀️🏃♀️
#Pa
2021-12-11
2
Sap Tebell
tisu mana tisuuuuuuuuu,,, 😭😭😭😭😭😭😭😭
2021-12-11
2