Setelah kejadian Yuni memarahi Anaya, ayah pulang dengan rasa takut terjadi apa-apa sama Anaya.
tok tok tok
"Dek," ucap Aris.
Aris bingung karna gak ada jawaban dari kamar Anaya, Aris pun memberanikan diri masuk ke kamar Anaya. Aris kaget melihat Anaya yang tergeletak di lantai.
"Dek bangun dek," ucap Aris.
Di lihatnya muka Anaya sudah pucat dan Aris memegang kening Anaya. Aris terkaget karna suhu tubuh demam.
Aris pun mengangkat tubuh Anaya ke kasur, Aris segera berlari mencari bunda.
"Bunda... bun Anaya demam," ucap Aris dengan wajah panik.
Bunda yang kaget mendengar ucapan Aris, bunda segera berlari melihat keadaan Anaya.
"Ya Allah nak... badan kamu demam, pasti gara-gara tadi ya," ucap bunda.
"Maksud bunda," ucap Aris.
Akhirnya bunda pun menceritakan apa yang terjadi saat Aris pergi latihan basket bersama teman-temannya. Aris pun kaget mendengarnya.
"Ya Allah dek... maafin kaka, gak bisa jagain kamu," ucap Aris.
"Bukan salah kamu nak," ucap bunda.
"Tapi kan, kalo Aris gak pergi, adek gak akan gini," ucap Aris.
"Sudah jangan menyalahkan dirimu, bunda titip Anaya, bunda mau menelepon ayah," ucap bunda.
Bunda pun turun ke bawah dan segera menelepon Teguh.
"Assalamu'alaikum bun, ada apa," tanya Teguh.
"Kamu di mana mas?," tanya bunda.
"Aku di jalan, ada apa?," ucap Teguh.
"Anaya pingsan dan sekarang badan nya demam," ucap bunda.
"Ya udah bentar lagi saya sampai," ucap Teguh.
Teguh pun mematikan teleponnya.
"Ya Allah nak... pasti kamu kaya gini karna ulah ibumu," gumam ayah dalam hati.
Bunda pun segera menyiapkan alat kompres dan minyak kayu putih. Bunda pun segera membawa ke kamar Anaya. Bunda dan aris tampak gelisah melihat kondisi Anaya.
"Dek bangun," ucap Aris.
"Nak ayo bangun," ucap Bunda.
Bunda pun berusaha mengompres Anaya dan Aris mencoba memberikan minyak kayu putih, biar Anaya bisa menghirup dan segera sadar.
Akhirnya Anaya sadar dan tiba-tiba menangis,
bunda pun langsung memeluk Anaya.
"Dek sabar ya," gumam Aris dalam hati.
Bunda pun hanya bisa menenangkan Anaya yang terus menangis, bunda pun jadi merasa sedih. Bunda merasakan kesedihan yang Anaya rasakan. Tiba-tiba bunda teringat belum menjemput Adam yang sedang sekolah mengaji.
"Kak.. tolong jemput Adam ya, dia lagi mengaji," ucap bunda.
"Iya bun, Aris jemput adek dulu ya," ucap Aris.
Sebelum Aris pergi meninggalkan Anaya, Aris mengecup kening Anaya.
Saat akan keluar rumah, ayah datang.
"Mau ke mna kak?," ucap ayah.
"Jemput Adam mengaji yah," ucap Aris.
"Ya udah ati-ati ya kak," ucap ayah.
Aris pun hanya menganggukkan kepala, ayah segera berlari menuju kamar Anaya.
"Ayah", ucap Anaya sambil menangis.
Ayah pun segera memeluk Anaya, ayah pun menangis sambil memeluknya.
"Tenang ya sayang, ada ayah di sini," ucap ayah.
"Anaya benci ibu... Anaya gak mau lagi ketemu ibu," ucap Anaya sambil menangis.
"Iya sayang, ayah akan usahakan Anaya gak ketemu lagi sama ibu," ucap ayah.
Ayah merasa sedih melihat anak semata wayangnya yang seperti ini, ayah pun hanya bisa tediam melihat kondisi anaya. Bunda pun mengelus pundak calon suaminya, untuk memberi energi positif dan support.
Aris yang berjalan sendiri sambil memikirkan Anaya yang tampak terpukul atas perlakuan ibunya. Akhirnya Aris tiba di sekolah mengaji.
"Eh ada nak Aris," ucap pa ustadz.
Aris pun menyalami tangan pa ustadz.
"Iya pa, saya mau jemput Adam," ucap Aris.
"Sebentar lagi kelar," ucap pa ustadz.
Aris pun menganggukkan kepala.
"Kaka... bunda mana?," tanya Adam.
"Bunda ada di rumah, lagi jaga ka Anaya yang lagi sakit," ucap Aris.
"Apa ka Anaya sakit, ayo kak cepat pulang, adek mau jaga ka Anaya," ucap Adam.
Akhirnya mereka pulang ke rumah.
"Dek.. kalo nanti di kamar Anaya, adek jangan berisik ya, adek duduk di sebelah ka Anaya aja ya," ucap Aris.
"Iya kak, adek janji gak. berisik," ucap Adam.
Setiba di rumah, Adam berlari menuju kamar anaya, adam melihat ada ayah dan bunda. adam pun masuk kamar anaya.
"Kaka cepet sembuh ya," ucap Adam sambil memeluk Anaya.
"Makasih ya dek,"ucap Anaya.
Bunda dan ayah kaget melihat sikap Adam yang sebegitu sayangnya sama Anaya, padahal mereka baru kenal beberapa hari.
"Makasih ya nak, kamu udah sayang sama kak Anaya," gumam ayah dalam hati.
"Makasih ya nak, kamu udah mau menerima kak Anaya seperti kamu menerima ka Aris," gumam bunda dalam hati.
Aris pun melihat Anaya dengan wajah yang sedih, ayah dan bunda pun turun ke bawah.
"Kak titip adek ya," ucap bunda.
"Iya bun," ucap Aris.
Aris dan Adam yang bergantian menjaga Anaya, Adam pun memeluk Anaya. Aris pun yang tak banyak berbicara, hanya menggenggam tangan Anaya.
"Ka Adam ke kamar dulu ya, karna Adam ada PR," ucap Adam.
"Iya dek," ucap Aris.
Adam pun keluar kamar, karna Anaya sedang tidur, Aris pun yang menjaga Anaya. Aris terus saja mengelus kepala Anaya.
Di ruang bawah ayah dan bunda sedang mengobrol.
"Bun...aku akan mengurus atas hak asuh anak dri Yuni jadi hak asuhnya jatuh ke saya," ucap Teguh.
"Iya mas, aku kasihan liat Anaya seperti tadi, tadi aku kaget pas pulang anter Adam sekolah mengaji. Aku mendengar Anaya yang teriak-teriak. Pas mendekati kamarnya, aku mendengar Anaya berbicara aku benci ibu, aku gak mau ketemu ibu lagi," ucap bunda.
Teguh pun yang semakin sedih mendengarkan penuturan Hanna tentang apa yang terjadi.
"Besok akan saya urus semua, sekalian aku urus pernikahan kita. biar beres semua," ucap Teguh.
"Iya mas... biarkan Anaya di sini, jangan ketemu lagi sama Yuni," ucap Bunda.
"Iya bun, pasti Anaya terpukul sekali dengan kejadian ini," ucap Teguh.
Bunda pun berusaha menenangkan Teguh.
Di kamar Anaya, Anaya bangun dan melihat aris. Anaya pun langsung memeluk Aris.
"Kak.. adek benci ibu, adek gak mau ketemu ibu, ibu jahat sama Anaya," ucap Anaya.
"Iya dek... sabar ya, biar ayah yang urus semua masalah ini. Adek jangan banyak pikiran dulu ya, bentar lagi kita akan ujian. Kita fokus sama ujian aja dulu ya," ucap Aris.
Anaya pun hanya menganggukkan kepala dengan tetap memeluk Aris.
"Adam mana,"ucap Anaya.
"Adam lagi ngerjain PR," ucap Aris.
Anaya pun merasa tenang ketika memeluk Aris.
"Kak.. adek haus," ucap Anaya.
Aris pun mengambilkan minum untuk Anaya dan langsung meminum air yang di ambilkan Aris.
"Kak jangan tinggalin ade ya," ucap Anaya.
"Kaka gak akan ninggalin ade," ucap Aris.
Aris menahan perih dengan kata-kata yang di ucapkan Anaya.
"Kalo adek masih ngantuk, adek bobo lagi aja," ucap Aris.
"Iya kak adek masih ngantuk, tapi adek mau peluk kaka," ucap Anaya.
"Ya udah adek bobo, kaka gak akan melepaskan pelukkan ini," ucap Aris.
Aris merasakan kesedihan Anaya saat ini, kesedihan ini seperti saat ayah Rio pergi untuk selamanya.
"Bobo yang tenang ya sayang, kaka akan selalu ada untukmu," gumam Aris dalam hati.
Aris pun masih memeluk Anaya dengan erat dan belum terlepaskan. Sampai akhirnya Anaya tertidur lelap dalam pelukkan Aris.
Bunda dana ayah masuk ke kamar aanaya dengan membawakan makanan untuk Anaya dan Aris, ketika masuk kamar melihat pemandangan Anaya sedang tertidur dalam pelukkan aris.
"Kak bangun," ucap bunda.
Aris pun perlahan melepaskan pelukkannya, Tiba-tiba Anaya menangis.
"Kak jangan pergi, jangan tinggalin Anaya," ucap Anaya sambil menangis.
"Gak dek, kaka gak pergi. ini kaka disini,"ucap Aris yang mencoba menenangkan Anaya.
Bunda dan ayah saling pandang dan menatap dengan terharu.
"Anaya sayang, makan dulu yak, biar cepet sembuh," ucap ayah.
"Iya yah, tapi mau di suapin bunda," ucap Anaya.
"Boleh sayang," ucap bunda.
"Aris juga makan ya," ucap ayah sambil memberikan piring makan untuk Aris.
Aris dan Anaya pun makan bareng, Tiba-tiba Adam datang.
"Kak Anaya udah sembuh?," tanya Adam.
"Udah dek, makasih ya udah do'ain buat kaka," ucap Anaya.
"Iya kak, Sama-sama," ucap Adam.
Aris pun menyuapi Adam, karna kasihan cuman Adam yang gak di ambilin makan.
Semuanya berkumpul di kamar Anaya dengan perasaan campur aduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
𝕹𝖚𝖗𝖚𝖘𝖞𝖘𝖞𝖎𝖋𝖆
lanjut lagi...
#PA
2021-12-11
2
Fiah msi probolinggo
hadir kak
2021-12-10
2
Alya_Aziz
Semangat kakl, aku mampir nih
2021-12-09
2