Weekend.
Suga dan J-hope mendatangi Apartemen Arsen. Keduanya membawa beberapa botol soju.
"Taraaaa! Lihatlah pria polos, apa yang kami bawa ini?" -meletakkan botol soju di atas meja.
Pria polos. Itulah julukan kedua orang itu untuk Arsen, hanya karena pria itu tidak pernah mengasah pedang miliknya seperti yang selalu dua pria itu anjurkan.
"Apa kalian berdua tidak ada kencan? Ini malam minggu." -sahut Arsen.
"Hei! Kencan tidak penting saat teman sedang patah hati." -J-hope.
"Aku bahkan menunda beberapa pertemuan dengan pasienku hanya demi untuk datang kemari." -Suga.
"Hei! Aku tak apa! Pergilah!"
..............
Rumah sakit.
Rain kembali mengaktifkan ponselnya, lalu menghubungi Jisoo Nuna
Drrruuut.
Baru saja berdering, langsung terhubung. Namun, belum sempat si nuna menyapa, Rain sudah menyerangnya dengan beberapa pertanyaan.
[Nuna! Maaf baru menghubungimu. Nuna pasti merindukanku kan? Nuna, aku baru saja mendapatkan pekerjaan di luar kota. Apa nuna takut sendirian tanpaku?]
Bertanya dengan nada setengah bercanda, seperti tidak terjadi apa-apa. Air mata pria itu tidak bisa ia tahan, kini mengalir di kedua belah pipinya.
[Benarkah? Nuna sangat sibuk, sampai-sampai tidak peduli kau sedang dimana, berada dimana.]
Tentu saja Jisoo sedang menahan rasa sakit, berbohong untuk sedikit menghibur adiknya itu.
[Nuna, aku ... akan lama. Apa ... nuna tak apa sendirian?] -Rain, sembari menghapus air matanya.
[Bekerjalah! Tidak apa. Nuna tidak takut. Rain, tetaplah sehat. Pulanglah kalau sudah selesai.]
[Jaga diri Nuna, mungkin aku akan jarang menghubungi. Nuna, karena aku tidak ada menjagamu, jangan lupa mengunci pintu saat malam.]
[Baiklah, adikku! Nuna akan mengingat itu.]
Perlahan, nada suara Rain kian melemah.
[Nuna, aku bermimpi. Si tua itu ... dia ... memaksaku ikut dengannya.]
Degg.
[Raaaaiinn! Jangan! Jangan! Jangan mau!] -
Tangisan si nuna, akhirnya pecah.
[Dengarkan nuna! Jangan ikut dengannya. Hemm!]
[Tapi dia menyeretku nuna, tangannya sangat kuat] -tertawa lemah.
[Lepaskan. Rain, kamu ... adalah pria muda yang masih kuat. Lepaskan pegangannya. heh?]
Drub, sambungan telpon dimatikan.
Jisoo berlari keluar, lalu menaiki sepeda motornya. Kali ini, dia benar-benar harus menemui adiknya itu. "Aku tidak bisa menahan diri. Aku harus menemuinya. Kakek, jangan ambil adikku!"
Melajukan motornya ditengah keramaian jalan. Jisoo tidak berhenti memohon, agar adiknya tetap bertahan. Sembari berurai airmata, gadis itu tetap fokus memperhatikan jalanan.
Tiba di rumah sakit, Jisoo berlari menuju dimana adiknya itu berada. Setelah menahan diri untuk tidak menemui adiknya itu, kini Jisoo benar-bebar sudah berada di depan pintu.
CEKLEK.
"Nuna?"
"Ya! Nuna datang."
"Nuna, aku sedang lelah bekerja. Jadi beristirahat disini sebentar." -tersenyum hangat.
"Ya! Istirahatlah," -memegang tangan Rain, tangan yang begitu dingin, lalu menyatukannya dengan pipi hangat miliknya.
"Nuna, jangan menangis. Nuna sangat jelek saat menangis. Lihatlah, hidung nuna memerah." -sembari memaksa tertawa.
"Rain, kenapa kau lakukan ini? Kenapa tidak merengek saat sakit, hemm?"
"Tinggalkan saja aku, nuna, ... aku ... ingin pergi tanpa dilihat oleh nuna. Nuna, akhirnya ... nuna akan terbebas dariku."
"Tidak tidak tidak. Rain jangan berkata seperti itu." -memeluk erat adiknya.
"Nuna, terima kasih untuk segalanya. Terima kasih karena akhirnya mau menerimaku sebagai adik. Aku ... bahagia menghabiskan sisa hidupku, memiliki nuna sebagai keluargaku."
.
.
.
Apartemen Arsen.
Drrrrt drrrrt drrrrt.
Ponsel milik Suga berbunyi Ia pun menjawabnya, dengan mengaktifkan loadspeaker.
Terdengarlah suara berat seorang pria.
[Halo, dr Min Suga, ini ada barang baru.]
Suga: [Kau menjual barang sekarang?]
[Oh, tidak. Maksudku adalah ... wanita.]
Arsen dan J-hope saling menatap sembari menyimak.
[Wanita? Aku sedang tidak ingin bermain wanita malam ini.]
[Tapi yang ini masih segel. Belum tersentuh. Bonusnya, dia sangat cantik.]
[Masih segel? Harga berapa?] -wajahnya berubah penuh minat.
[110 juta won.]
[Apa???!] -Suga tersentak, mendengar harga fantastis untuk satu malam seorang wanita.
"Untukku saja wanita itu." -Arsen, dengan raut wajah datar.
"Apa?" -J-hope maupun Suga, menatap Arsen tak percaya.
"Kenapa? Bukankah kalian ingin aku mencobanya? Hanya 100 juta won kan? Harga yang sangat murah untuk malam pertama," -menyeringai.
"Kau se-serius bersedia kehilangan 100 juta won?" - J-hope
" 100 juta adalah sebuah penghinaan bagi malam pertamaku yang berharga. Bilang padanya, aku akan memberikan 200 juta won."
.
.
Bersambung.
Guys...
makasih yaa untuk like komen dan hadiah dari kalian.
oia, tolong berikan rating juga ya... makasiiii🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Putri Nunggal
😭😭😭😭
2022-12-23
0
♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂
woww given 200jt won.. 🤭🤭🤭
semoga abis itu ingt ya.. 🤣🤣
2021-12-09
1
Titiek Yeti
ketemu ketemu ketemu
2021-09-22
1