Malaikat Cantik

"Dari mana lagi kau mendapatkan uang itu tiba-tiba?" tanya Jisoo, menatap curiga.

Dengan bangganya, Rain tersenyum lebar lalu berkata : "Ini adalah imbalan karena Nuna telah melakukan hal baik. Nuna, di dunia ini tidak ada yang geratis, bukan?"

"Kau mendapatkannya dari ayah Joon, benar?"

-melayangkan tatapan permusuhan.

"A-anu, Nuna, aku ... hanya ..."

"Dasar berandal kurang ajar, harus berapa kali aku menasihatimu!"

"Aw! Nuna, sakit," Rain menjerit mendapatkan banyak pukulan di tubuhnya.

"Ampun! Ampun! Nuna, maaf! Aku janji tidak akan lagi mengulanginya."

"Rain, pergilah! Nuna sudah tidak sabar menghadapimu! Pertama, kau berani mencuri! Kedua, perkataanmu tidak sopan. Ketiga, kau memeras orang tua Joon. Nuna malu punya adik sepertimu. Kau mempermalukan aku!" bentak Jisoo.

Makin kesini, Rain semakin terlihat seperti seseorang yang minim akhlak. Jisoo memarahinya habis-habisan bukan karena tidak menyayangi adik satu-satunnya itu, akan tetapi ini semata agar adiknya tumbuh dengan benar, jadi orang yang baik.

Di rumah ...

Rain sedang duduk di dekat jendela rumah gubuk itu, yang masih dibukanya lebar padahal malam sudah semakin dingin. Wajah nya menekuk, terlihat penuh akan masalah. Masih terngingang di telinga Rain, akan nasihat sang kakak, yang menasihati remaja itu dengan nada penuh penekanan.

Bukankah aku dan Nuna bebas melakukan apapun? Kami tidak memiliki orang tua yang mengajarkan kebaikan untuk kami. Bukankah wajar jika kami tumbuh dengan sifat sedikit jahat? (batinnya)

Setelah merenungi akan kelakuan tak terpujinya, Rain memutuskan untuk beristirahat, menyusul sang kakek dan Jisso yang sudah terlelap sejak tadi.

Menatap wajah tidur tenang sang Nuna, Rain pun kembali membatin. "Nuna, kenapa kau tumbuh jadi orang baik? Setidaknya, biarkan saja aku melakukan kejahatan yang bisa menguntungkan kita berdua."

Di tempat lain.

Joon tertunduk di hadapan papa Stefan dan abangnya, Arsen.

"Apa yang dikatakan bocah pantai itu benar? Kau ingin menghilang di laut?" Tanya Stefan dengan nada datar, terkesan tegas dan memiliki aura menyeramkan.

Kaget. Arsen tercekat sambil menatap Joon.

"Apa? Menghilang? Apa kau sudah bosan hidup?" Tanya Arsen kemudian, dengan nada tak kalah menyeramkan.

Untuk sejenak, Joon terdiam lalu menjawab : "Maaf Pah, maah kakak, aku ... salah. Aku ... tidak akan mengulanginya." -

"Apa alasanmu melakukan itu?"

"Teman-temanku, pah! Mereka menyebut aku bukan adik kandung kak Arsen. Aku bukan anak kandung papa dan mama. Aku malu harus kembali ke sekolah. Pah, katakan, itu tidak benar kan?"

"Sial," Arsen memaki dalam hati. "Mereka jadi bertingkah setelah aku lulus?"

"Brengsek gila mana yang berani menacaukan putraku?" Stefan pun mengeluarkan sumpah serapah dalam hatinya.

Ia kemudian berdiri. "Papa akan beristirahat. Kalian berdua beristirahatlah. Joon, bersiaplah untuk pulang besok, mama sudah merindukanmu."

Dari cara Stefan tidak menanggapi, Joon sudah mengerti dengan jelas bahwa pernyataan itu adalah benar adanya. Perasaannya kini kembali hancur. Isak tangisnya pun keluar, ia tampak sangat bersedih.

"Jangan menangis. Kau tetap adikku, apapun yang orang lain katakan, kita adalah kakak beradik."

"Walaupun otakmu sangat pintar, tapi ... ternyata kau tidak mengingat masa kecil dengan baik. Kau harus tahu, aku sangat senang saat papa membawamu pulang ke rumah kita untuk pertama kalinya dan mengatakan, kau adalah adikku. Sejak saat itu, kita menjadi kakak beradik. Bukan hanya aku, mama juga sangat bahagia karena akhirnya memiliki putra lagi selain aku." -menepuk pundak adiknya, lalu beranjak ke kamar.

"Kakak, tunggu! Aku ingin tidur bersama kakak sebelum pulang." Joon pun menyusul dan masuk ke kamar Arsen.

"Oh. kau sudah tidak sedih?"

"Untuk apa aku sedih? Aku punya kakak sepertimu."

"Ya ... sebaiknya jangan sedih. Kau memang ditakdirkan untuk jadi adikku."

"Iya, kak! Kau benar!"

.

.

"Ayo, ikutlah denganku!" -Joon teringat kembali akan perkataan dan uluran tangan gadis yang tadi sudah menolongnya. Pria muda itu pun tersenyum.

"Waaah, orang itu benar-benar membuatku tidak bisa tidur. Kenapa pikiranku jadi teringat dia?"

"Joon, kenapa kau tersenyum? Apa kau lupa baru saja habis menangis?" -Arsen merasa merinding melihat perubahan di wajah Joon.

"Kakak, tadi aku bertemu malaikat penolong. Dia sangat cantik. Aku ... benar-benar beruntung bertemu dengannya." -Membayangkan wajah Ji Soo.

"Malaikat cantik? Siapa namanya?"

"Namanya? Ya? Aduuuuh, aku tidak berkenalan dengannya,"

.

.

Bersambung....

Guysss! Like komen pleaseee🥰

Mungkin ada yang kurang paham dengan beberapa kosakata :

Jadi, author mau jelaskan beberapa.

Noona / Nuna \= Panggilan adik lelaki untuk kakak perempuan.

Hyung \= Panggilan adik laki-laki ke kakak laki-laki.

Oppa \= Panggilan adik perempuan kepada kakak Laki-laki.

Anyeong \= Halo / Hai.

Itu dulu yah, maklum, kita lagi di Kolea nih.

Terpopuler

Comments

RahaYulia

RahaYulia

eh bukannya otaknya mndekati jenius lalu knp otak pintarnya tdk menyimpan kenangan ortu kandungnya sama sekali bukannya wkt kecelakaan ortunya usia c Joon 5 tahunan, hrsnya c bsa mengingatnya, apa sengaja dihilangkan demi keselamatan?

2022-09-22

0

玫瑰

玫瑰

cerita nya keren

2022-09-07

0

Murdiana

Murdiana

Lanjut thor

2021-09-18

2

lihat semua
Episodes
1 Kembalinya Given
2 Si Tua
3 Rumah Reot
4 Menolongnya
5 Malaikat Cantik
6 Rain Marah
7 Menguburmu
8 Bukan Tipeku
9 Ular - Hiu
10 Menginginkan Arsen
11 Maaf Dari Jimin
12 Salah Orang
13 Jalan Buntu
14 Selesaikan Sandiwara
15 Berakhir
16 Harga Yang Murah
17 Pertemuan Kedua
18 Belajar Berc1nta
19 Lakukan Saja Oppa!
20 Memakannya Mentah-Mentah
21 Dua Pilihan
22 Ingin Bermain Sedikit
23 Kemunculan Ortu Angkat
24 Mirip Nuna
25 Makanan Enak
26 Berdarah
27 Rain Menangis
28 Ayo Selesaikan!
29 Sembunyikan Adikku
30 Kembalikan Putraku!
31 Undangan Party
32 Aku, Ibunya!
33 Tapi Aku Tidak
34 Dasar Polos
35 Kesepakatan
36 Kejutan
37 C1uman Pertama
38 Hampir Tidur Bersama
39 Dia Menolakku?
40 Pertemuan.
41 Namamu Given?
42 Mabuk
43 Perbesar Mainan Barumu
44 Piknik
45 Piknik 2
46 Baby Tae
47 Ayo Lari, Noona.
48 Minta Ini.
49 Kenapa Kehilangan Aku?
50 Merelakan Adikku
51 Dia Tidak Peka
52 Hyung, Nikahi Nunaku!
53 Dia Bukan Type-ku
54 Ayo, Lupakan Keluarga Itu.
55 Aku Akan Menikahinya.
56 Merasa Akan Gila
57 Diciduk Mama Gina
58 Pertanyaan Jisoo
59 Sangat Kebetulan
60 Apa Dia Mengganggumu?
61 Takut Ketangkap Basah
62 Kontrak Pernikahan?
63 My Wedding Dress
64 Rasanya Nikmat
65 Perhatian Jimin
66 Wedding Day
67 Diam dan Nikmati Saja
68 Pagi yang Mengejutkan
69 Pulang Kosong
70 Saranghe!
71 Ancaman Untuk Mario
72 Dorrr!
73 Sedang Kritis
74 Dia Nunaku
75 Anggap Dia, Ji Soo
76 Pisahkan Saja Mereka
77 Mendatangi Istri
78 Baiklah!
79 Terima Kasih Mommy
80 Mediasi
81 Kangen Berat
82 Bermain Solo
83 Maaf Telat Up, Selamat Membaca
84 Ga Sabar Ya?
85 HoneyMoon 1
86 Honeymoon 2 (Tamat)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Kembalinya Given
2
Si Tua
3
Rumah Reot
4
Menolongnya
5
Malaikat Cantik
6
Rain Marah
7
Menguburmu
8
Bukan Tipeku
9
Ular - Hiu
10
Menginginkan Arsen
11
Maaf Dari Jimin
12
Salah Orang
13
Jalan Buntu
14
Selesaikan Sandiwara
15
Berakhir
16
Harga Yang Murah
17
Pertemuan Kedua
18
Belajar Berc1nta
19
Lakukan Saja Oppa!
20
Memakannya Mentah-Mentah
21
Dua Pilihan
22
Ingin Bermain Sedikit
23
Kemunculan Ortu Angkat
24
Mirip Nuna
25
Makanan Enak
26
Berdarah
27
Rain Menangis
28
Ayo Selesaikan!
29
Sembunyikan Adikku
30
Kembalikan Putraku!
31
Undangan Party
32
Aku, Ibunya!
33
Tapi Aku Tidak
34
Dasar Polos
35
Kesepakatan
36
Kejutan
37
C1uman Pertama
38
Hampir Tidur Bersama
39
Dia Menolakku?
40
Pertemuan.
41
Namamu Given?
42
Mabuk
43
Perbesar Mainan Barumu
44
Piknik
45
Piknik 2
46
Baby Tae
47
Ayo Lari, Noona.
48
Minta Ini.
49
Kenapa Kehilangan Aku?
50
Merelakan Adikku
51
Dia Tidak Peka
52
Hyung, Nikahi Nunaku!
53
Dia Bukan Type-ku
54
Ayo, Lupakan Keluarga Itu.
55
Aku Akan Menikahinya.
56
Merasa Akan Gila
57
Diciduk Mama Gina
58
Pertanyaan Jisoo
59
Sangat Kebetulan
60
Apa Dia Mengganggumu?
61
Takut Ketangkap Basah
62
Kontrak Pernikahan?
63
My Wedding Dress
64
Rasanya Nikmat
65
Perhatian Jimin
66
Wedding Day
67
Diam dan Nikmati Saja
68
Pagi yang Mengejutkan
69
Pulang Kosong
70
Saranghe!
71
Ancaman Untuk Mario
72
Dorrr!
73
Sedang Kritis
74
Dia Nunaku
75
Anggap Dia, Ji Soo
76
Pisahkan Saja Mereka
77
Mendatangi Istri
78
Baiklah!
79
Terima Kasih Mommy
80
Mediasi
81
Kangen Berat
82
Bermain Solo
83
Maaf Telat Up, Selamat Membaca
84
Ga Sabar Ya?
85
HoneyMoon 1
86
Honeymoon 2 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!