Menolongnya

"Nuna! Lihat itu! Seorang pria berjalan ke laut. Bukankah dia terlihat ingin mati?"

"Astaga, sial! Tidak boleh ada orang yang mati sia-sia di hadapan kita. Nuna akan selamatkan dia. Kau tunggu disini," -Jisoo bergegas menyusul pria tersebut tanpa rasa takut.

"Nuna-ku memang keren. Dia tak takut apapun. Nuna memang seorang pelindung." Rain tersenyum bangga melihat aksi sang kakak, yang hrndak menolong orang lain tanpa ragu.

"Tidak! Nuna-ku seorang wanita cantik. Dialah yang butuh perlindungan. Dan aku, seorang adik tampan, akulah yang bertugas melindungi nuna." -Rain berlari menyusul Jisoo, dengan langkahnya yang terlihat sangat ragu-ragu.

Baru saja akan bersentuhan dengan air laut, Rain keburu menarik lagi kakinya. "Sial" gerutunya.

"Noonaaa! Hati-hati! Jangan sampai kehilangan uang yang tadi kuberikan!" -bukannya mengkhawatirkan sang kakak, Rain lebih panik memikirkan upah harian yang baru ia berikan pada kakaknya beberapa jam lalu. Tak berhenti remaja itu berteriak mengingatkan sang kakak.

"Nunaaaa! Tinggalkan saja orang itu! Biarkan dia mati disini! Pria brengsek, awas saja nuna-ku kenapa-kenapa." -teriaknya lagi.

.

"Hei! Apa yang kau lakukan disini?! Kau tidak boleh mati di depan orang hina sepertiku." -Jisoo menarik paksa pria itu. Orang itu bahkan sudah menenggelamkan tubuhnya, namun tiba-tiba saja oda orang  yang menariknya kembali.

"Kau yang kenapa? Jangan ikut campur urusanku!" -geram pria itu.

"Tidak! Kau yang jangan mati! Apa kau tau berapa kali aku ingin mati selama hidupku?"

"Itu bukan urusanku!" Pria muda itu kembali berteriak lantang.

"Kenapa haaa? Apa kau dicampakkan kekasihmu? Apa orang tuamu membuangmu?"

"Apa?" -Pria itu menyiaratkan tatapan aneh. Seolah ia sedang tersinggung dengan ucapan Jisoo.

"Ayolah, ikut denganku! Adikku sedang menunggu kita." -Ji Soo mengubah mode ke nada yang lebih perlahan, Ia menyentuh tangan pria itu. Pria itu pun menatap tangannya yang di genggam oleh Jisoo, yang mampu membuat hatinya tersentuh.

"Ayolah!" -kembali gadis itu menarik sang pria muda.

"Waaaaah! Nuna hebat!"

"Hyung! Apa yang kau pikirkan? Nuna, apa ada orang yang punya masalah hidup lebih berat dari pada kita? Nuna, uang yang tadi kuberikan masih aman?" -Rain mengeluarkan pertanyaan acak itu dari mulutnya yang tidak bisa diam.

Jisoo maupun pria itu tidak menanggapi pertanyaan Rain.

Ketiganya kini duduk di tepi pantai. Menghadap hamparan laut malam.

"Kalian berdua, kenapa berada di pantai malam-malam begini?" Pria itu bertanya dengan bahasa Korea yang sangat kaku.

"Kami berdua hanya punya waktu malam hari untuk bermain. Siang hari, kami akan bekerja keras mendapatkan upah." -jawab Rain.

"Oh, begitu! Aku ... bahkan tidak tahu bagaimana rasanya bekerja dan mendapatkan upah. Yang kulakulan hanya belajar, berlibur, bermain."

"Lucu sekali, orang sepertimu dengan hidup manja itu, ingin cepat menghilang dari dunia ini." -Jisoo.

Joon hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Ji Soo.

"Terima kasih kalian telah menolongku. Jika tidak ada kalian,mungkin aku sudah benar-benar menghilang!"

.

"Jooon! Jooon! Jooon!"

Terdengar beberapa orang memanggil nama Joon secara bergantian."

"Suara apa itu? Sangat berisik!" -gerutu Rain.

"Joon. Itu namaku. Mereka sedang mencariku. Mereka adalah pengawalku."

Pengawal?

Jisoo dan adiknya itu pun terdiam. Yang ada di benak mereka adalah perasaan kagum dan terheran luar biasa. Pria ini memiliki penjaga padahal dia sudah dewasa, bukan seorang bocah.

"Jooon! Kau disini?" Stefan akhirnya menemukan Joon dengan bantuan cahaya senter. Perasaan takutnya pun kini menghilang.

"Maaf pah, aku tadi sangat bosan. Jadi aku memutuskan untuk jalan-jalan." -Joon berjalan menghampiri Stefan.

Joon berusaha menutupi tekad gilanya yang hampir saja membuatnya mati sia-sia.

"Apa kau sudah gila? Papa bilang kau harus ditemani pengawalmu! Jangan membuat semua orang khawatir."

"Maafkan aku pah!"

"Ini sudah hampir tengah malam. Ayo kembali."

Joon mengiyakan ajakan sang ayah, lalu kembali memutar tubuhnya, tersenyum kecil ke arah kakak beradik yang telah menolongnya itu.

"Akuuu ... pergi dulu!" Joon berpamitan kepada Jisoo dan Rain yang berada tak jauh darinya.

Kakak beradik itu hanya mengangguk kaku.

"Dia sangat keren. Joon memiliki segalanya Rain." -ujar Jisoo, ia dan adiknya menatap kepergian Joon bersama ayah dan para pengawalnya.

"Kita berudua? Jangankan ayah yang tampan, kita hanya memiliki seorang pria tua yang sudah hampir mati. Nuna, tunggu disini"

"Eh, Rain, kau mau kemana?"

Tidak ada tanggapan, remaja itu berlari.

.

"Paman, tunggu!"

Dengan penuh percaya diri, Rain menghentikan Stefan yang hendak masuk kedalam mobil. Sedang Joon, anak itu sudah berada di dalam mobil terpisah bersama para pengawalnya sendiri.

"Kau ... mengenalku?" -tanya Stefan.

"Tidak, hanya saja ... tadi andaikan tidak ada kakakku, putra anda mungkin sudah mati."

"Apa? Apa maksudmu?"

"Tadi putramu hendak menghabisi dirinya sendiri dengan menenggelamkan dirinya di laut. Kakakku menggagalkan tekad gilanya. Apa setidaknya anda harus mengucapkan terima kasih?"

Stefan terlihat tidak percaya akan apa yang dikatakan bocah ingusan di depannya ini. "Kenapa ... aku harus mempercayaimu?"

"Karena paman adalah ayahnya. Dan aku, tidak pernah berbohong."

"Lalu, apa yang kamu inginkan? Dimana kakakmu? Aku harus berterima kasih padanya."

"Kakak sedang menungguku disana. Paman tidak perlu menemuinya. Cukup berikan saja imbalan. Setiap tindakan baik, harus mendapatkan upah, bukan?"

Tak ingin berlama-lama, Stefan mengambil dompet dari saku. Membuka dompet itu dan mengambil semua uang tunai yang ada di dalamnya. "Ini yang kau inginkan? Ambillah."

"Wah, paman, ini terlalu banyak." Wajah Rain seketika berbinar. "Baiklah, terima kasih banyak. Aku pergi dulu." -pergi membawa uang itu tanpa basa-basi.

Stefan hanya menggeleng melihat kepergian Rain. "Sayang sekali, dengan wajah tampannya itu, tapi menjadi seorang pemeras." Masuk ke dalam mobil.

.

"Nunaaa! Aku membawa uang banyak. Ayo pulang, dan beli makanan lezat untuk si tua itu."

.

.

Bersambung.....

Ayolah, dukung karya ini dengan Like dan komen kalian. aku menunggu😊.

Terpopuler

Comments

Qee_qee_qee

Qee_qee_qee

rain,,rain,,,g habis fikir aq...

2022-11-08

0

RahaYulia

RahaYulia

memang walaupun tak seberapa tp klo itu hsl keringat sendiri rasanya sungguh sayang klo terbuang sia2 ya😅😅😅

2022-09-22

0

Ruki Airin

Ruki Airin

rain itu adiknya joon kn thor yg pd nya binggo y thor😂😂😂
semangat up thor

2021-09-17

2

lihat semua
Episodes
1 Kembalinya Given
2 Si Tua
3 Rumah Reot
4 Menolongnya
5 Malaikat Cantik
6 Rain Marah
7 Menguburmu
8 Bukan Tipeku
9 Ular - Hiu
10 Menginginkan Arsen
11 Maaf Dari Jimin
12 Salah Orang
13 Jalan Buntu
14 Selesaikan Sandiwara
15 Berakhir
16 Harga Yang Murah
17 Pertemuan Kedua
18 Belajar Berc1nta
19 Lakukan Saja Oppa!
20 Memakannya Mentah-Mentah
21 Dua Pilihan
22 Ingin Bermain Sedikit
23 Kemunculan Ortu Angkat
24 Mirip Nuna
25 Makanan Enak
26 Berdarah
27 Rain Menangis
28 Ayo Selesaikan!
29 Sembunyikan Adikku
30 Kembalikan Putraku!
31 Undangan Party
32 Aku, Ibunya!
33 Tapi Aku Tidak
34 Dasar Polos
35 Kesepakatan
36 Kejutan
37 C1uman Pertama
38 Hampir Tidur Bersama
39 Dia Menolakku?
40 Pertemuan.
41 Namamu Given?
42 Mabuk
43 Perbesar Mainan Barumu
44 Piknik
45 Piknik 2
46 Baby Tae
47 Ayo Lari, Noona.
48 Minta Ini.
49 Kenapa Kehilangan Aku?
50 Merelakan Adikku
51 Dia Tidak Peka
52 Hyung, Nikahi Nunaku!
53 Dia Bukan Type-ku
54 Ayo, Lupakan Keluarga Itu.
55 Aku Akan Menikahinya.
56 Merasa Akan Gila
57 Diciduk Mama Gina
58 Pertanyaan Jisoo
59 Sangat Kebetulan
60 Apa Dia Mengganggumu?
61 Takut Ketangkap Basah
62 Kontrak Pernikahan?
63 My Wedding Dress
64 Rasanya Nikmat
65 Perhatian Jimin
66 Wedding Day
67 Diam dan Nikmati Saja
68 Pagi yang Mengejutkan
69 Pulang Kosong
70 Saranghe!
71 Ancaman Untuk Mario
72 Dorrr!
73 Sedang Kritis
74 Dia Nunaku
75 Anggap Dia, Ji Soo
76 Pisahkan Saja Mereka
77 Mendatangi Istri
78 Baiklah!
79 Terima Kasih Mommy
80 Mediasi
81 Kangen Berat
82 Bermain Solo
83 Maaf Telat Up, Selamat Membaca
84 Ga Sabar Ya?
85 HoneyMoon 1
86 Honeymoon 2 (Tamat)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Kembalinya Given
2
Si Tua
3
Rumah Reot
4
Menolongnya
5
Malaikat Cantik
6
Rain Marah
7
Menguburmu
8
Bukan Tipeku
9
Ular - Hiu
10
Menginginkan Arsen
11
Maaf Dari Jimin
12
Salah Orang
13
Jalan Buntu
14
Selesaikan Sandiwara
15
Berakhir
16
Harga Yang Murah
17
Pertemuan Kedua
18
Belajar Berc1nta
19
Lakukan Saja Oppa!
20
Memakannya Mentah-Mentah
21
Dua Pilihan
22
Ingin Bermain Sedikit
23
Kemunculan Ortu Angkat
24
Mirip Nuna
25
Makanan Enak
26
Berdarah
27
Rain Menangis
28
Ayo Selesaikan!
29
Sembunyikan Adikku
30
Kembalikan Putraku!
31
Undangan Party
32
Aku, Ibunya!
33
Tapi Aku Tidak
34
Dasar Polos
35
Kesepakatan
36
Kejutan
37
C1uman Pertama
38
Hampir Tidur Bersama
39
Dia Menolakku?
40
Pertemuan.
41
Namamu Given?
42
Mabuk
43
Perbesar Mainan Barumu
44
Piknik
45
Piknik 2
46
Baby Tae
47
Ayo Lari, Noona.
48
Minta Ini.
49
Kenapa Kehilangan Aku?
50
Merelakan Adikku
51
Dia Tidak Peka
52
Hyung, Nikahi Nunaku!
53
Dia Bukan Type-ku
54
Ayo, Lupakan Keluarga Itu.
55
Aku Akan Menikahinya.
56
Merasa Akan Gila
57
Diciduk Mama Gina
58
Pertanyaan Jisoo
59
Sangat Kebetulan
60
Apa Dia Mengganggumu?
61
Takut Ketangkap Basah
62
Kontrak Pernikahan?
63
My Wedding Dress
64
Rasanya Nikmat
65
Perhatian Jimin
66
Wedding Day
67
Diam dan Nikmati Saja
68
Pagi yang Mengejutkan
69
Pulang Kosong
70
Saranghe!
71
Ancaman Untuk Mario
72
Dorrr!
73
Sedang Kritis
74
Dia Nunaku
75
Anggap Dia, Ji Soo
76
Pisahkan Saja Mereka
77
Mendatangi Istri
78
Baiklah!
79
Terima Kasih Mommy
80
Mediasi
81
Kangen Berat
82
Bermain Solo
83
Maaf Telat Up, Selamat Membaca
84
Ga Sabar Ya?
85
HoneyMoon 1
86
Honeymoon 2 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!