Ceklek. Pintu sebuah kamar terbuka.
Degg.
"Aaaarrsen?"
"Hai, Kang Ma Ri,"
Terdiam. Ma Ri terdiam seribu bahasa. Mematung dengan wajah pusat pasi.
"Waw! Kau ... tidak berpakaian?"
Ma Ri masih membisu, membiarkan Arsen masuk ke kamar itu melewati dirinya.
"Berpakaianlah. Tidak sopan bertelanjang bulat di depan pria."
"Owh, Aaaarsen, aku ... baru saja pulang dari Thailand. Karena lelah, aku langsung beristirahat sehabis mandi." -mengenakan bathrobe (jubah mandi) "Duduklah sayang, aku akan membuatkanmu minum. Hmm?" -hendak menggandeng lengan Arsen.
"Aku bisa jalan sendiri." -menolak sentuhan.
Mari berusaha terlihat biasa, santai, seolah tidak ada masalah.
"Apa tadi dia melihat pria itu keluar dari sini?"
"Sayang, ini minumnya."
Mari menaruh bokongnya tepat di sebelah Arsen. Melingkarkan tangannya di pinggang pria itu.
"Aku sangat merindukanmu, Sayang."
"Ma Ri ... aku punya sesuatu untukmu." -menyerahkan sebuah amplop coklat.
Segera Mari membuka amplop tersebut dengan wajah sumringah. "Sayang, apa lagi ini? dokumen apartemen baru? atau ... rekening tabungan untukku? Hmmm?" -menebak ria penuh percaya diri. Lihatlah wajah bahagianya itu.
"Buka saja. Jangan banyak mengira-ngira."
"Baiklah, dengan senang hati sayangku,"
Wajah cantik wanita itu kian terlihat bersinar. Dengan rasa tidak sabar, ia keluarkan isi dari amplop tersebut.
Degg.
Bagai tersengat aliran listrik, Kang Ma Ri kembali memucat.
Bagaimana tidak, bukan sesuatu yang menyenangkan yang ia lihat, melainkan foto-foto dirinya saat berdua dengan pria gelapnya itu.
"Sa-sa-sayang, ini ti-tidak benar." -berusaha membuat penyangkalan.
"Itu tidak benar? Kau yakin?"
"Te-tentu saja, ini pasti editan. Kamu tahu kan, banyak wanita yang mengincar kamu. Mereka pasti ingin memisahkan kita."
"Hei! Mari, kira berkencan secara rahasia. Kau lupa?"
Gugup. Raut muka Kang Ma Ri terlihat semakin tak karuan.
"Tapi aku tidak berselingkuh. Kamu adalah pria terbaik yang aku punya. Bagaimana mungkin aku menduakan kamu! Sayang percayalah! Aku mohon!"
Ma Ri benar-benar takut jika harus kehilangan Arsen. Ya... dirinya memang berselingkuh, tapi hanya untuk memenuhi kebutuhan biologisnya saja. Bukan berarti menginginkan pria lain untuk hidup bersama selamanya.
"Beberapa jam yang lalu, aku, dengan mataku sendiri, melihatmu bergulat dengan seseorang di kamar. Apa namanya itu kalau bukan berselingkuh?"
"Hah?" -Spontan, Ma Ri membekap mulutnya sendiri. Apa lagi dengan mata Arsen yang sedang menatapnya dengan tajam, membuktikan kesungguhan dari perkataannya.
"Aaarsen, aku bisa jelaskan sayang, aku ... tidak benar-benar menyukai pria itu. Aku hanya, hanya,-"
"Hanya apa? Hanya ingin memuaskan ***** belaka? Hah? Bers3tubuh dengan pria lain sepuasnya? Ma Ri, aku mendengar semuanya. Kalian sudah sering melakukannya. Kau mengatakan akan dengan senang hati membuka s3l4ngkanganmu untuknya. Seorang pria beristri. Pria milik orang lain. Kau-"
Greppp.
Mari memeluk Arsen dengan sangat erat sambil terus menggeleng dan mengatakan maaf dan maaf.
"Dia hanya seorang fotographer sayang, aku tidak akan lagi melakukannya. Dia tidak sebanding dengan kamu. Aku tidak ingin kamu membuangku. Arsen, maafkan akuuu! Maaf, sayang."
"Aku tidak pernah berniat membuangmu. Aku bahkan ingin menikah denganmu. Aku memberikan apqpun yang kamu minta. Aku menjagamu seperti perempuan mulia. Aku tidak menyentuhmu karena aku menghormatimu sebagai milikku." -Arsen berkata-kata dengan penuh penekanan.
Mari hanya mampu menggeleng dengan wajah menangis.
"Kau menganggapku apa? Hanya pajangan? Mentang-mentang aku tidak menyentuhmu? Hah! Aku mengira, hanya kau wanita terbaik yang pernah ada. Tapi ... kaulah yang berubah menjadi sampah, yang harus aku buang." -melepaskan pelukan tangan MaRi dari tubuhnya, lalu melangkah pergi.
"Arsen! Arsen, sayang, maaf!" -memeluk Arsen dari belakang, menahan agar pria itu tidak pergi.
"Aku tahu kamu sangat mencintai aku. Kamu tidak akan meninggalkanku Arsen. Oke, aku janji. Janji, tidak akan berbuat itu lagi. Tubuh dan hatiku semua hanya akan untuk kamu, Arsen."
Percuma. Usaha Ma Ri tidak berpengaruh.
"Lakukan apapun sesukamu setelah ini. Kuharap, kita tidak akan bertemu lagi sebagai kekasih. Kita sudah berakhir, Ma Ri." -melangkah pergi dari sana.
.
.
Bersambung...
Jan lupa likenya gesss.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Memyr 67
wanita bodoh, kang ma ri. membuang berlian demi kerikil
2022-08-18
1
Maya
next thorr
2021-09-22
2
dandelion
ditunggu lanjutanya
2021-09-22
1