Memakannya Mentah-Mentah

Masih di dalam kamar mandi.

Tiba-tiba....

"Arsen!"

"Arsen!"

Suara dari dua wanita kesayang Arsen, menghampiri pendengaran pria itu.

"Mama? Nenek?" -Arsen terdiam, pikirannya kini teringat akan sang ibu dan nenek yang selalu menasihatinya. "Apa yang aku coba lakukan? Dua wanita itu pasti akan menggila kalau mengetahui kenakalanku ini. "Maafkan aku."

"Perempuan itu, ya ... aku harus memintanya pergi baik-baik. Lakukan lain kali saja!"

Arsen keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk.

"Hei! ---"

Ruangan kosong, sepi. Hanya ada dirinya seorang. "Ah, dia sudah pergi. Baguslah."

"Tunggu! Dimana pakaianku?" -Mengedarkan pandangan ke segala sudut kamar. "Tidak ada?"

Topi, kacamata hitam, baju, celana, termasuk pakaian dalam pria itu telah menghilang. "Koper? Gila! Dua ratus juta won milikku, juga menghilang?"

Arsen mengusap kasar kepalanya, geram. Sangat geram. Tidak ada apapun yang tertinggal kecuali ponsel, jam tangan dan dompet miliknya yang masih berada ditempat yang sama. Jangan lupa, ranjang kosong terdapat bercak darah kotor yang berasal dari gadis itu.

"Waaah. Dia memang tidak waras."

Segera Arsen menghubungi petugas untuk memblokir akses keluar masuk hotel itu, berharap bisa menangkap gadis sialan itu hidup-hidup.

"Mungkin saja dia mengenakan topi dan kacamata hitam. Rambutnya panjang dan berkulit putih. Dia juga cantik.-" -Masih saja sempat memuji gadis itu walau sedang kesal.

Arsen melaporkan ciri-ciri gadis itu secara detile, kecuali namanya.

"Sial, aku pikir tidak begitu penting mengetahui namanya."

Arsen tak henti mengumpat seorang diri. Pria itu sangat tidak menyangka, wanita yang hampir ia masuki adalah seorang maling tak berperasaan.

[Min Suga, dimana kau?]

Menelpon dr. Suga.

[Aku di hotel yang sama denganmu. Aku baru saja selesai memberi Hiu kecil ini mainan. Oh, tidak. Dia yang dimainkan. Ada apa?"

[Datang ke kamar ini sekarang kau harus tanggung jawab!] -titah Arsen.

[Kau yang mendapat enaknya, aku yang harus tanggung jawab? Hei!-]

Tuuut tuuut tuuut.

Arsen mematikan sambungan.

Suga: "Apa tadi katanya? Tanggung jawab? Jangan bilang dia membuat gadis itu mati karena pedangnya."

Suga berlari tergesa menuju kamar dimana Arsen berada.

[J-Hope, dimana kau?]

Min Suga menghubungi Jhope. Ia benar-benar tak ingin menjadi saksi satu-satunya atas kekacauan yang telah Arsen sebabkan.

[Aku baru saja masuk hotel yang sama dengan kalian. Ada apa?]

[Kebetulan yang bagus. Arsen dalam masalah. Datanglah ke kamarnya.]

[Tidak, ularku sedang ingin makan.]

[Hei! Ini serius. Datang sekarang atau firma hukum-mu tidak akan lagi mendapat klien.]

Sudahlah. Kalau Suga sudah mengancam, artinya ini benar-benar suatu masalah.

[Baiklah aku akan kesana.]

Terpaksa, J-Hope menunda rencananya untuk mantap-mantapan malam ini.

Tok tok tok.

Arsen membuka pintu.

Melihat pria itu hanya mengenakan handuk, kedua temannya itu mengendus.

"Ada apa dengan ekspresi kalian? Masuklah!"

"Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu terlihat kesal?

Tanpa basa basi, Arsen meminta Suga untuk menghubungi si mucikari yang telah menjual gadis itu kepadanya.

"Hei! Memangnya kenapa dengan gadis, oh bukan, wanita j4lang itu?" tanya J-Hope.

"Dia bukan j4lang biasa. Dia maling tingkat dewa. Orang itu membawa kabur 200 juta won beserta outfit-ku yang bernilai ratusan juta won."

"Yaaaaaa?" Suga dan J-hope terbelalak.

Suga kemudian mendekati ranjang dengan coverbed berwarna putih itu, menyibaknya dengan satu kaki. "Kau ingin menipu? Lalu bercak darah apa ini?"

"Bagaimana aku menjelaskannya? Dia sedang kedatangan bintang. Itu darah kotor."

"Apa? Arsen, Arsen, dia nekat berhubungan int1m dengan kondisinya yang sedang haid?" -Jhope.

Arsen mengangguk. "Darah kotornya itu telah mencemari setengah dari pedangku. Aku merasa sangat terhina."

.

.

.

Sementara di tempat lain.

Tok tok tok.

Ceklek.

"Ji So?"

"Hai, A Reum, A Rim, boleh aku menumpang?"

Si kembar itu masih terpaku menatap Ji Soo, sahabat mereka, yang sepertinya baru saja habis berlati marathon ditengah malam.

"Kau habis olah raga? Atau baru kabur dari suatu tempat?" -tanya keduanya, masih berdiri di depan pintu. Tercengang melihat koper mahal di sebelah Jisoo.

"Bisakah aku masuk dulu?"

"Oh, ya ampun. Ada apa dengan kita? Sampai lupa mengajakmu masuk."

Si kembar membiarkan sahabatnya itu untuk mandi. Keduanya dengan setia menunggu sambil bertanya-tanya dalam hati.

Tak Lama, Jisoo keluar dari kamar mandi dengan pakaian ganti yang dipinjamkan dari si kembar.

"Apa kau sudah makan? Kau sangat pucat."

Ji Soo menggeleng. Memang benar. Gadis itu belum makan malam.

"Kalau begitu, makan ini lalu ceritakan apa yang terjadi denganmu." A Rim membawa ramen yang terlihat sangat menggoda.

Tidak lagi basa-basi menolak, Ji soo makan dengan sangat lahap.

"Hei! Kau menangis?" Tanya A Reum.

Ji Soo menggeleng, kemudian terdengar beberapa kali menarik cairan hidungnya. "Ini sangat pedas. Ingusku sampai meleleh."

"Hidungmu memerah. Jangan berbohong." A Rim.

Ji Soo semakin tertunduk. "Bagaimana ini? Aku melakukan sesuatu yang sangat salah." -mengangkat pelan wajahnya, menatap si kembar dengan tatapan kasihan. Ia menangis sesegukan.

Si Kembar tak lagi bertanya, keduanya kini memeluk sahabatnya itu dengan pelukan hangat, kasih sayang yang begitu tulus.

"Sudahlah, tak apa! Setiap orang pernah melakukan kesalahan." -A Rim.

"Menagislah! Kami tidak akan bertanya lagi." -A Reum.

.

.

Keesokan harinya.

Apartemen Arsen.

Tiga sekawan itu terbangun dan sama-sama terlihat kesal. Segala upaya telah dilakukan, namun keberadaan gadis itu tidak juga ditemukan.

Supir Taxi yang ditumpangina menginformasikan bahwa gadis itu minta diturunkan di jalan yang sangat sepi.

"Sudah pasti dia tidak ingin tertangkap kamera CCTV." Jhope.

Kabar dari sang mucikari, gadis itu telah memakai kartu identitas milik seorang gadis yang telah meninggal dunia.

"Jelas ini penipuan terencana" -sambung Jhope lagi.

Arsen hanya diam, sembari memutar otaknya.

"Saranku, masalah ini harus ditangani hukum. Biarkan polisi mencarinya. Apa ada foto wajahnya yang jelas?" -Suga.

Mendengar saran Suga, Arsen tampak sangat tak berminat. "Lapor polisi katamu? Membiarkan orang tuaku mengetahuinya? Jangan Gila. Aku tidak ingin mereka mendapat serangan jantung mendengar ini."

Arsen tahu betul, orang-orang-nya Stefan berkeliaran disekelilingnya sebagai mata-mata. Itu sebabnya pria itu dengan gilanya ke hotel dengan memakai kacamata hitam dimalam hari, lengkap dengan masker dan topi yang menutupi hampir separuh wajahnya. Itu semata-mata agar tidak dikenali oleh mereka yang mencurigakan.

"Lalu apa yang harus kau lakukan?" -Jhope.

"Aku akan mencarinya. Aku bersumpah akan menemukan perempuan gila itu." -Arsen.

"Kuharap kau akan berhasil kawan, jika sudah kau temukan, makan saja dia mentah-mentah." -Suga.

"Hei, jangan terlalu marah. Katamu dia memaksamu untuk melakukannya. Artinya dia memang menginginkan uang itu. Jangan terlalu membencinya. Saranku, jadikan dia istri saja. Katamu dia cantik." -J-hope, dengan sedikit candaan.

"Aku tidak sudi. Lihat saja, saat dia tertangkap, akan kulempar dia sebagai piala bergilir ke sarang pria hidung belang. Biar dia tahu arti kemarahanku."

.

.

Bersambung....

.

Oke. sekian dulu untuk hari ini.

Jan lupa beri rate, like comen ya guys.. makasi...

Untuk hadiah dan vote dari kalian, aku juga mau bilang makasih yaa🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Putri Nunggal

Putri Nunggal

naah hayoooo ketauan disini siapa yg paling polos dan dibodohi😂😂😂😂

2022-12-23

0

♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂

♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂

a reum sama a rim ini yg di sblh bkn thor?

2021-12-09

1

dandelion

dandelion

hati2 lho arsen nanti bucin lho

2021-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Kembalinya Given
2 Si Tua
3 Rumah Reot
4 Menolongnya
5 Malaikat Cantik
6 Rain Marah
7 Menguburmu
8 Bukan Tipeku
9 Ular - Hiu
10 Menginginkan Arsen
11 Maaf Dari Jimin
12 Salah Orang
13 Jalan Buntu
14 Selesaikan Sandiwara
15 Berakhir
16 Harga Yang Murah
17 Pertemuan Kedua
18 Belajar Berc1nta
19 Lakukan Saja Oppa!
20 Memakannya Mentah-Mentah
21 Dua Pilihan
22 Ingin Bermain Sedikit
23 Kemunculan Ortu Angkat
24 Mirip Nuna
25 Makanan Enak
26 Berdarah
27 Rain Menangis
28 Ayo Selesaikan!
29 Sembunyikan Adikku
30 Kembalikan Putraku!
31 Undangan Party
32 Aku, Ibunya!
33 Tapi Aku Tidak
34 Dasar Polos
35 Kesepakatan
36 Kejutan
37 C1uman Pertama
38 Hampir Tidur Bersama
39 Dia Menolakku?
40 Pertemuan.
41 Namamu Given?
42 Mabuk
43 Perbesar Mainan Barumu
44 Piknik
45 Piknik 2
46 Baby Tae
47 Ayo Lari, Noona.
48 Minta Ini.
49 Kenapa Kehilangan Aku?
50 Merelakan Adikku
51 Dia Tidak Peka
52 Hyung, Nikahi Nunaku!
53 Dia Bukan Type-ku
54 Ayo, Lupakan Keluarga Itu.
55 Aku Akan Menikahinya.
56 Merasa Akan Gila
57 Diciduk Mama Gina
58 Pertanyaan Jisoo
59 Sangat Kebetulan
60 Apa Dia Mengganggumu?
61 Takut Ketangkap Basah
62 Kontrak Pernikahan?
63 My Wedding Dress
64 Rasanya Nikmat
65 Perhatian Jimin
66 Wedding Day
67 Diam dan Nikmati Saja
68 Pagi yang Mengejutkan
69 Pulang Kosong
70 Saranghe!
71 Ancaman Untuk Mario
72 Dorrr!
73 Sedang Kritis
74 Dia Nunaku
75 Anggap Dia, Ji Soo
76 Pisahkan Saja Mereka
77 Mendatangi Istri
78 Baiklah!
79 Terima Kasih Mommy
80 Mediasi
81 Kangen Berat
82 Bermain Solo
83 Maaf Telat Up, Selamat Membaca
84 Ga Sabar Ya?
85 HoneyMoon 1
86 Honeymoon 2 (Tamat)
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Kembalinya Given
2
Si Tua
3
Rumah Reot
4
Menolongnya
5
Malaikat Cantik
6
Rain Marah
7
Menguburmu
8
Bukan Tipeku
9
Ular - Hiu
10
Menginginkan Arsen
11
Maaf Dari Jimin
12
Salah Orang
13
Jalan Buntu
14
Selesaikan Sandiwara
15
Berakhir
16
Harga Yang Murah
17
Pertemuan Kedua
18
Belajar Berc1nta
19
Lakukan Saja Oppa!
20
Memakannya Mentah-Mentah
21
Dua Pilihan
22
Ingin Bermain Sedikit
23
Kemunculan Ortu Angkat
24
Mirip Nuna
25
Makanan Enak
26
Berdarah
27
Rain Menangis
28
Ayo Selesaikan!
29
Sembunyikan Adikku
30
Kembalikan Putraku!
31
Undangan Party
32
Aku, Ibunya!
33
Tapi Aku Tidak
34
Dasar Polos
35
Kesepakatan
36
Kejutan
37
C1uman Pertama
38
Hampir Tidur Bersama
39
Dia Menolakku?
40
Pertemuan.
41
Namamu Given?
42
Mabuk
43
Perbesar Mainan Barumu
44
Piknik
45
Piknik 2
46
Baby Tae
47
Ayo Lari, Noona.
48
Minta Ini.
49
Kenapa Kehilangan Aku?
50
Merelakan Adikku
51
Dia Tidak Peka
52
Hyung, Nikahi Nunaku!
53
Dia Bukan Type-ku
54
Ayo, Lupakan Keluarga Itu.
55
Aku Akan Menikahinya.
56
Merasa Akan Gila
57
Diciduk Mama Gina
58
Pertanyaan Jisoo
59
Sangat Kebetulan
60
Apa Dia Mengganggumu?
61
Takut Ketangkap Basah
62
Kontrak Pernikahan?
63
My Wedding Dress
64
Rasanya Nikmat
65
Perhatian Jimin
66
Wedding Day
67
Diam dan Nikmati Saja
68
Pagi yang Mengejutkan
69
Pulang Kosong
70
Saranghe!
71
Ancaman Untuk Mario
72
Dorrr!
73
Sedang Kritis
74
Dia Nunaku
75
Anggap Dia, Ji Soo
76
Pisahkan Saja Mereka
77
Mendatangi Istri
78
Baiklah!
79
Terima Kasih Mommy
80
Mediasi
81
Kangen Berat
82
Bermain Solo
83
Maaf Telat Up, Selamat Membaca
84
Ga Sabar Ya?
85
HoneyMoon 1
86
Honeymoon 2 (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!