Leon yang mendengar pembicaraan Vania dan Bu Santi segera menaruh mangkuk mie di atas meja dan berdiri menyebelahi Vania.
"Aku antar aja ya Van," ucap Leon menawarkan diri.
"Gak usah Leon, kamu kan lagi makan. Nanti kalau kamu anterin aku ke warung, mie kamu jadi dingin loh," tolak Vania halus.
"Gak papa. Biar dingin, kalau yang masak kamu itu tetap enak Van."
Blush...
Kedua pipi Vania merah merona. "Leon, jika kamu terus bersikap demikian, akan semakin susah buat aku melupakan kamu," batin Vania.
"Ergh..,ergh..,ergh, kalian ini bikin Ibu jadi ingat waktu pacaran sama Bapak dulu. Yah gini nih, persis sama yang di bilang Nak Leon, setiap Ibu bikinin teh pas main ke rumah selalu di puji, padahal pernah waktu itu Ibu lupa kasih gula, tetap aja di bilang enak. Eh giliran sekarang udah nikah, masak keasinan dikit aja komentarnya kemana-mana," ucap Bu Santi.
"Ibu ini ada-ada aja," jawab Vania malu. "Leon, yaudah ayo. Setengah jam lagi pasti para undangan udah datang," imbuhnya.
"Iya Vania."
Leon dan Vania bergegas masuk ke dalam mobil. Namun sebelum Vania membuka pintu mobilnya, Leon terlebih dulu membukakan pintu tersebut untuknya.
"Silakan masuk tuan putri."
"Leon, please jangan bersikap demikian. Ingat kamu sudah menikah, tidak baik memperlakukan perempuan lain lebih manis dari istrimu sendiri," cetus Vania.
"Iya Vania, maaf."
Setelah Vania masuk, Leon segera menutup pintu mobil dan bergegas masuk dan duduk di kursi kemudinya. Namun belum sempat ia menyalakan mesin mobilnya, suara ponselnya berbunyi.
Leon bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Mana mungkin ia mengangkat telpon Ziva di depan Vania.
"Leon, kok cuma dilihatin aja sih handphonenya. Cepat angkat, siapa tahu penting," ujar Vania.
"Gak usah, nanti aja," jawab Leon sambil menaruh kembali ponselnya di samping kursi kemudi.
Vania melirik sekilas dan melihat ada nama my wife di layar ponsel Leon. Vania lalu mengambil ponsel Leon, lalu menyodorkannya ke hadapan Leon. "Cepat angkat. Ziva pasti sedang menunggu telpon kamu," ucap Vania.
"Terus kamu?"
"Memangnya aku kenapa? Aku gak papa Leon. Lagian kita kan hanya atasan dan bawahan. Cepat angkat, kalau memang kamu tidak nyaman dengan adanya aku di sini, biar aku keluar. Jadi kalian bisa leluasa bertelponan," ucap Vania yang sudah bersiap membuka pintu mobil.
"Enggak Vania, kamu harus tetap di sini. Aku angkat bentar ya," jawab Leon sembari menarik tangan Vania.
"Yaudah cepat angkat, jangan buat Ziva merasa khawatir dan cemas karena memikirkan kamu yang tidak ada kabar."
"Iya," lirih Leon.
Leon pun segera mengangkat telpon dari istrinya. Vania yang merasakan sakit dalam hatinya, segera memalingkan wajahnya. Ia tidak mau kalau sampai Leon tahu jika dirinya sedang menangis karena cemburu.
Tak lama kemudian, Vania sudah tidak mendengar lagi suara Leon. Ia segera menyeka air matanya dan perlahan menoleh ke arah Leon.
Deg...
Vania terperanjat kaget saat melihat wajah Leon sudah berada tepat di depan wajahnya.
"Leon, kamu ngapain?" seru Vania.
"Harusnya aku yang tanya, kamu kenapa nangis? Apa kamu cemburu?"
"Enggak kok, siapa juga yang cemburu. Dasar geer!"
"Masak? Yakin gak cemburu?" ucap Leon sambil memperdekat wajahnya.
"Leon kamu jangan macam-macam ya. Atau aku bakal..."
Leon tiba-tiba memeluk tubuh Vania begitu erat. Ia menumpahkan segala rasa rindu yang selama ini ia pendam.
"Vania.., kenapa kamu harus berbohong saat itu. Kenapa kamu membuat aku berada dalam posisi yang sulit seperti sekarang. Aku memang menikah dengan Ziva, tapi aku tidak mencintainya. Hanya kamu yang ada dalam hati dan pikiranku. Bertahun-tahun aku mencoba membencimu, tapi aku tidak bisa. Dan setelah 7 tahun kita berpisah, aku harus menelan pil pahit jika selama ini kamu tidak pernah selingkuh apa lagi hamil di luar nikah. Apa kamu tahu, betapa besar penyesalanku sekarang?" ujar Leon sambil menangis dalam pelukan Vania.
Tangan Vania yang semula diam tak bergerak, mulai membalas pelukan Leon dan memeluknya tak kalah erat. Ia ikut menangis bersama sang mantan, melepas kerinduan diantara mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
Retno Putri Astrini
ohh sang mantan😭😭😭😭
2022-10-08
0
Riantina Kristi
dada saya pun sakit baca nya
2021-12-10
0
Mama amiinn Asis
😭😭😭😭nyedak aku
2021-12-10
0