Karma

Selesai membersihkan seluruh lobby dan bagian depan perusahaan, Vania kembali ke ruangan office girl. Namun baru saja ia masuk ke ruangannya, kepala bagiannya meminta Vania mengantar kopi ke ruang kerja bosnya tersebut.

"Kebetulan sekali kamu datang. Kamu antar kopi ini ke ruangan Pak Leon ya. Barusan dia telepon, soalnya saya mau bikin schedule piket kalian minggu depan," ucap Bu Leni, supervisor bagian kebersihan.

"Saya bu?" tanya Vania sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Ya iya. Kan cuma ada kamu dan saya di ruangan ini. Cepat antar, keburu kopinya dingin."

"Ba--baik bu," jawab Vania terpaksa.

Vania mengambil secangkir kopi yang ia taruh di atas nampan. Ia berjalan menuju ruangan Leon sambil melihat sekitarnya, siapa tahu ada yang bisa menolongnya mengantar kopi tersebut. Namun nasib tak berpihak pada Vania. Kebetulan sekali ia tak melihat teman satu divisinya yang lewat. Hingga ia kini sudah tiba di depan ruangan Leon.

Tok...Tok...Tok...

"Permisi pak," lirih Vania.

"Masuk," jawab Leon dengan mata yang tertuju pada layar laptopnya.

Vania melangkah pelan ke arah Leon, namun karena terlalu sibuk Leon tidak tahu jika office girl yang mengantar minumannya adalah Vania.

"Ini pak kopinya," ucap Vania.

"Terima kasih," jawabnya acuh.

"Saya permisi pak," Vania segera membalikkan tubuhnya, mumpung Leon tengah sibuk dengan pekerjaannya.

Sayangnya Leon yabg tak merasa asing dengan suara Vania, langsung mendongakkan wajahnya dan melihat Vania yang sedang berjalan menuju pintu.

"Tunggu," ucapnya

Deg...

Ucapan Leon seketika menghentikan langkah Vania.

"Iya pak," jawab Vania dan kini dua pasang mata insan manusia yang dulu saling mencintai kembali bertemu.

Leon bangkit berdiri dari singgasananya dan berjalan mendekat ke arah Vania. Sekarang baik Leon dan Vania saling bertatapan. Jika Vania menatap Leon masih penuh dengan rasa rindu, berbeda dengan Leon yang malah mengamati dirinya dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Cih..., apa kamu sudah di buang Morgan? Miris sekali nasib kamu Vania. Kamu dulu menduakan ku dan lihat sekarang apa yang terjadi? Ini namanya karma!!" ucap Leon sinis.

"Maaf pak, ini privasi saya. Jika bapak memanggil saya untuk mencari tahu urusan pribadi saya, lebih baik saya pergi. Permisi," jawab Vania dengan mata mengembun.

"Anak kalian laki-laki atau perempuan? Berapa umurnya sekarang?"

"Perempuan," jawab Vania asal dan ia bergegas keluar dari ruang kerja Leon sebelum ia menangis di depan laki-laki yang sampai saat ini masih ia cintai.

Di depan pintu ruang kerja sang mantan tercinta, Vania menumpahkan semua kesedihannya.

"Leon..., maafin aku karena lagi dan lagi aku harus berbohong sama kamu. Andai kamu tahu Leon, sampai detik ini perasaanku ke kamu tidak berubah sedikit pun. Tapi sekarang status kamu semakin membuat harapanku sirna. Kamu sudah menjadi milik Ziva," umpat Vania.

Tanpa sengaja Memey yang kebetulan lewat langsung menghampiri Vania yang sedang menyandarkan tubuhnya di dinding sambil menangis sesenggukan.

"Vania.., kamu kenapa?" ucap Memey. Vania segera menyeka air mata yang sudah terlanjur membasahi pipinya.

"Gak papa kok mbak. Cuma gak tahu kenapa kepala ku pusing banget."

"Kamu sakit ya? Yaudah istirahat aja di ruangan. Terus ngapain kamu ada di sini?"

"Tadi di suruh Bu Leni mengantar kopi buat Pak Leon."

"Oh..., tapi kamu gak lagi bohong kan?" tanya Memey menyelidik.

Vania menggeleng cepat, ia tidak ingin ada karyawan yang tahu tentang masa lalunya dulu dengan Leon.

"Enggak mbak," jawabnya.

"Kita balik ke ruangan aja yuk. Biar kamu bisa istirahat. Kalau pingsan kan gak lucu."

"Iya mbak," jawab Vania sambil memaksakan senyuman di bibirnya.

"Maaf ya mbak Me, aku gak bisa cerita sama kamu," batinnya.

Selepas kepergian Vania, Leon membuang semua barang yang berada di atas mejanya.

Bruakk....

"Kenapa kamu harus datang lagi ke hadapanku Vania!! Tega banget kamu sama aku! Padahal aku sudah bermimpi untuk jadi suami kamu dan ayah untuk anak-anak kita. Tapi kenapa kamu malah menghancurkannya!!! Dan kamu malah memiliki anak dari pria lain!! Aaargghhh....., jahat kamu Vania!!! Aku benci sama kamu!! Seumur hidupku, aku tidak akan memaafkan mu!" seru Leon.

Leon melempar vas bunga ke arah pintu. Kehadiran Vania kembali mengingatkan rasa sakit hatinya di masa lalu.

Pras yang baru datang tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, hampir terkena lemparan Leon.

"Eitss..," Pras langsung mengelus dadanya saat vas kaca tersebut tak mengenai wajahnya.

"Leon, kamu kenapa?" tanyanya penasaran.

"Kenapa kamu langsung masuk tanpa mengetuk pintu? Kita memang teman, tapi saat kerja kamu harus ingat siapa saya!" bentak Leon.

"Iya maaf pak Leon. Saya khilaf," jawab Pras.

"Sudahlah," Leon kembali duduk ke kursi kerjanya sambil mencoba mengatur nafas dan emosinya.

"Bawa sini berkas yang ada di tangan kamu itu, dan minta cleaning servis buat beresin semua ini," titahnya.

"Ini Leon," jawab Pras, lalu duduk di hadapan Leon sambil mengamati wajahnya dalam-dalam.

"Are you okay?" tanyanya.

"No, I'm not okay," jawab Leon sambil mendongakkan kepalanya, menatap dinding sambil memejamkan matanya.

"Actually I already know. Want to share your story with me? (Sebenarnya aku sudah tahu. Mau berbagi cerita denganku?)."

"Another time. I want to be alone. Can you come out of my room? ( Lain waktu saja. Aku sedang ingin sendiri. Bisakah kamu keluar dari ruangan ku?)."

"Oke, aku keluar. Aku harap jika kamu sudah siap kamu bisa cerita denganku. Siapa tahu aku bisa membantumu," ucap Pras.

"Iya Pras."

Selepas kepergian Pras, Leon mengambil dompet dari saku belakang celananya dan mengambil foto yang selama ini selalu ia simpan. Foto antara dirinya dan Vania.

Krekkk...

"Harusnya sejak dulu aku melakukan ini. Kamu itu ibarat kopi espresso, pahit namun selalu membuat aku ketagihan. Seburuk apapun tindakan kamu ke aku, sekuat apapun aku berusaha membencimu, justru semakin membuatku susah melupakanmu. Vania.., kenapa dulu kau tinggalkan cinta yang dalam buat aku. Kenapa kamu tega melakukan ini kepadaku. 7 tahun tak mengubah perasaan cintaku sama kamu, tapi kamu balas cinta ini dengan rasa sakit hati yang teramat dalam. Meski sudah ada Ziva, tapi rasa untukmu sama sekali tidak berubah Vania," ucap Leon sambil merobek foto kenangan dia dan Vania lalu membuangnya sembarangan.

Terpopuler

Comments

🌻

🌻

uang memisahkan Qita🥺leon

2022-01-21

0

Suwanti

Suwanti

sama2 tersiksa batinnya karena msh ada rasa cinta

2021-12-13

0

zakiyah

zakiyah

geregetttan

2021-11-18

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa
2 Surat Perjanjian
3 Putus
4 Bos Baru
5 Wanita Murahan
6 Karma
7 Hancur Sudah
8 Ada Apa Sebenarnya?
9 Bingung
10 Rencana Gila Leon
11 Antara Cinta dan Benci
12 Mantan Pacar
13 Omong Kosong
14 Berdosakah Aku, Mencintaimu?
15 Melepas Rindu
16 Istri Kedua
17 Kecurigaan Leon
18 Jadi Pelakor Sehari
19 Air Mata Kekecewaan
20 Poligami
21 Cinta Terpendam
22 Tugas dari Leon
23 Naik Jabatan
24 Ratu Drama
25 Aku, Kamu dan Kisah Kita
26 Aku Bukan Pelakor
27 Pertemuan Terakhir
28 Hubungan Gelap
29 Gosip Baru
30 Bubur Mang Asep
31 Maaf
32 Sakit Maag
33 Jangan Menolak
34 Terpaksa
35 Jauhi Leon!!
36 Permintaan Vania
37 Program Hamil
38 Tamparan Balasan
39 Sudah Saatnya
40 Suami Terbaik
41 Perasaan Pras
42 Kenyataan Pahit
43 Depresi
44 Dia Hamil
45 Ada Apa Dengan Kamu?
46 Aku Mandul
47 Aku Harus Jujur
48 Berhasil
49 Vania Kabur
50 Lalai
51 Sama Saja
52 Dokter Mahen
53 Ceroboh
54 Laki-Laki Bodoh
55 Kamu Jahat
56 Sumpah Ziva
57 Perempuan Ular
58 Rencana Pernikahan
59 Dilema
60 Mendapat Restu
61 Perempuan Licik
62 Mertua Vs Menantu
63 Kedatangan Morgan
64 Surat Gugatan Cerai
65 Mencintai Orang Yang Salah
66 Kecelakaan
67 Menantu Durhaka
68 Khawatir
69 Ceraikan Ziva
70 Menghibur Vania
71 Dia Itu Istriku!
72 Posesif
73 Demi Kamu
74 Bubur Termahal
75 Deal
76 Malam Kedua
77 Pulau Kapuk
78 Dasar Boros
79 Istri Sehidup Semati
80 Aksi Heroik Vania
81 Sakit Tak Berdarah
82 Rencana Naura
83 Ngidam Kedua
84 Artikel Kehamilan
85 Merajuk
86 Menunda Pernikahan
87 Wanita Badas
88 Sidang Perceraian
89 Mengagumi Istri Orang
90 Semangat
91 Ketok Palu
92 Terpaksa Bohong
93 Dalang Dari Semuanya
94 Kejutan dari Leon
95 Honeymoon 1
96 Penolakan Vania
97 Belajarlah dari Aku
98 Papa Leon
99 Habisi Dia!
100 Pemenang Terakhir
101 Akal Bulus Kalian
102 Wanita Penggoda
103 Naura Buat Aku
104 Rahasia di Buku Harian
105 Tabrakan
106 Pengorbanan Ziva
107 Plat Mobil Palsu
108 Maafkan Papa
109 Dibalik Kematian Ziva
110 Pembunuhan Berencana
111 Ini Salahku
112 Mengalah
113 Balas Budi
114 Acara Pemakaman Ziva
115 Kamu Yang Menang
116 Mami Naura
117 Pasangan Dunia Akhirat
118 Mendapat Ijin
119 Perempuan Licik dan Serakah
120 Pembawa Sial
121 Tipe Wanita Pras
122 Ketakutan
123 Teman Yang Sesat
124 Gaya Apa Lagi Ini?
125 Mencari Nama Anak
126 Anak Papa
127 Ada Aku
128 Calon Sekutu Leon
129 Tipu Muslihat
130 Peringatan dari Morgan
131 Terlalu Irit
132 Insting Seorang Istri
133 Hukuman Mati
134 Undangan Tuan Malik
135 Aku Setia, Kamu Percaya
136 Jebakan Untuk Leon
137 Istri Yang Luar Biasa
138 Efek Obat
139 Goyah
140 Tangisan Penyesalan
141 Aku Mau Tanggung Jawab
142 Ayo Menikah
143 Calon Suami
144 Aku Tidak Rela
145 Bertepuk Sebelah Tangan
146 Cinta Buta
147 Menjadi Endorse
148 Pesan dari Naura
149 Wanita Susah Dimengerti
150 Pengabdian Pras
151 Yes or No?
152 Minta Restu
153 Level Kita Beda
154 Permintaan Pras
155 Surat Tagihan
156 Berbagi Cerita
157 Solusi Terbaik
158 Bahagia Tanpa Mereka
159 Asisten Miskin
160 Pendonor Dana
161 Pembantu Untuk Naura
162 Aku Cinta Kamu
163 Pendarahan
164 Selamat
165 Sayang-Sayangan
166 Nyawa Harus Dibayar Nyawa
167 Manusia Jelata
168 Penanam Benih
169 Salah Orang
170 Biang Kerok
171 Kehilangan
172 CEO Bodoh
173 Bantuan Untuk Vania
174 Jangan Lupa
175 Kanker Kolorektal
176 Titik Terang
177 Istri Yang Dirindukan
178 Ternyata Kamu Orangnya
179 Pesan Morgan
180 Aku Punya Papa
181 Permintaan Vania
182 Semangat ya Sayang
183 Pernikahan Sederhana
184 Rumah Impian
185 Jangan Pergi!!
186 Hanya Mimpi
187 Tangis Haru
188 Apa Itu Kamu?
189 Kritis
190 Menua Bersama
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Terpaksa
2
Surat Perjanjian
3
Putus
4
Bos Baru
5
Wanita Murahan
6
Karma
7
Hancur Sudah
8
Ada Apa Sebenarnya?
9
Bingung
10
Rencana Gila Leon
11
Antara Cinta dan Benci
12
Mantan Pacar
13
Omong Kosong
14
Berdosakah Aku, Mencintaimu?
15
Melepas Rindu
16
Istri Kedua
17
Kecurigaan Leon
18
Jadi Pelakor Sehari
19
Air Mata Kekecewaan
20
Poligami
21
Cinta Terpendam
22
Tugas dari Leon
23
Naik Jabatan
24
Ratu Drama
25
Aku, Kamu dan Kisah Kita
26
Aku Bukan Pelakor
27
Pertemuan Terakhir
28
Hubungan Gelap
29
Gosip Baru
30
Bubur Mang Asep
31
Maaf
32
Sakit Maag
33
Jangan Menolak
34
Terpaksa
35
Jauhi Leon!!
36
Permintaan Vania
37
Program Hamil
38
Tamparan Balasan
39
Sudah Saatnya
40
Suami Terbaik
41
Perasaan Pras
42
Kenyataan Pahit
43
Depresi
44
Dia Hamil
45
Ada Apa Dengan Kamu?
46
Aku Mandul
47
Aku Harus Jujur
48
Berhasil
49
Vania Kabur
50
Lalai
51
Sama Saja
52
Dokter Mahen
53
Ceroboh
54
Laki-Laki Bodoh
55
Kamu Jahat
56
Sumpah Ziva
57
Perempuan Ular
58
Rencana Pernikahan
59
Dilema
60
Mendapat Restu
61
Perempuan Licik
62
Mertua Vs Menantu
63
Kedatangan Morgan
64
Surat Gugatan Cerai
65
Mencintai Orang Yang Salah
66
Kecelakaan
67
Menantu Durhaka
68
Khawatir
69
Ceraikan Ziva
70
Menghibur Vania
71
Dia Itu Istriku!
72
Posesif
73
Demi Kamu
74
Bubur Termahal
75
Deal
76
Malam Kedua
77
Pulau Kapuk
78
Dasar Boros
79
Istri Sehidup Semati
80
Aksi Heroik Vania
81
Sakit Tak Berdarah
82
Rencana Naura
83
Ngidam Kedua
84
Artikel Kehamilan
85
Merajuk
86
Menunda Pernikahan
87
Wanita Badas
88
Sidang Perceraian
89
Mengagumi Istri Orang
90
Semangat
91
Ketok Palu
92
Terpaksa Bohong
93
Dalang Dari Semuanya
94
Kejutan dari Leon
95
Honeymoon 1
96
Penolakan Vania
97
Belajarlah dari Aku
98
Papa Leon
99
Habisi Dia!
100
Pemenang Terakhir
101
Akal Bulus Kalian
102
Wanita Penggoda
103
Naura Buat Aku
104
Rahasia di Buku Harian
105
Tabrakan
106
Pengorbanan Ziva
107
Plat Mobil Palsu
108
Maafkan Papa
109
Dibalik Kematian Ziva
110
Pembunuhan Berencana
111
Ini Salahku
112
Mengalah
113
Balas Budi
114
Acara Pemakaman Ziva
115
Kamu Yang Menang
116
Mami Naura
117
Pasangan Dunia Akhirat
118
Mendapat Ijin
119
Perempuan Licik dan Serakah
120
Pembawa Sial
121
Tipe Wanita Pras
122
Ketakutan
123
Teman Yang Sesat
124
Gaya Apa Lagi Ini?
125
Mencari Nama Anak
126
Anak Papa
127
Ada Aku
128
Calon Sekutu Leon
129
Tipu Muslihat
130
Peringatan dari Morgan
131
Terlalu Irit
132
Insting Seorang Istri
133
Hukuman Mati
134
Undangan Tuan Malik
135
Aku Setia, Kamu Percaya
136
Jebakan Untuk Leon
137
Istri Yang Luar Biasa
138
Efek Obat
139
Goyah
140
Tangisan Penyesalan
141
Aku Mau Tanggung Jawab
142
Ayo Menikah
143
Calon Suami
144
Aku Tidak Rela
145
Bertepuk Sebelah Tangan
146
Cinta Buta
147
Menjadi Endorse
148
Pesan dari Naura
149
Wanita Susah Dimengerti
150
Pengabdian Pras
151
Yes or No?
152
Minta Restu
153
Level Kita Beda
154
Permintaan Pras
155
Surat Tagihan
156
Berbagi Cerita
157
Solusi Terbaik
158
Bahagia Tanpa Mereka
159
Asisten Miskin
160
Pendonor Dana
161
Pembantu Untuk Naura
162
Aku Cinta Kamu
163
Pendarahan
164
Selamat
165
Sayang-Sayangan
166
Nyawa Harus Dibayar Nyawa
167
Manusia Jelata
168
Penanam Benih
169
Salah Orang
170
Biang Kerok
171
Kehilangan
172
CEO Bodoh
173
Bantuan Untuk Vania
174
Jangan Lupa
175
Kanker Kolorektal
176
Titik Terang
177
Istri Yang Dirindukan
178
Ternyata Kamu Orangnya
179
Pesan Morgan
180
Aku Punya Papa
181
Permintaan Vania
182
Semangat ya Sayang
183
Pernikahan Sederhana
184
Rumah Impian
185
Jangan Pergi!!
186
Hanya Mimpi
187
Tangis Haru
188
Apa Itu Kamu?
189
Kritis
190
Menua Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!