Surat Perjanjian

Di Kediaman Mahardika...

Nyonya Laras dan Leon sedang makan malam bersama di ruang makan. Semenjak Loen memperkenalkan Vania, hubungan antara dirinya dan mamanya memburuk. Dan suasana di ruang makan sangat hening bak di kuburan.

Sesaat kemudian, Ziva datang. Ziva adalah sahabat Leon dari kecil yang sekaligus anak dari Nyonya Lia, sahabat dekat mamanya Leon.

"Malam tante.., malam Leon..," sapa Ziva yang langsung mencium pipi Nyonya Laras. Sedangkan Leon hanya membalas sapaan Ziva dengan senyum.

"Malam sayang. Kamu kesini sama mama kamu apa sendiri?"

"Sendiri tante. Mama minta tolong sama Ziva buat mengantar coklat dari Belanda, katanya kesukaan tante. Kebetulan papa habis pulang dari sana."

"Wah..,wah.., Lia masih ingat saja kesukaan ku ya. Kamu memang calon menantu idaman. Tapi sayangnya anak tante itu buta. Gak bisa milih mana yang berlian mana yang perak," sindir Nyonya Laras.

Prang...

Leon segera menaruh sendok dan garpunya di atas piring dan menatap sinis mamanya.

"Ziv, aku udah kenyang. Aku pergi ke kamar dulu ya," pamit Leon pada Ziva.

"Iya Leon."

Nyonya Laras tak bergeming. Ia tetap melanjutkan makanannya tanpa menoleh ke arah Leon.

Akhirnya Leon pun sudah masuk ke dalam kamar. Dan Ziva yang di kenal Leon adalah sahabat yang baik dan mendukung hubungannya dengan Vania berubah menjadi serigala yang siap menjatuhkan Vania di depan Nyonya Laras.

"Ziva..., apa Leon masih sering berduaan di sekolah dengan gadis miskin itu?"

"Masih tante. Bahkan Leon juga sering mentraktir Vania dan teman-temannya. Siapa lagi kalau bukan Vania yang merengek memaksa Leon. Secara dia Leon kan anak orang kaya tante. Ya di manfaatin lah."

Bruakkk...

Nyonya Laras memukul tangannya ke atas meja makan. Sikap Leon benar-benar membuatnya geram.

"Sudah tante duga, dia hanya perempuan matre," ucapnya kesal.

"Bener itu tante," jawab Ziva yang masih terus mengompori Nyonya Laras.

Dalam hatinya, Ziva tersenyum penuh kemenangan. Hanya lewat mamanya Leon dia akan berusaha memisahkan Leon dan Vania.

Ziva memang sudah lama menyukai Leon. Namun ia tidak berani mengungkapkan perasaanya tersebut. Ziva sadar dan tahu jika cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Leon hanya menganggap dirinya sahabat tidak lebih. Tanpa Leon tahu jika sahabatnya itu adalah musang berbulu domba.

Di saat Nyonya Laras sedang sibuk menyusun rencana dengan Ziva, ada nomor asing yang masuk ke ponselnya.

Kring...Kring...

"Tante ada telpon, tapi cuma nomor aja," cetus Ziva.

"Biarin aja. Paling orang iseng."

"Ya jangan gitu dong tante, siapa tahu penting loh."

"Iya deh sayang. Tante angkat dulu ya."

Ketika hendak mengangkat telponnya, panggilan tersebut mati. Dan tak lama kemudian, telpon itu kembali menghubungi nomor Nyonya Laras.

"Halo," sapa Nyonya Laras.

"Halo tante. Ini saya Vania," lirih Vania dengan suara yang berat dan serak.

"Vania?" Nyonya Laras melirik ke arah Ziva dengan seringai licik di bibirnya. "

Oh iya saya ingat. Bagaimana? apa akhirnya kamu bersedia menerima tawaran saya?"

"Iya tante, saya bersedia. Tapi saya butuh uangnya 50 juta untuk operasi ibu saya tante."

"No problem, tidak masalah. Nanti saya akan suruh anak buah saya ke puskesmas tepat ibu kamu di rawat tadi dan tolong tanda tangani surat perjanjian yang nanti akan di bawa anak buah saya. Kamu paham?"

"Paham tante," jawab Vania dengan air mata yang berderai di atas pipinya.

"Bagus. Saya harap kamu tidak ingkar janji."

"Insyaallah tidak tan. Tapi jika Leon masih terus mendekati saya bagaimana?"

Nyonya Laras terdiam sejenak sambil memikirkan kata-kata Vania. Memang selama ini ia melihat jika Leon adalah tipe anak yang tidak mudah percaya sebelum ia melihat dengan mata kepalanya sendiri.

"Tante...," lirih Vania.

"Oh soal itu, saya akan pikirkan cara biar Leon bisa membenci kamu selama hidupnya."

"Tante ingin membuat Leon membenci saya?" tanya Vania dengan rasa sesak di dadanya. Mana bisa ia melihat Leon membencinya, sedangkan dia sangat mencintai Leon.

"Kenapa? Kamu keberatan? Kalau memang iya, tidak masalah. Saya rasa telpon ini sia-sia, kamu itu hanya membuang-buang waktu saya," cetus Nyonya Laras yang bersiap mematikan sambungan telponnya.

"Tunggu tante...,tunggu..," seru Vania.

"Apalagi? Bukannya tadi kamu keberatan?"

"Tidak tante, baik saya akan mengikuti apa perintah dan cara tante."

"Anak pintar. Kamu tunggu saja di depan, setengah jam lagi anak buah saya akan datang."

"Baik tante," jawab Vania pelan. Dan ia pun segera mematikan sambungan telpon dengan mamanya Leon.

Sekujur tubuh Vania melemas. Vania terduduk di pinggir jalan sambil meratapi nasibnya kini. Dadanya terasa sesak, hatinya berdesir hebat, dan air mata tak pernah berhenti mengalir dari matanya.

"Ya Tuhan.., kenapa aku dan Leon gak bisa bersatu. Kenapa harus ada orang kaya dan orang miskin. Kenapa Tuhan?" seru Vania dalam tangisnya. Setelah puas menangis, Vania bergegas pergi ke puskesmas dimana ibunya di rawat sekarang.

****

Di rumahnya, Nyonya Laras dan Ziva merayakan kemenangan mereka. Dan Ziva membantu memberikan saran untuk Nyonya Laras tentang rencana apa yang bisa membuat Leon membenci Vania.

"Sayang..., jika Leon sudah putus dengan gadis miskin itu tante harap kamu mau ya menjadi kekasih Leon. Karena hanya kamu yang pantas menjadi menantu tante kelak. Kamu gak keberatan kan sayang?"

Ziva tersenyum tipis sambil mengangguk pelan. "Iya tante, lagipula Ziva udah lama suka sama Leon."

"Apa?? Jadi kamu selama ini menyimpan perasaan untuk Leon? Kok tante sampai gak sadar sih? Sini sayang," ucap Nyonya Laras sambil merentangkan kedua tangannya dan di sambut pelukan hangat Ziva. "Tante bakal setuju kalau kamu yang jadi kekasih Leon. Karena memang itu harapan tante. Dan tante akan bantu kamu buat mendapatkan cinta Leon," sambungnya.

"Makasih tante."

"Sama-sama sayang."

****

Sesampainya di puskesmas, Vania bergegas lari ke ruang IGD dan melihat bapaknya masih menangis sambil mendongakkan kepalanya ke atas.

"Bapak..," seru Vania sambil berlari ke arah Pak Indro.

"Vania.., kamu udah dapat pinjamannya nak?"

"Sudah pak. Sebentar lagi uangnya di kirim."

"Kirim? memang kamu pinjam berapa dan sama siapa Van? Ini uang halal kan nak?" tanya Pak Indro menyelidik.

"Iya pak, halal," Vania sudah tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan langsung memeluk tubuh bapaknya dengan erat.

"Cerita sama bapak pak. Kamu pinjam ini dari siapa?"

Vania pun menceritakan semua kepada bapaknya. Mungkin dengan cerita begini, akan sedikit mengurangi kesedihan nya.

Pak Indro menghela nafas. Ia tahu betul Leon adalah anak yang baik. Dan ia juga tahu jika putrinya dan Leon saling mencintai.

"Van.., apa kamu batalkan saja uang dari mamanya Leon. Bapak gak tega lihat kamu sedih seperti ini nak. Biar bapak yang coba cari pinjaman."

"Jangan pak..., gak usah. Kita sudah gak ada waktu lagi. Abaikan aja perasaan Vania. Mungkin Vania dan Leon memang di takdirkan untuk tidak bersama."

"Vania...," Pak Indro kembali memeluk tubuh putrinya. "Kamu memang anak yang berbakti sama orang tua nak. Sampai kamu rela mengorbankan perasaan kamu demi kami."

"Sudah ya pak, jangan bahas soal perasaan Vania. Yabg terpenting sekarang kita fokus sama kesembuhan ibu."

"Iya nak."

Di sela-sela perbincangan Vania dan bapaknya, Leon menelpon Vania.

"Siapa nak?" tanya Pak Indro.

"Leon pak."

"Kenapa gak diangkat?"

"Gak usah pak. Mulai detik ini Vania akan menjauh dari Leon."

"Kamu yang sabar ya Vania. Percayalah sama bapak, kalau memang kalian berjodoh pasti Tuhan akan mempersatukan kalian kembali."

"Iya pak."

Di dalam kamarnya, Leon mulai khawatir dan cemas, karena tidak biasanya Vania bersikap demikian. Leon pun segera menyambar jaket dan kunci motornya lalu bergegas menuruni anak tangga.

"Mau kemana kamu Leon?" tegur Nyonya Laras.

"Ke rumah Vania," ketus Leon sambil berlalu pergi meninggalkan mamanya dan Ziva.

"Ziva kamu bisa lihat kan, semenjak berhubungan dengan gadis miskin itu Leon jadi anak yang pembangkang. Padahal semenjak papanya meninggal, cuma Leon yang tante punya."

"Sabar ya tante. Ziva juga merasa demikian kok tan. Semenjak ada Vania, Leon udah jarang main sama Ziva."

"Iya sayang. Oh iya soal rencana kamu tadi apa kamu yakin berhasil?"

"Yakin 100 % tan. Karena hanya Morgan, laki-laki yang paling di cemburui Leon. Dan Morgan sendiri juga udah lama suka sama Vania," jawab Ziva penuh percaya diri.

Terpopuler

Comments

Runa💖💓

Runa💖💓

Terkadang Sebel melihat orang yg hanya memandang, harta dan tahta
Tapi itulah realita sikaya mana mau punya menantu Orang miskin pastinya yg sederajat

2022-05-04

0

Sugiyanto Samsung

Sugiyanto Samsung

mama yg salah

2022-01-01

0

Herni Lutfi

Herni Lutfi

Up

2021-11-26

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa
2 Surat Perjanjian
3 Putus
4 Bos Baru
5 Wanita Murahan
6 Karma
7 Hancur Sudah
8 Ada Apa Sebenarnya?
9 Bingung
10 Rencana Gila Leon
11 Antara Cinta dan Benci
12 Mantan Pacar
13 Omong Kosong
14 Berdosakah Aku, Mencintaimu?
15 Melepas Rindu
16 Istri Kedua
17 Kecurigaan Leon
18 Jadi Pelakor Sehari
19 Air Mata Kekecewaan
20 Poligami
21 Cinta Terpendam
22 Tugas dari Leon
23 Naik Jabatan
24 Ratu Drama
25 Aku, Kamu dan Kisah Kita
26 Aku Bukan Pelakor
27 Pertemuan Terakhir
28 Hubungan Gelap
29 Gosip Baru
30 Bubur Mang Asep
31 Maaf
32 Sakit Maag
33 Jangan Menolak
34 Terpaksa
35 Jauhi Leon!!
36 Permintaan Vania
37 Program Hamil
38 Tamparan Balasan
39 Sudah Saatnya
40 Suami Terbaik
41 Perasaan Pras
42 Kenyataan Pahit
43 Depresi
44 Dia Hamil
45 Ada Apa Dengan Kamu?
46 Aku Mandul
47 Aku Harus Jujur
48 Berhasil
49 Vania Kabur
50 Lalai
51 Sama Saja
52 Dokter Mahen
53 Ceroboh
54 Laki-Laki Bodoh
55 Kamu Jahat
56 Sumpah Ziva
57 Perempuan Ular
58 Rencana Pernikahan
59 Dilema
60 Mendapat Restu
61 Perempuan Licik
62 Mertua Vs Menantu
63 Kedatangan Morgan
64 Surat Gugatan Cerai
65 Mencintai Orang Yang Salah
66 Kecelakaan
67 Menantu Durhaka
68 Khawatir
69 Ceraikan Ziva
70 Menghibur Vania
71 Dia Itu Istriku!
72 Posesif
73 Demi Kamu
74 Bubur Termahal
75 Deal
76 Malam Kedua
77 Pulau Kapuk
78 Dasar Boros
79 Istri Sehidup Semati
80 Aksi Heroik Vania
81 Sakit Tak Berdarah
82 Rencana Naura
83 Ngidam Kedua
84 Artikel Kehamilan
85 Merajuk
86 Menunda Pernikahan
87 Wanita Badas
88 Sidang Perceraian
89 Mengagumi Istri Orang
90 Semangat
91 Ketok Palu
92 Terpaksa Bohong
93 Dalang Dari Semuanya
94 Kejutan dari Leon
95 Honeymoon 1
96 Penolakan Vania
97 Belajarlah dari Aku
98 Papa Leon
99 Habisi Dia!
100 Pemenang Terakhir
101 Akal Bulus Kalian
102 Wanita Penggoda
103 Naura Buat Aku
104 Rahasia di Buku Harian
105 Tabrakan
106 Pengorbanan Ziva
107 Plat Mobil Palsu
108 Maafkan Papa
109 Dibalik Kematian Ziva
110 Pembunuhan Berencana
111 Ini Salahku
112 Mengalah
113 Balas Budi
114 Acara Pemakaman Ziva
115 Kamu Yang Menang
116 Mami Naura
117 Pasangan Dunia Akhirat
118 Mendapat Ijin
119 Perempuan Licik dan Serakah
120 Pembawa Sial
121 Tipe Wanita Pras
122 Ketakutan
123 Teman Yang Sesat
124 Gaya Apa Lagi Ini?
125 Mencari Nama Anak
126 Anak Papa
127 Ada Aku
128 Calon Sekutu Leon
129 Tipu Muslihat
130 Peringatan dari Morgan
131 Terlalu Irit
132 Insting Seorang Istri
133 Hukuman Mati
134 Undangan Tuan Malik
135 Aku Setia, Kamu Percaya
136 Jebakan Untuk Leon
137 Istri Yang Luar Biasa
138 Efek Obat
139 Goyah
140 Tangisan Penyesalan
141 Aku Mau Tanggung Jawab
142 Ayo Menikah
143 Calon Suami
144 Aku Tidak Rela
145 Bertepuk Sebelah Tangan
146 Cinta Buta
147 Menjadi Endorse
148 Pesan dari Naura
149 Wanita Susah Dimengerti
150 Pengabdian Pras
151 Yes or No?
152 Minta Restu
153 Level Kita Beda
154 Permintaan Pras
155 Surat Tagihan
156 Berbagi Cerita
157 Solusi Terbaik
158 Bahagia Tanpa Mereka
159 Asisten Miskin
160 Pendonor Dana
161 Pembantu Untuk Naura
162 Aku Cinta Kamu
163 Pendarahan
164 Selamat
165 Sayang-Sayangan
166 Nyawa Harus Dibayar Nyawa
167 Manusia Jelata
168 Penanam Benih
169 Salah Orang
170 Biang Kerok
171 Kehilangan
172 CEO Bodoh
173 Bantuan Untuk Vania
174 Jangan Lupa
175 Kanker Kolorektal
176 Titik Terang
177 Istri Yang Dirindukan
178 Ternyata Kamu Orangnya
179 Pesan Morgan
180 Aku Punya Papa
181 Permintaan Vania
182 Semangat ya Sayang
183 Pernikahan Sederhana
184 Rumah Impian
185 Jangan Pergi!!
186 Hanya Mimpi
187 Tangis Haru
188 Apa Itu Kamu?
189 Kritis
190 Menua Bersama
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Terpaksa
2
Surat Perjanjian
3
Putus
4
Bos Baru
5
Wanita Murahan
6
Karma
7
Hancur Sudah
8
Ada Apa Sebenarnya?
9
Bingung
10
Rencana Gila Leon
11
Antara Cinta dan Benci
12
Mantan Pacar
13
Omong Kosong
14
Berdosakah Aku, Mencintaimu?
15
Melepas Rindu
16
Istri Kedua
17
Kecurigaan Leon
18
Jadi Pelakor Sehari
19
Air Mata Kekecewaan
20
Poligami
21
Cinta Terpendam
22
Tugas dari Leon
23
Naik Jabatan
24
Ratu Drama
25
Aku, Kamu dan Kisah Kita
26
Aku Bukan Pelakor
27
Pertemuan Terakhir
28
Hubungan Gelap
29
Gosip Baru
30
Bubur Mang Asep
31
Maaf
32
Sakit Maag
33
Jangan Menolak
34
Terpaksa
35
Jauhi Leon!!
36
Permintaan Vania
37
Program Hamil
38
Tamparan Balasan
39
Sudah Saatnya
40
Suami Terbaik
41
Perasaan Pras
42
Kenyataan Pahit
43
Depresi
44
Dia Hamil
45
Ada Apa Dengan Kamu?
46
Aku Mandul
47
Aku Harus Jujur
48
Berhasil
49
Vania Kabur
50
Lalai
51
Sama Saja
52
Dokter Mahen
53
Ceroboh
54
Laki-Laki Bodoh
55
Kamu Jahat
56
Sumpah Ziva
57
Perempuan Ular
58
Rencana Pernikahan
59
Dilema
60
Mendapat Restu
61
Perempuan Licik
62
Mertua Vs Menantu
63
Kedatangan Morgan
64
Surat Gugatan Cerai
65
Mencintai Orang Yang Salah
66
Kecelakaan
67
Menantu Durhaka
68
Khawatir
69
Ceraikan Ziva
70
Menghibur Vania
71
Dia Itu Istriku!
72
Posesif
73
Demi Kamu
74
Bubur Termahal
75
Deal
76
Malam Kedua
77
Pulau Kapuk
78
Dasar Boros
79
Istri Sehidup Semati
80
Aksi Heroik Vania
81
Sakit Tak Berdarah
82
Rencana Naura
83
Ngidam Kedua
84
Artikel Kehamilan
85
Merajuk
86
Menunda Pernikahan
87
Wanita Badas
88
Sidang Perceraian
89
Mengagumi Istri Orang
90
Semangat
91
Ketok Palu
92
Terpaksa Bohong
93
Dalang Dari Semuanya
94
Kejutan dari Leon
95
Honeymoon 1
96
Penolakan Vania
97
Belajarlah dari Aku
98
Papa Leon
99
Habisi Dia!
100
Pemenang Terakhir
101
Akal Bulus Kalian
102
Wanita Penggoda
103
Naura Buat Aku
104
Rahasia di Buku Harian
105
Tabrakan
106
Pengorbanan Ziva
107
Plat Mobil Palsu
108
Maafkan Papa
109
Dibalik Kematian Ziva
110
Pembunuhan Berencana
111
Ini Salahku
112
Mengalah
113
Balas Budi
114
Acara Pemakaman Ziva
115
Kamu Yang Menang
116
Mami Naura
117
Pasangan Dunia Akhirat
118
Mendapat Ijin
119
Perempuan Licik dan Serakah
120
Pembawa Sial
121
Tipe Wanita Pras
122
Ketakutan
123
Teman Yang Sesat
124
Gaya Apa Lagi Ini?
125
Mencari Nama Anak
126
Anak Papa
127
Ada Aku
128
Calon Sekutu Leon
129
Tipu Muslihat
130
Peringatan dari Morgan
131
Terlalu Irit
132
Insting Seorang Istri
133
Hukuman Mati
134
Undangan Tuan Malik
135
Aku Setia, Kamu Percaya
136
Jebakan Untuk Leon
137
Istri Yang Luar Biasa
138
Efek Obat
139
Goyah
140
Tangisan Penyesalan
141
Aku Mau Tanggung Jawab
142
Ayo Menikah
143
Calon Suami
144
Aku Tidak Rela
145
Bertepuk Sebelah Tangan
146
Cinta Buta
147
Menjadi Endorse
148
Pesan dari Naura
149
Wanita Susah Dimengerti
150
Pengabdian Pras
151
Yes or No?
152
Minta Restu
153
Level Kita Beda
154
Permintaan Pras
155
Surat Tagihan
156
Berbagi Cerita
157
Solusi Terbaik
158
Bahagia Tanpa Mereka
159
Asisten Miskin
160
Pendonor Dana
161
Pembantu Untuk Naura
162
Aku Cinta Kamu
163
Pendarahan
164
Selamat
165
Sayang-Sayangan
166
Nyawa Harus Dibayar Nyawa
167
Manusia Jelata
168
Penanam Benih
169
Salah Orang
170
Biang Kerok
171
Kehilangan
172
CEO Bodoh
173
Bantuan Untuk Vania
174
Jangan Lupa
175
Kanker Kolorektal
176
Titik Terang
177
Istri Yang Dirindukan
178
Ternyata Kamu Orangnya
179
Pesan Morgan
180
Aku Punya Papa
181
Permintaan Vania
182
Semangat ya Sayang
183
Pernikahan Sederhana
184
Rumah Impian
185
Jangan Pergi!!
186
Hanya Mimpi
187
Tangis Haru
188
Apa Itu Kamu?
189
Kritis
190
Menua Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!