Hancur Sudah

Seminggu berlalu, hari ini Ziva dan Nyonya Laras kembali ke London untuk mengambil barang berharga milik mereka yang masih tertinggal di sana.

Setelah berunding dengan mama dan istrinya, Leon memilih tinggal kembali di Indonesia. Ziva pun sangat setuju, karena dengan begitu ia juga kembali dekat dengan kedua orang tuanya.

Leon di temani Pras, mengantar Ziva dan Nyonya Laras ke bandara.

"Sayang.., selama aku pergi jangan lirik-lirik perempuan lain ya. Apalagi di perusahaan baru kamu itu. Aku melihat banyak karyawan cantik di sana," ujar Ziva.

"Ehem..,eheem.., ingat baik-baik pesan istri kamu ya Leon," imbuh Nyonya Laras.

Uhukk...Uhukk...

Tiba-tiba Leon tersedak. Apa Ziva sudah tahu jika Vania ternyata kerja di perusahaan barunya dan kini ia sedang menyindir dirinya? Atau mungkin ini firasat dan insting seorang istri? Entahlah tapi Leon tetap berusaha bersikap biasa di depan istri dan mamanya.

"Iya sayang. Kamu sangat tahu sifat ku. Apa pernah selama ini aku menyakiti hati seorang perempuan?" ucap Leon sinis.

"Iya Leon, maaf," Ziva berusaha membujuk Leon yang terlihat kesal karena ucapannya barusan.

"Sudah.., sudah.., kalian ini. Mau berpisah kok malah marahan. Ayo baikan," sahut Nyonya Laras.

"Iya Ziva sayang. Aku gak marah kok."

"Beneran?"

"Iya sayang. Kamu dan mama hati-hati ya. Kalau sudah sampai, jangan lupa kabari aku."

"Pasti sayang," jawab Ziva sambil memeluk tubuh suaminya. Entah kenapa ada hal yang mengganjal hatinya sekarang, namun ia sendiri tidak tahu itu apa.

Sesaat kemudian terdengar pemberitahuan jika pesawat Ziva dan Nyonya Laras hendak take off. Ziva melambaikan tangan dengan mengurai senyum ke arah suaminya.

Pras dan Leon pun bergegas ke perusahaan setelah tak melihat keberadaan istri dan mamanya. Dan sepanjang perjalanan, Pras melihat bos sekaligus sohibnya tersebut terlihat sedang banyak pikiran.

"Leon.., apa kamu sudah mau cerita apa masalahmu kepadaku?" tanya Pras.

Leon menghela nafas panjangnya dan perlahan ia menceritakan pada Pras tentang office girl yang di puji Pras kemarin.

Pras membelalakkan kedua bola matanya. Mulutnya menganga sambil terus menelan salivanya.

"Jadi Vania si office girl cantik itu mantan kekasih kamu yang sudah mengkhianati kamu dulu?" tanya Pras dengan nada terbata-bata.

"Iya."

"Yeah.., aku patah hati dong Leon."

"Maksudnya? Kamu jangan gila, dia itu perempuan gak bener. Jangan sampai kamu masuk perangkapnya," cetus Leon.

"Bercanda Leon. Tapi aku gak yakin deh Vania melakukan hal seperti apa yang kamu ceritakan. Dia kelihatan perempuan baik-baik. Wajahnya juga terlihat polos."

"Sudah aku bilang, dia itu penipu! Awas saja kalau kamu sampai nekat mendekatinya. Cukup aku yang jadi korbannya!" tegas Leon.

"Iya iya," jawab Pras. " By the way, kayaknya nanti aku gak bisa lembur dan menemani kamu meeting bersama Tuan Lionel. Kamu gak papa?" ucapnya ragu.

"No problem, lagian rencananya malam ini aku juga mau tidur di perusahaan aja. Kamu tahu sendiri kan, setiap meeting bersama Tuan Lionel dia selalu mengajak untuk minum bersama. Lagia buat apa juga aku pulang, rumah sepi. Gak ada Ziva dan mama juga kan?"

"Iya aku tahu. Ya penting aku sudah pamit duluan sama kamu ya Leon. Jadi aku gak mau kamu bilang aku gak profesional dalam bekerja."

"Hmm..," jawab Leon malas. "Memang kamu mau kemana sih?" tanyanya.

"Mau nemenin mamaku check up ke rumah sakit."

"Oh.., salam ya buat tante Belinda."

"Siap pak Leon," jawab Pras dengan seringai lebar dari sudut bibirnya.

Tak terasa waktu jam pulang sudah tiba, Vania dan Memey sudah bersiap untuk pulang. Namun tiba-tiba Bu Leni datang menghampiri keduanya.

"Memey.., tolong hari ini kamu gantikan Via lembur ya. Tadi kan Via ijin gak masuk, padahal hari ini jadwalnya lembur," titah Bu Leni.

Memey menunduk lesu. Bukannya menolak dan membantah perintah atasan tapi anaknya di rumah sedang sakit. Mana mungkin jika ia harus pulang terlambat. Pasti suami dan ibu mertuanya akan marah jika Memey mengiyakan permintaan atasannya tersebut.

Vania yang tahu kondisi Memey segera menyela pembicaraan.

"Biar saya aja yang lembur bu. Anak Mbak Memey sedang sakit bu. Biar jadwal lembur Via saya yabg gantikan," ucapnya.

"Baiklah kalau begitu. Hari ini kamu lembur ya Vania. Nanti Pak Leon ada meeting dengan Tuan Lionel, dan biasanya Tuan Lionel pulang agak malam. Kamu tunggu dan jangan lupa bersihkan ruang kerja Pak Leon setelah mereka selesai meeting."

"Baik bu," jawab Vania.

"Thanks ya Van. Maaf kalau aku malah jadi ngerepotin kamu," sela Memey sesaat setelah atasannya berlalu pergi.

"Iya mbak sama-sama. Udah Mbak Memey cepetan pulang. Kasihan Angel di rumah pasti lagi nungguin mbak pulang."

"Iya Van, aku duluan ya. Sekali lagi, makasih."

"Iya mbak. Hati-hati di jalan mbak."

"Iya Vania," seru Memey.

Vania kembali menaruh tas nya ke dalam rak. Ia lalu mengambil sapu kemudian mulai membersihkan seluruh ruangan kantor.

Di sela-sela ia bersih-bersih, Tiba-tiba Vania teringat pada bapaknya di rumah. Vania lalu mengambil ponsel di saku bajunya.

"Mending aku kabari Pak Totok kalau aku lembur dan minta tolong sama beliau buat nemenin bapak sampai aku pulang kerja," ucap Vania sembari mengetik pesan yang ia tujukan untuk tetangga terdekatnya di rumah.

Dari jendela ruang kerjanya, Leon mengamati gerak-gerik Vania dari jauh.

"Ngapain dia belum pulang? Apa dia sedang lembur?" batin Leon sekilas, namun dengan cepat ia menepisnya.

Tak terasa waktu sudah pukul 21.00, namun ruangan Leon masih nampak terang dan suara ramai di dalamnya.

Vania masih menunggu dari sudut ruangan, sambil terus menengok jam yang tertempel di dinding.

"Kok lama banget sih. Gak enak juga kalau minta tolong sama Pak Totok buat nemenin bapak sampai malam begini," ucapnya dalam hati.

Tak lama kemudian, Vania melihat Leon dan Tuan Malik beserta dua pria mulai keluar dari ruangan Leon. Mereka meracau dan sudah di pastikan mereka semua pasti dalam keadaan mabuk.

Vania segera mengambil sapu dan lap di ruang kerjanya dan bergegas menuju ruang kerja Leon. Dalam pikirannya sekarang, ia segera ingin menyelesaikan tugasnya lalu pulang.

Baru saja Vania sibuk membersihkan botol-botol minuman dan mengelap meja kerja Leon, ada seorang laki-laki masuk. Karena kelelahan, Vania tidak sadar jika Leon sudah berdiri tepat di belakangnya.

"Vania," lirih Leon.

Vania segera membalikkan tubuhnya. Ia terperanjat kaget, ia pikir Leon sudah pulang, namun pikirannya salah. Leon kembali masuk ke dalam dan berdiri di depannya dengan mata merah dan aroma alkohol menyengat masuk ke dalam indra penciuman Vania.

"Pak Leon.., maaf pak saya hanya...," belum selesai Vania bicara, Leon yang mabuk langsung menarik tubuh Vania kedalam pelukannya.

"Jangan pergi lagi Vania, aku sangat mencintai kamu," ucapnya.

Vania berdiri mematung. Tidak membalas namun juga tidak menolak pelukan yang dulu selalu membuatnya nyaman. Namun Vania sadar jika status Leon sudah beristri, ia lalu melepaskan pelukan Leon dan mendorong tubuhnya.

"Leon lepas. Kamu sedang mabuk, minggir aku pulang saja," jawab Vania.

Saat Vania hendak pergi, Leon segera menarik pergelangan tangannya. Ia mendaratkan bibirnya dan mengecup paksa bibir mantan kekasihnya tersebut.

"Emphh Leon..., kamu mau apa?" teriak Vania, sayangnya tidak ada orang di dalam sana yang mendengar teriakannya.

"Kamu bisa melayani Morgan kan? Jadi sekarang aku minta layani aku," ucap Leon dengan seringai licik di bibirnya.

"Leon kamu sedang mabuk!! Tolong lepasin aku Leon," rengek Vania dengan deraian air mata yang mengalir deras keluar dari mata indahnya.

Leon tidak peduli dengan ocehan Vania. Ia lalu menggendong tubuh Vania dan membawanya masuk ke dalam kamar pribadi di dalam ruang kerjanya dan menghempaskan tubuh Vania dengan kasar ke atas ranjang.

Bugh..

"Leon.., aku mohon jangan lakukan ini," rengek Vania, berharap akan ada seseorang yang menolong dirinya.

Leon yang sudah dalam pengaruh alkohol, semakin mendekat ke arah Vania sambil melepas pakaiannya.

"Wanita murahan sepertimu memang pantas di perlakukan seperti ini," ucap Leon dengan tubuhnya yang kini sudah menindihi tubuh Vania.

"Leon, jangan!!" teriak Vania dan satu hentakan akhirnya menghancurkan masa depan Vania mulai malam ini. Vania cuma bisa menangis, meratapi kenaasan nasibnya sekarang.

Leon tertidur pulas di samping tubuh Vania. dengan segera Vania beranjak dari ranjang bersprei putih dengan banyak bercak merah yang tertinggal di atas sana. "Lebih baik aku segera pergi, sebelum Leon bangun," batinnya sesak.

Sambil menangis, Vania mulai mengambil pakaian dan roknya yang berserakan di atas lantai sambil menahan rasa sakit di bagian sensitifnya.

"Kamu jahat Leon!! Kamu jahat!!" lirih Vania dengan langkah lunglai keluar dari ruang kerja Leon dalam keadaan compang-camping.

Terpopuler

Comments

Sugiyanto Samsung

Sugiyanto Samsung

😭😭😭😭

2022-01-01

0

💞my heart💞

💞my heart💞

😭😭😭😭😭😭

2021-12-07

0

Tuti Hamisyah

Tuti Hamisyah

next

2021-12-03

1

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa
2 Surat Perjanjian
3 Putus
4 Bos Baru
5 Wanita Murahan
6 Karma
7 Hancur Sudah
8 Ada Apa Sebenarnya?
9 Bingung
10 Rencana Gila Leon
11 Antara Cinta dan Benci
12 Mantan Pacar
13 Omong Kosong
14 Berdosakah Aku, Mencintaimu?
15 Melepas Rindu
16 Istri Kedua
17 Kecurigaan Leon
18 Jadi Pelakor Sehari
19 Air Mata Kekecewaan
20 Poligami
21 Cinta Terpendam
22 Tugas dari Leon
23 Naik Jabatan
24 Ratu Drama
25 Aku, Kamu dan Kisah Kita
26 Aku Bukan Pelakor
27 Pertemuan Terakhir
28 Hubungan Gelap
29 Gosip Baru
30 Bubur Mang Asep
31 Maaf
32 Sakit Maag
33 Jangan Menolak
34 Terpaksa
35 Jauhi Leon!!
36 Permintaan Vania
37 Program Hamil
38 Tamparan Balasan
39 Sudah Saatnya
40 Suami Terbaik
41 Perasaan Pras
42 Kenyataan Pahit
43 Depresi
44 Dia Hamil
45 Ada Apa Dengan Kamu?
46 Aku Mandul
47 Aku Harus Jujur
48 Berhasil
49 Vania Kabur
50 Lalai
51 Sama Saja
52 Dokter Mahen
53 Ceroboh
54 Laki-Laki Bodoh
55 Kamu Jahat
56 Sumpah Ziva
57 Perempuan Ular
58 Rencana Pernikahan
59 Dilema
60 Mendapat Restu
61 Perempuan Licik
62 Mertua Vs Menantu
63 Kedatangan Morgan
64 Surat Gugatan Cerai
65 Mencintai Orang Yang Salah
66 Kecelakaan
67 Menantu Durhaka
68 Khawatir
69 Ceraikan Ziva
70 Menghibur Vania
71 Dia Itu Istriku!
72 Posesif
73 Demi Kamu
74 Bubur Termahal
75 Deal
76 Malam Kedua
77 Pulau Kapuk
78 Dasar Boros
79 Istri Sehidup Semati
80 Aksi Heroik Vania
81 Sakit Tak Berdarah
82 Rencana Naura
83 Ngidam Kedua
84 Artikel Kehamilan
85 Merajuk
86 Menunda Pernikahan
87 Wanita Badas
88 Sidang Perceraian
89 Mengagumi Istri Orang
90 Semangat
91 Ketok Palu
92 Terpaksa Bohong
93 Dalang Dari Semuanya
94 Kejutan dari Leon
95 Honeymoon 1
96 Penolakan Vania
97 Belajarlah dari Aku
98 Papa Leon
99 Habisi Dia!
100 Pemenang Terakhir
101 Akal Bulus Kalian
102 Wanita Penggoda
103 Naura Buat Aku
104 Rahasia di Buku Harian
105 Tabrakan
106 Pengorbanan Ziva
107 Plat Mobil Palsu
108 Maafkan Papa
109 Dibalik Kematian Ziva
110 Pembunuhan Berencana
111 Ini Salahku
112 Mengalah
113 Balas Budi
114 Acara Pemakaman Ziva
115 Kamu Yang Menang
116 Mami Naura
117 Pasangan Dunia Akhirat
118 Mendapat Ijin
119 Perempuan Licik dan Serakah
120 Pembawa Sial
121 Tipe Wanita Pras
122 Ketakutan
123 Teman Yang Sesat
124 Gaya Apa Lagi Ini?
125 Mencari Nama Anak
126 Anak Papa
127 Ada Aku
128 Calon Sekutu Leon
129 Tipu Muslihat
130 Peringatan dari Morgan
131 Terlalu Irit
132 Insting Seorang Istri
133 Hukuman Mati
134 Undangan Tuan Malik
135 Aku Setia, Kamu Percaya
136 Jebakan Untuk Leon
137 Istri Yang Luar Biasa
138 Efek Obat
139 Goyah
140 Tangisan Penyesalan
141 Aku Mau Tanggung Jawab
142 Ayo Menikah
143 Calon Suami
144 Aku Tidak Rela
145 Bertepuk Sebelah Tangan
146 Cinta Buta
147 Menjadi Endorse
148 Pesan dari Naura
149 Wanita Susah Dimengerti
150 Pengabdian Pras
151 Yes or No?
152 Minta Restu
153 Level Kita Beda
154 Permintaan Pras
155 Surat Tagihan
156 Berbagi Cerita
157 Solusi Terbaik
158 Bahagia Tanpa Mereka
159 Asisten Miskin
160 Pendonor Dana
161 Pembantu Untuk Naura
162 Aku Cinta Kamu
163 Pendarahan
164 Selamat
165 Sayang-Sayangan
166 Nyawa Harus Dibayar Nyawa
167 Manusia Jelata
168 Penanam Benih
169 Salah Orang
170 Biang Kerok
171 Kehilangan
172 CEO Bodoh
173 Bantuan Untuk Vania
174 Jangan Lupa
175 Kanker Kolorektal
176 Titik Terang
177 Istri Yang Dirindukan
178 Ternyata Kamu Orangnya
179 Pesan Morgan
180 Aku Punya Papa
181 Permintaan Vania
182 Semangat ya Sayang
183 Pernikahan Sederhana
184 Rumah Impian
185 Jangan Pergi!!
186 Hanya Mimpi
187 Tangis Haru
188 Apa Itu Kamu?
189 Kritis
190 Menua Bersama
Episodes

Updated 190 Episodes

1
Terpaksa
2
Surat Perjanjian
3
Putus
4
Bos Baru
5
Wanita Murahan
6
Karma
7
Hancur Sudah
8
Ada Apa Sebenarnya?
9
Bingung
10
Rencana Gila Leon
11
Antara Cinta dan Benci
12
Mantan Pacar
13
Omong Kosong
14
Berdosakah Aku, Mencintaimu?
15
Melepas Rindu
16
Istri Kedua
17
Kecurigaan Leon
18
Jadi Pelakor Sehari
19
Air Mata Kekecewaan
20
Poligami
21
Cinta Terpendam
22
Tugas dari Leon
23
Naik Jabatan
24
Ratu Drama
25
Aku, Kamu dan Kisah Kita
26
Aku Bukan Pelakor
27
Pertemuan Terakhir
28
Hubungan Gelap
29
Gosip Baru
30
Bubur Mang Asep
31
Maaf
32
Sakit Maag
33
Jangan Menolak
34
Terpaksa
35
Jauhi Leon!!
36
Permintaan Vania
37
Program Hamil
38
Tamparan Balasan
39
Sudah Saatnya
40
Suami Terbaik
41
Perasaan Pras
42
Kenyataan Pahit
43
Depresi
44
Dia Hamil
45
Ada Apa Dengan Kamu?
46
Aku Mandul
47
Aku Harus Jujur
48
Berhasil
49
Vania Kabur
50
Lalai
51
Sama Saja
52
Dokter Mahen
53
Ceroboh
54
Laki-Laki Bodoh
55
Kamu Jahat
56
Sumpah Ziva
57
Perempuan Ular
58
Rencana Pernikahan
59
Dilema
60
Mendapat Restu
61
Perempuan Licik
62
Mertua Vs Menantu
63
Kedatangan Morgan
64
Surat Gugatan Cerai
65
Mencintai Orang Yang Salah
66
Kecelakaan
67
Menantu Durhaka
68
Khawatir
69
Ceraikan Ziva
70
Menghibur Vania
71
Dia Itu Istriku!
72
Posesif
73
Demi Kamu
74
Bubur Termahal
75
Deal
76
Malam Kedua
77
Pulau Kapuk
78
Dasar Boros
79
Istri Sehidup Semati
80
Aksi Heroik Vania
81
Sakit Tak Berdarah
82
Rencana Naura
83
Ngidam Kedua
84
Artikel Kehamilan
85
Merajuk
86
Menunda Pernikahan
87
Wanita Badas
88
Sidang Perceraian
89
Mengagumi Istri Orang
90
Semangat
91
Ketok Palu
92
Terpaksa Bohong
93
Dalang Dari Semuanya
94
Kejutan dari Leon
95
Honeymoon 1
96
Penolakan Vania
97
Belajarlah dari Aku
98
Papa Leon
99
Habisi Dia!
100
Pemenang Terakhir
101
Akal Bulus Kalian
102
Wanita Penggoda
103
Naura Buat Aku
104
Rahasia di Buku Harian
105
Tabrakan
106
Pengorbanan Ziva
107
Plat Mobil Palsu
108
Maafkan Papa
109
Dibalik Kematian Ziva
110
Pembunuhan Berencana
111
Ini Salahku
112
Mengalah
113
Balas Budi
114
Acara Pemakaman Ziva
115
Kamu Yang Menang
116
Mami Naura
117
Pasangan Dunia Akhirat
118
Mendapat Ijin
119
Perempuan Licik dan Serakah
120
Pembawa Sial
121
Tipe Wanita Pras
122
Ketakutan
123
Teman Yang Sesat
124
Gaya Apa Lagi Ini?
125
Mencari Nama Anak
126
Anak Papa
127
Ada Aku
128
Calon Sekutu Leon
129
Tipu Muslihat
130
Peringatan dari Morgan
131
Terlalu Irit
132
Insting Seorang Istri
133
Hukuman Mati
134
Undangan Tuan Malik
135
Aku Setia, Kamu Percaya
136
Jebakan Untuk Leon
137
Istri Yang Luar Biasa
138
Efek Obat
139
Goyah
140
Tangisan Penyesalan
141
Aku Mau Tanggung Jawab
142
Ayo Menikah
143
Calon Suami
144
Aku Tidak Rela
145
Bertepuk Sebelah Tangan
146
Cinta Buta
147
Menjadi Endorse
148
Pesan dari Naura
149
Wanita Susah Dimengerti
150
Pengabdian Pras
151
Yes or No?
152
Minta Restu
153
Level Kita Beda
154
Permintaan Pras
155
Surat Tagihan
156
Berbagi Cerita
157
Solusi Terbaik
158
Bahagia Tanpa Mereka
159
Asisten Miskin
160
Pendonor Dana
161
Pembantu Untuk Naura
162
Aku Cinta Kamu
163
Pendarahan
164
Selamat
165
Sayang-Sayangan
166
Nyawa Harus Dibayar Nyawa
167
Manusia Jelata
168
Penanam Benih
169
Salah Orang
170
Biang Kerok
171
Kehilangan
172
CEO Bodoh
173
Bantuan Untuk Vania
174
Jangan Lupa
175
Kanker Kolorektal
176
Titik Terang
177
Istri Yang Dirindukan
178
Ternyata Kamu Orangnya
179
Pesan Morgan
180
Aku Punya Papa
181
Permintaan Vania
182
Semangat ya Sayang
183
Pernikahan Sederhana
184
Rumah Impian
185
Jangan Pergi!!
186
Hanya Mimpi
187
Tangis Haru
188
Apa Itu Kamu?
189
Kritis
190
Menua Bersama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!