"Pagi menggulung malam
matahari mengantarkan rembulan ke peraduan nya
lalu menunaikan tugasnya menyapa bumi dengan
senyuman hangatnya,sehangat senyum mu."
Bangun tidur Rheina di kejutkan lagi oleh kiriman puisi dari Gerald dan lagi wajahnya merona dia senyum-senyum sendiri.
Dia merentangkan tangannya bunyi suara kucing itu pun trerdengar lagi
"kusapa pagi dengan sejuta senyum
sambil melangkah membuka jendela terli
hatlah alam menyapaku dengan ramahnya
sembari kumenatap bayangmu yang mengukir
senyuman indah."
Rheina menggelengkan kepalanya lalu tersenyum lalu dia bangkit dari peraduan nya melangkahkan kaki kecilnya menuju jendela dan membukanya.
Dia tersenyum menyambut pagi, agak kesiangan sedikit tidak apalah karena hari sabtu Rheina libur.
Dia menghirup udara segar pagi hari sambil memejamkan mata indahnya.
"Sungguh aku merasakan harum pagi yang masih segar." gumamnya.dalam hati.
Beberapa menit kemudian...
Rheina tidak tahan ingin mandi dia langkahkan kakinya menuju kamar kecil itu, sampai di kamar mandi dia mengisi bath tub berbentuk hati itu dengan hangat suam-suam kuku lalu menambahkan sabun cair aroma citrus di dalamnya aroma citrus yang menggoda dirinya untuk berendam.
Lalu dia melepaskan seluruh benang di tubuhnya terlihatlah lengkungan indah dan kulitnya putih mulus dan merendamkan dirinya di bak itu.
"Tok...tok..tok..Rheina, ayo..bangun!sudah jam berapa ini?kamu belum bangun juga entar rezekinya dipatok ayam lho!" tegur ibunya.
Ternyata tak.ada reaksi.dari Rheina, bu Handoyo tidak tahu kalau Rheina sedang asyik berendam.
"Ya..ampun, nih..anak!" bu Handoyo yang tidak sabar membuka paksa pintu kamar Rheina.
"Ayo..ba..." bu Handoyo kaget waktu tidak mendapatkan Rheina di tempat tidurnya yang ada cuma handpone .
"Lho..Rhei, kamu.dimana?" bu Handoyo mulai panik sambil muter-muter kamar putrinya.
"Aduh..jangan..jangan! jangan..jangan!dia diculik alien lagi waktu dia masih tidur,aduh..bagaimana ini?" keluhnya.
Sedangkan di kamar mandi Rheina sedang asyik memainkan.sabun.
"Ivra..aaaaaaaaaan!"
"Papa..aaaaaaaa!"
Dikamar mandi.
Rheina menghentikan kegiatan nya lalu memasang telinga.
"Lho...ngapain mama teriak-teriak gitu?" tanyanya pada.dirimya sendiri.
Kediaman keluarga Wira.
"Ini hari pertama kerja, doakan aku sukses ya.bu." pinta Gerald sambil mencium tangan sang ibu.
"Pasti dong.doa ibu selalu menyertaimu." ucap ibumya.sambil mengacak-acak rambut sang putra sulungnya.
"Terima kasih." ucapnya sambil tersenyum lalu mencium kedua pipi ibunya.
"Hati-hati.."
Gerald mengangguk pelan sambil menghidupkan mesin motor matic nya tak lupa memakai helm lalu menjalankan motornya dan melambaikan tangan nya.pada sang ibu yang mengantarnya sampai.pagar.
Di jalan..
Gerald menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, hari ini hari pertama dia kerja tidak boleh terlambat, kerjanya.di mulai jam setengah tujuh jadi.dia berangkat jam enam tepat supaya tidak terkena macet.
Beberapa menit kemudian...
Gerald sudah berada di cafe Pelangi dia .memakirkan motornya..
"Pagi, pak." sapa Gerald, ramah.
"Pagi, wuah..kau.datang tepat.waktu." ucap sang atasan, bangga.
"Iya, pak."
"Baiklah, silahkan kau absen dulu.disana dengan kartu identitasmu." perintah pak.Ramu.sang atasan sambil menunjuk kan seperti mesin ATM.
"Baik, Pak." sahut Gerald.
"Setelah.itu.langsung keruangan.saya untuk menentukan tugas kamu." sambungnya.santai namun serius.
"Baik, pak."
Pak Ramu.mengangguk lalu melenggang keruangan nya.
kediaman Handoyo..
"Ada apa.sih..ma?.kok..teriak-teriak gitu?"protes Ivran sambi ngos-ngosan.
"Papamu mana?" tanya bu Handoyo.
"sudah makan nasi goreng tidur lagi, ma." jawab Ivran.sambil cengengesan.
"Aduh...si papa!" gerutu.bu Hamdoyo sambil menghentak kan kakinya.
"Memangnya kenapa sih..ma?panik kayak gitu?mama ketemu mbak Kunti yang lagi dandan?" tanya Ivran tak mengerti.
"Hush,.ngawur.kamu,!"
Di cafe pelangi..
Gerald ternyata.di tugaskan membersihkan dapur, dia bekerja dengan giatnya.di temani kedua teman nya Afrizal dan Senita.
"Hai..apakabar?kamu baru ya?" tebak Afrizal.
"Iya, mas." jawab Gerald.
"Gak usah panggil mas akh...kita kan seumur panggil saja aku Afrizal dan ini, sepupuku namanya Senita dewi kami juga baru disini." Ujar Afrizal, ramah.
"Oh..".balas Gerald sambil menunduk hormat pada Senita, Senita tersenyum malu rupanya dia menyukai Gerald, ow..ow..ww.
"Aku, Gerald rahardika pamggi saja aku Gerald." Gerald membalas memperpenalkan dirinya.
"Oh..selamat datang, Gerald." ucap Senita.dengan gaya.centilnya.
"Terima kasih.".ucap Gerald tak enak.
Afrizal merasakan kalau Senita,.sepupunya naksir sama.Gerald tapi dia merasakan ada yang tidak nyaman pada diri Gerald saat menatap Senita entah apa itu?dia sendiri juga tidak tahu.
"Seandainya.Rheina disini." gumam Gerald dalam hati.
kediama keluarga Handoyo..
"Ad..."
"Apaan sih..ma?" protes Rheina sambil memakai baju handuk
."Astaga!Rheina, kamu.kemana aja sih?"tanya ibunya panik.
"Aku kan mandi,ma." jawab Rheina, santai.
"Aduh...mama..mama, bikin panik Ivran aja.deh." protes Ivran.
"kenapa.sih..mas?" tanya Rheina, polos.
"Tamya.sendiri.tuh..sama mama."
Rheina mempalingkan wajah kearah ibunya yang tersipu malu lalu mengkerutkan dahinya.
"Mama kira kamu.diculik sama alien." lirih ibunya sambil tersenyum malu.
"Gubra...aaaak!"
Di cafe..
Beberapa jam kemudian cafe penuh oleh para pelanggan, Gerald melayani para konsumen nya dengan ramah begitu juga yang lain, dia bekerja.dengan.serius, terampil, dan cekatan.
Diam-diam pak.Ramu.memperhatikan kerjanya di dalam ruanganmya dengan memakai laptop pengintai bukan hanya Gerald tapi.juga yang lain nya.
"Hebat sekali.dia,.baru pertama.kali kerja dia sudah serajin dan cekatan seperti.itu." puji pak.Ramu.
Kediaman keluarga Wira.
"Mas Gerald sudah berangkat bu?" tamya Rendi.
"Sudah, pagi-pagi tadi." jawab sang ibu, santai sambil menyirami tanaman.
"Kok..pagi amat bu?"
"Ya..iyalah, mas mu.itu kan baru pertama kali kerja." balas bu Wira sambil meneruskan kerjanya.
"Oh.."
"Mandi.gih..sana, bau tahu!kalau.enggak mau, ibu semprot nih!" ancam bu Wira sambil mengacungkan selangnya.kearah.Rendi.
"Iya bu..iya,.tega amat.sih..ibu.," keluh Rendi sambil berdecak kesal.
"Biarin.,"
Kediaman keluarga Handoyo..
"Rheina berangkat dulu, ma, mas" pamit Rheina pada keduanya.
"Lho.papa mana?"
"Biasa, Rhei lagi bertemu bidadari.dalam mimpi." Ivran cekikikan, begitu Rheina.
"Semoga papa kalian terbangun karena mimpi ketemu mbak Kunti, heh!" gerutu bu Handoyo, kesal
"Ih..mama.ini."
"Biarin.aja."
"Ya..sudah,.aku berangkat ya." pamit Rheina sambil memasuk kan bekal makanan untuk sang calon suami ke dalam tasnya.
"Hati-hati."
Lalu melenggak berjalan menyusuri.setapak jalan perumahannya, agak jauh memang lalu tiba-tiba..
"Rheina..aaa!"
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments