"Belum juga, pak Ramu." jawab Afif, merasa bersalah dan gelisah.
"Lama sekali ya." gumam pak Ramu.
"Mungkin macet, pak." elak Afif.
"Mungkin saja, oh..iya..kalau dia sudah balik suruh dia langsung kekantor saya ya, sekarang juga!" titah pak Ramu, tegas.
"Baik, pak." sahut Afif.
Di jalan..
Gerald mengendarai motornya dengan hati gundah gulana bagaimana tidak ini adalah hari pertama dia kerja seenaknya aja pergi begitu saja tanpa pamit pada sang atasan bagaimanapun dia harus bertanggung jawab atas semua ini.
Tapi demi orang yang disayangi dia rela terkena hukuman apapun itu, ya...dia menolong Rheina dari Dani yang mau membawanya lari itu.
Dan Rheina pernah memiliki cerita yang kelam yang tidak dia ketahui sebelumnya tapi berharap Reheina cerita atas kerelaan dia sendiri.
Apapun masa lalu bidadarinya tak membuat cintanya pada Rheina menjadi surut justru dia semakin mencintai wanita mungil itu.
Kediaman keluarga Handoyo.
"Nah...panjang umur, dia sudah kembali." celutuk bu Handoyo.
"Lama amat, Rhei?" bu Handoyo, cemas.
Rheina menoleh.dan menunduk menatap sang bunda." Maaf, ma macet lagi pula cafe pelangi tempat Gerald kerja itu jauh." jawabnya, santai juga merasa bersalah karena sudah berbohong.
"Oh..gitu, ya..sudah masuk, sana."
"Ya..ma."
Dan Rheina pun masuk langsung kekamarnya untuk menyeselesaikan tugas kantornya dengan memakai laptop nanti laporan nya langsung dikirim ke email atasan nya jadi tidak perlu lagi melapor tinggal dipanggil namanya saja ke kantor bagaimanapun hasil nya.
Di Cafe Pelangi..
"Lain kali jangan diulangi lagi ya." pesan pak Ramu dengan wajah kecewa.
"Ya...pak, saya minta maaf ini karena ada masalah keluarga yang harus diselesaikan jadi saya buru-buru." sahut Gerald, tertunduk merasa bersalah.
Pak Ramu manggut-manggut.
"Sudah selesai masalahnya?" tanya pak Ramu sambil menandatangani laporan dari mbak Ila.
"Terima kasih, pak." ucap Ila, mengembangkan senyum.
Pak Ramu hanya mengangguk, cuek.
"Sudah, pak, sudah kelar semuanya." jawab Gerald, mantap.
"Gerald, aku duluan ya." pamit Ila pada juniornya.
"Iya, mbak." balas Gerald.
"Lain kali kalau mau pergi, kamu harus pamit dulu.sama saya apalagi ini hari pertama kamu kerja." ulang pak Ramu.
"Saya minta maaf, pak apapun hukuman yang bapak berikan akan saya terima." sahut Gerald.
"Laki-laki bertanggung jawab." gumam pak Ramu, dalam hati, bangga.
"Baiklah, akan saya pertimbangkan hukuman buat kamu, kerjalah seperti biasa jangan lupa nanti siang makan dulu baru kamu kekantor saya." titah pak Ramu.
"Baik, pak, terima kasih." ucap Gerald, senang.
"Sekarang kamu boleh keluar."
Gerald mengangguk dan pamit lalu keluar dari kantor pribadi sang atasan .
"Bagaimana, Rald?" tanya Afif, cemas.
"kamu dipecat gak?" tanya Seno.
Gerald tersenyum
"Gak, cuma nanti ada hukuman nya yang entah apa hukuman nya." jawab Gerald sambil pasang celemek bersiap-siap melayani para konsumen.
"Kamu kenapa, Rald?" tanya Senita yang kebetulan mampir sambil mencoba mendekati Gerald tapi Gerald berusaha menghindar tapi untungnya ada Dika yang mengerti perasaan Gerald lalu dia nimbrung diantara Senita dan Gerald, Senita pun mendengus kesal lalu pergi.
Afrizal yang dari tadi memperhatikan tingkah sepupunya hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali melayani para konsumen begitu juga Gerald.
Mereka semua kerja sangat profesional dan tekun.
Menu di cafe pelangi sangat lah bervariasi ada western, lokal, dan Chinese semuanya ada.
Dan menunya bukan lagi kertas ataupun pena pelanggan tinggal menekan menu yang mereka suka pada menu yang berbentuk laptop dibawah meja, tinggal geser mouse nya dan mencari menunya lalu klik orang yang gaptek pun tahu, karena cara ini tidaklah sulit.
Lalu menu pesanan itu terkirim langsung ke komputer dicafe itu.
Tak terasa siang sudah berlalu malam pun datang, Gerald melakukan hukuman nya kerja lembur yaitu mencuci piring, ngepel , dan lain-lain sedirian dengan serius dan profesional.
Beberapa jam kemudian...
Pak Ramu mengecek semua pekerjaan Gerarld dengan teliti.
"Hem...lumayan, bersih semuanya kamu boleh pulang sekarang."
"Terima kasih, pak saya pamit dulu." ucap Gerald, senang.
"Oh..iya..kamu sudah makan?" tanya pak Ramu.
"Belum, pak, nanti saya mau makan di warteg." jawab Gerald.
"Gak usah, makan saja disini mumpung penghabisan sayangkan kalau disia-siakan." kata pak Ramu, santai.
"Baik." Gerald tak kuasa menolak permintaan sang atasan.
Lalu dia kedapur mengambil sendiri nasi dan lauknya, bekal dari Rheina sudah habis sejak siang tadi lalu menghampiri sembarang meja sambil membawa air mineral.
"Tiba-tiba...."
Lagu Maroon 5 terdengar dari hp oppo nya lalu dia membaca siapa yang menelepon nya.
"Rheina." gumam nya.dalam hati.
Lalu dia langsung menekan tombol warna hijau di hp nya.
"Iya..sayang?" sambut Gerald, senang.
Bersambung..
☆☆☆☆☆☆☆☆
Maaf ya..authornya.sering telat nulis, bukan disengaja 😶 tapi memikirkan membuat ide jalan cerita nya, mencari inspirasi sih..sebenarnya.
Juga karena disebab kan saya lagi ikutin event lomba menulis cerpen dan puisi di fb dan ig😊.
Author yang lain ada yang mau ikut event lomba gak nih kalau ada penyelenggaraan nya?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
APA KIRA2 MASA LALU KELAM RHEINA, JDI PENASARAN
2023-06-14
1