"Besok kamu sempet gak nemuin aku?"Tanya Rheina, perlahan.
Di Cafe Pelangi.
"Sempat, ada apa, Rhei?" Tanya Gerald, cemas.
Pak Ramu sang atasan sekilas mendengar pembicaraan Gerald yang berbicara entah pada siapa , beliau hanya geleng-geleng kepala dan menghembuskan nafasnya, berat.
Kediaman keluarga Handoyo.
"Gak ada apa-apa ada yang harus aku bicarakan sama kamu." jawab Rheina sambil merebahkan dirinya.
Di apartement Seudati.
Tepatnya kamar no.21 tempat Dani singgah, ya..di apartemen mewah itu sendiri dia menjalani hari-harinya.
"Sungguh sial aku hari ini, benar-benar, sia...aaal!" Pekiknya sambil membanting hpnya, kasar.
"Aku sudah gagal membawa Rheina kembali kepelukanku, karena anak sma itu, Gerald!" Tekan nya , geram dengan gigi yang gemeretuk wajah memerah penuh amarah dan rahang yang mengeras bercermin penuh.dendam.
"Seharusnya.kau bersamaku, bukan bersama anak sma itu, Rhei! apa yang kau harap.dari.dia, Rhei?apa..aaa?hah?"makinya, lantang lalu tertawa sendiri, tertawa diatas luka hatinya.
"Gerald, dendam ini tak akan usai untukmu karena aku akan membawa Rheina kembali padaku saat kalian meresmikan pernikahan, aku pastikan pernikahan kalian akan gagal karena Rheina sudah menjadi milikku." sambungnya sambil tersenyum miring di cermin.
Di Cafe Pelangi.
"Oke, kita bertemu.disini ya." Putus Gerald, mengalah karena pantang ngotot sama perempuan.
"Jam berapa?" tanya nya lagi.
Pak Ramu sedang santai di luar menikmati malam yang semakin pekat dengan menikamati hamparan sinar rembulan, dia tak terlalu ingin ikut campur masalah para karyawan nya .
Keinginan nya adalah para karyawan nya kerja secara profesional apapun masalahnya, gaji karyawan di cafe itu pun tergolong tinggi di bandingkan gaji pns itu sendiri.
Tapi para karyawan nya memang profesional dalambekerja masuknya pun selalu tepat waktu mereka gak selalu memikirkan gaji tapi memikirkan nasib orang diluar sana yang tidak seberuntung mereka.
"Iya, Sayang kamu bobok yang nyenyak ya, gak usah mikirin macem-macem, oke?" sahutnya, penuh kemesraan.
Lalu memutuskan pembicaraan setelah itu membuka wa dan mengetik kan sebait dua bait kata sambil menyumggingkan senyuman.
Setelah itu kedapur sambil menyuci piring sisa makanan nya dan pamit pada pak sang bos.
Kediaman keluarga Handoyo.
Rheina senyum-senyum sendiri sambil memeluk hp nya.
"Udah, tuh..hp gak usah dipeluk-peluk segala gitu, senyum-senyum sendiri lagi." Ledek Ivran.
"Ma..aaaas!" Protes Rheina , tidak suka.
"Idih...apaan sih?lagian siapa suruh senyum-senyum sendiri, jangan-jangan...." Ivran melirik Rheina dengan senyuman jahilnya.
"Mas Ivra...aaaaan!" teriak Rheina kali ini sambil melempar kan bantal.
Ivran pun lari dengan tertawa puas apalagi sampai Rheina merenggut gitu, momen kepuasan dimana sang adik ngamuk.
Kembali.Rheina membaca wa dari Gerald., yang berbunyi:
"Wahai..bidadariku dengan seuntai senyuman
membingkai seluruh jiwaku
lelapkan lah dirimu bersama dengan rembulan
yang menyentuh wajah cantikmu."
Rheina pun tersenyum kembali membaca gombalan Gerald.
"Tuh kan senyum-senyum sendiri." Ivran tiba-tiba nongol apalagi kalau gak menjahili sang adik.
Rheina merengut, kesal lalu.
"Ma..ma...aaaaaaaaaaa!!" teriak Rheina, mengadu.
Di jalan...
Gerald sudah melewati Bulak kapal lalu belok kanan keadaan jalan begitu sepi karena sudah hampir jam dua belas malam.
Dengan santai dia menjalani motornya ditemani truk-truk dan bis malam yang lalu lalang.
kediaman keluarga Wira.
"Gerald kemana aja sih...hari ini belum sampai rumah juga." gerutu bu Wira, cemas.
"Ada apa, bu?" tanya sang suami, lembut.
"Ini lho...pak, sudah hampir jam dua belas Gerald belum pulang juga." keluh sang istri.
"Ya..tunggu saja lah, mungkin lembur atau macet." hibur pak Wira sambil memegang pundak istrinya, mesra.
"Mungkin saja." sambung sang istri, membenarkan.
Pak Wira terkekeh.
"Kalau capek ibu istirahat dulu, biar bapak yang membuka pintu untuk Gerald." usul pak Wira.
Bu Wira .memandang intens pak Wira.dan menggelengkan kepala.
"Gak, pak ibu akan menunggu Gerald sampai dia pulang, ibu gak akan bisa tidur kalau Gerald belum sampai rumah." bu Wira, bersikeras.
"Ya...sudah, terserah tapi ditemani ya."
Bu Wira mengangguk pelan dan akhirnya beliau luluh juga.
Beberapa menit kemudian...
Gerald sudah sampai dirumah, suara motornya pun sampai terdengar sang ayah membuka kan pintu.
"Cekrek."
Gerald memakirkan motor balap nya di garasi bersamaan dengan mobil sang ayah.
"Kok..lama amat, Rald?ibu cemasin kamu tuh." gumam pak Wira.
"Iya, pak aku lembur tadi." jawab Gerald.
"Oh..gitu, pantesan lama, sudah temui ibu mu, sana!kasihan ibu kamu nungguin kamu pulang." titah pak Wira.
"Baik, pak."
Kediaman Risa.
"Hari semakin mendekati pernikahan mereka, tapi itu pun tak lama karena si pengantin wanita sudah aku bawa dan aku..."tekan nya sambil menyeringai.
"Aku akan menjadi milik Gerald, selamanya." gumam Risa, sambil tersenyum, picik.
"Bagajmana?sudah kau temukan?" tanya Risa pada seseorang.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments