Rheina menoleh dan mendongak.
"Ya...ada apa?" Tanyanya, bingung laĺu mendekat ke arah Gerald.
Gerald tersenyum penuh arti lalu menunduk.
"Ada kabar gembira buatmu." Bisiknya.
"Apa?"
"Aku.sudah.di terima kerja di cafe pelangi sebagai pelayan." Ungkap Gerald dengan mata berbinar.
"Benarkah?" Balas Rheina dengan wajah antara bingung dan bahagia.
Gerald mengangguk sambil tersenyum.
"Selamat ya." Ucap Rheina yang dengan refleknya merangkul pria yang masih memakai seragam sma itu.
Dengan refeks pula Gerald membalasnya, entah berapa lama mereka berpelukan sampai-sampai tak sadar ada pak Indra sang atasan.
"Ehem...ehem." Pak Indra kasih kode.
Mereka kaget dan langsung melepaskan pelukan nya Gerald resah dan malu sedangkan Rheina wajahnya sudah merona.
"Eh...pak Indra, pagi pak." Sapa Rheina masih tersipu.
"Pagi, pak." Susul Gerald sambil membungkuk kan sedikit badannya.
"Pagi, belum puas juga nih..romantis-romantisan nya?"Ledek pak Indra.
Yang di ledek malah senyum-senyum tiada arti.
kediaman keluarga Handoyo.
"Pa, Rheina kan dulu hampir tunangan sama Dani kalau mama masih ingat." Kata bu Handoyo sambil pikiran nya menerawang ke masa lalu.
"Iya, ma, papa gak lupa itu tapi Rheina juga pernah cerita kan kalau Dani memutuskan pertunangan dengan nya?" Tutur pak Handoyo.
Bu Handoyo mengangguk-angguk mengerti.
"Iya...pa, waktu itu Rheina cerita sambil menangis." Balas bu Handoyo, miris.
"Waktu itu.Rheina masih memakai kursi roda karena dia kecelakaan dalam perjalanan pulang kerja." Sahut pak Handoyo yang masih kesal dan marah pada Dani.
"Siapa yang mau sih, Pa mendapat kan kecelekaan seperti itu?"Gumam bu Handoyo, kesal.
Pak Handoyo menarik nafasnya, ngebut
"Ya..semua orang gak mau lah, ma." Sahut pak Handoyo.
"Tapi Rheina kan sekarang sudah mendapatkan pasangan yang lebih baik dari Dani." Sambungnya.
"Iya, tapi masih sma."
"Tapi kalau dia bisa dewasa bertanggung jawab dan menafkahi Rheina ya..gak masalah, ma." Balas pak Handoyo bijak dan santai.
Di kantor marketing.
Rheina bekerja dengan profesional, dia lagi melayani orang sedang membeli rumah dengan ramah.
"Ini pak Dp nya." Tunjuk Rheina sambil memperlihatkan brosur yang memperlihatkan jumlah Dp nya.
Begitu juga yang lain yang juga sibuk melayani pembelian rumah, ada yang tatap muka langsung ada juga yang telepon.
Di sma mahardika.
Di dalam kelas dengan tenang Gerald mendengarkan pak Syamsul guru fisika menerangkan.
"Jangan lupa di catat ya." Kata pak Syamsul mengingatkan.
"Iya, pak."
Diam-diam Risa melrik Gerald tanpa berkedip tapi sayang Gerald tak meliriknya sedikitpun karena Gerald tak merasakan sesuatu pada Risa.
Risapun jadi kesal di buatnya.
Di tempat lain...
"Apa yang anak itu harapkan dari Rheina, hah?" Dani marah sambil menggeprak meja kerjanya.
"Gak, enggak boleh..ini gak boleh terjadi." Gumam Dani.
"Aku gak rela Rheina menikah dengan Gerald,apapun yang terjadi mereka gak boleh bersatu." Sambungnya.sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Tak terasa sore pun sudah berlalu senja hari pun sudah datang mendekat, Rheina dan rekan-rekan nya pulang setelah dari pagi sampai magrib bekerja, ada beberapa waktu santai yaitu pada jam 12 siang karena waktu makan siang dan juga menggoda Rheina, he..he..eee.
Ada Gerard yang masih memakai seragam sekolah dengan setia menunggu Rheina di motornya.
"Ha..Sayang."Sapa Gerald dengan suara penuh kemesraannya setelah melihat sang pujaan hati keluar dari kantornya.
Setengah berlari riang Rheina menghampiri Gerald, Gerald tersenyum dan mencium kening Rheina.
"Ayo...naik." Perintah Gerald sambil menyerahkan helmnya.
"Kamu pulang sekolah langsung jemput aku? gak capek?" Tanya Rheina sambil menaiki motor Gerald dan memakai helmnya.
"Aku sudah biasa capek lagipula apa sih..yang gak buat kamu." Gombalnya.
Rheina tersipu malu wajahnya merona.
"Lagipula aku gak mau ada apa-apa dengan calon istriku di jalan pulang sendiri malam-malam begini." Sambungnya kali ini serius.
Rheina tertegun dalam hati dia bertanya-tanya apakah dia calon pemberian Tuhan, bukan Dani, Gerald anak sma tapi punya pikiran dewasa dan bertanggung jawab, hal inilah yang tidak di lakukan Dani padanya dulu.
Dani membiarkan Rheina pulang sendiri hingga pernah kejadian kecelakaam itu, Dani pun mengakhiri semuanya karena Rheina yang cacat waktu itu.
Flash back on...
"Kita putus!"
Rheina kaget dan sakit mendengar pernyataan Dani.
"Putus? apa salahku, Dan?" Tanyanya, serak dan pilu.
"Gak ada yang salah." Jawab Dani, santai.
"Tapi mengapa,Dan?" Tanya.Rheina, cemas.
Dani menunduk dan melihat keadaan Rheina.
"Lihatlah, dirimu, kau cacat!aku gak mau punya calon istri cacat sepertimu!" Maki Dani dengan suara tingginya.
Mendengar itu Rheina merasakan pedih yang teramat dalam, hatinya.bagaikan dicabik-cabik pisau belati tapi tak berdarah tapi sakitnya sampai ke tulang.
Flash back off...
Tapi itu adalah masa lalu yang harus dia tinggalkan, sekarang Gerald adalah masa depan nya dan dia sangat mencintai Gerald lahir maupun batin begitu juga Gerald.
Di.tempat.lain....
"Menculiknya?" Ulang Dani sambil mengkerutkan keningnya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Minni Minni
oooohhh bocah kurang ajarrr, biyen pas cacat, di sia² no, mari wes ayuu arep nikah karo wong lian marah² kepiye karep mu tho dani²
2020-12-07
1
Atun Widi
Dani dibikin mati aja Thor
2020-07-14
3
Hatijahanwar
dasar dani waktu cacat di tinggalkan skrg orang mau nikah mau di culik otak kotor 😀😀😀
2020-06-06
0