o
"Lagi sibuk dia, tadi mas Ivran ajak dia nya gak mau." Jawab Ivran.
"Yach." Gerutu Rheina.
"Ya..gimana lagi?mas juga gak bisa apa-apa, oh..iya..gimana?tadi sempet foto praweding segala ya?mesra banget." Goda Ivran sambil mencolek pipi sang adik.
"Ih...apaan sih..mas?"Gumam Rheina, merengut dengan wajahnya yang memerah.
"Cie..cie..eee, adik ku sudah mau masuk kegerbang pelaminan nih, sama anak sma lagi." Ivran terus menggoda.
"Ma..aaaas!" Protes Rheina, ngamuk.
"Semoga lancar ya." Doa Ivran, kali ini serius sambil duduk di tepi ranjang tidur Rheina.
"Iya mas, makasih ya." Sahut Rheina, tersipu.
Ivran mengangguk sambil tersenyum lalu memeluk sang adik dan di balas Rheina, di pelukan sang abang.Rheina merasa ada kehangatan dan merasa ada perlindungan yang merengkuh jiwanya.
"Jangan lupain kita lho."
"Ya..gak mungkin lah..mas, aku lupain kamu sama mbak Irina."
Beberapa menit kemudian...
Ivran melepaskan pelukan nya sambil tersenyum dan memegang pipi sang adik yang basah oleh air mata.
"Jadilah istri yang baik dan berbakti pada suami, walaupun dia jauh di bawah kamu dia suami kamu, pemimpin rumah tangga kamu harus menghormatinya." Begitulah wejangan yang di berikan Ivran untuk.sang adik tersayang.
Rheina semakin terharu.
"Iya, mas akan.aku.ingat.selamanya." Sahut Rheina.
Ivran mengangguk pelan masih sambil memegang pipi Rheina.
"Mas, sayang kamu, Rhei, kamu.adik mas satu-satunya yang harus mas lindungi tapi sudah ada pengganti mas yang akan melindungi kamu untuk selamanya yaitu Gerald cintai dia jangan ingatkan masa lalu kamu.bersama Dani." Kata Ivran, Tulus.
"Aku.sudah mengubur cintaku untuk Dani, mas." Balas Rheina, lembut.
"Baguslah."
"Ayo..kita makan, mama dan papa sudah nungguin kamu tuh..di meja makan." Ajak Ivran.
Rheina mengangguk lalu bangkit.dari ku..eh..ranjang tidur maksudnya.
Kediaman.keluarga Wira..
"Besok aku harus kerja, bu." Ucap Gerald memulai percakapan.
"Ya..ibu tahu." Sahut bu.Wira sambil menggoreng tahu kesukaan sang suami dan tersenyum lembut menatap Gerald.
"Bekerjalah yang tekun dan giat jangan hanya mengharapkan gaji dan jabatan saja padahal kerjanya malas dan gak beres." Sambung pak Wira.
"Inggih, Pak, kalau jabatan Gerald gak berharap yang penting bisa mencari nafkah buat Rheina dan anak-anak kami nantinya." Sahut Gerald, sungguh-sungguh.
"Bagus..bagus." Balas sang ayah bangga sambil menepuk pelan pundak sang putra.
"Jangan lupa, bahagiakan Rheina." Sambung sang ibu sambil menyiapkan makan malam.
"Ya..itu.sudah pasti lah bu." Balas Gerald sambil memeluk ibunya, erat.dan di balas oleh sang ibu sambil tertawa kecil dan tak lupa ciuman lembut di pipi ibunya.
"Sudah..sudah..ajak adik-adik mu makan malam, sana!" Titah bu.Wira.
"Asia..aaaaap!"
Pak Wira tertawa bu Wira cuman mendengus sambil geleng-geleng kepala..
Di tempat lain..
"Apaan sih,kak?" Protes Risa saat Dani mulai mendekatinya sambil tersenyum mesum.
Risa ketakutan lalu memundurkan tubuhnya dengan wajah.cemas.
"Kamu semakin seksi saja." Gumam Dani sambil terus mendekat Risa, menatap Risa dari atas.ke bawah dengan nafsu membuat Risa risih.
Dani semakin nafsu melihat Risa memakai baju terusan yang ketat warna merah maroon sepaha terlihatlah liukan tubuhnya.yang indah di tambah paha putih terpampang di sana.
Lalu tangan Dani yang mulai nakal menyentuh paha putih dan di tepis oleh Risa dengan kesal.
"Apaan sih..kak?inget sama kak Rhei." Protes Risa, risih.
"Ngeliat kamu, rasanya aku sudah melupakan Rheina deh." Balasnya.dengan.suara serak.
"Kak Dani..iii."
"Oke..oke." Kata.Dani, menyerah.sambil menjauhi tubuhnya.dari tubuh Risa lalu angkat tangan tanda menyerah.
"Kalau kamu.berhasil menculik Rheina, aku berjanji gak akan berbuat itu padamu." Bisik Dani di sertai angguk kan Risa.
Risa.tersenyum lega.
Kediaman keluarga Handoyo..
Lagi-lagi Rheina senyum-senyum sendiri saat membaca wa dari Gerald yang berisi puisi tentang dia.
"Teruntuk dirimu yang memiliki.senyuman hangat, sehangat matahari yang mampu melelehkan hati ini setiap.saat, setiap waktu, setiap detik."
Rheina terasa melayang membayangkan semua itu, lalu dia melanjut kan.membaca
"Setiap saat ku impikan wajahmu yang mempesona bak bidadari, bidadari ku yang mampu membuat hati ini terpikat.
Wahai..
Wanitaku yang menerangi relung jiwaku yang lembut bagaikan embun pagi akan ku.ukir selalu namamu di langit malam dengan pena keabadian.
Ku tatap bayangmu di balik cahaya rembulan tersenyum manis menatapku.
Kutuangkan selalu namamu.di.hatiku lewat.doa-doa yang kupanjat, hai..kekasih seluruh.jiwa dan ragaku bermimpilah indah di dalam tidurmu, impikan lah kita mengarungi negeri.fantasi."
Pipi Rheina merona membayangkan nya lalu tersenyum-senyum.sendiri saat membaca puisi dari calon suaminya.
Lalu.sekejap dia memejamkan matanya karena kantuk yang semakin mendera.
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Aldy Sylvian
kaya dilan aja maenannya puisi😀😀😀
2020-02-21
2
Rahma Jm Dani
mau dong di buatin puisi... 😊😊
semangat OUTHOR 💙💙💙
2019-11-24
1