Poppy dan Budi langsung berdiri melihat Bu Femi datang.
“Mamih……,” Poppy langsung memeluk ibu mertuanya. Bu Femi mencium pipi Poppy kanan dan kiri.
Lalu Poppy mencium tangan Bu Femi.
“Apa kabar sayang? Sehat?” tanya Bu Femi sambil mengelus-elus punggung Poppy.
“Alhamdulillah sehat, Mih,” jawab Poppy.
Lalu Bu Femi pindah mengelus-elus perut Poppy, “Cucu Mamih sudah besar. Baby sehat, teh?”
“Alhamdullilah baby juga sehat,” jawab Poppy.
“Gimana baby nggak sehat? Teteh kulineran terus sama Pak Budi,” sindir Iva.
“Hus, nggak boleh begitu sama Teteh!” seru Bu Femi.
“Pak Budi, apa kabar?’ Bu Femi menyalami Budi.
“Alhamdullilah baik, Bu,” jawab Budi.
“Papih mana, mih?’ Poppy bingung ayah mertuanya tidak muncul juga.
“Itu dia, maklumin saja. Papih kamu jalan sambil memberikan pengarahan ke Pak Dimas,” Bu Femi menunjuk ke arah dua orang pria yang beda usia.
Poppy dan Budi menghampiri Pak Rahadian. Poppy mencium tangan Pak Rahadian dan Budi menyalami tangan Pak Rahadian.
“Bagaimana dengan keadaan cucu Papih?”
“Alhamdullilah, sehat Pih,” jawab Poppy.
“Syukurlah.”
“Ayo Pih, kita sarapan dulu. Kasihan Pak Dimas sudah lapar.”
“Ayo Pak Dimas kita sarapan dulu,” ajak Bu Femi.
Pak Rahadian, Bu Femi, Iva dan Dimas berjalan menuju meja prasmanan. Sedangkan Poppy dan Budi melanjutkan sarapannnya.
Setelah mereka sarapan pagi lalu mereka menuju ke lokasi. Tempat yang pertama yang mereka kunjungi adalah tempat yang dipilih oleh Poppy.
“Bu Poppy memilih tempat ini untuk pembangunan hotel cabang,” kata Budi kepada Pak Rahadian.
Pak Rahadian menoleh kepada menantunya.
“Boleh Papih tahu alasannnya?” Pak Rahadian menandangi menantunya.
“Tempat ini berada di daerah strategis, Pih. Selain itu pula walaupun tempat ini tidak berada di jalan utama tetapi tempat ini berada di jalan menuju tempat lain. Coba deh papih lihat di depan. Disitu ada petunjuk jalan, terulis jalan ini menuju ke tempat lain. Suasananya juga sepi dan nyaman,” jelas Poppy panjang lebar.
Pak Rahadian menganguk-angguk mendengar perjelasan Poppy.
“Oke, Papih mengerti apa maksud Poppy. Akan Papih pertimbangkan,” kata Pak Rahadian.
“Ayo, kita ke tempat yang lain.”
“Mamih, Iva dan Poppy masih mau ikut?” tanya Pak Rahadian.
“Nggak ah Pih panas. Mamih mau di hotel saja,” jawab Bu Femi sambil mengkipas wajahnya menggunakan kipas yang lebar.
“Tapikan kita belum bisa check in, Mih,” kata Pak Rahadian.
“Nunggu di kamar Poppy,” jawab Bu Femi.
“Iiiihhhh Mamih kenapa jadi ke hotel? Iva mau beli baso,” Iva protes.
“Pak Budi, Iva mau baso yamin yang kemarin Pak Budi belikan untuk Teh Poppy,” Iva terus protes.
“Iva, jam segini tukang basonya belum buka,” kata Bu Femi.
“Sudah buka kok, Bu,” sela Budi sambil menghampiri Poppy.
“Bu Poppy pinjam ponselnya,” kata Budi.
Poppy mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan di berikan ke Budi. Budi mengetik nama tempat penjual baso di maps yang terdapat di ponsel Poppy. Lalu dikembalikan ke Poppy.
“Saya sudah mengetik nama penjual baso beserta alamatnya di maps. Nanti kalau mau ke sana tinggal aktifkan maps nya,” ujar Budi.
“Iva saya sudah ketik nama dan alamat penjual baso di ponsel Bu Poppy. Nanti kalau mau jalan ke sana tinggal di nyalakan maps nya,” kata Budi ke Iva sambil membukakan pintu mobil Pak Rahadian.
“Oke, Pak Budi.”
“Ayo Mih, Teh kita Kemon,” seru Iva sambil masuk ke dalam mobil.
“Hati-hati menyetirnya Pak Tono,” pesan Budi.
“Baik, Pak Budi,” jawab Pak Tono.
Lalu Budi menutup pintu mobil dan mobil Pak Rahadian pun berjalan.
Budi masuk ke dalam mobil Poppy, di dalamnya sudah ada Dimas dan Pak Rahadian yang menunggu. Dan mereka pun meninggalkan lokasi menuju ke lokasi yang lain.
*****
Poppy, Bu Femi dan Iva masuk ke dalam kamar Poppy. Mereka baru pulang makan dari makan baso.
“Assalamualaikum,” salam Poppy ketika masuk ke kamar .
Iva langsung loncat rebahan di atas tempat tidur.
“Iva ini ada kue. Enak deh. Buatan Teh Rima kakak sepupu Pak Budi,” ujar Poppy sambil memperlihatkan beberapa kue diatas meja.
Iva langsung bangun dari tempat tidur.
“Mau dong, Teh,” seru Iva menghampiri Poppy dan menyicipi kue-kue kering di atas meja.
“Minumnya ada di dus. Air mineral gelas,” Poppy menunjuk ke dus di dekat meja.
“Mih, dicoba kue nya enak deh. Sayang kue nastarnya diambil Bang Reno.”
“Yah, Bang Reno. Padahal Iva suka kue nastar.”
Bu Femi mencoba satu persatu kue yang ada di atas meja.
“Enak, Pop,” puji Bu Femi sambil mencoba satu persatu kue yang ada di atas meja.
Poppy duduk di lantai membuka kopernya mencari baju ganti.
“Poppy ini pintu ke kamar siapa?” tanya Bu Femi sambil menunju ke connecting door.
Poppy menoleh ke arah yang di tunjuk Bu Femi.
“Oh..itu pintu ke kamar Pak Budi. Kata Pak Budi untuk berjaga-jaga kalau ada apa-apa. Tapi pintu itu hanya bisa dibuka dari kamar Poppy saja. Karena kunci menempel di kamar Poppy,” jelas Poppy.
“Ooohhh….,” seru Bu Femi.
“Mih, Poppy ganti baju dulu, ya. Sekalian wudhu mau sholat.”
“Iya.” Jawab Bu Femi.
Tak lama kemudian Poppy keluar dari kamar mandi menggunakan baju piyama panjang dan menggunakan kerudung instan. Poppy sholat terlebih dahulu, bergantian dengan Bu Femi dan Iva.
Setelah seleaai sholat mereka hanya rebahan di atas tempat tidur sambil menonton TV ditemani dengan camilan kue buatan Rima dan Bu Tiara.
Terdengar suara orang berbicara di depan pintu kamar Poppy. Tak lama kemudian connecting door ada yang mengetuk. Iva membuka connecting door.
“Papih?????” seru Iva kaget karena Papihnya muncul dari connecting door bukan dari pintu depan.
“Surprise-surprise,” seru Pak Rahadian masuk ke dalam kamar Poppy.
“Kok Papih tau ada connecting door di kamar Pak Budi?” tanya Iva bingung.
“Tau dong. Kan Papih yang nyuruh,” jawab Pak Rahadian dengan santai.
“Oh…. Pantesan memang sudah diatur sama big boss,” ujar Bu Femi.
“Dimas, bawa ke sini tas punya Iva,” panggil Pak Rahadian.
Dimas masuk ke kamar Poppy sambil menenteng tas milik Iva.
“Iva, kamu tidur di sini sama teh Poppy. Dimas sekamar dengan Budi. Pak Tono sendiri,” kata Pak Rahadian.
“Papih sama Mamih enak kamarnya lega,” Iva protes.
“Kata siapa? Papih dan Mamih di deluxe juga di sebelah kamar Teh Poppy,” bantah Pak Rahadian.
Iva nyengir sambil garuk-garuk belakang kepala.
“Iva kira Papih sama Mamih di sweet room.”
“Nggak ah… di deluxe aja biar dekat dengan anak-anak,” jawab Pak Rahadian sambil membuka ke pintu kamar Poppy.
“Ayo Mih kita ke kamar. Papih cape mau istirahat.”
Bu Femi mengambil tasnya, sebelum keluar dari kamar Bu Femi berkata, “ Dah…..anak-anak Mamih ke kamar dulu, ya.” Sambil melambai-lambaikan tangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Vote
iva pikirannya cuma baso
2021-11-18
0
Hobiku
sepi ngak ada yang mau kpmentar
2021-10-03
0
Bayam Goreng
judul sama isi kagak mecing
2021-10-03
0