Mobil Budi berhenti di halaman rumah Poppy. Poppy masih tertidur pulas. Dengan pelan- pelan Budi membangunkan Poppy.
“Bu Poppy bangun, Bu. Sudah sampai,” Budi menepuk-nepuk bahu Poppy.
“Ngehmmm,” Poppy mengganti posisi tidurnya.
“Bu, bangun Bu,” Budi terus menepuk bahu Poppy.
“Nghhh Abang, Poppy ngantuk,” kata Poppy sambil merem dan menepiskan tangan Budi.
“Belum bangun juga?” Pak Amin tiba-tiba muncul di sebelah pintu mobil.
“Belum, Pak. Tidurnya pulas.”
“Saya panggilkan Pak Reno, biar Pak Reno yang menggendong. Biasanya kalau ibu ketiduran di mobil suka di gendong sama Pak Rangga dan Pak Reno,” kata Pak Amin.
“Jangan Pak Amin. Mungkin Pak Reno sudah tidur takut mengganggu.”
“Biar saya yang gendong Bu Poppy. Pak Amin tolong bukakan pintu rumah dan pintu kamar Bu Poppy. Pak Amin tahukan kamar Bu Poppy?’
“Tahu pak, ada di bawah dekat ruang keluarga.”
“Sekarang Pak Amin buka pintu rumah, saya gendong Bu Poppy.”
“Baik, Pak,” Pak Amin masuk ke rumah melalui pintu garasi.
Budi dengan hati-hati menggendong Poppy.
“Bismillahirohmannirohim,” ia langsung menggendong Poppy.
Dengan sekuat tenaga Budi menahan tubuh Poppy adar tidak jatuh. Sambil menggendong Poppy ia berjalan masuk ke dalam rumah melalui garasi. Pak Amin telah menunggu di depan kamar Poppy, begitu melihat Budi sudah
masuk ke dalam rumah ia langsung membukakan pintu kamar Poppy. Budi masuk ke kamar tidur Poppy meletakkan Poppy di
atas tempat tidurnya. Terdengar suara Reno yang berbicara dengan Pak Amin.
“Sedang apa, Pak Amin?” Reno turun dari tangga dan mendekati Pak Amin
“Anu pak, Bu Poppy ketiduran di mobil Pak Budi dan tidak mau bangun,” jawab Pa Amiin dengan ketakutan, ia takut dimarahi Reno karena berada di depan kamar Poppy.
“Sekarang mana Poppy?” Reno mendekati kamar Poppy.
“ Itu barusan di gendong Pak Budi,” Pak Amin menunjuk ke kamar Poppy.
Reno masuk ke dalam kamar Poppy, terlihat Budi yang sedang mengatur suhu ruangan kamar Poppy dan menyelimuti Poppy.
“Poppy tidur?” terdengar suara Reno yang mengagetkan Budi.
“Pak Reno.”
Reno mendekati Budi, ia melihat Poppy tidur dengan pulas.
“Lagi-lagi dia merepotkanmu,” kata Reno sambil mengusap kepala Poppy.
“Maaf pak. Saya yang lancang menggendongnya. Semestinya saya mengikuti saran Pak Amin membangunkan Pak Reno,” kata Budi sambil menunduk.
“Tidak apa-apa. Saya tau niatmu baik,” Reno menepuk-nepuk bahu Budi.
Mereka keluar dari kamar Poppy.
“Saya pamit pulang, sudah larut malam.”
“Terima kasih Budi.”
“Sama-sama, Pak,” Budi keluar melalui pintu dapur. Reno menatap Budi sampai Budi menghilang di pintu dapur.
Kamu harus bersyukur Poppy ada seseorang menjagamu dengan baik.
************
“Pak, tadi Dimas menelepon, kata Dimas, Pak Rahadian mau mengadakan pesta ulang tahun di resto ini,” kata Jaka asisten baru Budi.
“Ya, kamu atur semuanya berdua sama Zaki. Tanya ke Dimas untuk berapa orang dan tanya konsep yang bagaimana?” Budi sibuk membolak-balik berkas di depannya.
“Pak, bagaimana dengan undangan dari Pak Setyo? Apakah Pak Budi akan menghadiri undangan pembukaan hotel Pak Setyo?”
Budi menghela nafas, dan melihat ke Jaka.
“Bu Poppy di undang?”
“Di undang, Pak. Undangannya sudah saya berikan ke Reva.”
“Apa kata Reva, Bu Poppy mau menghadiri undangan Pak Setyo atau tidak?”
“Belum ada jawaban dari Bu Poppy, pak,” jawab Jaka.
“Mestinya Reva yang mengingatkan Bu Poppy, masa harus saya juga yang menanyakan ke Bu Poppy?” Budi kembali lagi fokus ke berkas di
depannya.
“Menanyakan apa?” seorang wanita cantik dengan perut yang mulai membuncit masuk ke dalam ruangan Budi.
“Bu Poppy?” Jaka kaget melihat bu bos tiba-tiba masuk ruangan Budi tanpa permisi.
Budi mengalihkan pandangannya dari berkas-berkas di depannya.
“Saya suruh Jaka konfirmasikan ke Ibu, apakah ibu datang ke pembukaan hotel Pak Setyo,” kata Budi memandang ke arah Poppy.
Poppy berfikir sejenak,
“Reva tidak bilang apa-apa, tuh.”
Budi melotot ke arah Jaka,
“Jaka, kapan kamu kasih ke Reva?”
“Minggu lalu, Pak,” Jaka tau Pak Budi marah.
Mati loe Reva, siap-siap kena SP 1
“Saya kan baru sekarang datang ke kantor,” kata Poppy dengan santai sambil duduk di depan Budi.
“Reva kerjanya apa saja, sih? Sampai menyampaikan undangan saja nggak bisa,” Budi ngomel-ngomel.
Poppy cuma mengangkat bahu acuh tak acuh.
“Daripada Reva di sana nggak ada kerjaan mendingan pindah saja ke sini saya kekurangan staf,” Budi masih ngomel-ngomel sambil sibuk dengan berkas-berkasnya.
“Pindahin saja. Saya nggak apa-apa kok,” jawab Poppy dengan santai sambil mengambil selembar berkas di atas meja Budi, lalu membacanya.
“Pak Budi lagi sibuk?” tanya Poppy sambil membaca berkas-berkas di meja Budi.
“Ya, Bu,” pekerjaan Budi yang setumpuk membuat kepalanya pecah.
“Temani saya makan siang, ya,” kata Poppy dengan santai.
Budi menghentikan pekerjaannya dan memandangi Poppy yang sedang asyik membaca berkas yang berada di atas meja.
“Ibu bisa mengajak Reva,” usul Budi dan melanjutkan pekerjaannya.
Jaka memperhatikan kedua bos nya, Bu Poppy menggaji Pak Budi untuk mengelola hotel dan restaurantnya. Tapi Bu Poppy sering mengganggu pekerjaan Pak Budi dengan mengajak makan bersama dan menghabiskan waktu berjam-jam. Tak heran kalau Pak Budi pulang makan siang menjelang sore.
Jaka penasaran apa sih yang mereka bicarakan? Sampai menghabiskan waktu kerja.
“Saya mau Pak Budi menemani saya menemui seseorang.”
“Siapa?” Budi masih bergelut dengan berkas-berkasnya.
“Nanti juga Pak Budi tahu.”
Budi meletakkan kembali berkas yang ada di tangannya.
“Penting sekali?” tanya Budi sambil memandangi Poppy.
“Nggak juga. Cuma filling saya mengatakan jika saya menemuinya, saya harus ditemani Pak Budi,” Poppy meletakkkan kembali berkas
yang ia baca dan memandang Budi.
“Bagaimana? Kita pergi sekarang?”
“Mengapa tidak ajak Pak Reno saja, Bu?”
“Tidak ah, nanti terjadi baku hantam,” Poppy memasang muka cemberut.
Budi penasaran juga siapa yang akan ditemui Poppy, apa sampai begitu pentingnya Budi harus menemui orang itu?
“Baiklah tapi jangan terlalu lama,” akhirnya Budi memutuskan untuk ikut dengan Poppy.
“Nah begitu, dong. Ayo kita berangkat sekarang. Saya sudah lapar,” Poppy bersiap-siap dengan wajah berseri-seri.
“Jaka, bilang sama Reva suruh membereskan barang-barangnya dan pindah ke sini! Bilangin ke Reva kalau saya yang menyuruh,” mendengar perkataan Poppy Jaka dan Budi kaget. Budi tidak mengira jika omomgannya
ditanggapi serius oleh Poppy.
“Kenapa? Kan Pak Budi sendiri yang bilang kekurangan staf.”
“iya, tapi nanti ibu tidak punya sekretaris.”
“Saya jarang ke kantor. Lagi pula kalau butuh sekretaris saya tinggal ke ruangan Pak Budi,” jawab Poppy sambil berjalan ke arah pintu.
“Ya sudah kalau memang itu keputusan ibu.”
Bos mah bebas, bisik Budi dalam hati.
“Jaka sampaikan pesan Bu Poppy ke Reva. Suruh dia pindah ke sini sekarang juga! "
“Baik Pak , akan saya sampaikan.”
“Saya pergi dulu,” Budi keluar ruang kerjanya bersama Poppy.
Siang ini Poppy mengajak Budi makan siang di restaurant ……. yang berada di Mall ……..
Ketika mereka memasuki restaurant seorang laki-laki melambaikan tangannya ke arah Poppy.
Siapakah dia ?
Kita tunggu jawabannya di episode berikutnya.
.
.
.
.
Hai. ... Hai.... Hai..... Hai....
Maaf sebelumnya, ada kemungkinan besok author ngak up. Ada sedikit urusan yang harus diselesaikan.
Nanti kl sudah selesai up lagi.
Tapi akan diusahakan supaya bisa up setiap hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
INI KIRA2 SIAPA YG MULAI JATUH HATI, POPPY DLUAN ATAU BUDI... BNYAK2 BACA CERITA, BARU KALI INI TOKOH UTAMANYA BRNAMA BUDI, INDONESIA SKALI, KEREN... JDI INGAT TOKOH PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MURID SD ZAMAN TH DELAPAN PULUHAN.. I-NI BU-DI, I-NI I-BU BU-DI..
2023-03-28
1
Ashqar Safira
terserah author mau nulis apa.
2021-09-26
1
Ashqar Safira
masuk rumah orang ngak permisi dulu
2021-09-26
3