Bumil Yang Kelaparan.
Poppy sudah tidak sabar menunggu Budi di teras rumahnya. Budi yang janji akan datang tiga puluh menit yang lalu sampai sekarang masih belum menampakkan batang hidungnya.
Apa dia lupa? Tanya Poppy dalam hati.
Datang sebuah mobil yang berhenti di depan pintu pagar. Pak Amin membukakan pintu pagar. Poppy menyangka itu mobil Budi, tapi ketika diperhatikan ternyata bukan. Itu mobil Reno. Poppy cemberut.
“Kamu lagi apa? Malam-malam ada di luar,” tanya Reno ketika keluar dari mobil melihat Poppy sedang duduk di lantai teras rumahnya.
“Nunggu Pak Budi,” jawab Poppy sambil cemberut.
“Mau apa Budi malam-malam ke sini?” kata Reno sambil duduk selonjoran di sebelah Poppy.
“Poppy lapar bang, mau makan sea food,” jawab Poppy sambil merajuk.
“Ya sudah Abang antar, ya.”
Belum Poppy menjawab tawaran Abangnya, tiba-tiba wajahnya berubah gembira. Poppy melihat mobil berhenti di depan rumahnya. Seseorang yang ia kenal keluar dari mobil dan menyapa Pak Amin. Poppy langsung berdiri ,
“Nggak usah, Bang. Tuh Pak Budi sudah datang.”
Dengan langkah cepat Poppy menghampiri Budi.
“Poppy hati-hati jalannya,”seru Reno mengikuti Poppy dari belakang.
“Assalamualaikum Bu Poppy – Pak Reno,” sapa Budi.
“Waalaikumsalam, Pak Budi,” balas Poppy.
“Waalaikumsalam, Budi,” balas Reno.
“Ayo Pak Budi kita berangkat sekarang," Poppy langsung berdiri.
“Dadah Abang, Kita pergi dulu, ya. Assalamualaikum,” kata Poppy sambil melambaikan tangannya dan menuju ke mobil Budi.
“Pak Reno, saya permisi dulu. Assalamualaikum,” pamit Budi.
“Waalaikumsalam,” jawab Reno sambil memperhatikan Budi yang membukakan pintu mobil untuk Poppy dan telapak tangannya memayungi kepala Poppy agar tidak terbentur.
Begitu hati-hati Budi memperlakukan Poppy, kata Reno di dalam hati.
Tak lama kemudian mobil Budi mulai meluncur.
“Ibu mau makan sea food dimana?” tanya Budi sambil menoleh kearah Poppy.
“Di restaurant ….. di jalan …….,” jawab Poppy sambil menoleh kearah Budi yang sedang berkonsentrasi menyetir.
"Oke Bu Bos, kita siap meluncur ke tempat tujuan," Poppy tersenyum dibilang Bu bos.
Lalu mereka kembali hening sibuk dengan pikirannya masing-masing.
“Pak Edward itu siapa?” tanya Poppy memecahkan kesunyian
“Oh ….. dia pengusaha hotel & resto juga, sama seperti Pak Rangga,” jawab Budi sambil berkosentrasi menyetir.
“Kenalan dimana?” Poppy memiringkan duduknya menghadap Budi.
“Dikenalkan alm Pak Rangga,” jawab Budi.
“Pak Budi sering diajak makan bareng sama Pak Edward?”
“Waktu alm Pak Rangga masih hidup, Pak Edward sering mengajak makan bareng,” jawab Budi sambil sesekali menoleh ke arah Poppy.
“Waktu alm Pak Rangga mulai sakit, saya sering menolak ajakan beliau. Dengan alasan banyak kerjaan.”
Tiba- tiba Poppy meringis sambil mengusap-usap perutnya yang mulai membuncit.
Budi menoleh,
“Kenapa? Ada yang sakit?” tanyanya dengan wajah yang khawatir.
“Nggak kenapa-kenapa, Cuma laper,” kata Poppy mengusap-usap perutnya.
“Sabar, ya Anak Sholeh. Om Budi sedang berusaha agar cepat sampai,” kata Budi sambil menoleh ke perut Poppy.
Hati Poppy terenyuh mendengar perkataan Budi. Matanya berkaca-kaca, tak terasa air matanya mengalir. Poppy memalingkan wajahnya sambil mengusap pipinya.
Budi menoleh ke arah Poppy. Ia mengetahui kalau Poppy terharu..Ia hanya menghela nafas.
Mereka hanya diam karena mereka merasa cangguh.
Budi membelokkan mobilnya ke restaurant sea food. Nampak restaurant sudah sepi, tempat parkir kosong.
“Alhamdullilah akhirnya sampai,” ucap Budi setelah memarkirkan mobilnya.
“Akhirnya Anak Sholeh bisa makan,” kata Budi sambil membuka seat belt.
Poppy memandang ke arah Budi.
Budi juga memandang Poppy,
“Kenapa?”
“Kan bener yang mau makan bukan cuma Mamanya, anaknya juga mau makan,” kata Budi lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu sebelah Poppy. Poppy langsung keluar dari mobil. Ia sudah tidak sabar ingin buru-buru makan.
“Hati-hati jalannya jangan tergesah-gesah,” seru Budi yang panik melihat Poppy jalan dengan tergesah-gesah.
Poppy menoleh ke arah Budi.
“Pak Budi jalannya lama nanti keburu tutup,” kata Poppy dengan kesal.
Haduh memang susah menghadapi bumil kelaparan, kata Budi dalam hati.
“Iya, tapi jangan tergesah-gesah.”
Budi berusaha mensejajari tapi rupanya bumil yang kelaparan jalannya cepat.
Tiba-tiba.....
“Auw,” terdengar teriakan Poppy yang kesakitan.
Mendengar suara Poppy yang kesakitan Budi cepat-cepat menghampiri Poppy yang sedang meringis kesakitan.
“Ibu kenapa?”
“Kaki saya keseleo,” jawab Poppy sambil berjalan tapi pincang.
“Sakit sekali? Bisa jalan nggak?”
“Lumayan sakitnya. Bisa jalan tapi pincang,” Poppy jalan pelan-pelan sambil kesakitan.
Budi menyodorkan lengannya,
“Pegang lengan saya.”
Poppy ragu untuk memegang lengan Budi.
“Atau Ibu mau saya gendong?” tanya Budi sambil menyeringai.
Poppy reflek memukul lengan Budi.
“Iiihhhh malu dilihat orang,” muka Poppy langsung bersemu merah karena malu.
“Daripada nggak bisa jalan. Nanti restaurantnya keburu tutup,”
Dengan ragu-ragu Poppy memegang lengan Budi dan berjalan dengan perlahan-lahan.
“Mau duduk dimana?” tanya Budi ketika mereka sampai ke dalam restaurant.
“Duduk dimana saja terserah Pak Budi.”
Budi mengedarkan pandangannya mencari tempat yang nyaman untuk duduk.
“Di sebelah sana, ya,” Budi menunjuk ke meja yang berada di sudut ruangan.
“Iya, boleh,” Poppy mengikuti Budi ke tempat yang di tunjuk Budi.
Budi menarik bangku untuk Poppy, setelah Poppy duduk dengan nyaman barulah Budi duduk di hadapan Poppy.
Datanglah seorang pelayan restaurant memberikan daftar menu.
“Mau makan apa?” tanya Budi membolak-balikkan daftar menu.
“Saya mau kepiting saus special, cah Kaylan daging sapi, nasi putih satu porsi dan minumnya jeruk panas,” jawab Poppy sambil membaca daftar menu.
“Saya mau cumi bakar, nasi putih satu porsi dan minumnya juga jeruk panas,” kata Budi sambil memberikan daftar menu ke pelayan.
Setelah pelayan pergi,
“Masih muat makan lagi?” tanya Poppy karena Budi baru makan malam, tapi sekarang ia makan lagi.
“Masih dong. Tadi makan steak dan susah ditelan,” Budi mengambil tissue.
“Susah ditelan bagaimana? Memang dagingnya keras?” Poppy mengerut kening merasa aneh.
“Dagingnya nggak keras, cuma nggak enak saja makan sambil dilihati perempuan cantik,” Budi senyum dikulum
“Katanya makan dengan Pak Edward, tapi kenapa jadi perempuan cantik?” Poppy mengerut dahinya.
“Pak Edward datang bersama putrinya. Dulu Pak Edward meminta saya untuk bekerja di hotel & resto miliknya dan hendak menjodohkan saya dengan anaknya.”
Poppy menatap Budi.
“Pak Budi terima tawarannya?”
Seorang pelayan datang menghampiri mereka membawa jeruk panas pesanan mereka.
“Permisi, pesanan jeruk panas dua,” Pelayan itu menyimpan dua gelas jeruk panas masing- masing di depan Budi dan Poppy.
“Terima kasih,” ucap Budi.
Budi meneguk jeruk panas itu.
“Saya tidak menerima tawaran itu dan menolak dijodohkan dengan anak Pak Edward,” seru Budi.
“Kenapa?” Poppy memandangi Budi dengan serius.
Budi menghela nafas, “Entahlah, karena hati dan pikiran saya berkata tidak.”
Datang lagi pelayan membawakan makanan pesanan mereka.
“Terima kasih,” ucap Budi dan Poppy berbarengan.
“Tadi Pak Edward mengajak makan malam untuk membicarakan apa?” tanya Poppy sambil mengambil kepiting dan cah Kaylan ke dalam piringnya.
“Tidak ada, hanya membicarakan perkembangan bisnis,” Budi mengambil cumi bakar ke dalam piringnya.
“Hanya itu?” tanya Poppy dengan tidak percaya.
“Yap,” jawab Budi.
“Minta Kepiting dan cah Kaylan ya, Bu,” kata Budi sebelum mengambil kepiting dan cah Kaylan.
“Ambil saja, saya nggak akan habis makan sendiri.”
“ Saya minta cumi bakarnya, dong,” kata Poppy yang tertarik untuk mencoba cumi bakar milik Budi.
“Silahkan,” Budi meyodorkan piring yang berisi cumi bakar ke Poppy.
“Makan yang banyak. Biar Anak Sholehnya sehat.”
“Terima kasih,” ucap Poppy sambil tersenyum.
Mereka makan dengan tenang. Dan Poppy bumil yang satu ini benar-benar makan banyak. Ia menghabiskan semua makanan tanpa tersisa.
Kalau biasanya setelah makan malam dengan Budi, bumil ini jajan banyak camilan. Tapi kali ini tumben Poppy tidak minta Budi untuk berhenti membeli camilan. Suasana didalam mobil hening Poppy tidak terdengar suaranya. Budi menoleh ke samping terlihat Poppy sedang tidur dengan pulas, Budi tersenyum melihat bumil tidur dengan nyenyak.
.
.
.
.
.
Hai .....
Terima kasih bagi yang masih setia membaca novel author yang gaje.
Maaf jika tulisannya masih kaku.
Ini juga mencoba untuk diperhalus walaupun sulit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ashqar Safira
pengen sea food
2021-09-26
1
Koin
bumil nya ngak pernah mual, ya?
2021-09-26
1
Poin
bumil maunya makan mulu
2021-09-26
3