16. Pembukaan Hotel Pak Setyo.

Pagi ini tidak seperti hari Minggu biasa. Kalau biasanya hari Minggu  setelah sholat subuh  Budi mencuci mobil, tapi hari ini Budi setelah sholat subuh ia hanya tidur-tiduran di tempat tidur sambil menonton berita. Memang tidak enak kalau tidur di hotel pagi-pagi cuma tidur-tiduran sambil nonton TV. Menunggu jam setengah tujuh sarapan pagi di restaurant hotel.

Terdengar suara connecting door dibuka.

“Pak Budi, kita sarapan dimana? Di kamar atau di restaurant?” Poppy masuk ke dalam kamar Budi.

Budi yang sedang menonton TV sambil tidur langsung bangun.

Poppy masuk ke kamarnya dengan menggunakan baju piyama panjang dan kerudung instan.

“Ibu mau sarapan dimana?” Budi balik bertanya.

“Di restaurant,” jawab Poppy.

“Okeh kita ke restaurant jam setengah tujuh. Sekarang Ibu siap-siap dulu.” ujar Budi.

“Kalau undangan Pak Setyo jam berapa?’ tanya Poppy.

“Jam sepuluh, Bu. Kita berangkat jam setengah sepuluh. Nanti dari undangan Pak Setyo kita jalan-jalan.,” jawab Budi dengan santai.

“Saya mau mandi dulu. Saya sudah lapar,” kata Poppy sambil kembali ke kamarnya.

Hadeuh bumil yang dipikirin cuma makanan aja, kata Budi dalam hati sambil geleng-geleng kepala.

Jam setengah tujuh Poppy sudah siap untuk sarapan.

Tok.. tok… tok….. Poppy mengetuk pintu connecting door.

“Pak Budi, ayo kita sarapan,” panggil Poppy sambil masuk ke dalam kamar Budi.

Budi sedang menghadap ke kaca jendela, ia sedang berbicara dengan seseorang melalui telepon.

“Baik, Pak.”

“ ………… “

“Alhamdullilah sehat, Pak.”

“……….. ‘

“Di hotel ……… dekat hotel Pak Setyo, Pak.”

“……….. “

“Jam setengah sepuluh, Pak.”

“……… “

“Baik, Pak. Waalaikumsalam warohmatullohi wabarokatuh.”

Budi menutup telefonnya.

“Telefon dari siapa, Pak?” tanya Poppy mendekati Budi.

“Dari Pak Rahadian,” Budi memasukkan ponselnya ke saku celananya dan menghadap ke Poppy.

“Papih, tau saya ke Bandung?” tanya Poppy.

“Ya. Saya yang memberitahu beliau,” jawab Budi.

‘Ayo kita sarapan dulu. Tadi katanya ibu sudah lapar,” ajak Budi sambil berjalan keluar dari kamar.

Poppy mengikuti Budi dari belakang.

********

Poppy nampak anteng menyicipi makanan satu-persatu. Bumil itu makan dengan tenang.

“Papih tadi nanya apa saja ke Pak Budi?” tanya Poppy sambil memakan kerupuk.

“Pak Rahadian menyuruh saya untuk keliling kota Bandung untuk survey tempat,” jawab Budi sambil menyeruput kopi panas.

Poppy mengerutkan alisnya.

“Untuk apa?” tanya Poppy bingung.

“Untuk membuka cabang Rangga’s Hotel & Resto,” jawab Budi.

“Siapa yang mau membiayai? Apa kita punya dana untuk buka cabang?” tanya Poppy dengan tidak yakin.

“Ada, Bu. Sebelum Pak Rangga meninggal beliau sudah merencanakan ini,” jawab Budi sambil memotong roti.

“Yang mengawasi siapa? Pak Budi kan di pusat,” Poppy memandangi Budi dengan serius.

“Saya yang memegang cabang Bandung. Ibu yang memegang pusat,” jawab Budi dengan tenang.

“Apa? Nggak ah, ntar malah saya acak-acak kantor pusat,” Poppy mengelak.

“Loh, Ibu kan Owner nya. Masa Ibu mau ngacak-ngacak usaha milik sendiri?” Budi protes, Bu bos bisanya cuma ngacak-acak aja.

“Pokoknya Pak Budi yang pegang di pusat dan di Bandung,” seru Poppy.

“Ya, sudah saya bolak-balik Bandung Jakarta aja. Lagi pula belum dapat tempatnya,” kata Budi mengalah.

“Kalau begitu kan enak,” ujar Poppy.

“Tapi saya minta naik gaji, ya Bu. Kan kerjanya double,” kata Budi

“Kalau mau naik gaji mintanya sama Papih. Kalau Papih acc baru saya acc juga,” jawab Poppy sambil menaik turunkan alisnya.

“Oke, Bu Bos,” kata Budi sambil berdiri.

“Pak Budi mau kemana?” tanya Poppy melihat Budi beranjak dari bangkunya.

“Mau ambil bubur ayam. Bu Poppy mau?”

“Nggak, ah. Ini sudah kenyang,” jawab Poppy menunjuk ke meja yang penuh dengan makanan.

“Atau Ibu mau saya ambilkan sesuatu? Jus atau puding?” tanya Budi.

“Puding aja,” jawab Poppy

Budi langsung membawakan puding untuk Poppy. Lalu barulah ia membawa bubur ayam untuk dirinya sendiri. Setelah Budi dan Poppy selesai sarapan, mereka kembali ke kamar untuk bersiap-siap ke undangan Pak Setyo.

*********

Budi berjalan di sebelah Poppy ketika memasuki Ballroom hotel milik Pak Setyo. Sebelum memasuki Ballroom mereka diminta mengisi buku tamu. Karena Budi dan Poppy diundang secara terpisah jadi mereka masing-masing mengisi buku tamu.

“Hei… Budi, datang juga loe,” sapa seorang laki-laki muda seumuran Budi.

“Dateng dong. Kan sambil jalan-jalan,” jawab Budi.

“Sama siapa ke Bandung ?” tanya laki-laki itu.

“Tuh, sama Bu Bos,” Budi menunjuk kearah Poppy yang sedang menunggu Budi.

Laki-laki itu melihat ke arah Poppy.

“Gile cantik bener. Beneran itu bos loe?” tanya laki-laki itu dengan tidak yakin.

“Iya itu bos gue,” jawab Budi.

“Pantesan elo nolak tawaran Pak Edward, bos loe kayak bidadari. Charisa kalah sama bos loe,” kata laki-laki itu memandang Poppy dengan tidak berkedip.

“Gue ke bos gue dulu. Kasihan dia berdiri terus nungguin gue,” kata Budi meninggalkan temannya.

“Eh, Budi… kenalin dong gue ke bos loe,” teriak laki-laki itu.

“Nggak boleh, loe Casanova. Nanti boss gue loe kadalin lagi,” jawab Budi sambil menghampiri Poppy.

“Pelit loe,” teriak laki-laki itu.

Budi tidak menghiraukan teriakan temannya.

Setiap kali Budi bertemu dengan para asisten bos dan para manager, mereka pasti bertanya,

“Siapa itu Bud?”

Budi menjawab,” Bu bos.”

Mereka pasti bilang, "Kenalin gue dong sama bos loe yang cantik."

Budi selalu menjawab, "Nggak boleh."

Budi mengajak Poppy menghampiri tuan rumah Pak Setyo.

“Pak Budi terima kasih sudah jauh-jauh datang ke sini,” kata Pak Setyo sambil menyalami Budi.

“Bu Poppy terima kasih sudah mau datang,” kata Pak Setyo menyapa Poppy.

“Sama-sama, Pak,” jawab Poppy.

“Pak Budi – Bu Poppy silahkan dicicipi hidangannya,” kata Pak Setyo.

“Ya, Pak. Terima kasih,” ucap Budi sambil mengajak Poppy mencari kursi kosong.

Terdengar suara MC dari atas panggung.

“Selamat datang Pak GM Budi dan Bu Bos Poppy . Terima kasih sudah mau datang ke Bandung. Untuk memeriahkan suasana bagaimana kalau Pak GM menyanyikan sebuah lagu untuk kami semua,” kata MC. Entah ide gila siapa meminta Budi untuk menyanyikan lagu.

Budi memberi tanda tidak pada MC.

“Nggak bisa nyanyi,” teriak Budi. Namun teriakan Budi tidak di dengar. Teman-temannya para asisten dan manager menarik tangan Budi dan mendorong punggung Budi agar mau naik ke atas panggung. Sedangkan para bos cuma melihat  kelakuan anak buahnya. Poppy tertawa melihat Budi dipaksa naik ke panggung.

“Pak Budi naik ke atas panggung harus dipaksa. Malu sama Bu Bos,” kata MC.

“Saya tidak bisa nyanyi,” seru Budi.

“Huuuu…… bohong,” teriak teman-teman Budi.

“Biarin suaranya jelek juga. Yang penting Pak Budi menyanyi,” kata Mc.

Mau tidak mau Budi terpaksa menyanyi.

If I had to live my life without you near me

The day  would all be empty

The nights would seem so long

Terdengar suara bass milik Budi yang terdengar merdu di telinga. Disambut dengan tepuk tangan dan suara siulan yang riuh di telinga.

With you I see forever, oh, so clearly

I might have been in love before

But it never felt this strong

Poppy memandangi Budi yang sedang bernyanyi tanpa berkedip.

Tanpa sengaja pandangan mata mereka bertemu. Poppy tersenyum sambil mengacungkan kedua jempol jari tangannya. Melihat Poppy tersenyum, Budi pun membalas senyuman Poppy.

Our dreams are young and we both know

They’ll take us where we want to go

Hold me now, touch me now

I don’t want to live without you

Nothing’s gonna change my love for you

You oughta know by now how much I love you

One thing you can be sure of

I’ll never ask for mor than you love

Nothing’s gonna change my love for you

You oughta know by now how much I love you

One thing you can be sure of

I’ll never ask for more than your love

{ Nothing’s Gonna Change My Love For You  by Goerge Benson }

Setelah Budi selesai menyanyi para tamu memberikan tepuk tangan yang meriah dan siulan yang riuh dari teman-temannnya.

“Terima kasih Pak GM, ternyata suaranya merdu, pantas saja dipaksa suruh menyanyi,” kata MC.

Budi kembali ke tempat duduknya. Nampak dari kejauhan Pak Edward Indrayana dan Charisa menghampiri Poppy. Terlihat Pak Edward menyapa Poppy. Budi cepat-cepat menghampiri Poppy. Budi takut Pak Edward mengganggu Poppy dan membicarakan yang tidak-tidak.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

KNP DILUAR JAM KANTOR BUDI MSH MANGGIL POPPY DGN IBU, DN POPPY JUGA MMBIARKN, KNP GK PANGGIL KAKAK, MBAK ATAU TETEH.. JDI ROMANTIS DN PRHATIAN BUDI KE POPPY TRTUTUP DGN PANGGILAN IBU..

2023-03-28

1

Utari

Utari

kalau saya jadi Poppy sudah meleleh saya.

2021-09-28

0

Fero Ratna

Fero Ratna

mau dong pak GM menyanyi untukku

2021-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 1.Selamat Jalan Kekasih
2 2.Pak General Manager
3 3. Jabatan Baru Dan Ruangan Baru.
4 4. Mulai Bekerja
5 5. Bertemu Tari
6 6. Sop Kambing Betawi
7 7. Ke Rumah Budi
8 8. Rujak Mpok Leha
9 9. Siapa Dia ?
10 10. Pak Edward Indrayana
11 11. Bumil Yang Kelaparan
12 12. I Don't Know What To Say
13 13. Mantan Pacar
14 14. Undangan Pak Setyo
15 15. Pergi Ke Bandung
16 16. Pembukaan Hotel Pak Setyo.
17 17. Pembukaan Hotel Pak Setyo 2
18 18. Jalan-jalan Di Kota Bandung.
19 19. Owner Turun Tangan
20 20. Gara-Gara Baso
21 21. Ulang Tahun Pak Rahadian
22 22. Menunggu Hatimu Menyambut Diriku.
23 23. Nenek Nyinyir
24 24.Kaulah Segalanya .
25 25. Bolu Susu
26 26. Restu Ayah.
27 27. Mengajak Menikah.
28 28. Poppy.
29 29. Budi Cemburu
30 30. Teman Lama.
31 31. Ke Rumah Pak Rahadian 1
32 32. Ke Rumah Pak Rahadian 2
33 33. Reno Yang Membuat Ulah.
34 34. Melamar Poppy 1
35 35. Melamar Poppy 2.
36 36. Kisruh Sarapan pagi.
37 37. Lamaran Reno
38 38. Tamu Tak Diundang
39 39. Bos Besar.
40 40. Pergi Ke Bandung
41 41. Beautiful Girl
42 42. Sakit Kepala
43 43. Ke Dokter Kandungan
44 44. Bayi Dalam Keadaan Sehat.
45 45. Mama Lebih Sayang Pada Calon Menantu.
46 46. Bidadari Surga.
47 47. Pulang Ke Rumah
48 48. Panggilan Sayang Untuk Budi
49 49. Pria Itu ????
50 50. Sebuah Lagu Untuk Poppy.
51 51. Cecunguk Toriq
52 52. Detik-Detik Anak Sholeh Lahir
53 53. Siapa Nama Bayinya?
54 54. Akhirnya Sah.
55 55. Pasca Melahirkan.
56 56. Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah
57 57. Extra Part 1.
58 58. Extra Part 2
59 59. Extra Part 3.
60 60. Extra Part 4
61 61. Extra Part 5.
62 62. Extra Part Terakhir.
Episodes

Updated 62 Episodes

1
1.Selamat Jalan Kekasih
2
2.Pak General Manager
3
3. Jabatan Baru Dan Ruangan Baru.
4
4. Mulai Bekerja
5
5. Bertemu Tari
6
6. Sop Kambing Betawi
7
7. Ke Rumah Budi
8
8. Rujak Mpok Leha
9
9. Siapa Dia ?
10
10. Pak Edward Indrayana
11
11. Bumil Yang Kelaparan
12
12. I Don't Know What To Say
13
13. Mantan Pacar
14
14. Undangan Pak Setyo
15
15. Pergi Ke Bandung
16
16. Pembukaan Hotel Pak Setyo.
17
17. Pembukaan Hotel Pak Setyo 2
18
18. Jalan-jalan Di Kota Bandung.
19
19. Owner Turun Tangan
20
20. Gara-Gara Baso
21
21. Ulang Tahun Pak Rahadian
22
22. Menunggu Hatimu Menyambut Diriku.
23
23. Nenek Nyinyir
24
24.Kaulah Segalanya .
25
25. Bolu Susu
26
26. Restu Ayah.
27
27. Mengajak Menikah.
28
28. Poppy.
29
29. Budi Cemburu
30
30. Teman Lama.
31
31. Ke Rumah Pak Rahadian 1
32
32. Ke Rumah Pak Rahadian 2
33
33. Reno Yang Membuat Ulah.
34
34. Melamar Poppy 1
35
35. Melamar Poppy 2.
36
36. Kisruh Sarapan pagi.
37
37. Lamaran Reno
38
38. Tamu Tak Diundang
39
39. Bos Besar.
40
40. Pergi Ke Bandung
41
41. Beautiful Girl
42
42. Sakit Kepala
43
43. Ke Dokter Kandungan
44
44. Bayi Dalam Keadaan Sehat.
45
45. Mama Lebih Sayang Pada Calon Menantu.
46
46. Bidadari Surga.
47
47. Pulang Ke Rumah
48
48. Panggilan Sayang Untuk Budi
49
49. Pria Itu ????
50
50. Sebuah Lagu Untuk Poppy.
51
51. Cecunguk Toriq
52
52. Detik-Detik Anak Sholeh Lahir
53
53. Siapa Nama Bayinya?
54
54. Akhirnya Sah.
55
55. Pasca Melahirkan.
56
56. Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah
57
57. Extra Part 1.
58
58. Extra Part 2
59
59. Extra Part 3.
60
60. Extra Part 4
61
61. Extra Part 5.
62
62. Extra Part Terakhir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!