Tak terasa sudah empat puluh hari Pak Rangga meninggal.
Semua orang sibuk untuk mempersiapkan tahlil empat puluh hari Pak Rangga.
Beruntung sekarang sudah ada manager penggantinya dan asisten yang membantu
semua pekerjaannya.
Untuk tahlil kali ini Rangga’s Resto ditunjuk sebagai catering. Budi menyerahkan semuanya urusan catering kepada Zaki Manager baru di Rangga’s Hotel & Resto.
Tahlilan kali ini selain mengadakan pengajian Poppy memberi santunan kepada anak yatim piatu. Ia mengundang anak yatim piatu untuk mengikuti pengajian dan makan siang bersama. Bahkan ia memilih menu special
untuk makan siang. Poppy memilih siang hari untuk pengajian, karena mengundang anak-anak.
Poppy juga mengundang orang tua Budi dan Rima. Dan tidak ketinggalan juga batita yang menggemaskan yaitu Odie.
“Mama, Odie mau duduk di situ sama Aki dan Mang Budi,” kata Odie sambil menunjuk-nunjuk kearah Pak Aep dan Budi.
“Boleh, tapi jangan nakal ya. Duduk yang manis,” jawab Rima.
“Iya, Ma.” Lalu Odie berjalan menuju ke tempat laki-laki. Ia duduk bersila di antara aki dan mang Budi.
Tari yang melihat anak kecil duduk di dekat Budi dan anak itu terlihat akrab dengan Budi. Siapa dia? Tanya Tari di dalam hati. Lalu ia melirik ke perempuan muda yang dipanggil Mama oleh batita itu, seorang perempuan cantik yang menggunakan pakaian muslim yang sederhana. Siapanya Pak Budi? Tanya Tari dalam hati.
Setelah selesai pengajian selesai para tamu dipersilahkan untuk makan. Ketika para tamu sedang makan Tari melihat perempuan muda dan wanita setengah baya sedang berbincang-bincang dengan Bu Melly dan Bu Femi.
Sedangkan batita yang bersama perempuan muda itu keluar bersama dengan Budi.
Tiba-tiba seseorang mengagetkan Tari dari belakang,
“Ngapai loe disini? Nggak makan?” tegur Iva.
“Nanti,” jawab Tari dengan pandanganya terus tertuju ke perempuan muda itu.
Iva yang mengetahui Tari sedang memperhatikan kakak dan ibunya Budi, tiba-tiba timbul isengnya untuk mengganggu Tari.
“Udah Tar, ikhlasin Pak Budi. Dia udah punya istri,” kata Iva.
Tari melirik ke Iva,
“Serius?” tanya Tari.
“Dua rius,” jawab Tari.
“Bohong kali loe,” sangkal Tari.
“Ya sudah kalau loe nggak percaya. Udah ah gue laper. Noh diluar Pak Budi lagi nyuapi anaknya,” kata Iva sambil berjalan keluar menuju ke tenda tempat makanan.
Budi sedang mengikuti Odie yang sedang memilih-milih makanan. Batita lucu itu sedang sibuk memperhatikan makanan satu persatu.
Poppy menghampiri Budi,
“Pak Budi makan dulu, biar Odie sama saya.”
“Terima kasih Bu, saya nanti saja. Mau nyuapi Odie dulu,” jawab Budi.
“Odie, mau disuapi Tante?” tanya Poppy ke Odie.
Batita lucu itu mengangguk.
"Odie mau makan pakai apa? Ayo kita lihat-lihat makanannya,” ajak Poppy meninggalkan Budi sendiri.
Rima menghampiri Budi yang sedang mengambil makanan.
“Odie mana Bud?’ tanya Rima sambil matanya melihat ke segala penjuru mencari Odie.
Budi menoleh dan menujuk ke suatu meja. Di meja terlihat Poppy sedang menyuapi Odie. Di meja sebelahnya nampak Pak Aep yang sedang duduk bersama Reno dan Pak Brata.
“Budi, kenapa Odie di suapi Dik Poppy?” Rima protes.
“Bu Poppy yang mau, Odienya juga mau disuapin Bu Poppy,” jawab Budi santai.
“Udah sekarang teteh makan dulu,” kata Budi.
“Loh Mama mana?” Budi melihat Rima sendiri tidak bersama dengan Mamanya.
“Masih ngobrol sama Mamanya Poppy dan Mamihnya Rangga,” jawab Rima sambil mengambil piring dan makanan.
Tak lama kemudian Bu Tiara menghampiri Rima dan Budi.
“Rima, kenapa Bibi ditinggal?” tanya Bu Tiara sambil mengambil piring di meja.
“Bibi kan lagi asyik ngobrol dengan ibu-ibu bos,” jawab Rima
Baru saja Bu Tiara memegang sendok nasi, tiba-tiba
“Bu Tiara, sini deh disebelah sana ada makanan enak, ibu harus coba,” kata Bu Melly merangkul tangan Bu Tiara dan mengajaknya ke stand makanan lain.
Budi dan Rima bengong melihat Bu Tiara yang diajak ke stand makanan lain.
“Kan Teteh bilang juga apa,” seru Rima.
“Mereka tuh kelihatannya akrab sekalli,” kata Budi sambil memperhatikan interaksi mamanya bersama dengan Mamanya Poppy.
Setelah mrngambil makanan Budi dan Rima bergabung ke meja Poppy.
“Odie makannya pinter loh, Teh,” kata Poppy sambil mengelap mulut Odie dengan tissue.
“Odie mau makan apalagi?” tanya Poppy.
“Odie udah kenyang, ? Sekarang giliran Tante Poppy yang makan. Kasihan nanti adik bayi diperut tante kelaparan,” jawab Rima.
“Memangnya Tante punya adik bayi, Ma?” tanya Odie penasaran.
“Punya. Tapi masih diperut Tante,” kata Rima.
“Odie mau lihat, Ma,” kata Odie dengan antusias.
“Nanti ya sayang. Kalau adik bayi sudah lahir Odie bisa lihat,” kata Poppy sambil mengusap kepala Odie.
“Dik Poppy makan dulu. Bumil makannya harus banyak,” kata Rima.
Poppy pun pergi mengambil makanan.
“Cantik ya, Bud,” kata Rima setelah Poppy pergi.
Budi yang sedang makan menatap Rima.
“Poppy cantik. Teteh seneng kalau punya adik ipar seperti dia. Udah cantik, ramah, santun tutur katanya,” kata Rima. Pandangannya tidak lepas dari Poppy.
Budi menghela nafas.
“Teteh, Fadlan itu masih kuliah. Masa teteh mau nyuruh Fadlan menikah sama Poppy,” ujar Budi.
Rima menoleh kearah Budi.
“Bukan untuk Fadlan,” sanggah Rima.
Budi berpikir sejenak, lalu menoleh ke arah Rima.
“Apa Teteh berniat menikah dengan Pak Reno?” tanya Budi.
Rima memukul tangan Budi.
“Jangan ngaco kamu,” seru Rima.
Budi meringis sambil mengusap-usap tangannya yang dipukul Rima.
“Terus sama siapa, dong?” tanya Budi.
“Ya, sama kamulah. Adik teteh kan bukan cuma Fadlan, ada kamu dan Farhan,” jawab Rima.
“Kalian berdua tuh cocok, pasangan serasi,” seru Rima.
Mendengar perkataan Rima, Budi buru-buru beranjak dari kursi dan meninggalkan Rima.
“Budi mau kemana?” Rima memanggil Budi.
“Ambil minum,” jawab Budi sambil nyelonong pergi.
“Mama sih pukul mang Budi, jadi Mang Budi malah,” kata Odie.
‘Kenapa?” tanya Poppy yang baru datang sambil membawa sepiring makanan.
“Mama pukul Mang Budi, Mante. Mang Budi nya malah,” kata Odie dengan muka marah dengan tangan dilipat di dada.
“Mama bercanda Odie,” terang Rima.
“Kalau belcanda ngak boleh mukul. Mama halus minta maap sama Mang Budi,” seru Odie.
“iya, nanti Mama minta maaf sama Mang Budi,” kata Rima.
Poppy melahap makanannya sambil melihat interaksi ibu dan anak di depannya.
Budi sedang mengambil es campur, tiba- tiba ada seseorang menyapanya.
“Hai Pak Budi, “ sapa Tari.
Budi menoleh kearah Tari.
“Masih ingat saya? Saya Tari sepupu kak Rangga. Kita pernah bertemu di café,” kata Tari.
Budi mencoba untuk mengingat,
“Kapan, ya? Kok saya lupa?” tanya Budi bingung.
WHAT????? Dia nggak inget sama sekali, kata Tari dalam hati.
“Waktu di ……… hari Selasa, masa tidak ingat?”
Budi berpikir sejenak.
“Oh iya saya ingat. Apa kabar mbak Tari? Maaf waktu itu saya pulang cepat karena sudah cape,” kata Budi.
“Nggak apa-apa, Pak Budi,” jawab Tari.
“Pak Budi kapan-kapan saya boleh main ke kantor Pak Budi? Kita bisa makan siang bareng.”
“Kalau Mbak Tari mau main ke kantor saya silahkan saja. Saya kan kerja di resto.”
Tari girang mendengar jawaban Budi, namun….
“Tapi maaf saya tidak bisa menemani Mbak Tari makan siang. Saya di sana kerja Mbak, nanti Bu Poppy marah kalau saya malah ngobrol dengan tamu pribadi saya.”
Mendengar omongan Budi rasanya Tari ingin marah. Kedengarannya seperti ditolak oleh Budi.
“Tapi kan kita bisa makan siang waktu istirahat,” kata Tari.
“Maaf Mbak Tari, saya biasa makan siang di ruangan saya.”
“Kita kan bisa makan bareng di ruangan Pak Budi,” kata Tari yang tetap dengan keiginannya.
Budi menghela nafas,
“Mbak Tari laki-laki dan perempuan yang bukan mahromnya dilarang berduaan di ruangan yang tertutup.”
“Maaf saya permisi dulu,” kata Budi meninggalkan Tari sendiri.
"Haffhhffffhaffffff," terdengar suara tawa cekikikan yang ditahan.
Tari menoleh kearah Iva, Vita dan Fira yang sedang ketawa cekikikan dengan mulut ditahan dengan telapak tangan.
“Kasihan deh loe ditolak,” bisik mereka.
Muka Tari berubah menjadi merah karena menahan malu.
Tepat menjelang sore Budi dan keluarganya pamit pulang. Odie mendapatkan bingkisan special dari Poppy.
“Bilang apa sama Tante?” tanya Rima
“Maacih, Tante,” kata Odie.
“Sama-sama, Odie,” balas Poppy sambil mencium batita lucu itu.
Tampak kedua ART Poppy bi Inah dan Upi memberikan rantang ke Budi dan Rima.
“Apa ini?” tanya Rima kaget.
“Untuk makan malam Pak Budi dan Teh Rima sekeluarga,” jawab Poppy.
“Terima kasih,” kata Bu Tiara.
“Kami jadi merepotkan Nak Poppy. Padahal tadi kami sudah makan banyak.”
“Nggak apa-apa, Bu. Biar tidak usah masak lagi,” jawab Poppy.
“Sekali lagi terima kasih, Nak Poppy,”
Setelah pamit dan bersalaman dengan tuan rumah Budi beserta keluarganya pulang.
.
.
.
.
Hai readers,
Terima kasih masih setia dengan novel author yang gaje.
Semoga ngak kapok membacanya.
Jangan lupa like dan komen sebanyak-banyaknya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
INI.TARI PSTI NKSIR BUDI . TRMASUK SI IVA JUGA KYKNYA
2023-03-28
1
Ashqar Safira
siapakah dia...
rasanya ku pernah
bertemu dengannya
tak mungkin kulupa
2021-09-26
1
soft drink
Rima pengen Budi menikah dengan Poppy
2021-09-20
3