Perjalanan dari Tangerang Selatan menuju Bandung cukup ramai. Walaupun kendaraan cukup padat namun tetap lancar, tidak ada kemacetan. Terlihat Poppy sedang asyik dengan camilannya. Ia sedang makan salad buah yang dibuatkan oleh mamanya Budi. Dari tadi bumil tidak berhenti makan dan minum.
Siaran radio Jakarta sudah tidak bisa tertangkap lagi padahal mereka baru sampai Bekasi. Hanya radio am setempat yang bisa tertangkap, dan kebanyakan lagu dangdut. Poppy mencoba cari yang lagu yang enak. Terdengarlah sebuah lagu Rita Effendy
Berpisah dengannu
Telah membuatku semakin mengerti
Betapa indah saat bersama
Yang masih selalu kukenang
Selamat jalan kekasih
Kaulah cinta dalam hidupku
Aku kehilanganmu
Untuk selama-lamanya
Budi mendengar lirik lagu lalu menoleh kearah Poppy. Tempat makanan yang tadi dipegang tangan Poppy, Poppy simpan di atas pangkuannya. Siku tangan kanan Poppy menyandar pada pintu, jari jemarinya memegang pelipis.
Sedangkan jari tangan kiri menghapus air mata yang mulai mengalir di pipi.
Sepertinya syair lagu ini membuat bumil menjadi badmood.
Cukup sekali
Kau lukai hati ini
Tak ingin terulang kembali
Kau tinggalkan aku sendiri.
( Rita Effendy, Selat Jalan Kekasih )
Budi menggganti tune radio.
Budi memilih sebuah lagu.
Saat kuputuskan bertemu orang tuamu
Kuyakinkan diri kaulah yang terbaik
Dan saat kau memilih aku yang pantas untukmu
Hati ini berikrar ‘tuk s’lalu menjagamu.
Poppy menoleh kearah Budi, terlihat laki-laki itu menyetir dengan santai dan jari jemarinya diketuk-ketukan ke setir serta bibirnya mengikuti syair lagu itu. Budi terlihat enjoy mendengarkan lagu tersebut.
Ku yakin kaulah jawaban di setiap pintaku
Walau ku belum tau namamu
Bisikkan di sujudku, di sepertiga malamku, untuk
Kehadiranmu sempurnakan imanku
Buang cerita lama
Ragkai cerita baru
Menua bersama
( Rey Mbayang, Di Sepertiga Malam )
Merasa diperhatikan Budi menoleh ke Poppy. Lalu pandangannya kembali ke jalan.
“Kenapa? Mau pipis?” tanya Budi yang kembali fokus ke jalan.
Posisi mobil sedang berada di sebelah kanan dalam keadaan mengebut.
“Tidak,” jawab Poppy dan melanjutkan makan camilannnya.
“Kalau mau pipis, nanti aja pas di rest area Purbaleunyi. Sekalian sholat ashar,” kata Budi dengan pandangan fokus ke jalan.
“Pak Budi, kita menginap di hotel apa?” tanya Poppy memandang Budi yang sedang fokus menyetir.
“Ibu mau menginap dimana?” Budi balik bertanya.
“Pak Budi belum booking hotel?” Poppy kaget.
“Belum,” jawab Budi santai.
“Pak Budi gimana, sih? Nanti kita nggak kebagian hotel,” Poppy protes.
“Tenang saja, Bu. Hotel di Bandung banyak. Nanti kita cari yang sessuai dengan selera Ibu,” jawab Budi sambil menyalakan lampu sein kiri dan fokus dengan kaca spion kiri. Budi perlahan pindahkan mobil ke jalur sebelah kiri. Papan petunjuk jalan menunjukkan tol Purbaleunyi 500 m lagi.
Setelah masuk tol Purbaleunyi, Budi membuka jendela hendak membayar tol udaranya lebih dingin dan sejuk. Pemandangan kanan dan kiri jalan tol lebih asri.
Budi melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kanannya, waktu sudah menunjukkan pukul lima sore.
Telihat tanda rest area 1 km lagi. Budi mengambil jalur sebelah kiri agar rest area tidak terlewat.
“Kita ke rest area dulu. Kita sholat ashar, kalau menunggu sampai ke hotel takut tidak keburu,” kata Budi sambil mengarahkan mobil ke rest area. Mencari tempat parkir yang nyaman dan ramai. Maklum mobil Poppy adalah sedan mewah, Budi tidak mungkin markirkan mobil Poppy di sembarang tempat.
Poppy bersiap-siap untuk turun, ia menyimpan tempat bekal makanan ke kursi belakang dan mengambil mukenanya yag ia letakkan di kursi
belakang. Budi lebih dahulu turun dari mobil, seperti biasa ia membukakan pintu untuk Poppy dan memayungi kepala Poppy dengan tangannya agar kepalanya tidak terbentur.
Setelah menutup pintu mobil, Budi berjalan di belakang Poppy menuju ke masjid. Budi mengantar Poppy ke tempat wudhu wanita, barulah ia ke tempat wudhu pria.
Setelah selesai sholat dan tak lupa memanjatkan doa, Budi menunggu Poppy di depan masjid. Tadi ia melihat Poppy sedang melipat mukenanya. Tak lama kemudian Poppy keluar dari masjid.
“Mau beli sesuatu di sini?” tanya Budi sambil menunggu Poppy menggunakan sandal.
“Tidak ah, udah kenyang. Nanti aja jajan di Bandung,” jawab Poppy sambil berjalan menuju parkiran mobil.
Budi hanya mengikuti Poppy dari belakang. Seperti biasa Budi lebih dahulu membukakan pintu untuk Poppy setelahPoppy duduk dengan nyaman barulah ia masuk ke dalam mobil. Lalu mereka melanjutkan perjalanan ke Bandung.
Budi keluar dari pintu tol Pasteur. Dilihatnya Poppy sedang tertidur. Bumil itu tertidur setelah dari rest area. Ketika berhenti di perempatan lampu merah, Budi membangunkan Poppy.
“Bu, sudah sampai,” kata Budi sambil menepuk-nepuk bahu Poppy.
Poppy pun bangun dari tidurnya. Sambil menerjab-nerjabkan matanya dan menguap, bumil mengedarkan pandangannya.
“Sudah sampai mana, Pak?” tanya Poppy sambil menutup mulutnya karena menguap.
“Baru keluar tol Pasteur,” kata Budi yang juga ikut menguap.
“Pak Budi ngantuk?” Poppy menoleh ke arah Budi.
“Lumayan, Bu,” jawab Budi sambil menerjab-nerjabkan matanya.
“Ya, sudah langsung ke hotel. Lagipula sebentar lagi magrib,” kata Poppy.
Akhirnya lampu lalu lintas berganti menjadi warna hijau mobilpun berjalan menuju hotel.
Poppy memilih menginap di hotel yang dekat dengan hotel Pak Setyo.
“Selamat malam, Bu. Ada yang bisa saya bantu?” sapa resepsionis hotel.
“Saya mau booking 2 kamar, untuk dua malam. Yang deluxe dan ada connecting doornya,” jawab Poppy panjang lebar.
“Untuk kapan, Bu?” tanya resepsionis.
“Untuk sekarang,” jawab Poppy
“Baik, Bu. Saya check dulu, Bu,” kata resepsionis
Budi datang mengampiri Poppy.
“Ada kamar kosong?” tanya Budi.
“Belum tau, sedang di check,” jawab Poppy.
Tak lama kemudian,
“Ada yang kosong dengan dua deluxe dengan connecting door tetapi double bad, Bu,” kata resepsionis.
“Tidak apa-apa. Saya ambil dua kamar. Sekalian minta kunci connecting door nya,” Jawab Poppy sambil mengambil dompet dari dalam tasnya.
“Sewa kamar atas nama siapa, Bu?’ tanya resepsionis.
“Atas nama saya, ini KTP saya,” jawab Poppy sambil menyerahkan KTP nya dan menyiapkan uang pembayarannya.
Setelah selesai check in Poppy dan Budi menuju ke kamar. Sengaja di cari kamar dengan connecting door untuk berjaga-jaga takut ada apa-apa dengan Poppy, apalagi Poppy sedang hamil.
Setelah mandi dan sholat magrib, Budi mengajak Poppy makan di luar.
“Ibu, cape nggak? Kalau cape kita makan di kamar saja,” tanya Budi dari connecting door sambil menunggu Poppy bersiap-siap.
“Nggak, Pak Budi. Lagi pula saya mau yamin baso,” jawab Poppy sambil menyelempangkan tasnya dan berjalan keluar melalui pintu kamar Budi.
*********
Malam minggu di kota kembang cukup ramai. Banyak kendaraan mobil dan motor yang berlalu lalang di jalan raya. Di jalan Asia-Afrika banyak anak muda yang berswa foto di sepanjang jalan Asia-Afrika sehingga menyebabkan perjalanan agak tersendat.
Poppy mengusap-usap perutnya.
“Masih jauh, Pak Budi?’ tanya Poppy sambil mengusap-usap perutnya.
“Sebentar lagi, Bu. Tapi ini macet karena banyak yang foto-foto dan menyeberang jalan,” jawab Budi sambil fokus ke jalan karena banyak orang yang berlalu lalang menyeberang jalan. Setelah melewat alun-alun kota Bandung baru jalanan lancar dan sampai ke tempat yang dituju.
“Alhamdullilah akhirnya sampai,” ucap Budi.
Seperti biasa Budi turun duluan dan membukakan pintu untuk Poppy. Mereka jalan berdampingan menuju penjual baso. Mereka beruntung penjual baso belum tutup. Karena menurut mbah google pejual baso yang mereka tuju tutup seperempat jam yang lalu. Memang rejekinya bumil ketika mereka sampai penjual baso belum tutup.
Poppy langsung memesan yamin baso dan es campur.
“Bu, ini sudah malam nanti sakit perut kalau makan es campur,” kata Budi mengingatkan Poppy.
“Sekali-kali, Pak Budi,” jawab Poppy.
Mendengar jawaban Poppy Budi hanya menghela napas.
Bumil mah bebas, bisik Budi dalam hati.
Tak lama kemudian pesanan mereka datang.
Poppy sangat menikmati yamin basonya.
“Enak Pak Budi. Tau darimana ada baso seenak ini? Padahal kan jalannnya masuk ke dalam,” tanya Poppy sambil menyeruput kuah yamin.
“Dulu, kalau ke Bandung Ayah sering mengajak makan baso di sini. Sebetulnya sih lupa lagi tempatnya. Jadi nanya sama mbah google,” jawab Budi sambil menikmati mie baso.
”Oh ………..,” ujar Poppy sambil ngangguk-angguk.
Mereka melanjutkan makanannya dengan tenang.
Setelah selesai makan Budi langsung pulang ke hotel. Ia tidak menawarkan bumil untuk jalan-jalan karena takut bumil kecapean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Dave Alana
bumil jelong-jelong ke Bandung
2021-09-26
0
Iis Juan
up nya sing loba
2021-09-26
0
Ashqar Safira
kita jalan-jalan
2021-09-26
2