Poppy merias wajahnya dengan make up tipis, wajahnya terlihat cantik dan segar.
“Poppy….,” terdengar suara ketukan pintu dan suara seseorang memanggil namanya.
“Ya, Bang sebentar,” Poppy membuka pintu kamarnya.
Reno memandangi adiknya yang sudah dandan cantik.
“Kamu mau kemana?” tanya Reno kaget.
“Mau beli rujak sama Pak Budi,” jawab Poppy.
“Rujak? Beli dimana?” tanya Reno curiga.
“Nggak tau Pak Budi beli dimana. Kemarin malam aku mau rujak, kata Pak Budi besok pagi dibawain rujak. Tapi aku nggak mau, aku pengen lihat langsung pembuatannya. Ya, sudah akhirnya Pak Budi mau ngejemput aku untuk mengantar ke tukang rujak,” Poppy menceritakan dengan mata berbinar-binar.
“Tapi ini masih pagi. Penjual rujaknya juga belum buka.”
“Nggak ada salahnya bersiap-siap dari sekarang. Nanti pas Pak Budi datang langsung pergi,” jawab Poppy yang kekeh marekeh (maksa).
“Abang antar,ya? Minta di share-location ke Pak Budi,” ujar Reno.
“Sebentar aku chat Pak Budi dulu,” kata Poppy sambil mengambil ponselnya di meja rias.
Bu Poppy : Assalamualaikum.
Bu Poppy : Pak Budi, saya tidak usah di jemput. Saya diantar Bang Reno. Minta share- location nya.
Pesannya belum dibaca oleh Budi.
“Pesannya belum dibaca sama Pak Budi,” seru Poppy sambil menghepaskan diri ke tempat tidur dengan wajah cemberut.
Melihat Poppy cemberut Reno menghampiri adiknya dan duduk disebelahnya. Dibelainya rambut adiknya dengan penuh kasih sayang.
“Sabar, jangan cemberut gitu dong. Mungkin Pak Budi sedang sibuk, belum bisa melihat ponsel,” ujar Reno.
“Tau begitu mendingan ditelepon langsung,” kata Poppy.
Ting….. terdengar nada notifikasi pesan masuk.
Dengan wajah ceria Poppy mengambil ponselnya dan membaca pesan.
Pak Budi : Waalaikumsalam, Bu. Saya share location rumah saya, ya. Karena penjual rujaknya dekat dengan rumah saya.
“Abang, ini Pak Budi sudah share location. Ayo bang, kita pergi sekarang," seru Poppy dengan wajah yang ceria.
“Tapi Pop, ini masih terlalu pagi. Baru jam setengah sembilan,” ujar Reno.
“Biarin bang, kita tunggu di rumah Pak Budi,” jawab Poppy sambil menarik-narik tangan kakaknya.
“Haduh… Poppy, tidak enak bertamu pagi-pagi ke rumah orang," kata Reno agar adiknya mau bersabar.
“Ya sudah, kalau abang tidak mau mengantar Poppy. Poppy minta dijemput Pak Budi saja,” kata Poppy sambil cemberut dan mengambil
ponselnya.
“Ayo abang antar. Haduh kalau bumil pengen rujak nggak bisa dinanti-nanti , harus sekarang juga," seru Reno sambil merengkuh bahu adiknya dan membimbingnya keluar dari kamar.
Reno memberhentikan mobilnya di depan sebuah rumah yang cukup besar nan asri. Di
depan rumah terlihat seorang laki-laki sedang mengelap mobil dan seorang anak batita yang sedang main air.
Dari dalam rumah keluar seorang wanita yang menggunakan daster panjang dan berjilbab. Wanita itu jongkok mendekati batita yang sedang main air. Entah apa yang sedang mereka bicarakan batita itu menggeleng-gelengkan kepalanya.
“Bener ini rumahnya?” tanya Reno ragu.
“Bener, nomornya sesuai dengan alamat yang diberikan Pak Budi. Itu Pak Budi lagi mengelap mobil,” ujar Poppy sambil menujuk kearah
laki-laki yang sedang mengelap mobil.
“Tapi itu bukan mobil Pak Budi,” seru Reno.
“Tuh, mobil Pak Budi ada di sebelah,” Poppy menunjuk mobil
yang diparkir di rumah sebelah yang masih berada dalam satu pagar.
“Kamu hafal sama mobil Pak Budi. Hayo pasti ada apa-apa ya, sama Pak Budi?” Reno menggoda adiknya.
“Iiihhh Abang. Nggak ada apa-apa Poppy sama Pak Budi. Ayo ah Bang, kita turun,” Poppy menyelempangkan tasnya kemudian keluar dari mobil. Reno pun keluar dari mobil.
“Assalamualaikum,” Poppy dan Reno memberi salam kepada pemilik rumah.
“Waalaikumsalam," balas laki-laki dan wanita itu sambil menoleh kearah Poppy dan Reno.
“Bu Poppy-Pak Reno,” seru Budi.
“Silahkan masuk Bu Pak,” Budi membukakan pintu pagar dan mempersilahkan masuk Poppy dan Reno.
Rima yang sedang jongkok membujuk Odie untuk mandi langsung berdiri.
“Kenalkan ini sepupu saya teh Rima. Dan ini anaknya Odie,” Budi memperkenalkan Rima dan Odie kepada Poppy dan Reno.
Rima menangkupkan tangannya dan menjulurkan ke Poppy, dan Poppy
menyambutnya dengan mengikuti salamannya Rima. Tapi Rima kepada Reno, Rima
hanya menangkupkan tangannya di dada.
Rima tidak ingin bersentuhan dengan laki-laki yang bukan mahromnya.
“Odie salam dulu sama Om dan Tante,” kata Budi.
Odie langsung mencium tangan Poppy dan Reno.
“Aduh pinternya. Berapa tahun usianya?” tanya Poppy sambil mengusap kepala Odie.
“Dua tahun, Bu,” jawab Rima.
“Aduh, jangan panggil Ibu, panggil saya Poppy,” protes Poppy.
“Silahkan masuk dulu, Poppy dan Pak Reno. Maaf berantakan rumahnya. Odie paling suka ikut cuci mobil sama Mang Budi. Jadi aja becek
kemana-mana,” kata Rima sambil membereskan peralatan bekas mencuci mobil.
“Odie mandi dulu, tuh bajunya basah nanti masuk angin," bujuk Rima.
“Mang Budi juga nggak mandi,” Odie protes.
“Mang Budi juga mau mandi, bajunya udah basah disemprot Odie,” seru Budi.
“Mah gendong,” batita lucu itu langsung minta digendong.
“Dadah dulu sama Om dan Tante,” ujar Rima.
“Dah Om Tante. Odie mandi duyu, ya,” kata Odie sambil melambai-lambaikan tangannya.
“Dadah,” balas Poppy dan Reno.
Rima membawa Odie ke rumahnya yang terletak di samping rumah Budi.
“Silahkan duduk dulu, Bu Pak. Saya permisi mau mandi dulu,” kata Budi.
“Oh.. silahkan, Pak Budi. "
Budi masuk ke dalam rumah, namun tak lama kemudian ia kembali lagi bersama dua orang wanita dan pria paruh baya.
“Ayah Mama ini Bu Poppy owner tempat kerja Budi dan ini kakaknya Pak Reno.”
“Pak Reno Bu Poppy, kenalkan ini orang tua saya,” Budi memperkenalkan Poppy dan
Reno kepada kedua orang tuanya.
Setelah mereka bersalaman Budi pamit untuk mandi. Poppy dan Reno ditemani oleh orang tua Budi.
Odie yang sudah selesai mandi mengintip-intip dari balik lemari. Ia mendengarkan percakapan Enin dan Aki nya dengan para tamu.
Reno yang melihat Odie langsung melambaikan tangannya memanggil Odie.
“Odie sini,” Reno memanggil Odie.
Semua orang langsung menghentikan pembicaraannya dan menoleh kearah Odie.
Odie langsung menghampiri dan duduk di pangkuan Pak Aep.
“Odie sudah mandinya?” tanya Poppy.
Odie menjawab hanya dengan mengangguk-angguk.
“Mama mana, Odie?” tanya Bu Tiara.
“Lagi mandi, Nin,” jawab Odie.
Bu Tiara masuk ke dalam untuk membawakan minuman dan cemilan. Sedangkan Pak Aep mengajak tamu berbincang-bincang.
“Biar Rima yang bawa, Bi,” kata Rima ketika melihat Bu Tiara sedang menyiapkan minuman dn makanan ringan untuk disuguhkan ke tamu.
“Rima, tukang rujak bukanya jam berapa?” tanya Bu Tiara.
“Sekitar jam sepuluh dan setengah sebelas, Bi.”
“Nanti tolong antar Bu Poppy beli rujak, ya! Dia sedang ngidam rujak. Sengaja dia pagi-pagi ke sini hanya untuk membeli rujak,” kata Bu Tiara.
“Rujaknya Mpok Leha, Bi?”
“Iya, rujak Mpok Leha.”
“Baik, Bi,” kata Rima sambil membawa nampan yang berisikan minuman dan makanan kecil ruang tamu.
"Silahkan diminum. Maaf tidak ada yang istimewa," kata Bu Tiara.
"Terima kasih, jadi ngerepotin," kata Poppy.
"Nggak ngerepotin kok." kata Rima
"Coba di cicip kue nya buatan Rima," kata Bu Tiara.sambil membuka toples dan menyodorkannya ke Poppy.
Poppy mengambil satu kue kaastegel dan mencicipinya.
"Enak. Coba deh Bang, enak loh, " seru Poppy sambil mengambil nastar dan mencicipinya juga.
"Teh Rima pinter loh, kapan-kapan ajarin Poppy, ya,."
"Iya, pokoknya untuk bumil Teh Rima hayu wae."
.
.
.
.
.
.
.
Hai readers.......
Hari ini editnya agak kacau, gara-gara edit sambil ketiduran. Mudah-mudahan tidak jadi aneh ceritanya.
Terima kasih bagi yang masih setia membaca karya pertama author ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ashqar Safira
perempuan dan anak kecil. siapanya Budi?
2021-09-26
0
Koin
bumil kalau ada maunya kudu dituruti
2021-09-26
2
Aldrick Lucia
bumil mah banyak maunya
2021-09-26
3