Riko kemudian mencari kontak Romi, lalu menelfonnya.
Romi yang sedang terlihat mengecek berkas di ruangannya terkejut saat hpnya berbunyi, dia mengambil hpnya dan melihat Riko yang menelfonnya.
"Haaloo pak bos." kata Romi dengan nada mengejek.
"Dimana lo?" tanya Riko cuek.
"Di kantor lah, jam segini Gue mana bisa keluar santai, bisa-bisa nanti gue dipecat, hahaha." kata Romi bercanda.
"Emang ada apa Rik? Lo udah sampai Bandung?" tanya Romi.
"Iya gue udah di bandung, sekarang gue lagi di hotel." jawab Riko.
"Gue lagi butuh info tentang seseorang, lo cariin untuk gue, namanya Bramantio mitra bisnis kita di Bandung." perintah Riko lagi.
"Emangnya dia kenapa Rik?" tanya Romi penasaran.
"Ngga usah banyak nanya, cari aja yang gue perintahin, pokoknya lo harus mencari datanya secara rinci, ok." kata Riko lagi mempertegas.
"ayaelah Rik, gitu amat loh ama gue, gue kan cuma mau tau arah pekerjaan gue, biar gue tuh ngerti." kata Romi dengan nada sedikit kecewa.
"Lo cari aja dulu, pokonya semua tentang orang itu, nanti aja gue jelasinnya kalau udah di Jakarta." tegas Riko
"Kelamaan Rik." kata Romi lagi.
"Lebih lama lagi kalau gue jelasinnya lewat telfon, gue ngga ada waktu." jelas Riko.
tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar kamar Riko.
tok...tok...tok...
"Pak Riko." kata seorang pelayan yang mengantar makan siang Riko.
"Masuk." kata Riko. lalu pelayan itu masuk dan langsung mengantarkan makanan itu ke meja yang ada di kamar itu dan meletakkannya.
Riko yang masih menelfon dengan Romi, mendengar suara pelayan itu.
"Ohhh, jadi ini yang lo maksud ngga ada waktu." kata Romi menuduh.
"Apaan sihh lo Rom." jawab Riko bingung.
"Itu suara pelayan yang membuat otak mesum lo itu bereaksi, dia nganter makan siang gue." ketus Riko cuek.
"Gitu yah, gue kirain lo nakal di belakang gue." kata Romi lalu tertawa. Riko yang mendengar Romi tertawa pun ikut tersenyum.
Pelayan itu masih meletakkan makanan di meja sambil sesekali melirik Riko dan dia melihat Riko tersenyum yang membuat dia salah tingkah, Dia mengira bahwa Riko senyum kepadanya.
Dia menundukkan kepalanya dengan malu lalu keluar dari kamar Riko.
"Udah pokoknya lo cari aja apa yang gue suruh, nanti gue telfon lagi." kata Riko.
"Ok." kata Romi singkat.
Setelah berbicara dengan Romi, Riko beranjak dari tempat tidurnya menuju meja yang sudah tersedia berbagai macam hidangan seafood.
Pelayan itu kembali ke dapur dengan wajah yang bahagia dan gerak gerik salah tingkah sambil terus tersenyum lebar.
Temannya yang melihatnya bingung dengan tingkahnya itu, dia kemudian menegur dengan memukul pundak temannya yang bernama Dina.
"Aaaa, aaauuu. sakit tau Lil." keluh Dina sambil memegang bahunya yang sakit.
"Makanya jangan senyum-senyum sendiri, nanti ke sambet baru tau rasa." kata Lila.
Dina hanya melihat Lila dengan sinis.
"Aku itu lagi bahagia Lil, soalnya pak Riko tadi senyum sama aku, dan senyumannya itu manis banget." kata Dina sambil terus membayangkan senyum Riko dan kembali tersenyum lebar.
"Haaa,, pak Riko senyumin kamu, ngga mungkin Riko senyum sama kamu, kamu itu pasti menghayal kan." kata Lila ngga percaya.
"Yehhh,, ya udah kalau ngga percaya." kata Dina membela.
"Bukannya ngga percaya, tapi pak Riko itu gay. dia ngga suka sama perempuan, jadi... hayalan kamu yang ngga jelas itu, hentikan sekarang ok, udah kembali bekerja." jelas Lila yang membuat Dina bengong ngga percaya, Dina menghampiri Lila lagi yang sudah meninggalkannya.
"Serius, kamu tau darimana?" tanya Dina penasaran.
Gosip mereka berhenti saat mereka melihat kepala chef.
"Nanti aku ceritain kalau udah pulang kerja." bisik Lila ke Dina.
"Ya udah." kata Dina.
Lalu mereka berpisah kembali ke pekerjaan mereka masing-masing.
Next
Riko yang sudah selesai makan siang, merapikan pakaiannya.
Tiba-tiba, tok...tok...tok...
"Masuk." kata Riko mempersilahkan.
"Pak Riko sudah siap?" tanya pak Ramli yang berdiri di depan pintu.
"Iya, ayo kita pergi." kata Riko mengambil jasnya lalu berjalan keluar hotel.
Dina melihat Riko yang berjalan lurus dengan tatapan dinginnya.
"Dia gay? ih sayang banget cowok seganteng dia gay." batin dina sambil memanyunkan mulutnya kecewa.
Riko selain dikenal dengan sifatnya yang cuek dan tatapannya yang dingin sedingin es batu itu dia juga diketahui tidak pernah memiliki hubungan dengan wanita manapun apalagi sampai berpacaran. dia jauh dari kabar itu, sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa dia itu gay.
Rumah Nenek Mina
Citra turun dari mobil dengan belanjaan ditangannya.
"Pak tono tunggu disini sebentar yah." kata Citra.
"Iya non" jawab pak Tono.
Citra menuju rumah nenek Mina kemudian Citra mengetuk pintu rumah nenek mina, tidak lama 2 orang anak kecil yang merupakan cucu nenek Mina menghampirinya sambil menangis terisak.
Citra terkejut melihat mereka menangis dia kemudian meletakkan belanjaannya di lantai lalu memeluk mereka sambil mengusap air mata mereka.
"Kenapa kalian nangis?" tanya Citra khawatir.
"huuhuuuhuhu...nenek pingsan kak." kata Nina cucu nenek mina yang pertama yang umurnya 8 tahun sambil terus menangis.
Citra terkejut segera ke kamar nenek mina yang sudah tidak sadarkan diri, Citra segera menelfon ambulance.
Kemudia Citra duduk di samping nenek Mina berusaha untuk menyadarkan nenek mina dengan menepuk-nepuk pipinya tapi tidak sadar juga.
Ke-2 cucunya itu masih terus menangis di samping neneknya.
Ambulance pun tiba dirumah nenek Mina.
Suara Ambulance itu membuat para tetangga keluar rumah bahkan pak tono pun keluar dari mobil karna terkejut melihat ambulance itu mereka semua bertanya-tanya apa yang terjadi?.
Petugas kesehatan membawa nenek mina ke ambulance di ikuti Citra dan cucu nenek Mina yaitu Nina dan Dito.
Tiba-tiba seorang ibu-ibu menghampiri Nina. "Nenek kenapa, Nin?" kata ibu Fira, yang merupakan tetangga mereka yang sangat dekat dengan nenek Mina.
"Nenek pingsan bu, huhuhuh." kata Nina sambil terus menangis.
"Saya akan bawa nenek mina RS. ibu bisa menyusul saya dengan menggunakan mobil saya bu." kata citra melirik pak Tono dan pak Tono pun mengangguk mengerti, lalu citra naik ke ambulance ikut bersama nenek mina.
"Ayo nak, kita susul nenek ke rumah sakit." ajak ibu itu sambil menarik tangan mereka naik ke mobil citra. Pak tono segera melakukan mobilnya mengikuti citra ke Rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Diawal gini aja bilang gak pernah deketin cewek apalagi pacaran,Ntar udah nikah aja pasti ada mantan yg nongol,heran aku..biasa aku baca di novel lain sih gitu,semoga disini benar2 gak ya🤭🤭😅
2023-01-29
0
Tatik Ajach
knp hrs ngu mobil ambulan klu ada mobil yg nganggur... kan klamaan ngu nya..
2022-10-14
0
Ntung Ntung
Sampai sini q blm tau sifat karakter riko... Klau citra very2 good
2021-01-27
0