"Dari dulu sampai sekarang sifatnya ngga berubah sama sekali." kata Dr. Rani lalu tersenyum.
Perawat yang berada di ruangan informasi itu memperhatikan Riko dan Dr. Rani.
"Dokter kenal sama dia?" tanya perawat itu
Dr.Rani hanya melirik perawat itu lalu tersenyum, sambil terus menulis sesuatu.
"Dia itu anak dari pemilik rumah sakit ini, menurut berita yang beredar pak Riko itu orangnya cuek dan dingin kayak es batu." kata perawat itu.
"oh, yahh." kata dr.Rani lagi melirik perawat itu dan tersenyum.
"iya." kata perawat itu, lalu mendekat ke dr. Rani.
"ada juga berita yang mengatakan kalau pak Riko itu gay." kata perawat itu berbisik ke dr. Rani.
Rani ingin tertawa tapi dia tahan jadi dia hanya tersenyum mendengar perkataan perawat itu.
"jangan percaya sama berita yang belum tentu benar, udah ahh aku pergi dulu." kata Rani lalu beranjak meninggalkan ruang informasi sambil terus tersenyum geli.
"Ya ampun Rik, sifat kamu yang kayak gitu bikin kamu rugi, sampai-sampai bawahan kamu nyebarin rumor aneh." batin Rani sambil tersenyum dan menggelengkan kepala.
Perawat itu masih memperhatikan langkah Rani dengan heran.
"siapa yang bilang berita itu ngga bener, 1 rumah sakit juga udah tau kalau itu fakta." gumam perawat itu lalu mengambil kertas yang ditulis oleh dr.Rani.
******
Di ruangan nenek Mina, ibu Fira duduk di samping nenek Mina yang belum sadarkan diri karna obat penenang yang diberikan dokter.
Tidak lama Citrapun kembali bersama cucu nenek Mina dengan membawa makanan untuk mereka makan malam beserta cemilan untuk nina dan dito.
"nenek mina belum sadar bu?" tanya citra meletakkan bawaannya di atas meja.
"iya nak, nenek mina belum sadar, mungkin karna pengaruh obat yang diberikan dokter nak." kata bu Fira.
"ya udah kalau gitu citra pulang yah bu, ini udah sore banget." kata citra sambil melirik jam tangannya.
"iya nak, kamu pulang sj, biar ibu yg jagain bu mina sama nina dan dito disini." kata bu fira.
"Citra pulang dulu ya bu, itu makanannya di makan bu." kata citra lalu berbalik melihat nina dan dito.
"kakak pulang yah sayang, makanannya di habisin, jangan nangis lagi yah, jagain nenek." kata citra sambil mengusap-usap kepala mereka dan tersenyum.
"kakak besok kesini lagi yah." kata nina
"heemm, iya besok kakak kesini lagi." kata citra lagi sambil beranjak meninggalkan ruangan nenek mina.
*******
Riko dan Pak Ramli sampai di restoran yang dulunya dikelolah papanya, tapi karna papanya jarang mengunjungi dan mengecek semua berkas pemasarannya, restoran itu semakin menurun setiap tahunnya.
Riko langsung berjalan masuk menuju ruang rapat, di ruang rapat Riko hanya memasang wajah dinginnya dan karyawan wanita tersenyum melihat Riko yang tampan.
"kita mulai rapatnya, silahkan persentase kan ide kalian." kata riko dengan nada yang datar lalu duduk sambil membaca laporan.
kemudian Mia salah satu karyawan restoran itu maju, dan berbicara menyampaikan idenya. seperti biasa Riko yang hanya fokus memperhatikan mia dengan tatapannya yang dingin sambil tangan kanannya dia letakkan di pipinya.
Wanita di ruangan yang memperhatikan Riko semakin ngga fokus, mereka terus menatap Riko sambil tersenyum.
Mia yang melihat riko menatapnya dengan posisi seperti itu semakin salah tingkah dan tidak fokus. tiba-tiba semua terdiam saat riko melempar laporan itu kearah staff lain di atas meja.
"ini yang kalian bilang laporan, ini yang kalian bilang ide, omset penjualan restoran setiap tahun menurun, dan kalian memberikan saya laporan yang isinya sepeti makalah anak smp, apa ini hasil copas? ulangi." Ucap Riko dengan nada yang marah.
Mia hanya terdiam dan kembali ke tempat duduknya.
Riko mengambil alih rapat itu, dan riko menyampaikan semua pendapatnya dan meminta para staff untuk berfikir solusi apa yang harus mereka lakukan agar penjualan dan pelanggan semakin meningkat.
Kemudian 1 per satu mereka menyampaikan ide mereka dan itu membuat riko puas. rapat berlangsung selama 2 jam.
"saya akan selalu memantau peningkatan pemasaran setelah rapat ini, dan saya menginginkan perubahan." kata Riko tegas lalu berjalan keluar ruangan menuju mobil.
Setelah riko meninggalkan ruang rapat, satu persatu orang juga meninggalkan ruangan itu.
"ya Ampun, kharismatik banget sih pak riko." kata mia sambil membereskan berkas di meja.
"tadi kan dia marahin kamu." kata temannya yang mengambil berkas di meja juga.
"iya, tadinya aku kesel sama dia, tapi setelah dia menyampaikan semua idenya, aku jadi makin klepek-klepek sama dia, dia itu kharismatik banget saat dia mengeluarkan semua pendapatnya" kata mia lalu berjalan meninggalkan ruang rapat, temannya hanya senyum.
"lebay." ucap temannya itu sambil menyikut Mia.
*******
Citra sampai di rumahnya dengan menggunakan taksi, Citra masuk ke halaman rumahnya dan melihat pak ton sedang membersihkan mobil.
"non udah pulang." kata pak tono
"iya pak." jawab citra
"tadi pak tono, ngga cerita ke mama kan?" tanya citra
"iya non." kata pak tono
"siiip deh." kata citra sambil mengacungkan jempolnya, lalu citra berjalan masuk ke dalam rumah, dia melihat sekeliling, tapi tidak melihat mamanya, diapun naik ke atas kamarnya untuk mandi.
Setelah mandi, citra yang hanya menggunakan handuk mengambil pakaiannya di lemari. tiba-tiba hpnya berbunyi, dia berjalan ke arah hpnya dan melihat ternyata mita yang menelfonya.
"halo mita, ada apa?" tanya citra.
"eh cit, ini itu video call, kok di taruh di kuping sih." kata Mita.
"ehh video call yah, aku ngga perhatiin." kata Citra lagi dan menghadapkan hpnya ke arah wajahnya.
"ya ampun, si cantik udah mandi yah, udah seger dong" goda Mita.
"apaan sih." ketus citra.
"kenapa nelfon, ada apa?" tanya citra lagi dengan nada kesal.
"oohh iya lupa, gini nanti malam kamu ke rumah aku yah ajarin aku matematika, dan ngga cuma aku yang kamu ajarin ada vivi dan indah juga." kata mita
"ya ampun, males banget ajarin kalian." ketus Citra lalu meletakkan hpny kembali di tempat tidur dan kembali ke lemari untuk mengenakan pakaiannya.
"ihh citra, kamu ngga kasihan sama teman-teman kamu yang kapasitas otaknya hanya 1 Ram itupun kemampuannya hanya menyimpan data sementara bukan permanen." kata mita
Citra hanya tersenyum mendengar perkataan mita, yang memang panggilannya sudah di laudspiker,sambil memakai pakaiannya.
"ehh cit, muka kamu mana sih, kok aku cuma liat palfon doang." teriak mita.
Citra kembali mengambil hpnya dan mengarahkannya ke wajahnya.
"tuh kan lebih enak di liat." kata mita lalu tertawa.
"iya nanti malam aku kerumah kamu." kata Citra lalu tersenyum.
"ok, ditunggu yah jam 7 malam, jangan telat, by by." kata mita lalu mengakhiri panggilan video mereka.
Citra meletakkan hpnya di nakas, dan berjalan keluar kamar menuju dapur, untuk membatu mamanya memasak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Cih pasti pernah ditolak sama Riko nih atau di cuekin Riko nih di masa lalu,makanya ssh move on..
2023-01-29
1
SriHarmanto
ceritanya bagus...
2021-10-31
0
Yudi
bagus critanya thorr
2020-09-22
1