Riko yang sudah tiba di Bandung berhenti di persimpangan jalan karna lampu merah.
Riko mengambil ponselnya lalu mencari kontak pak Ramli, yaitu seorang manager yang bekerja di hotel Riko.
"Halo pak, saya sudah tiba di Bandung, 20 menit lagi saya sampai di hotel." kata Riko
"Baik pak ." jawab pak Ramli diseberang telfon.
"Saya akan mengirimkan jadwal saya selama di Bandung ke e-mail bapak." kata Riko lagi.
Pak Ramli hanya mengiyakan, dan telfon berakhir.
Sedangkan di arah yang berlawanan, mobil Citra juga berhenti di lampu merah.
Citra tidak sengaja melihat wanita hamil besar yang ingin menyembrangi jalan tapi ragu-ragu karna belanjaan yang dia bawa sangat banyak.
Tanpa pikir panjang Citra turun dari mobil dan menghampiri wanita itu.
"Pak tunggu aku di depan toko itu yah." perintah Citra.
Pak tono hanya mengiyakan perkataan Citra. Pak Tono sudah tidak heran lagi dengan apa yang anak majikannya lakukan, karna pak Tono sudah sangat mengenal anak majikannya itu yang sangat peduli sosial, bahkan dia pernah membawa seekor kucing ke rumah sakit hanya karna kucing itu mengeong-ngeong kelaparan, mengingat hal itu pak tono hanya menggelengkan kepalanya.
"Sini aku bantu bawa belanjaannya kak." kata Citra menawarkan.
"Iya dek." berbalik kearah citra tersenyum lalu menyerahkan sebagian belanjaannya ke Citra.
"Makasih yah dek." kata wanita itu lalu berjalan sambil merangkul tangan citra.
"Iya kak sama-sama." jawab citra tersenyum ke wanita itu.
Mereka masih di jalan dan lampu lalu lintas sudah hijau, seorang pengemudi kesal dan meneriaki citra dari balik jendela mobilnya.
"Hei cepat dikit dong, lambat banget sihh, ini tuh bukan jalan milik nenek moyang kamu." teriak pengemudi itu ke arah Citra.
Riko yang masih sibuk dengan hpnya, hendak melajukan mobilnya, kemudia dia menatap ke jalan lalu melihat Citra dengan tatapan sinisnya kearah pengemudi tersebut.
Riko yang cuek dan ngga perduli, karna menurutnya itu hal yang ngga penting segera melajukan mobilnya.
"Kamu tidak lihat ibu ini lagi hamil besar, dan jalan ini juga bukan milik nenek moyang kamu yang seenaknya memerintah." ketus Citra sinis.
Lalu citra kembali berjalan, setelah sampai di bahu jalan, citra memberikan belanjaannya ke wanita itu.
"Makasih yah dek." kata wanita itu.
"Iya kak sama-sama." jawab citra.
Lalu citra pun melihat ke arah mobilnya dan merasa tidak enak membuat pak tono menunggu lebih lama.
"Kalau begitu saya permisi yah kak, hati2 bawa belanjaannya." kata citra tersenyum ke wanita itu.
Wanita itupun membalas senyuman Citra, lalu Ciitra bergegas menuju mobilnya, setelah sampai mobil citra tidak langsung masuk mobil tapi masuk ke dalam toko terlebih dahulu.
Karena saat hendak menyebrang jalan tadi Citra tiba-tiba teringat dengan nenek Mina yang dia tolong sama mamanya 2 minggu lalu, jadi Citra berniat ingin menjenguk nenek Mina.
Citra membeli bahan makanan untuk dia bawa ke rumah nenek Mina, setelah belanja dan membayar, Citra keluar dari toko dan masuk ke mobil.
"Pak kita ke rumah nenek Mina yah." perintah Citra lalu duduk.
"Kita ngapain kesana non?" tanya pak tono bingung.
"Mau cek keadaannya pak, kan 2 minggu yang lalu nenek mina sakit, citra hanya mau mastiiin keadaan dia sekarang udah sembuh apa belum pak." kata Citra.
"Baik non." kata pak Tono lalu melajukan mobilnya ke rumah nenek Mina.
*********
Riko pun tiba di "Hotel Permana" hotel besar yang merupakan miliknya itu.
Dia sudah dijemput oleh pak Ramli di depan hotel, Riko pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke hotel, semua tamu dan karyawan menatap Riko tanpa berkedip, mereka terpesona dengan wajahnya yang sangat tampan badannya yang tinggi dan tatapannya yang dingin, membuat mereka terpesona.
"Pak Ramli sudah lihat e-mail yang aku kirim?" tanya Riko yang tatapannya hanya fokus ke depan.
"Sudah pak, dan saya sudah print out pak." jawab pak Ramli sambil terus mengikuti langkah Riko menuju kamar Riko.
Riko memiliki ruangan tersendiri khusus untuk Riko dan keluarganya apabila mereka berkunjung Ke bandung.
"Pak, saya mau bapak yang mengatur semua pekerjaan saya selama saya di Bandung." perintah Riko dengan wajah datarnya dengan nada yang Cuek.
"Baik pak." kata pak Ramli.
"Selamat beristirahat pak, jam 2 nanti kita ada rapat di Rumah sakit Permana pak, mengenai pemasaran di Rumah sakit itu." kata pak Ramli lagi mengingatkan.
Riko melihat jam tangannya dan menunjukkan pukul 13.00.
"Baik, 30 menit lagi kita berangkat ke Rumah sakit." kata Riko datar.
"Baik pak." jawab pak Ramli lagi, kemudian pamit hendak pergi ke ruangannya.
Riko kemudian membuka pintu kamarnya hendak masuk tapi tiba-tiba dia kembali memanggil pak Ramli.
"Tunggu Pak." cegah Riko.
"Ada apa pak? bapak perlu sesuatu?." tanya pak Ramli.
"Antarkan makanan ke kamar saya secepatnya, saya belum makan siang." perintah Riko.
"Baik pak, saya akan menyuruh pelayan mengantar makanan ke kamar bapak, kalau begitu saya permisi pak." kata pak Ramli lagi.
Riko hanya mengibaskan tangannya, lalu pak Ramli pun menuju ke dapur untuk menyuruh pelayan mengantarkan makanan ke kamar pak Riko.
Sebelum pak Ramli sampai dapur dia mendapati semua karyawan bergosip tentang Riko, dan mereka semua terdiam saat melihat pak Ramli sedang melihat mereka.
Tapi ada 2 karyawan yang tidak menyadari kedatangan pak Ramli, mereka masih terus bergosip.
"Ya Ampunn, ternyata pak Riko itu ganteng banget yahh, uuuhhhh, kalau aku jadi istrinya, aku akan selalu melayani dia dengan baik." kata karyawan itu sambil selalu tersenyum centil.
"Ngga usah menghayal, pak Riko itu ngga suka sama perempuan, jadi bangun dari mimpi kamu sekarang, kalaupun dia suka sama perempuan, levelnya bukan kamu, hahaha" kata temannya mengejek sambil menepuk pundak temannya dengan tertawa.
"Eheeemmm, ngga usah gosip kerja, kerja." kata pak Ramli tiba-tiba lalu melewati mereka.
Mereka yang salting di pergoki atasan mereka tiba-tiba membersihkan apapun yang mereka lihat, yang satu me lap meja yang tidak kotor dan yang satu pura-pura merapikan bunga yang sudah rapi.
Pak Ramli tiba di dapur "Chef, buatkan Riko makan siang lalu antar ke kamarnya." tegas pak Ramli kepada Chef di dapur.
"Baik pak." kata Chef itu lalu berbegas memasak.
Pak Ramli pun beranjak pergi ke Ruangannya.
Riko pun membaringkan tubuhnya di ranjang, sambil melihat-lihat kembali jadwalnya, dia menscroll layar hpnya ke atas dan ke bawah, tiba-tiba dia berhenti menscroll hpnya dan fokus pada 1 nama yang tidak asing menurutnya.
"Bramantio." Gumam Riko. Kemudian Riko teringat kembali dengan perkataan papanya bahwa sahabatnya itu namanya Bramantio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Lisa
kenapa tiap baca novel visualnya orang asing seh mang org kita g ada yg okeh?
2020-10-03
6
Rahmaa Tea
knapa gak pakai wajah² indonesia pemeran nyaa
2020-09-23
3
Yudi
waaoow visual nya cantik sama tampan cucok lah
2020-09-22
3