Citra yang dari tadi sibuk dengan smartphonennya tidak menyadari kalau pak tono tidak mengantarnya pulang, melainkan ke rumah sakit.
"kok kita kesini pak?" tanya citra heran saat mobil sudah berhenti di depan rumah sakit.
"pak Indra masuk rumah sakit non, jadi tuan menyuruh bapak untuk mengantar non kesini" jawab pak tono.
"om Indra masuk rumah sakit, kemarin kan masih baik-baik." kata citra.
"iya non, pak Indra masuk rumah sakit baru tadi malam, penyakitnya kambuh karna kelelahan." ucap pak tono lagi.
Citra yang masih di dalam mobil, tiba-tiba menerima pesan dari nomor yang tidak dia kenal.
'turun sekarang dari mobil !!!!' isi pesan itu.
Citra yang bingung, kemudian turun dari mobil dan melihat seorang pangeran yang sedang berjalan kearahnya dengan tatapannya yang dingin.
Riko langsung menarik tangan Citra, ke dalam ke rumah sakit. Citra yang dari tadi mengoceh kesakitan, tidak dihiraukan oleh Riko.
Citra menarik tangannya dengan kasar hingga lepas dari genggaman Riko.
"kamu tuh kenapa sihh, main tarik-tarik aja, tangan aku sakit tau." kata citra memegang pergelangan tangannya.
"karna jalan kamu lambat, dari tadi orang-orang nungguin kamu." ketus Riko lalu kembali menarik tangan Citra. Riko yang terkenal sangat dingin dan cuek itu memang tidak tau bagaimana memperlakukan wanita dengan lembut apalagi sampai membujuknya.
mereka sampai di depan pintu ruangan papa Indra.
"ayo masuk.." ketus Riko lagi lalu masuk kedalam ruangan papanya di rawat.
citra masih berdiri di depan pintu menatap sinis Riko sambil terus mengelus pergelangan tangannya.
'kasar banget sihhhh..' gumam Citra lalu masuk ke dalam.
"karna citra sudah disini, silahkan dimulai saja." jelas papa Indra yang membuat langkah Citra terhenti.
Riko langsung mengucapkan ijab qobul dengan lancar hanya sekali nafas.
Citra masih terdiam terpaku di tempatnya, dia tidak menyangka bahwa dia akan menikah dengan cara seperti ini dan hanya dilakukan di rumah sakit.
mama Ratna menghampiri Citra yang masih terdiam di tempatnya.
"ayo sayang kamu harus duduk di samping Riko." bisik mama ratna.
"mah,,, bukan ini yang citra harapin, mahh." ucap citra dengan nada yang bergetar.
citra berusaha menahan air matanya.
citra menerima dia dijodohkan dengan lelaki pilihan orang tuanya. karna baginya itu ngga ada masalah selama orang tuanya bahagia. tapi,dia juga seorang wanita yang sangat menginginkan pernikahan yang semua wanita impikan, bagaikan ratu sehari. dan yang terjadi sekarang sangat membuat citra kecewa.
"mama tau kamu kecewa. tapi semua ini di luar kehendak kita sayang." ucap mama ratna lembut kepada citra yang selalu membuat citra luluh dengan kata-kata mamanya.
Citra berjalan ke arah Riko dan duduk di samping Riko.
Citra menandatangani surat nikahnya bersama Riko, Riko lalu memasang Cincin di jari manis Citra. Citra lalu menyalami tangan Riko yang sudah menjadi suaminya.
semua orang di ruangan itu tersenyum melihat mereka, terutama papa indra yang sangat menginginkan pernikahan ini terjadi.
"akhirnya kita jadi besan juga bram, " kata papa indra dengan nada suara yang sangat lemah.
"gue bahagia kalau lo bahagia ndra, sekarang lo harus fokus sama kesembuhan lo." kata papa Bram memegang pundak papa indra.
Papa Bram dan mama Ratna sudah meninggalkan rumah sakit, karna papa Bram masih memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan.
sementara Citra masih menundukkan kepalanya, dia masih kecewa dengan apa yang sudah terjadi, batinnya meronta-ronta ingin berteriak.
dan Riko si Cuek bebek itu masih sangat santai sambil terus bekerja di hpnya.
Citra sekali-kali melirik ke arah Riko dengan sinis.
"Kamu kenapa sayang?" tanya mama Ayu.
"ehhh, ngga kok mah, ngga adaa apa-apa." kata Citra sambil tersenyum.
"Rik,,, kamu anterin istri kamu pulang, kasian dia belum ganti seragam." perintah papa Indra yang masih lemah.
"iya pah." kata riko, sambil memasukkan hpnya di saku, saat dia hendak keluar ruangan.
"mah, nanti keberangkatan papa jam berapa?" tanya Riko berbalik ke arah mamanya.
"jam 8 malam sayang," jawab mama Ayu..
"yaudah, biar Riko yang urus semuanya." kata Riko lalu beranjak meninggalkan ruangan itu.
Citra hanya mengikuti Riko dari belakang sambil terus menatapnya sinis.
'ya ampun beruang kutub ini sekarang jadi suami aku, gimana aku harus menghadapi sikap dia yang sedingin es di kutub utara, mama ... Citra ngga bisa terus-terusan bertingkah kalau semuanya baik-baik saja. huhuhu, I am note fine." batin Citra menangis.
Riko masuk kedalam mobil tanpa memperdulikan Citra.
Citra masuk ke dalam mobil, Riko segera melajukan mobilnya.
Riko yang sangat dingin dan cuek hanya fokus menyetir.
Citra terus memandang keluar jendela, dan dia teringat dengan perkataan Riko mengenai keberangkatan papanya.
citra penasaran dengan keberangkatan papa indra, tapi dia enggan bertanya dengan si Riko beruang kutub.
citra membuang nafasnya dengan kasar.
'ngapain juga aku bertanya sama makhluk kutub utara ini, buang-buang tenaga aja. mending nanti tanya sama mama aja.' batin Citra, sambil terus menatap keluar jendela
setelah Riko memarkirkan mobilnya, Citra segera turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumahnya, dia langsung menuju ke kamarnya, tanpa menghiraukan mamanya yang sedang menyiapkan makanan di meja makan, Riko menatap Citra yang berjalan menaiki tangga.
'ngga sopan banget sih, main nyelonong aja masuk rumah.' batin Riko.
Riko memang terkenal Cuek dan Dingin, tapi dia tetap mengutamakan sopan santun kepada orang tua.
"Riko, apa itu kamu nak, ayo kesini makan siang dulu nak." teriak mama Ratna.
Riko yang mendengar mama mertuanya memanggilnya, segera menghampirinya.
"iya mah... " ucap Riko lalu duduk sambil sesekali melirik ke tangga.
mama ratna tersenyum melihat Riko.
"Citra memang kayak gitu nak, kalau lagi kesel, semuanya ngga dianggap, tapi nanti bakalan baik sendiri kok." kata mama ratna.
"iya mah..." kata Riko lagi lalu memasukkan nasi kedalam mulutnya.
'perempuan memang nyusahin.' batin Riko.
Citra yang sudah mengganti seragamnya dengan pakaian biasa, kemudian tertidur.
Riko masuk ke dalam kamar Citra dan mendapati Citra sudah tidur.
Riko yang juga sangat lelah dan ngantuk, karna merawat papanya semalaman, berbaring di samping Citra.
Riko yang hendak menutupi dirinya dengan selimut kaget saat Citra berbalik ke arahnya dan memeluknya.
Riko berusaha menyingkirkan tangan Citra dari dada Riko, tapi tiba-tiba Citra menaikkan kakinya lagi seolah-olah riko adalah gulingnya.
Riko berusaha menyingkirkan kaki citra, tapi citra menaikkannya lagi.
Riko sudah pasrah dan hanya membuang nafasnya kasar, karna dia sudah sangat lelah akhirnya diapun tertidur. dia tertidur dengan posisi terlentang.
mama ratna berjalan menuju kamar Citra untuk memanggil citra makan siang, tapi mama ratna kaget saat membuka pintu kamar Citra dan mendapati anak dan menantunya tertidur dengan posisi Citra sedang memeluk Riko dengan erat. mama ratna segera menutup kembali pintu kamar citra sambil tersenyum.
"apa mereka sudah sedekat itu." gumam mama ratna sambil tersenyum bahagia,lalu menuju ke kamarnya.
Pukul 17.00 papa Bram pulang kerja, dia mencari-mencari istrinya.
"iya pah, mama di dapur." teriak mama Ratna di dapur sedang menyiapkan makan malam.
papa Bram menghampiri istrinya.
"mah, Citra masih di rumah sakit?" tanya papa Bram.
"ngga pah,, Citra sudah ada di kamarnya, lagi tidur sama Riko." jawab mama Ratna yang masih memotong buah.
papa Bram tersedak dengan buah yang dia makan.
"uhuk uhuk.. apa mah,, mereka udah tidur bareng." tanya papa Bram.
"iya pah, dan asal papa tau, citra memeluk Riko dengan erat." kata mama ratna sambil tertawa kecil.
"bagus dong mah kalau kayak gitu, sebentar lagi kita akan dapat cucu." kata papa Bram aambil cekikikan di dekat mama ratna.
Citra yang masih tertidur dengan posisi memeluk Riko, mengeliat dan meraba-raba dada bidang Riko.
'kok keras gini yah, guling aku.' batin Citra lalu membuka matanya lalu kaget saat melihat wajah Riko dan berteriak di telinga Riko.
Riko memalingkan wajahnya dan menutup telinganya lalu duduk. kemudian menutup mulut Citra yang masih belum berhenti teriak, karna Riko takut orang tua Citra mendengar teriakan Citra.
"ngga usah teriak dong, lagian kamu yang meluk aku, tapi kamu bertingkah seolah aku yang melakukan kejahatan." kata Riko.
Citra menyingkirkan tangan Riko dari mulutnya dengan kasar.
"pheeee... kamu ngapain tidur disini, tidur deket aku." teriak Citra.
"terus aku mau tidur dimana, tidur di kamar orang tua kamu." kata Riko datar lalu kembali berbaring dan menutup matanya.
"yah kan, di rumah ini banyak kamar kosong, kamu bisa tidur disitu." jawab citra kesal
"emangnya mama kamu ngasih izin." kata Riko lalu memiringkan badannya memeluk guling.
'astaga,, aku lupa mahkluk kutub utara ini kan suami aku.. iiihhhh.' gumam citra lalu beranjak meninggalkan Riko.
Citra ke dapur dan membuka kulkas lalu mengambil apel dan segelas susu lalu duduk dan memakannya. mama Ratna yang sedang membersihkan daging ayam hanya melirik Citra.
"Suami kamu mana sayang." tanya mama Ratna yang masih fokus membersihkan daging ayam.
"masih tidur mah..." jawab citra sekenanya.
"mah... papa indra mau dibawa kemana?" tanya citra lagi.
"maksud kamu apa sayang?" tanya mama ratna balik.
"tadi dirumah sakit aku dengar kak Riko mau mengurus keberangkatan papanya, itu maksudnya apa mah..?" kata citra
"oohh itu, iya sayang papa indra mau berangkat ke singapura untuk berobat disana." jawab mama Ratna.
"emangnya papa indra itu sakit apa sih mah?" tanya citra lagi.
"papa indra itu punya penyakit jantung sayang, jadi papa indra ngga boleh terlalu capek, tapi semenjak papa indra ke Banding dia jd jarang istirahat, yang membuat penyakitnya kambuh." jelas mama ratna.
"jadi itu sebabnya aku cuma nikah seadanya aja". gumam citra lalu menggigit apelnya dengan kasar.
lalu dia menghampiri mamanya yang sedang memasak kari ayam kesukaan citra. dan membantu mamanya memasak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
fa _azzahra
kaya cerita riko dan intan,nikah nya krn papa lg sakit
2020-12-09
2
Yudi
bruang kutub 😂😂😂😂 aku suka critanya thor 👍👍👍👍👍👍 terus semangat
2020-09-22
7
Theresia Muryani
aq suka thor...
2020-09-19
2