Selama perjalanan tidak ada satupun yang berbicara.
Riko hanya fokus menyetir, sementara Citra hanya menatap keluar jendela sambil terus-menerus memikirkan cucu nenek Mina.
'Nina Dito, maafin kakak ngga bisa melihat kalian,, bagaimana keadaan kalian sekarang apa kalian baik-baik saja, Coba aja aku ngga ke Jakarta." batin Citra khawatir sambil terus menatap keluar jendela.
Lelah dengan pikirannya Citra pun tertidur. Tiba-tiba sesuatu menyebrang dengan cepat dan membuat Riko kaget.
kiiiiiikkkkkkkkkkkk...
Riko menginjak rem mendadak dan membuat kepala Citra terjedot kedepan membuat dia terbangun.
buuuukkkk...
"ahhhhhh.." keluh Citra memegang jidat nya.
"Itu tadi apaan yahhh." ucap Riko sambil matanya mencari-cari ke depan tanpa menoleh melihat Citra.
Citra menatap Riko dengan sinis.
'ngga ada rasa bersalahnya banget sihh.' gumam Citra.
"Ngga usah ngomong sama arwah." ucap Riko datar lalu kembali melajukan mobilnya, sambil terus fokus menyetir.
"Siapa juga yang ngomong sama arwah, orang aku ngomong sama diri aku sendiri." ucap Citra kesel sambil melirik Riko sinis.
"Nah ngomong sendiri berarti ngomong dengan arwah.." ucap Riko datar.
Batin Citra meronta-ronta ingin mencakar wajah datar Riko, tapi dia tahan.
'Sabar Cit,, dia suami kamuuu,, kamu bisa durhaka kalau melawan dia.' batin Citra mengelus dadanya dan menarik nafas, lalu kembali menatap keluar jendela.
Mereka sampai di Jakarta pukul 22.00, Riko sampai di depan rumah Riko.
Citra seketika terpanah dengan Rumah Riko yang sederhana tapi mewah.
'Rumahnya imut banget.' batin Citra yang terus menatap rumah Riko.
Riko segera melajukan mobilnya masuk ke garasi.
Riko dan Citra turun dari mobil. Riko kemudian menurunkan kopernya di bagasi lalu masuk ke dalam Rumahnya Citra hanya mengekor di belakang Riko.
Citra berdiri di ruang tamu dan melihat desain ruang tamu Riko yang sederhana.
'aku suka sama desain rumah ini, sederhana banget.' batin Citra yang masih berdiri di ruang tamu.
Riko yang sudah naik tangga berbalik dan melihat Citra yang masih berdiri di ruang tamu.
"Kamu ngapain masih disitu." ucap Riko datar lalu kembali berjalan menaiki tangga.
Citra yang sadar kemudian mengikuti Riko ke lantai dua.
"Kamar kamu disini.." kata Riko datar lalu memasukkan koper Citra ke dalam kamarnya.
Citra masuk ke dalam kamarnya.
'kamarnya bagus.' batin Citra melihat sekeliling kamar.
Riko pun meninggalkan Citra. Citra menatap punggung Riko yang berjalan keluar dengan heran.
'maksudnya apa?.. aku sama kak Riko ngga 1 kamar.' batin Citra sambil matanya melirik kiri kanan mencari jawaban.
Lalu Citra berlari mengintip Riko di pintu, dan melihat Riko masuk ke kamarnya.
Tiba-tiba senyum merekah di bibir Citra, lalu segera menutup pintu kamarnya.
"yes,, yess,, aku ngga sekamar sama kak Riko. yesss." ucap Citra sangat senang lalu membuang dirinya ke kasur nya.
Riko yang sudah masuk di kamarnya, duduk di meja kerjanya, Riko menyalakan komputernya dan berusaha mencari sesuatu, tapi tidak di temukan.
Riko kemudian menelfon Romi.
*tut... tut... tut...
"H*alo Rik,, ada apa sih nelfon malam-malam**." ucap Romi di seberang telfon dengan suaranya yang serak.
"Lama banget sih ngangkat telfon nya." ucap Riko dengan nada yang kesal.
"Ya elah Rik,, lo liat dong udah jam berapa sekarang. ini udah jam tidur gue." ucap Romi membela.
"Lo tuh udah kayak anak TK tau ngga, tidur jam segini.." ucap Riko mengejek.
"Apaan sih loo,, ngapain lo nelfon gue, lo mau nanya soal kerjaan, kerjaan gue semuanya udah kelar Rik, sisa kerjaan lo yang numpuk di kantor." ucap Romi.
"Bukan itu,, gue cuma mau nanya, tugas kampus gue filenya looo simpen dimana?" ucap Riko dengan nada yang kesal.
"hhehe, santai dong Rik,, gue mana tau lo mau nanya soal itu,, ehhh lo udah sampai jakarta Rik?" tanya Romi.
"hmmm.." ucap Riko.
"ohh gitu,. file lo ada di folder dokumen, terus didalamnya ada folder namanya kulkas, terus didalamnya ada folder es, nah disitu file loo." ucap Romi lalu memutuskan sambungan telfonnya, sebelum Riko memarahinya.
Riko menarik nafasnya dalam-dalam berusaha menahan emosinya.
Sementara Citra yang berbaring di kasurnya mencoba untuk kembali tertidur, tetapi dia tidak bisa tidur karna dia merasa lapar.
Diapun berjalan kebawah menuju dapur untuk mencari makanan yang bisa dia makan.
Citra membuka kulkas dan membuat dia menghela nafasnya dengan kasar karna isinya hanya telur dan buah beserta dengan susu di botol, dia kemudian mengambil buah itu dan segelas susu lalu duduk untuk memakannya.
Riko masih sibuk mengerjakan tugas kampusnya, tiba-tiba otkanya blenk ngga kuat lagi untuk berfikir sementara perutnya terus berbunyi karna cacingnya yang sudah demo.
Riko menghela nafasnya dengan kasar, lalu beranjak keluar kamarnya menuju kamar Citra. Riko membuka kamar Citra dan kosong.
"kemana Dia?" gumam Riko lalu berjalan ke dapur.
Riko mendapati Citra di dapur sedang makan buah dan minum susu.
Riko duduk di depan Citra, Citra menatap Riko yang duduk di depannya.
"Kak Riko lapar..?" tanya Citra.
"Iya,, buatin makanan dong." ucap Riko datar.
Citra kemudian beranjak dari tempat duduknya lalu membuka kulkas, dia mengeluarkan daun bawang, daun seledri dan telur.
Citra mengocok telur lalu mencuci daun bawang dan daun seledri dan memotongnya, kemudian memasukkannya ke dalam telur.
Riko hanya memperhatikan punggung Citra yang sedang memasak omlet.
Setelah selesai Citra langsung menyajikannya di depan Riko lalu menyiapkan nasi dan air. kemudian Citra kembali duduk di depan Riko sambil memakan buahnya.
Riko mencicipi masakan Citra.
'ummmm enakk,, walaupun cuma omlet, tapi lumayan lah..' batin Riko sambil terus makan.
"Kak Riko jarang makan di rumah yah?" tanya Citra.
"Iya,, soalnya ngga ada yang masakin." ucap Riko.
"Kan ada mama Ayu." ucap Citra heran.
"Ini tuh rumah aku, bukan rumah orang tua aku..." ucap Riko datar.
"emmmm, pantesan aja rumah ini sederhana." gumam Citra.
"Maksud kamu apa,, kamu fikir aku ngga bisa beli rumah mewah." ucap Riko sewot karna mendengar omongan Citra.
Citra kaget dengan perkataan Riko,, dia fikir Riko tidak mendengar ucapannya.
"Maksud Citra bukan begitu kak,, gini lohh, secara kan orang tua kak Riko pebisnis terkenal pengusaha sukses, yah aneh aja kalau rumahnya sesederhana ini." ucap Citra hati-hati.
"Aku ngga suka rumah yang terlalu besar, merepotkan." ucap Riko masih dengan wajah datarnya.
"Setuju, Citra juga ngga suka rumah yang besar, lebih nyaman kayak gini, sederhana." ucap Citra berusaha menetralkan suasana dengan tersenyum canggung ke arah Riko.
Riko hanya menatap Citra dingin, lalu berdiri dan pergi meninggalkan Citra karna dia sudah selesai makan.
Citra menatap Riko dengan sinis, Citra ingin melempar buah yang dipegangnya ke Riko tapi dia mengurungkannya dan malah menggenggam erat buah itu hingga hancur.
Batinnya marah,, ingin teriak menghadapi sikap suaminya yang sangat dingin.
"dasar makhluk aneh, beruang kutub, es balok salju di gunung himalaya." gumam Citra mengata-ngatai suaminya sambil mencuci piring.
Riko kembali mengerjakan tugasnya, karna dia sudah mengisi dayanya dengan omlet buatan Citra.
Citra yang sudah selesai cuci piring, kembali ke atas untuk tidur ke kamarnya, sebelum masuk ke kamarnya Citra menatap kamar Riko dengan tatapannya yang Sinis. lalu masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras.
Riko terkejut mendengar suara pintu itu. tapi dia masih memasang wajah datarnya sambil terus fokus menatap layar komputernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
kek gini sederhana? astagaaaaa😂
2022-05-22
0
Blue Gaming
suka
2020-11-16
1
Reree
mirip cerita dipaksa menikah, riko-intan
2020-09-23
4