Rumah Citra
saat mereka tengah asyik mengobrol sambil makan malam, tiba-tiba papa Bram tersadar kalau Citra tidak ada.
"Mah, Citra mana?" tanya papa Bram.
"eh iya, dari tadi kita makan tanpa Citra." kata papa Indra.
'siapa Citra?' batin Riko.
"Citra lagi ke rumah Mita pah, lagi belajar bareng, soalnya ujian mereka besok matematika." kata mama Ratna.
"pulang jam berapa dia?" tanya papa Bram lagi.
"ngga lama lagi jg pulang pah." kata mama Ratna lagi.
Rumah Mita
Citra yang telah selesai menjelaskan semua materi yang teman-temannya tidak pahami beranjak keluar kamar menuju toilet, sementara ke-3 temannya berdiskusi.
"Aku ke toilet dulu yah." kat Citra keluar dari kamar.
Citra berjalan menuju toilet di dekat dapur.
kevin melihat Citra menuju ke dapur lalu mengikutinya.
Citra yang membuka pintu toilet hendak berjalan keluar terkaget karena Kevin menghalangi jalan Citra.
"kamu mau masuk Vin, ya udah masuk aja, aku udah selesai." kata Citra lalu hendak pergi tapi pergelangan tangannya di tahan kevin.
"aku mau ketemu kamu, kenapa sih kamu selalu menghindar dari aku." kata Kevin menatap Citra tajam.
"kamu salah faham Vin, aku ngga pernah menghindar dari kamu, perasaan aku gini aja." kata Citra menaikkan pundaknya.
Kevin yang semakin menatap Citra dengan tatapan yang tajam, mendorong Citra ke dinding dengan tangannya diletakkan di dinding.
"kamu kenapa sih Vin." kata Citra panik.
"sampai kapan kamu kayak gini terus sama aku cit, kamu tau perasaan aku ke kamu kayak gimana, tapi kamu selalu mengabaikan aku, bahkan kamu tidak pernah memberi aku kesempatan untuk dekat sma kamu." kata Kevin yang semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Citra.
Citra yang panik takut dilihat orang lain, mendorong dada Kevin.
"Vin kamu jangan kayak gini dong, aku itu kan udah sering bilang ke kamu kalau aku ngga ada perasaan apa-apa sama kamu, dan aku ngga mungkin ngasih kamu harapan kalau aku ngga suka sama kamu, nanti yang ada kamu terluka Vin." kata Citra.
"aku akan selalu mengejar kamu Cit, sampai kapan pun, karna aku tuh sayang banget sama kamu." kata Kevin lalu memeluk Citra.
Indah yang dari tadi melihat mereka berbalik, hatinya sakit mendengar perkataan Kevin ke Citra.
Indah sangat menyukai Kevin, tapi tidak pernah dilirik oleh kevin,dia ingin menangis tapi dia berusaha menahannya, lalu dia pergi.
"Vin.. kevin kamu kenapa sih.." Citra beronta berusaha melepaskan pelukan kevin.
Indah kembali ke kamar Mita dengan kecewa.
"mit aku pulang dulu yah. kata Indah lalu meraih tasnya.
Mita dan Vivi melihat indah.
"eh, kok buru-buru sih, kata Mita.
"ini udah malem banget Mit, besok kan kita harus pagi-pagi kesekolah. kata Indah lalu keluar, Mita mengantar Indah sampai depan Pintu.
"Indah sama Mita mana? tanya Citra ke Vivi.
"lagi anterin Indah sampai depan pintu. jawab Vivi.
"Indah udah pulang. tanya Citra lagi.
"iya," kata Mita masuk ke kamar.
"eh pak tono juga udah di depan nungguin kamu." kata Mita.
"oh yah, ya udah aku pulang yah, dah." kata Citra lalu berlalu.
Mita hanya melihat Citra pergi lalu berbalik ke arah Vivi.
"kamu masih disini." kata Mita Jutek..
Vivi hanya tersenyum lebar kearah Mita.
"bentar lagi. kata Vivi.
Rumah Citra
setelah mereka makan malam, mereka mengobrol di ruang keluarga. Riko yang cuek bebek itu hanya sibuk dengan hpnya sambil terus mengecek pasar sahamnya yang di luar negeri.
tiba-tiba Riko menerima pesan yang ternyata dari dokter Rani.
"lagi sibuk yah." isi pesan itu.
Riko heran membaca pesan dari Rani yang merupakan kakak kelasnya di SMA dulu.
'Kok dia tiba-tiba mengirim pesan.' batin Riko.
Riko segera beranjak meninggalkan tempatnya untuk menelfon dokter Rani.
semua yang diruangan itu hanya melihat Riko, lalu melanjutkan obrolan mereka yang dari tadi hanya membahas Riko dan Citra.
"halo Rik." suara dr.Rani di seberang handphone.
"kak rani tumben sms aku, ada apa?" tanya Riko.
"kamu yang terlalu sibuk rik, sampai-sampai ngga pernah ngasih kabar." kata dr.Rani
Riko hanya tersenyum.
"sekarang kak Rani dimana?" tanya Riko lagi.
"aku di Bandung, dan sekarang bekerja di Rumah sakit kamu." jelas Rani.
"kak Rani di Bandung?" tanya Riko lagi.
Riko masih sibuk berbicara dengan sahabat lamanya itu di telfon.
Citra masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan salam. citra yang sudah sangat mengantuk berjalan menuju ke kamarnya tapi dihentikan oleh papa Bram.
"Citra, ayo kesini." kata papa Bram
Citra melangkahkan kakinya dengan berat karna memang dia sudah sangat mengantuk.
"iya pah." kata Citra.
"kamu sapa dulu dong om Indra sama tante Ayu, dia sahabat papa." kata papa Bram yang membuat Citra langsung melek mendengar kata Indra.
"om indra.. jadi dia om indra, yang selalu papa sebut-sebut itu, meskipun papa lagi tidur." kata citra dengan ekspresi penasaran. yang membuat semuanya tertawa.
"halo om aku Citra." kata Citra memperkenalkan dirinya.
"wah kamu sangat cantik yah." puji om Indra.
"tadi kan mama udah bilang pah, kalau dia itu sangat cantik." kata mama Ayu lalu mencubit tangan suaminya.
Citra hanya tersenyum.
"aku sangat penasaran sama om dan tante, habisnya hampir setiap hari papa cerita tentang om terus, tapi kok muka om sama di foto beda yah." kata Citra berusaha membandingkan foto bersama papa Indra dan papa Bram di ruang keluarga itu.
"itu foto waktu om masih muda, jadi beda." bela papa indra yang membuat semuanya tertawa.
Riko menatap Citra dengan tatapan yang tidak bisa diartikan yang sedang tertawa lepas bersama papanya.
'bukannya dia?' batin Riko bertanya.
Citra melihat Riko yang sedang menatapnya tajam. lalu dia berhenti tertawa.
semua orang melihat kearah Citra melihat.
"dia anak om." kata papa Indra.
"Riko ayo kesini, ngapain kamu berdiri disitu." kata papa Indra.
Citra lalu duduk di samping mamanya sambil terus melihat Riko.
'bukannya dia Riko permana, idola mita.' batin Citra.
"nah, sekarang kan sudah ada Citra, kita langsung keintinya saja bram." kata papa Indra.
"ok,,, begini rencananya kita akan menikahkan kalian berdua setelah Citra selesai ujian." jelas papa Bram.
mama ratna dan mama ayu hanya tersenyum bahagiaa.
"apaaaaa.....menikah." teriak Citra dan Riko bersamaan.
kemudian mereka saling melirik salah tingkah.
"pah, Riko ngga salah denger kan." tanya Riko menatap papanya.
"pahhh,, kok buru-buru gini sih, umur citra masih muda pah mah, dan Citra juga masih sekolah, maahh." Rengek Citra
"sayang, pernikahan ini kan diadakan setelah kamu ujian, jd kamu udah selesai sekolah." kata om Indra menatap Citra.
"tapi pah, Riko belum siap untuk menikah, riko belum bisa menjadi kepala keluarga, pahh." kata Riko.
"kamu akan terbiasa nak." bantah om Bram..
"tapii, om... kata Riko tertahan saat papanya marah.
"Riko, ini sudah keputusan papa sama om bram, jadi mau ngga mau kamu harus menurutinya." kata Papa indra tegas.
Riko terdiam, karna dia tahu watak papanya yang sangat keras dan tidak suka di bantah.
"mah.. mah.. Citra masih ingin kuliah, citra masih... kata-katanya jg tertahan karna papanya yang membentaknya juga.
"citra, apa kamu tidak mendengar perkataan om indra tadi." kata papa Bram.
Citra menatap sinis kearah Riko yang sudah memasang wajah yang datar dan cueknya itu.
Riko melirik wajah cemberut Citra sekilas lalu fokus ke handphonenya lagi.
Setelah mereka membicarakan perjodohan Citra dan Riko, keluarga Riko pun pamit pulang ke Hotel.
Riko yang melihat Citra menatapnya sinis hanya mengabaikannya.
citra makin kesel sama Riko.
'ihhh... ngga konsisten banget sih jadi cowok.' batin Citra.
Setelah mereka pergi Citra langsung menuju ke kamarnya, dia tidak bisa tidur dia gelisah dengan pernikahannya yang tinggal menghitung hari.
dia berbaring dikasurnya.
'apa aku kabur aja.' batin Citra,
yang langsung duduk dan memukul kepalanya.
"dasar bodoh, kamu mau kabur kemana." gumam Citra.
lalu dia kembali merebahkan dirinya dan mengacak2 rambutnya dan mengeliat diatas ranjangnya merengek.
tiba-tiba mama Ratna masuk ke kamarnya, yang mebuat citra berhenti merengek dan kembali duduk.
"belum tidur nak." ucap mama Ratna menghampiri Citra dan duduk disamping Citra.
"citra mana bisa tidur di saat seperti ini." gumam Citra.
mama Ratna tersenyum sambil merapikan rambut Citra yang berantakan.
"kamu kan udah tau papa kamu itu sifatnya kayak gimana nak, jadi, kamu harus sabar dan lebih dewasa lagi dalam memyikapi setiap permasalahan yang ada.
Mama tau kamu terkejut dengan keputusan papa sama om indra yang ingin segera menikahkan kamu dengan Riko, tapi itu semua untuk kebaikan kamu." ucap mama Ratna menasehati citra.
"Citra tau mah, ini untuk kebaikan Citra, tapi Citra juga punya impian, yang gak bisa Citra raih bila citra berkeluarga." kata Citra meyakinkan mamanya.
"sayang, meskipun kamu meraih mimpi kamu. tabiat kamu itu tetaplah seorang wanita, semua mimpi yang lebih sempurna adalah berkeluarga, membangun rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah, menjadi seorang istri dan menjadi seorang ibu." kata mama Ratna lagi menasehati Citra sambil mengelus-ngelus kepala putri semata wayangnya itu.
Citra yang tertunduk mendengar perkataan mamanya merasa bahwa perkataan mamanya benar. kalau sesukses apapun karir seorang wanita akhirnya akan menjadi ibu rumah tangga juga, yang mengurus anak dan suaminya.
"udah sekarang kamu tidur, besok kan kamu ujian." kata mama Ratna lalu mencium kening Citra dan meninggalkannya.
Citra yang merasa sudah sedikit tenang, menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya, lalu menenangkan dirinya sendiri.
"ngga usah khawatir Citra, semuanya akan baik-baik aja." Gumam Citra sambil mengelus-ngelus kepalanya sendiri dan merebahkan dirinya ke kasur lalu tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
manusiaa
duh aku telat udah rame aja hikshiks
btw ga ada yang mau mampir juga
krik..krikk..krikk
2021-09-15
0
serah
di novel lagi musim perjodohan
2021-01-04
0
Sylvia Violetta
perasaan oran tua jaman now pengen anaknya punya pendidikan tinggi ... ini kayak kembali ke jaman siti nurbaya bahwa setinggi apapun cita2 seorang wanita teteup buntutnya cuma jadi istri ... hmmm..
2020-12-23
1