" kreh.. ! " bersamaan dengan suara teriakan kecil itu makhluk yang lainnya datang menyerang..
jika diperhatikan lebih seksama, makluk ini menyerupai manusia bertubuh kurus hingga tulang rusuknya kelihatan. lengannya yang panjang dengan kuku yang tajam siap mencakarmu yang berada di dekatanya.
matanya berwarna putih total seperti ikan mati, telinganya runcing dan tidak mempunyai bulu atau rambut sama sekali.
" crash ! " satu tebasan lagi dariku mengayun ke kepala makhluk itu hingga menggelinding.. tubuhnya tidak terlalu tinggi mungkin hanya sekitar di bawah leherku..
tapi tunggu...
" kepalanya begerak setelah di tebas jatuh ?? "
" bro..., mereka tidak bisa mati... ! " teriak nico dari arah belakangku dengan bambu runcing yang masih tertancap di tubuh maklhuk itu..
" argghhh !! .., ini tidak bisa mati !! " sambut adit dari arah sampingku.. terlihat tangannya di gigit oleh makhluk itu..
sambil menebas makhluk yang berdatangan ke arahku aku mulai berpikir bagaimana cara untuk mengalahkan makluk.. tidak.. monster-monster ini??
bagaimana jika aku mencoba ini...
" jreb.. " aku menusuk kepala monster itu hingga menembus otaknya.. seketika cairan hijau merembes keluar dari kepalanya dan monster itu tidak bergerak lagi .
" hey.. kalian... tusuk kepalanya ! " ucapku menoleh ke belakang memberitahukan pada yang lain
aku harus segera membereskan monster-monster ini..
" aghhh ! "
" rara ?! "
beberapa monster mulai mendekati rara dengan cepat aku beralih untuk menolongnya..
satu.. dua.. tiga.. lima.. sembilan...
sial.. monster ini tidak ada habisnya..
" kita pergi dari sini sekarang.., tidak sanggup jika terus melawan mereka seperti ini "
dengan detak jantung yang semakin cepat tak beraturan belumuran rasa takut.
kami berlari menyusuri hutan yang gelap dan dingin ini..
" ayo cepat.. kalian duluan di depan.. biarkan aku yang menjaga bagian belakang "
" baik ! "
" ha.. bajingan gavin brengsek!! gara-gara keputusanmu yang tidak mau pergi sebelumnya membuat kita jadi seperti ini... ! " sambil berlari doni memakiku dengan keras.. tangannya menggenggam erat seperti ingin membunuhku..
adit juga terlihat terluka cukup parah di lengan kanannya. darah terus menetes dari tangannya. sambil berlari dia memegang tangannya yang terluka itu..
aku benar-benar mengambil keputusan yang salah.., tapi tidak ada gunanya aku bermurung diri disaat seperti ini. nyawa kami sedang di pertaruhkan disini..
lebih baik aku melakukan sesuatu untuk menebus kesalahanku..
aku yang semula berlari memberhentikan langkahku. semua orang mulai melihat ke arahku
" kalian.., duluanlah biarkan aku yang menahan para monster itu.. "
" tidak vinn, itu sangat berbahaya untukmu.. " ucap marissa menghentikan langkahnya
Terlihat goresan kecil bekas cakaran di wajah cantiknya sambil memegang bambu runcing di tangan kanannya.
ini membuat keputusanku semakin kuat. aku tidak ingin mereka mati karena kesalahanku.
" benar vinn.., jika tidak ada kamu kami akan kesulitan " sambut rara dari arah depan
" aku tidak apa. aku akan baik-baik saja " dengan senyuman palsu yang terlontar dari wajahku.. para monster itu mulai berdatangan dari arah belakang. " tidak ada waktu lagi.. pergilah dahulu. aku pasti akan menyusul "
" tapi..
" ayo pergi..., ini sudah keputusannya kalian dengar kan.. tidak ada pilihan lain ! " bersamaan dengan teriakan doni itu. dia menarik tangan marissa untuk ikut bersamanya, dan rara juga di tarik paksa oleh cindy yang ada di dekatnya
" kamu harus kembali vinn.. kami akan menunggumu.. "
" tentu saja ra..
tentu saja kubilang ?? aku menahan para monster seorang diri dan masih berani berjanji dengan seorang gadis..
sungguh dramatis...
" nah.. kalian.. silahkan bersenang-senang denganku terlebih dahulu.. tapi jangan gigit aku dengan gigi kalian yang busuk itu ya ! "
menghadapi puluhan monster di depanku. aku berdiri dengan memegang sebilah pedang putih ditanganku.
" haaa..." dengan teriakan kecil itu aku mulai menebas mereka satu persatu tanpa rasa takut..
mustahil.. mana mungkin aku tidak takut, aku hanya berusaha semampuku. urusan mati biar tuhan yang menentukan.
satu.. dua.. tiga.., sembilan.. sebelas..
" uhh.. baru sebelas monster saja sudah terasa melelahkan.. "
tapi dengan ini aku mengerti satu hal.. pola gerakan mereka itu monoton. seperti mayat hidup yang sebelumnya aku temui..
apa mereka saling berkaitan..??
" kreahh ! " bersamaan dengan teriakan kecil monter itu dia membuka mulutnya lebar-lebar. menganga seperti siap ingin mengigitku..
firasatku mengatakan..
"aku tidak boleh sampai terkena gigitan itu "
sambil berlari ke arah yang berlawanan dari kelompok. aku menaikkan tangan kiriku melihat jam untuk memastikan waktu..
pukul 03.00 pm
kalau di ingat-ingat aku tidak pernah menemui zombie ataupun maklhuk ini di waktu pagi hingga sore hari..
walaupun hutan ini gelap dan berkabut.. mereka seperti menghindari waktu-waktu itu..
gerakan mereka juga sepertinya tidak secepat manusia.
" baiklah bagaimana jika aku mencoba untuk memanjat pohon.. "
aku mulai menempelkan tubuhku ke pohon yang berukuran sedang dan memanjatnya..
" huuu.. " sambil mengelap keringat yang bercucuran dari wajahku. aku menyaksikan para monster itu mencakar-cakar pohon yang kunaiki tanpa bisa memanjatnya..
tapi ada satu hal yang aku pikirkan.., rara dan clara bilang dia melihat sosok mengerihkan dengan mata besar dan bergerak dengan cepat di balik kabut.
apa itu hanya ilusi mereka ? atau ada monster yang lainnya ??
jelas terlihat monster yang ini tidak bergerak cepat.. tapi aku curiga monster ini mempunyai bahaya pada gigitannya..
entah kenapa aku terlalu paranoid dengan gigitan zombie yang dapat menyebabkan seseorang berubah menjadi zombie juga.
aku mengamati pergerakan monster menyeramkan itu dari atas pohon..
seiring berjalannya waktu mereka perlahan mulai hilang di kedalaman kabut..
pukul 05.00am
" sudah fajar ? sebaiknya aku bergegas untuk pergi menemui yang lainnya.. "
aku mulai melangkahkan kakiku yang sedikit berat karena lelah akibat serangan para monster semalam..
hanya beberapa luka goresan akibat dari cakaran monster-monster tersebut. ntah kenapa aku merasa sangat bersyukur tidak mendapat luka gigitan dari mereka..
menyusuri hutan dengan membawa pedang ditanganku.. aku berjalan menuju ke arah yang lainnya..
" ini jejak kaki manusia ? "
aku melihat ada beberapa jejak yang ditinggalkan oleh marissa dan lainnya. itu tampa jelas karena ada juga bekas tancapan bambu di sekitarnya.
jejak ini menuntunku untuk terus berjalan ke arah timur...
" bukankah ini mengarah ke gua tempat aku sebelumnya ? "
masuk akal jika marissa membawa mereka kesana.. semoga mereka baik-baik saja..
setelah beberapa lama aku berjalan akhirnya aku sampai di tempat mereka berada. mereka benar menuju ke gua..
tapi yang kulihat disini.. mereka terlihat begitu murung.., bahkan sampai tidak memperhatikan kedatanganku
" apa kalian baik-baik saja ? " tanyaku berdiri dari kejauahan menyapa mereka yang ada di depanku.
" vinnn ??! kamu kembali..."
" bro kau baik-baik saja ? "
" kak.. kamu tidak apa-apa ? "
rara, nico dan clara dengan antusias datang menyambut kedatanganku..
" tenanglah kalian.., aku baik-baik saja"
sementara marissa masih terduduk murung tanpa melihat ke arahku.. dia seperti merenungkan tentang sesuatu..
" dimana adit ? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments