Chapter 17

" saat itu ada sekitar 25 orang berada dalam sekoci. aku tidak bisa melihat dengan jelas siapa saja yang ada di dalam sekoci itu..

setelah beberapa jauh sekoci itu berlayar.. sebuah tembakan melesat dari perompak yang ada di kapal induk hingga membuat beberapa orang tercebur kelaut...

setelah tembakan dari perompak itu berhenti. kami menyadari perlahan air merembes masuk kedalam sekoci..

kami melihat sebuah pulau dari kejauhan, namun sebelum sekoci kami sampai. hamparan ombak besar menghantam sekoci hingga aku tercebur kelaut..

waktu itu sekitar fajar, aku membuka mataku dengan tubuh yang basah terendam air laut..

aku tidak menemukan seorangpun disekitarku.. aku terus berjalan di tepian pantai hingga akhirnya aku menemukan seseorang... "

saat itu rara terlihat murung air matanya mulai menetes perlahan jatuh di pipinya..

aku dengan bingung dan penasaran mulai melanjutkan pertanyaanku padanya..

" lalu apa yang terjadi denganmu ra ? "

" hmm.., hiks "

dia mulai mengusap air matanya, tampak diantara kedua mata yang indah dengan alis yang terukir cantik diatasnya itu.. dia menatapku dengan wajah yang sedih.

lantas memelukku dengan erat..

" ada apa ra..," tanyaku lagi dengan mengelus rambut panjangnya yang sedang memelukku

" tidak ada.. disaat itu aku berhasil menemukan adit dan juga aku menemukan yang lainnya "

aku tau dia sedang menutupi sesuatu yang menyakitkan.., pasti ada sesuatu yang terjadi kepadanya..

untuk sekarang sebaiknya berikan dia waktu dulu beristirahat tenang di pelukanku..

" vinn.. ? " tanya rara duduk dengan kepala yang bersandar di dadaku..

" ya ra ? "

" aku.., bolehkah aku menanyakan sesuatu ? "

" humm.., katakan saja ra.. "

" bagaimana pandanganmu tentang wanita yang tidak suci lagi ? "

aku tertegun mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut rara itu.. apa yang harus aku jawab ?

aku sama sekali tidak punya ide untuk menjawab hal sensitif seperti ini..

jelas aku tau tentang kesucian yang dimaksudkan. kalau aku pura-pura tidak mengerti malah akan semakin membebaninya..

" uuhh.., aku bingung mau jawab apa .. " tanganku mulai menggaruk-garu kepala tanpa sadar.. rasa gugup mulai menjalar di di tubuhku..

" jika itu kamu, mungkinkah kamu mau menerima wanita itu vinn ? "

" umm ?? " aku mulai menelan air liurku dengan gugup.

" pasti kamu tidak..

" bu..bukan.., " ucapku menggelengkan kepala tanpa sengaja menepis perkataan yang akan keluar dari mulutnya.. " bagiku ya ?.., aku sampai sekarang belum pernah memiliki hubungan spesial dengan wanita.. "

" humm ?.. " rara sontak bangkit mengangkat kepalanya duduk tegak dan mulai menatapku dengan wajah yang kaget " kamu serius vinn ?? .. tidak mungkin.. "

" apanya yang tidak mungkin ra ?? "

" kamu belum pernah berpacaran atau apa gitu ? "

" beneran.. " jawabku meyakinkannya memasang ekspresi serius menaikkan kedua alisku " aku memang masih jomblo sampai sekarangg.. "

" mana mungkin...! dilihat dari manapun itu mustahil.. cowok setampan dan sekeren kamu jomblo sampai sekarang.. "

" kehehe.. " aku menahan tawaku melihat rara yang begitu saja melontarkan kata-kata itu.. sambil menutup mulut dengan satu tangan aku melanjutkan perkataanku..

" wahh, apakah aku memang sebagus itu ra ? "

rara yang mendengarnya, seketika wajahnya memerah menahan malu dan secepatnya berbalik badan membelakangiku..

" kamu jahat vinn.., apa kamu menggodaku..? " ucapnya menghadapku lagi dan mulai menyubiti badanku..

" haha.. aww sakit raa.., hahaha.. hentikan.."

melihat dia yang terus mencubitiku, aku menangkap tangannya dan menggenggamnya dengan erat..

saat itu tanpa di sengaja mata kami saling bertatapan.. hingga suasana terasa begitu hening.., hanya menyisakan getaran detak jantung yang berdegup tak menentu..

perasaan aneh mulai timbul dalam diriku.. aku begitu menikmati momen ini.., rara yang terlihat begitu cantik meskipun dia sudah berhari-hari dipulau ini.

aku tidak tau, tapi sejak pertama kali aku melihatnya di atas panggung waktu itu, rasa suka mungkin sudah menghinggap di hati.

" prakkk ! " terdengar suara batang kayu yang jatuh menabrak pohon besar di sekitar kami. seketika dua pasang mata yang saling beradu kini telah kembali tersadar..

tunggu.., bagaimana bisa ranting kayu jatuh menabrak pohon begitu keras.. itu seperti lemparan dari seseorang ?

" ehrmm, ehrmm.." aku membuat batuk ringan untuk mencairkan suasana yang sebelumnya membuatku gugup

" jadi kamu beneran tidak percaya aku masih jomblo.. emm maksudku single ? "

" tentu.., siapapun tidak akan percaya vinn.. " jawab rara melihatku sambil menahan senyum di wajahnya

" itu benar adanya ra.., ayahku tidak membolehkanku merayu atau bersama dengan seorang gadis sebelum aku mampu untuk membangun sebuah rumah untukku sendiri "

" ehh benarkah ??.. itu kejam.. "

" tidak juga ra.., dia memang begitu disiplin.. tapi aku mengambil sisi positifnya saja. dia membesarkanku dengan rasa penuh tanggung jawab. dia tidak mau aku menghancurkan diriku karena patah hati sebelum aku mampu untuk mencapai sebuah tujuan "

" ooh begitu ya vinn.., pantesan "

" ya.., dan bahkan aku saja belum menentukan tujuanku seperti apa "

" hihi.., kamu pasti akan menemukannya kok "

" oh ya ra.., jadi.. kalau kamu tanya soal apakah aku akan menerima seorang wanita yang tidak dengan kesucian yang kamu sebutkan itu.. "

" ya vinn ? gimana ? " terlihat jelas dari ekspresi rara yang harap-harap cemas itu bahwa dia sedang menunggu untuk melanjutkan perkataanku selanjutnya..

aku kemudian perlahan menggerakan tanganku untuk mengusap kepalanya dan berkata .

" selama aku nyaman dan aku menyukai wanita itu.., tidak masalah.. aku akan menerima apapun kekurangannya.. "

" apapun vinn ?? "

" humm.., apapun.. "

" syukurlah... "

aku tidak tau mengapa dia terlihat begitu lega saat aku mengatakan hal ini. tapi aku mengatakan yang sebenarnya..,

prinsipku adalah.. jika kelak aku menemukan seseorang yang sangat berharga untukku tidak peduli apapun latar belakang dan kekurangannya akan aku terima lalu kuperjuangkan..

" kak.., kamu sudah kembali ? " terdengar suara seorang wanita yang perlahan keluar dari balik pohon..

" clara ?.. " di samping clara aku juga melihat marissa yang mengerutkan wajahnya. kelihatannya dia kesal akan sesuatu

" jadi tadi kamu pergi dengan nico untuk mengambil bambu-bambu ini kak ? "

" iya.. kenapa clara ? "

" bambu ini terlihat begitu runcing.., ujungnya juga terasa tajam " ucap clara duduk memeriksa bambu-bambu kuning yang ada di sampingku..

" oh.., satu potongan yang besar ini akan menjadi wadah air untuk kita " unjukku memegang sepotong bambu berukuran besar dengan panjang hampir 2 meter. " dan bambu yang runcing itu akan digunakan sebagai pegangan senjata untuk menjaga diri "

" wah.. , jadi begitu ya kak.. kamu memang lelaki yang sangat bisa di andalkan kakakku.. "

" ah.. hmm kamu membuatku malu clara.. "

" hihi, kakak bisa malu juga "

sementara itu aku melihat marissa hanya berdiam diri duduk memasang wajahnya yang cemberut.

" dia kenapa ? " tanyaku pada clara yang duduk disampingku..

" gatau, tadi saat aku berjalan kemari aku melihatnya sedang murung di balik pohon.."

" apa dia sedang lapar ? "

" hehe ga taulah kak "

waktu sudah menunjukan pukul 17.00pm. angin bertiup kencang menerpa tubuhku. bersamaan dengan hawa yang terasa begitu dingin, mungkin pertanda akan turunnya hujan.

" apa ini akan turun hujan ? " tanya marissa

" jika itu, benar. secepatnya mencari sesuatu untuk berteduh " jawabku

malampun tiba.. hujan yang kami pikir akan turun tak kunjung datang. hanya menyisakan suhu yang semakin terasa dingin bersama dengan terpaan angin yang datang.

seperti biasa diatas bukit kami terbagi dalam tiga kelompok untuk tidur .. aku bersama dengan nico berada di pinggir bagian barat, para gadis berada di tengah, sedangkan doni, adit dan allan berada di sebelah timur.

api unggun di pasang di setiap tempat kami tidur...

" bro apa kau merasakannya.., seperti ada banyak mata yang sedang memperhatikan kita ? " ucap nico duduk dengan gelisah

" apa yang kau rasakan.., mungkin saja kau ketempelan hantu saat kita di makam tadi "

" hiih !! jangan berkata begitu bro.., aku jadi semakin merinding ni... "

aku bermaksud untuk menakutinya.. tapi..setelah aku mengatakan itu, aku malah merasakan hal yang sama dengannya..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!