Chapter 14

“ haaaa “

aku mengambil nafas sedalam-dalamnya, menghirup udara yang begitu segar sambil duduk di bawah pohon yang menjulang tinggi ke atas.

Ada sedikit sinar matahari yang mampu menerobos melalui padatnya dedaunan yang rimbun di atas sana. hanya satu celah namun tetap berarti, walau satu titik aku bersyukur bisa merasakan hangatnya sinar matahari pagi ini.

Kabut tetap tersebar di sekelilingku, menandakan aku masih harus tetap berjuang untuk dapat merasakan lagi bagaimana rasanya sengatan matahari itu..

Aku merindukannya...

“ bro kau disitu ? “ terdengar suara laki-laki dari belakangku yang menurutku sudah tidak asing lagi, walau aku tetap menganggapnya orang asing.

“ Ya.. aku sedang sedikit bersantai.., apa kau merasa ada yang terluka di ditubuhmu ? “

laki-laki itu lantas lantas duduk begitu saja tepat disampingku dengan memegang bahuku layaknya seorang saudara

“ hanya dadaku yang memar akibat pukulan monster anjing itu. aku kira aku sudah mati.., " ucapnya dengan satu tangan memegang dadanya

malam yang sulit sekali... “

dia mulai menarik nafas dalam-dalam sampai menengadahkan kepalanya keatas, menahan nafas di dadanya lalu membuangnya begitu saja. “ Ahhh ... Udara yang begitu menyegarkan, aku beruntung masih bisa hidup “

“ Kalau itu kau, aku malah berharap sebaliknya.. “

“ Eeeh ?? Kau berharap aku mati bro..? Kau dingin sekali “ dia menatap ngerih sambil berkata itu padaku dengan kedua tangannya yang memegang dada

“ eh bro.. apa yang kau kenakan di lehermu..? Apa itu syal ? “ Dengan penasaran dia mulai mencoba memegang kulit harimau yang ada di leherku.

“ Jangan menyentuhnya.. “ dia sontak berhenti seketika saat aku melarangnya untuk memegang syalku ini.

Lalu saat melihatnya terpatung aku meneruskan perkataanku.. “ ini bisa saja akan rusak saat kau memegangnya.. “

“ haaaah ??.. aku pikir ada racun atau sejenisnya.. kau ini memang.. haaa “

Sambil memeriksa syal yang aku kenakan dia melanjutkan bertanya

“ apa itu terbuat dari kulit harimau ?., Darimana kau mendapatkannya bro? “

Saat dia bertanya seperti itu. Tidak mungkin aku katakan bahwa aku telah membunuh seekor harimau sendirian.. aku tidak ingin dianggap tinggi dimata orang-orang ini.. nantinya malah semakin merepotkanku ketika mereka semua bergantung padaku.

“ Aku menemukannya di tengah jalan. Seseorang mungkin telah menjatuhkannya “ ucapku padanya.“bagaimana dengan keadaan yang lainnya ? “

“ kau ini terlihat dingin diluar tapi hangat di dalam ya bro.. "

“ humm ? Maksudmu ? “

Aku memang berbicara padanya tapi aku tidak melihat ke arahnya.. aku hanya menghadap ke depan dengan satu lengan di atas lututku yang ku naikkan.

“ ya..., Padahal kau sendiri mungkin saja sedang terluka tapi kau malah menanyakan keadaan yang lainnya.. “

“ Jangan salah paham.., aku hanya penasaran saja, mungkin aku akan senang jika diantara kalian ada yang terluka parah ? “

sambil menghadap ke arahnya disamping kananku aku bertanya “ darimana kau tau aku sedang terluka ? “

Dia diam tak berkutik saat aku menatap matanya dengan serius..

“ darimana kamu mendengarnya ? “ tanyaku lagi

Dengan gugup dia mulai menggaruk kepala belakangnya dan mengalihkan pandangannya dariku..

“ aku dengar sedikit dari clara.. “ jawabnya

Sampai sekarang aku bahkan belum menemui clara. aku juga sudah mengatakan ke marissa dan rara untuk tidak memberitahu yang lainnya bahwa aku yang membuat mundur monster itu

“ Kau berbohong... “ tanyaku dengan menarik kerah di bajunya

“ Uuh.. Ya.. ? “

terlihat jelas dia sedang mengarang cerita, apalagi dari ekspresinya yang gugup sambil menggaruk pipinya dengan satu telunjuk tangan

“ kau tau.. aku paling tidak suka saat seseorang berbohong padaku, aku tidak menyukai alasan apapun di balik kebohongan tersebut “

“ bro.., aku minta maaf.. “ jawabnya mengangkat kedua tangannya setinggi dada.

“Saat itu aku melihatmu secara langsung bertarung melawan monster itu.. aku yang merasa sekarat tidak bisa bangkit untuk menolongmu. Saat aku ingin menyapamu.. para gadis sedang mendekatimu, aku tidak ingin menggangu momen manis itu hehe.. “

Melihat ekspresi bodoh di wajahnya sepertinya dia berkata jujur.

ya kupikir tidak masalah juga dengan orang ini ada di dekatku. Dia pernah membelaku saat yang lainnya tidak percaya, walaupun dia sedikit berisik.. kupikir dia tidak buruk juga.

“ tidak apa.., tapi selanjutnya apapun itu, lebih baik berkata jujur walau menyakitkan daripada berbohong untuk keuntungan sementara.., dan lagi jangan katakan hal ini kepada yang lainnya “

“ Siap bro.., “ jawabnya mengangkat bahu, membusungkan dada seraya memberi hormat.

“ Bukan seperti itu caranya memberi hormat.., tidak ada orang yang memberi hormat dengan sikap duduk.. “

dia yang mendengar perkataanku sontak berdiri dan mulai melakukan apa yang ku katakan..

“ siap bro “ sekali lagi dia memberi hormat layaknya seorang pasukan kemiliteran

“ tsk.., kamu ini ya.. tidak harus juga selalu mengikuti perkataanku”

“ eeh salah lagi bro ? “

Aku menahan senyum untuk kekonyolan orang yang ada disampingku ini..

“ kenapa kau ingin merahasiakan kemampuanmu bro? “

“ aku hanya tidak ingin menunjukannya pada beberapa orang.. “

“ maksudmu doni ? “ Tanyanya kembali yang berada duduk disampingku

“ Mungkin.. ? “

Dilihat darimanapun sudah jelas aku tidak menyukai orang itu..

“ cih.., doni itu sebenarnya bukan apa-apa bro.., aku juga tidak menyukainya.. jika kau mau aku bisa menghajarnya untukmu sekarang juga ! “

Dengan raut wajah yang terlihat serius nico mengepalkan satu tangannya kemudian memukul telapak tangan yang satu lagi untuk mendukungku..

“ tidak.. tidak usah.. aku bukanlah orang yang searogan itu. Untuk sekarang biarkan dia melakukan apapun yang dia mau. Lagipula aku sudah pernah memukulnya sekali “

“ cih.., saat itu aku benar-benar kesal melihat tingkahnya yang bar-bar ingin memukulmu kemudian berusaha untuk membunuhmu..., Padahal dengan sekali tepuk oleh monster anjing itu dia langsung jatuh pingsan “

“oh benarkah ? “

“ Ya.. bro.., dan juga..”

nico mulai memasang wajah serius menghadap ke arahku. Seperti dia ingin menyakan sesuatu yang menegangkan

“ apa kau tau mengenai monster yang tadi malam itu bro ?., Dia tiba-tiba saja muncul menyerang kami dan berteriak-teriak menyebut namamu..”

“ hmm.. aku juga tidak tau, kenapa dia memanggil namaku seperti orang yang begitu dendam. Tapi saat sekali aku menanyakan padanya “ apa kau adalah ramon ? “ dia bergumam seperti menjawab iya “

“ ra.. ramon ? “

“ humm.., apa kau sudah pernah bertemu dengan mayat hidup atau makhluk aneh lainnya selama berada di hutan ini ? “

“ mayat hidup ?! “

dilihat dari ekspresi nico, sepertinya dia belum menemukan para zombie itu

“ Ya.. aku sudah beberapa kali berhadapan dengan mayat hidup di kedalaman hutan ke arah barat dari sini”

Nico seketika tertegun bergidik ngerih saat aku mengatakan hal itu di depannya..

“ Hutan ini menyimpan banyak misteri didalamnya. Sampai sekarang aku tidak tau mengapa mayat hidup bermunculan dan juga ramon yang berubah menjadi manusia anjing “

“ mayat hidup itu seperti apa bro ? “

“ itu.. selama yang aku lihat sampai sekarang, mereka bangkit dari mayat-mayat bajak laut yang mengejar kita. Seperti di film-film zombie. muka yang hancur, mata yang terbelalak bahkan tetap bergerak meski kepalanya menggelinding ditanah “

“ Hiiih.. ! Itu sangat menakutkan.. aku tidak ingin bertemu dengan itu bro.. sungguh “

“ kau sungguh beruntung.. tidak.. lebih tepatnya kau belum menemukannya “

“ Arckkk ! “ teriakan aneh nico keluar dari mulutnya bersamaan dengan sebuah tangan yang menyentuh bahu kanannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!