Chapter 9

“ ada apa kak vinn ? “ Tanya clara padaku

“ yang kalian maksud dengan makam adalah sebuah makam yang terletak diantara dua pohon tua dengan akar besar yang merambat dibawahnya ? “

“ Benar kak ? kenapa dengan makam itu kak ? “ clara yang penasaran mulai mendekatkan wajahnya dan membuka matanya lebar-lebar menatap serius ke arahku

Tunggu.. ga harus sedekat ini juga kan.. aku bisa keringat dingin kalau begini..

Sebuah makam tua yang memakai tanda batu alam yang sedikit besar di atas dan di bawahnya. Waktu itu aku hanya sekilas melewati makam itu saja.. tapi aku merasakan suasana yang tidak nyaman di sekelilingku..

Belum lagi misteri tentang zombie yang bangkit dari para mayat belum juga terpecahkan.

Mengingat mayat dan makam berkaitan dengan hal-hal mistis sebaiknya tidak perlu mengambil resiko untuk pergi kesana

“ kak.. gimana ? “ tanya clara lagi . Mereka sedang menunggu jawaban dari pertanyaan tentang makam disaat aku sedang duduk memikirkannya..

“ aku..., Mempunyai perasaan yang tidak enak tentang makam itu, tempat itu terlihat angker sekilas aku melewatinya.. dan tentang mayat hidup juga..

“ Jika benar begitu.. sebaiknya kita pergi kesana secepat mungkin untuk menemukan mereka “ ucap marissa memotong perkataanku “ apa kamu tau jalan ke arah sana clara ? “

“ Tidak..., Aku sangat buruk untuk mengingat tempat dan mengenal arah hehe “

Di ujung jawaban clara yang sudah dipastikan dia tidak mengetahui jalan. Sontak tatapan tajam marissa berbalik mengarah kepadaku

“ ya.. kalau tempat itu sih, aku tau.. aku mempunyai satu jalan tercepat untuk kesana. “

Makam itu berada di arah tenggara dari sini..

Tapi.. di tempat yang berbahaya seperti ini aku harus berjalan dengan mengawal dua gadis ?

aku mulai menahan nafasku memejamkan mata dan berucap dalam hati..

( Bahuku pasti akan terasa berat kali ini.. )

“ kalau begitu, sudah dipastikan kita berangkat sekarang juga “ marissa berdiri beranjak dari tempat duduknya dan berjalan memasuki gua

Dia itu memang terlalu cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan dampaknya terlebih dahulu.. entah itu terlalu bersemangat ataupun ceroboh..

“ Begitulah kak.. meski marissa cenderung bertindak ceroboh dia mempunyai sifat yang hangat dan ramah “

Saat clara berkata begitu padaku.. aku merasa perkataannya sangat bertolak belakang pada apa yang aku alami..

“ ooh.. begitu kah ? “

Aku ingin sekali mempercayai perkataan adik manisku yang duduk di sampingku ini..

Tapi kenyataannya itu semua berlawanan..

“ iya kak.., bagaimana pertama kali bertemu dengan marissa ? “

“ Ya.., cukup konyol.. “

“ Hihihi.. aku sudah menebaknya.. pasti dia melakukan sesuatu yang lucu kan ? “

“ Humm, lucu.. engga sih.. waktu itu dia hampir di mangsa oleh seekor macan tutul.., aku kebetulan mendengar teriakannya dan kemudian menolong.. “

“Ooh ?! “ clara yang mendengarnya, sontak terkejut menutup mulutnya dengan tangan kanannya ..

Itu reaksi yang wajar..., berlari dari kejaran mayat hidup memang mengerihkan. Tapi bagaimana cara berlari dari predator yang mempunyai kecepatan lari di atas manusia ?

Tentu hampir mustahil..

“ Itu menakutkan sekali.., dia pasti berhutang nyawa padamu.. “

Jika aku menjawab dia malah menantangku apa reaksi dari clara ?

“ ayo berkemas guys.., “ marissa datang dengan membawa beberapa daun lebar untuk mengemas sisa daging untuk bekal..

“ vinn.., “

Tanpa di jelaskan pun aku sudah tau..

“ ya aku akan memotongnya kecil-kecil.. “

Kami mulai bersiap untuk melakukan perjalanan ke tempat makam yang di sebutkan sebelumnya

Satu kekhawatiranku hilang karena mereka tidak jadi mandi di sungai kecil yang marissa sebutkan sebelumnya..

kendati begitu, kekhawatiran yang lain mulai muncul dalam benakku..

Aku berharap bisa melindungi mereka.. dan semoga keberuntungan menyertai kami..

“ kalian sudah siap ? “

“ Umm “ mereka mengangguk mengiyakan

Dengan iringan suara gesekan daun di pepohonan yang tertiup angin dari arah barat..

Kami mulai melangkahkan kaki di tanah lembab di selimuti dedaunan kering..

Bertemankan kabut setiap harinya membuatku sudah terbiasa merasakan tekanan udara yang terus mengikis mental ini..

“ Apa kita masih jauh vinn ? “ marissa bertanya padaku dengan mengusap dahinya yang bercucuran keringat karena kelelahan

Aku mengangkat tangan kiriku sejajar dengan dada untuk melihat arah kompas penentu arah.. dan dengan memperhitungkan waktu..

“ seharusnya tiga sampai empat puluh menit lagi kita akan sampai.. jika terus berjalan seperti ini “ jawabku pada marissa “ apa kamu lelah ? “

Di samping kiri aku menoleh melihat clara dengan nafas tersengal mengusap wajahnya yang semula basah karena keringat..

Aku pikir memang sebaiknya beristirahat dulu sejenak.. tapi waktu sudah menunjukan pukul 21.00 pm. Firasatku buruk jika kami harus tiba di makam saat tengah malam nanti..

Dan seakan menjawab pemikiranku itu clara berkata...

“ tidak apa kak.. lebih baik kita melanjutkan perjalanan.. aku khawatir jika kita sampai saat tengah malam disana “

“ bagaimana denganmu marissa ? “ Tanyaku

“ aku baik-baik saja.. ayo kita teruskan “

“ oke.. “

Memang belum lama aku bersama dengan marissa.. di balik sikapnya yang tangguh itu. Dia sebenarnya menyembunyikan dirinya yang lemah dan rentan..

Tapi tekadnyalah yang membuatnya kuat..

Aku melihat ada aliran air terbentuk seperti parit yang memanjang dengan air yang terlihat jernih di bawah bukit di depan kami..

Dengan perlahan menuruni bukit aku memimpin mereka untuk berhenti sejenak mengambil air untuk minum..

“ kalian pasti sangat haus.., ayo berhenti sebentar untuk minum air di situ.. “ tunjukku mengarah kedepan

“ hmm.. yah.. aku juga merasa sangat haus.. “ ucap marissa mengistirahatkan nafasnya yang terengah-engah berdiri membungkuk dengan kedua tangan menekan lutut.

“ iya kak.., mulutku juga sudah terasa sangat kering.. “

“ oke.. ayo.. “

Aku memimpin mereka untuk memeriksa aliran air yang tampak jernih ini..

kedalamannya hanya sekitar satu meter.. Air yang jernih dan tidak berbau lumpur sama sekali..

dibawah kedalaman air, aku dapat melihat bebatuan dan kerikil yang bersih tanpa lumut sama sekali..

Aku mulai mengambilnya untuk ku minum.., rasa yang manis dan dingin ketika menyentuh tenggorokan.. sungguh menyegarkan..

“ Kalian minumlah.. air ini aman.. “

“ Umm.. oke kak “

Clara mulai mengambil air menggunakan kedua tangannya dan meminumnya secara perlahan.. begitu juga dengan marissa..

Meskipun hutan ini menyeramkan, masih beruntung bisa menemukan banyak sumber air untuk minum..

aku tidak tau pasti. mungkin hutan ini adalah hutan hujan tropis mengingat dari curah hujan yang terjadi..

Setelah kami berhenti untuk minum, kami melanjutkan perjalanan untuk menaiki sebuah bukit kecil di depan kami..

Melewati padang ilalang yang tebal dan setinggi dua meter. Aku yang di depan perlahan membukakan jalan untuk kami lewati..

Tidak ada yang lain.. hanya barisan pepohonan lagi yang kami jumpai setelah melewati lautan padang ilalang itu..

Tapi kali ini.. aku mempunyai perasaan yang tidak enak.., seperti ada sepasang mata yang sedang mengawasi kami dari balik pepohonan..

“ Roar ! “

Terpopuler

Comments

Boutque Sofia

Boutque Sofia

dan kamu juga sama aja...
mau aja di ajakin Marissa...

2025-02-16

0

pat_pat

pat_pat

lanjut Thor mangats 🔥

salam dari Cinta Satu Malam Ceo

2021-09-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!