“ Mama... Tolong aku.. aku takutt.. mama... mama dimana “
“ dia mengigau ?? “
Aku mulai memeriksa keadaanya yang bergumam-gumam tidak jelas saat tidur di ujung arah bawah kakiku.
aku yang melihatnya saat itu, mukanya memerah dan meringkup kedinginan.
Perlahan Aku meletakan tanganku di keningnya untuk memeriksa suhu tubuhnya
“ mama.. tolong jangan pergi ... aku takut . “
tubuhnya terasa panas. dia mengalami demam tinggi..
“ mama jangan pergi... Tolong “
dia menggenggam tanganku dengan erat seperti anak kecil yang ingin dilindungi oleh ibunya.
Angin dingin bertiup ke dalam gua yang gelap dan mengguncangkan api unggun. Api yang kecil mulai terlihat redup bersamaan dengan bayangan yang hilang di telan ke gelapan
Aku sedikit memiringkan kepalaku ke kiri dan mengangkat tangan kiriku untuk memastikan waktu.
01.00 Am
Menyusuri hutan berkabut yang gelap dan dingin.. aku mengingat pernah melihat daun singkong tak jauh dari tempat aku mengalahkan tiga perompak sebelumnya..
daun singkong dapat menyembuhkan demam setidaknya dalam keadaan darurat seperti di hutan ini..
Aku memacu langkahku menuju arah tempat aku bisa menemukan pohon singkong itu berada..
Sebenarnya aku tidak boleh berkeliaran pada waktu tengah malam seperti ini didalam hutan.. ayahku pernah bilang bahwa ini akan berbahaya.
Aku tidak tau bahaya apa yang akan menemuiku, tapi aku tidak punya pilihan lain..
bagaimanapun aku tidak ingin membiarkan seseorang mati di depan mataku terlebih lagi dia adalah seorang wanita..
aku pasti akan dipenuhi rasa bersalah di seumur hidupku..
Dengan nafas tersengal, akhirnya aku melihat pohon yang tidak asing lagi di depan pandanganku.
Daun yang berbentuk menjari dan mempunyai batang yang beruas di pohonnya.
“ ada dua pohon di sekitar sini.. ini sudah cukup “
Setelah mengambil beberapa daun singkong ditanganku. aku berjalan kembali ke arah gua. Jika kalian berpikir kenapa tidak mengambil singkongnya sekalian maka lupakanlah.. itu akan menghambatku saat ingin berjalan cepat.
“ Tolongg... Tolongg.. “ suara seseorang minta tolong terdengar lirih dari arah timur
“ apakah itu suara hantu ? “
Suara teriakan yang ku dengar berasal dari arah tempat sebelumnya aku mengalahkan para perompak.
itu tidak begitu jelas antara suara laki-laki atau wanita..
saat membayangkannya membuat bulu kudukku merinding seketika.. tapi jika itu benar seseorang yang butuh pertolongan..
“ Ah.. “
Aku mulai memaksakan diri untuk mengambil nafas panjang untuk menghilangkan rasa gugup dalam diriku.
kemudian pergi untuk memeriksa suara apa sebenarnya yang memecahkan kesunyian itu..
“ Humm ? “
Aku tidak menemukan apapun disini, hanya beberapa pohon dengan akar besar yang merambat..
Suasananya sangat hening sekali, bahkan tidak ada suara jangkrik sekalipun..
Angin dingin mengusap leher bagian belakangku, seketika perasaan tidak enak muncul di dalam diri.
Tanpa sengaja aku menelan air liur ke tenggorokanku yang kering, seakan rasa takut memenuhi tenggorokanku..
Dengan gelisah aku memeriksa sekitar dan menarik sebilah pedang putih dari sarungnya yang sudah melekat di pinggangku sebelumnya.
“Hoarghhh !!!” Sesosok mayat hidup muncul dari belakangku, disusul dengan bau anyir yang begitu menjijikan..
“ Apa ini ? “
Dengan keadaan bingung juga merinding aku memegang pedang di tangan kananku membuatnya sejajar di depan perutku..
memasang kuda-kuda untuk bertahan
Berbagai macam pertanyaan mulai bermunculan dalam benakku..
“ Ini salah satu perompak yang sebelumnya aku kalahkan ?.. kenapa dia bisa jadi seperti ini ? “
Mata yang terbelalak, muka yang hancur karna kulit wajah yang mengelupas..
Ia berjalan mengangkat kedua tangannya layaknya orang yang ingin menangkap sesuatu, mulut yang terbuka lebar dan air liur yang terus menetes mengeluarkan bau yang sangat tidak sedap..
“ harrrg “
Ia mulai melangkah berjalan cepat dengan kaki yang seakan pincang sebelah, layaknya zombie yang ingin memangsa..
“ Zombie ? “
“ Hoarg.. “ ia mulai melompat menerkamku dari arah depan, seketika aku melompat menghindarinya ke samping kananku.
Ia benar-benar berubah menjadi zombie atau mayat hidup yang menakutkan dengan kekuatan yang tak terkendali..
Itu terlihat dari caranya menyerang.. ia hanya berusaha menangkapku dengan kedua tangannya yang kaku itu..
Tidak berusaha memukul atau menendang.. tapi kemungkinan besarnya adalah jika ia berhasil menangkapku ia pasti akan menggigitku.. dan aku akan jadi zombie ?
“ Sungguh mengerihkan.. “
Aku yang takjub melihat kegigihannya yang ingin memakanku, berusaha melompat ke belakang dan berlari dari kejarannya.. tapi tidak disangka..
“ Arghh “
Aku tersandung sesosok mayat perompak yang sebelumnya juga aku kalahkan, tubuhnya rusak tidak karuan seperti habis di makan sesuatu.. hanya menyisakan pakaian hitam yang sebelumnya aku lihat
Mungkinkah zombie ini yang memakannya ? ..
siapa yang tau.. ini sudah seperti di film-film horor..
“ haerhgg “
“ celaka !! ia berjalan secepat itu ?? “
Aku melihat zombie itu mulai mendekat dan melompat menerkam tubuhku..
“ Argggghhhh !! “
Teriakan menyakitkan keluar dari mulutku saat dia berhasil menggigit lengan kiriku.. seketika darah segar mengalir dari tanganku..
“ crash ! “ aku dengan reflek menebas kepalanya hingga menggelinding ke dekat akar besar di bawah pohon yang tinggi
Tapi apa yang kulihat sungguh mengerihkan..
kepalanya yang terpisah dari tubuh itu masih berusaha mengejarku dan ingin menggigitku lagi..
Bukankah ini lebih mengerihkan daripada yang aku pernah lihat di film hororr ??
“ ha..heh.. hah “jantungku berdegup kencang tidak beraturan. sesekali menelan air liurku ke tenggorokan dengan nafas tersengal..
aku perlahan bergerak merangkak ke sebuah pohon besar dengan memegangi luka bekas gigitan zombie itu..
Pemandangan yang mengerihkan, mata terbelalak dan mulut yang terbuka lebar itu mulai mendekati diriku..
Aku mengambil pedang disampingku dengan tangan kananku menancapkan ujung pedang yang tajam ini ke kepalanya..
“ jreb ! “
seketika kepala dari zombie itu tidak bergerak. Ia perlahan memejamkan matanya dan menutup mulut busuknya..
“ ha.. “ aku mulai mengambil nafas dalam-dalam dan menenangkan diriku.. dengan tangan kananku aku memeriksa luka dari bekas gigitan yang dalam di lengan kiriku..
Ini menyakitkan..
yang lebih menakutkan apa aku akan berubah jadi zombie juga Setelah ia menggigitku..??
Setelah bersandar cukup lama aku menyarungkan kembali pedangku.. dan melihat ada sebilah belati di dekat mayat yang hancur itu..
Aku mulai menutup hidungku dan memejamkan mata untuk mengambilnya. sambil memegangi luka di lengan kiriku aku mulai melangkah untuk kembali ke gua..
“ Dia sudah mulai tenang ? “
Perlahan dengan lembut aku menaruh daun singkong yang telah aku tumbuk halus ke dahi marissa.. aku berharap dia lekas sembuh..
“ haaa “
Aku menyandarkan tubuhku yang lemas ke dinding gua dengan dipenuhi pikiran cemas akan berubah menjadi zombie..
Sebaiknya aku tetap menjaga kesadaranku seperti ini sampai marissa siuman dan pergi menjauh dariku.. aku takut saat aku tertidur aku berubah menjadi zombie dan mulai menyerangnya..
Sial aku terlalu paranoid..
Lebih baik melakukan sesuatu daripada tidak sama sekali..
Aku ingat bahwa getah dari daun talas dapat menyembuhkan luka melalui fungsinya sebagai adstringen membuat pori-pori kulit mengecil sehingga meminimalisir pendarahan.
Senyawa flavonoid yang dimiliki batang daun talas dapat membentuk senyawa komplek yang ujung-ujungnya dapat stabilitas membran sel bakteri yang memicu infeksi pada luka.Selain itu, batang daun talas memilik antiinflamasi alias antiradang. Sehingga mampu menekan rasa nyeri akibat luka.
Aku mengambil beberapa batang daun talas di sekitar gua, dan mulai memeras getahnya ke bagian luka gigitan zombie itu..
Suara binatang malam berangsur-angsur menghilang.. kini berganti menjadi beberapa kicauan burung di sekitar gua tempat kami berlindung..
Aku menundukan kepalaku untuk melihat ke sebuah arloji yang ada di tangan kiriku.. sekarang sudah pukul 06.05 am.
Rasanya.. aku sangat mengantuk, mataku yang ingin terpejam tidak bisa tertahankan lagi.. kalau begini aku bisa saja roboh kapanpun..
Dengan duduk tersandar lemas dan pandangan yang mulai berat aku melihat marissa yang perlahan mengerjapkan matanya untuk bangun..
“ Hoaam... “ ia membuka mulutnya lebar-lebar untuk menguap dengan air liur yang tampak kering menempel di pipinya, sepertinya ia tidur lelap sekali dan bangun seperti anak kecil yang kelelahan akibat banyak bermain..
“ humm apa ini.. ? Daun ? “ dia duduk dan mulai memeriksa daun yang menempel di dahinya.. dengan memegang daun yang ada di dahinya ia terkejut melihat aku yang duduk tersandar memandanginya dengan mata yang sayup
“ kau.., aku kira aku sedang bermimpi terdampar di pulau yang mengerihkan ini.. sungguh ini memang nyata“ ia duduk dengan merangkul lututnya dan mulai merenung..tanpa dia tahu apa yang sebenernya terjadi padaku tadi malam..
Aku tidak merespon perkataanya. bukan berarti aku tidak mau menjawab, hanya saja aku tidak mempunyai tenaga lebih untuk mengatakan hal yang sia-sia
“ vinn kenapa wajahmu pucat sekali ?? “
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments