Sebuah tebasan mengayun dari arah belakang samping kiriku, itu mengarah tepat ke bagian leherku.
" Dubb ! " aku yang menghindari serangan mematikan itu dengan cara menunduk.. kemudian mengambil langkah cepat untuk memukul keras bagian perut musuh
" Uhuek ! " bersamaan dengan teriakan kecilnya ia jatuh terusungkur kebawah memegang erat bagian perutnya yang terkena pukulan.
Kelihatan ia sangat kesakitan hingga tak sanggup untuk mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya.
" Sudah kukatakan.. kau tidak akan bisa menggunakannya.. dan bila aku mau aku bisa membunuhmu tanpa ada halangan"
Semua orang tertegun untuk melihat sikapku yang dingin.. tidak ada reaksi apapun dari mereka.. dan tidak ada juga seorangpun yang ingin membantu doni yang tergeletak ditanah
dengan jalan perlahan memasuki hutan aku meninggalkan mereka...
Aku bertanya dalam benakku.. bukankah seharusnya ini yang aku inginkan?
Menjauh dari kalangan mereka dan hanya cukup membawa pergi rara dari sana ?
Tapi kenapa hati kecilku tidak menerima..,
selama ini aku hidup tidak memperdulikan tentang pembuktian diri.. aku hanya berjalan dengan hal yang aku sukai.. menolak hal yang tidak aku sukai..
Biasanya aku tidak perduli cara orang-orang memandangku seperti apa..
Sekarang.. untuk apa aku berpikir agar mereka percaya padaku..
Apa semua ini terjadi sejak aku mulai mengenal marissa ??
“Haa.. “
Lagipula.. semua orang pasti bakal berubah.., ntah itu dari kedewasaan atau karena suatu hal lainnya..
Sekarang sebaiknya aku beristirahat dulu..
Aku melihat ada sebuah pohon yang cukup tinggi dan memiliki dahan yang besar
Pohon ini tidak jauh dari bukit..
ini memungkinkanku untuk berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang terjadi disana..
03.00 am.
" Tolonggggg ! "
Suara itu ?? Aku mendengarnya dari atas bukit..
dari teriakannya seperti suara beberapa wanita yang ku kenal..
aku yang mendengar itu, bergegas secepatnya untuk memeriksa apa yang sebenarnya terjadi..
sesampainya diatas bukit..
" hoarrgghh "
dari kejauhan aku melihat sesosok monster berkepala anjing bertubuh manusia sedang memporak-porandakan tempat isitirahat sementara kami..
" Bajingan Gavin... Bajingann... arrgghhhhh ! " Dia seperti berteriak memanggil-manggil namaku?
Semua orang tampak menyelamatkan diri masing-masing..
Aku melihat Allan sedang memapah doni menuruni bukit.. sementara cindy berlari di depannya dengan cepat..
Disana masih ada nico dan adit yang tergeletak di tanah.. bersama dengan marissa di sampingnya.
Mungkin rara sedang membawa clara ke suatu tempat..
" matilah kau Gavin !!! " makhluk itu mulai melompat ke arah marissa
Dia kelihatan membuka mulutnya lebar-lebar menengadahkan kepalanya ke atas dan mengepal kedua tangannya ke bawah
Ini seperti yang kulihat di film-film fiksi, tentang manusia serigala atau semacamnya.
Tubuhnya yang kekar dan berbulu dengan ekor di belakangnya.. membuatnya terlihat sangat kuat dan ganas
“ gawat.. “
Dia mulai mendekati marissa dan menarik tangannya kebelakang bersiap untuk memukul.
sementara marissa terduduk tidak bergerak menutupi kepalanya dengan kedua tangan
" Dubb " bersamaan dengan bunyi pukulan itu, monster itu terdorong mundur satu langkah di belakangnya..
"humm ?? Gavin ? " marissa membuka kembali matanya yang sempat terpejam ketika melihat aku yang ada di depannya..
Monster yang mengerihkan.., tingginya sekitar dua meter dengan lidah panjang yang menjulur kedepan layaknya seekor anjing..
Dia memiliki bentuk tubuh manusia akan tetapi berwarna hijau tua, dengan bulu di sekujur tubuh dan lengannya.
Ketika ia mengepalkan tangannya.. itu mungkin sekitar tiga kali lipat dari kepalan tanganku..
“ Duak ! “ sebuah pukulan yang keras menghantam batang pohon yang ada di belakangku..
Jika aku yang terkena pukulan itu.. minimal aku aku akan jatuh pingsan.
" marissa bisakah kamu ambilkan pedangku yang di bawa oleh doni ? "
" Baik " marissa berlari mejauh untuk mecarikan pedangku
" GAVIN... ! GAVINNNNNN !!! ARRGGGGHH "
Ia menggeram kesakitan memegangi kepalanya dengan kedua tangan.
" Kau.. ?? Kenal aku ?? "
" GAVINNNNNNN !!! AAAARGGHH MATI KAU !!! "" dengan pukulan kerasnya dia mematahkan pohon kecil yang ada di belakangku. " MATII.. MATIII !!! "
" Hup ! " aku terus menghindari serangan mematikan yang dilancarkan oleh makhluk pendendam ini tanpa bisa menyerang balik
" Pendendam ?? "
"Hoargggggh" dia berteriak keras menghadapkan kepalanya ke atas dengan satu tangan yang mencengkram Erat wajahnya
" apa kau Ramon ?? "
" Benarrr Gavin... Gavinnnn !!! " bersamaan dengan teriakan yang penuh emosi itu dia menyerangku dengan membabi buta
sial kecepatannya semakin menjadi-jadi, jika begini terus aku akan mati tanpa perlawanan...
memukulnya dengan tangan kosong percuma saja, tidak berdampak apapun..
Bahkan terjanganku, hanya mendorongnya satu langkah ke belakang..
" Uhuekk !! " pukulan keras mendarat tepat mengenai perutku dan membuatku terlempar beberapa meter
Aku lantas memegangi perutku yang kesakitan.. dan darah mulai mengalir keluar dari mulutku..
" Hoarrgghhh .. GAVINNN MATIIII KAU !! "
" Gavin.. ini pedangnya ! " marissa melempar pedang yang masih bersarung ke kepalaku.
" tak !” sebuah lemparan yang sempurna mengenai tepat kepalaku saat aku memuntahkan darah dari mulutku
“lemparan bagus marissa... " Ucapku mengacung jempol padanya
" Ma.. maaf ! "
" Menjauhlah.., aku akan membereskannya.. "
Aku mulai berdiri terhuyung melepas pedang dari sarungnya dengan kedua tanganku
" Hoargghhh" makhluk itu berlari ke arahku dengan sangat cepat..
" Jrassshh... ! " Bersamaan dengan suara tebasan itu.. terjatuh sebuah lengan dari sang monster..
Darah segar mulai menetes dari pedangku membasahi tanah yang lembab di atas bukit yang gelap ini..
" Auuunggg ! ! " bersamaan dengan aungannya dia melompat lari dari hadapanku dengan memegangi tangannya yang terpotong sebelah.. “ hrghhh “
“ uhuekk “
Aku mulai memuntahkan darah lagi dari mulutku dan terbaring di atas tanah menghadap ke atas langit yang tertutupi oleh pepohonan yang menjulang tinggi
" apa kau tidak apa-apa ? " tanya marissa mendatangiku dengan wajah penuh khawatir
" A..aku tidak apa-apa.. terimakasih ..."aku memaksakan diriku untuk duduk dan tangan marissa mulai menuntunku untuk melihat keadaanku
“ maaf.. hiks.. “ marissa memelukku ditangannya dengan air mata yang mengalir membasahi pipinya..
" Sudahlah.. aku mengerti dengan situasiku sebelumnya.. " jawabku padanya dengan mengusap air mata yang perlahan tumpah dari matanya " bagaimana dengan keadaan clara ? "
“ Dia su..dah siuman akan tetapi masih lemas.., aku rasa dia merasa trauma dengan apa yang sudah menimpahnya. Kemudian dia mencertikan pada kami apa yang sebenarnya terjadi.. “
“ jadi begitu.. “
" ya.. clara menceritakan kejadian yang sebenarnya pada kami.. aku sekali lagi merasa sangat bersalah padamu.. maafkan aku yang tidak percaya padamu. padahal kamu selalu saja datang untuk menolongku.. "
" Tenanglah.., aku sudah melupakannya.. jika aku jadi kau.. mungkin aku juga berpikir begitu.. "
Ahh.. sial.. aku begitu lemah sekarang.. bahkan serasa tulang punggungku tak mampu menopang bobot badanku yang cuma ingin duduk
" hmmm.. hiks.. "
" ohh.. dimana yang lainnya ?? " tanyaku
" Gavin... apa kau baik-baik saja ?? "
rara mendatangiku dari belakang pohon dan mendekatiku dengan ekspresi menahan tangis. Dia mulai mengusap bekas mulutku yang mengeluarkan darah.. setelah itu dia menahan nafas dan air matanya tumpah perlahan mengalir dipipinya
" Rara.. ?? aku baik-baik saja.. ?? Tidak perlu sampai sekhawatir itu.. “ ucapku yang duduk bersandar di sebuah pohon besar dengan akar kuat disekitarnya..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments