“ Kali ini apakah suara zombie lagi ? “
Dahiku mulai berkerut memikirkan suara tersebut. Logikaku tidak ingin mengulangi kejadian yang sama lagi. tapi hati dan tubuhku berontak ingin memeriksanya.
Tapi tunggu.. kenapa aku baru memikirkannya, tidak mungkin zombie bisa berteriak minta tolong. Lalu apa ? Apa jangan-jangan kemarin memanglah manusia yang di kejar zombie ?
Memang ada mayat terbaring disana. tapi, mayat itu sudah mulai membusuk. Tidak mungkin mayat itu yang sebelumnya meminta pertolongan
Menoleh sebentar ke arah marissa yang sedang demam, Aku mulai berdiri untuk pergi memeriksa suara orang itu.
Aku pikir tidak apa untuk meninggalkan marissa sebentar, aku sudah memberikan tumbuhan obat untuknya. Dia akan baik-baik saja
“ baiklah aku akan pergi “
Aku mulai mengambil langkah untuk mencoba memeriksa keadaan disana.
Udara tipis dengan kabut yang semakin tebal membuat atmosfer disini semakin mencekam.
Semakin aku berjalan semakin hening suara-suara disekitarku. Hanya terdengar sesekali seruan burung hantu yang entah datang dari mana.
“ menjauh dariku !!..., Aku tidak mau mati.. ahhh ! Tidaak ! “
dari jauh aku melihat seorang wanita yang sedang berlari dari kejaran sesuatu.
“ ssst “ aku membungkamnya dan menariknya ke belakang sebuah pohon yang rimbun.
“ jangan panik aku akan menolongmu” bisikku padanya
“ ummm...., Tolong.. tolong aku.. “
Seorang gadis muda dengan gaun putih berambut ikal namun terurai . dengan wajah pucat dan sangat ketakutan berbisik lirih kepadaku..
“ ssst.. tenanglah dan katakan apa yang terjadi.. “ aku ingin menenangkannya, tapi aku tidak tau cara apa yang pantas. Jadi aku hanya bertanya padanya dengan memegang pohon yang ada di belakangku
“ ada zombie yang mengejarku. “
“ huh ? . Ada zombie ?? “
“ Ya.., aku terpisah dari kelompokku dan kemudian aku bertemu dengan tiga makhluk zombie itu... dia tau keberadaanku dimanapun aku bersembunyi dan terus mengejarku ! “
“ Huh kenapa baru bilang sekarangg !! “
Hoarghhh !!!
Bersamaan dengan akhir kata yang keluar dari mulutku. sesosok zombie tiba-tiba muncul dari belakang dengan mengangkat kedua tangannya yang sejajar dengan perut dan berjalan dengan kaki terpincang.
“ huh ! “
Zombie itu membuka mulutnya lebar-lebar dan mulai berusaha menggigit orang yang ada didekatnya.
aku menghindar dan mendorong wanita di sampingku menjauh
“ haa” teriakan kecil keluar dari mulutku menarik sebilah pedang dari pinggangku dan mulai menebas tangan kirinya.Seketika lengannya jatuh menggelinding di bawah akar pohon.
Tetapi Bukan darah yang keluar dari lengannya yang putus. melainkan cairan warna hijau yang baunya seperti bau got yang kotor
“ haah ! “ aku melanjutkan dengan tebasan horizontal kemudian menebas kaki kanannya.
akan tetapi dia masih bisa mendekat menghampiriku dengan mengesot dan berusaha menggigitku
“ aaaah ! “ teriak wanita itu menghindar dari sergapan zombie
Aku melihat salah satu zombie mendatangi wanita itu dan berusaha menangkapnya..
“ Hoarrrrg “
Mulut dengan gigi yang mengerihkan itu datang bersamaan dengan langkah yang cepat dari satu zombie lagi yang mendekatiku.
“tes..tes.. tes.. “ rintik hujan mulai merembes membasahi hutan ini. tanah yang sebelumnya lembab, kini semakin licin untuk pijakan.
Dengan mengusap wajahku yang basah terkena air hujan. aku menancapkan pedangku ke kepala zombie yang sudah aku lumpuhkan.. sementara menebas kepala zombie lainnya yang berusaha menyerangku.
“ kelemahan dari zombie ini Cuma ketika kita berhasil menusuk atau menebas otaknya”
Ini memang mengerihkan.., bukan berarti aku psikopat atau apapun. Aku melakukan ini juga karena terpaksa
Lagipula apa kalian berpikir bahwa mereka ini masihlah manusia ? mereka itu mayat hidup yang ingin memakanmu ?
Sigh.. aku berbicara dengan siapa sih..
“ Crash ! “ sekali lagi aku mengayunkan satu tebasan ke arah kepala zombie yang menyerang gadis muda itu
“aaaahhh ! “ dia lantas berteriak saat kepala zombie terbang ke arahnya dan masih bergerak berusaha untuk menggigitnya
“ jreebb “ aku menancapkan pedangku ke kepala zombie tersebut dan menghentikan pergerakannya.
Aku mulai memeriksa eksperisku sekarang...
Apakah aku sedang menyeringai menikmati hal ini .. ?
Untungnya tidak..
aku melihat mulutku yang masih terutup rapat dengan pikiran yang masih rasional.
jika benar aku sedang menyeringai kesenangan menikmati hal ini.. aku takut bahwa diriku sebenarnya adalah psikopat
“ hiiiihh.. !! hiks .. hiks “
Gadis itu tampak lemas dan menggigil ketakutan, ia bahkan tidak peduli lagi dia sedang duduk di lumpur.
Gaun putih yang seharusnya tampak bagus kini sudah tak layak untuk terlihat. Compang-camping banyak robekan kecil dan noda hitam.. sebuah mimpi buruk untuknya.. dan tentu saja untuk kita semua yang terisolasi di pulau ini..
“ Sudah tak apa... sudah aman sekarang”
Aku mulai mendekatinya untuk menenangkan. tapi aku tidak sesembarang itu untuk berani menyentuhnya bahkan hanya sentuhan pada bahu.
“ te.. terimakasih tuan “ ucapnya terduduk lemas mengusap air mata yang sudah bercampur dengan tetesan air hujan.
“ tidak perlu begitu.. panggil saja aku Gavin “
“ Baik.. tu.. gavin”
“ ayo ikut denganku.. aku harus buru-buru kembali melihat temanku yang sedang sakit “ ucapku mengulurkan tangan padanya untuk membantunya bangkit.
“ Baik..”
Dia mulai meraih tanganku untuk berdiri di tengah hujan yang terus menerus membasahi kami
“ apa kau tidak takut aku akan berbuat yang tidak-tidak padamu ?? “ tanyaku sambil berjalan bersamanya menuju gua
“ Tidak..! Seorang yang rela membantuku menghadapi bahaya bukanlah orang seperti itu.. “ Terlihat dari sorot matanya yang begitu tegas menepis perkataanku
“ ummm.., haah andai dia juga sepertimu “
“ dia..?? Siapa kah ?? “
“ tidak.. tidak apa.. hanya seorang wanita manja yang penuh semangat! “
“ ooh.. baik”
Dia gadis yang canggung, terlihat cukup jelas dari gestur tubuhnya. Saat ini ia yang terlihat sedikit membungkuk sedang mengepalkan kedua tangannya ke paha. Ia wanita yang pemalu
“ Oh iya tuan.. terimakasih banyak.. kalau tidak ada tuan aku pasti sudah dimakan mayat hidup mengerihkan itu.. “
“ Tidak apa.. tidak perlu sekaku itu.., aku hanya kebetulan lewat “
“ Namaku clara .. “ dia menoleh sedikit kepadaku dengan gerakan tubuh yang kaku
“ oh ya.. nama yang bagus “
Jika berbicara berdua dengan wanita yang pemalu seperti ini suasana akan terasa canggung. Tapi jika berbicara berdua dengan wanita blak-balakan seperti marissa..
“ haa.. “
tanpa sadar aku menghela nafas saat berpikir tentang marissa
“ ah.. maafkan aku.. apa aku merepotkanmu ? “ clara memiringkan kepalanya kekanan dan melihat ke arahku yang berdiri di samping kirinya
“ ahh.. tidak kok.. bukan.. aku hanya memikirkan hal yan lain “ jawabku tersenyum kecil dan menggaruk kepala belakangku dengan kasar.
Sebelum dia merasa semakin tidak enak.. aku mengalihkan pembicaraan untuk menunjukan lokasi gua padanya...
“ disebelah sana adalah gua tempatku tinggal..” tunjukku kesuatu tempat. “ oh ya aku harus buru-buru.. ! “
“ Ma.. marissa.. ! “ ucapnya berlari kecil menghampiri marissa yang terbaring tidur beralaskan dedaunan yang kering.
“ kamu mengenalnya ?? “ tanyaku
“ kami adalah teman kuliah, kami terpisah sewaktu sekoci yang kami tumpangi di tembaki oleh bajak laut. saat itu marissa terjatuh dari sekoci dan tercebur kelaut... “
“ oh begitu.. “
“ dia sedang sakit ya ? “
Ia memegang dahi marissa dan melihatku dengan perasaan cemas
“ Ya.. ada sedikit insiden yang terjadi “ jawabku menoleh ke kiri menggaruk-garuk pipi dengan satu telunjukku
Mana mungkin ku katakan padanya marissa demam karena disengat lebah...
“ oh iya.., apa kamu sendirian dalam pelarian ini ? “ sambungku bertanya
“ tidak, aku dan kelompokku di serang oleh beberapa Bajak laut, tapi kami berhasil lolos karena mereka tidak memakai senjata api. Itu juga yang membuatku terpisah dengan kelompokku”
berarti benar dugaanku, mereka tidak memakai senjata api pasti ada satu alasan khusus. Semakin dipikirkan, semakin misterius hutan di pulau ini.
“ Yah... Bagaimanapun syukurlah kamu selamat.. besok aku akan membantumu mencari kelompokmu..”
“ sungguh ?? “ ucapnya dengan semangat..
“ Ya.. sekarang sebaiknya kita istirahat dulu.. “
“gruk.. gruk”
Aku mendengar suara perut yang lapar dari clara.., ia tampak malu menunduk dengan menekan perutnya dengan kedua tangannya
“ ini ada sedikit buah dan bijian untuk dimakan “
Aku mengambil beberapa buah rukam untuknya, saat ini aku tidak ingin banyak tanya bagaimana bisa ia berhasil melalui kesulitan ini sendirian.
“ te.. rimakasih banyak.., kau sungguh baik.. “
Dia mengambil buah dari tanganku secara perlahan dengan kedua tangannya
“ aku tidak begitu baik, jangan mudah percaya pada siapapun terutama seorang laki-laki yang berada didalam hutan”
aku membuka bajuku yang basah dan menggantungnya di batang kayu yang tak jauh dari api unggun
“ umm.., jika itu kamu aku tidak masalah ”
ucapnya memakan buah yang ku berikan. sedikit melirik ke arahku dengan wajah yang memerah
“ Kalau begitu istirahatlah.., besok kita akan mencari kelompokmu” ucapku berbaring untuk tidur
Cara tidur kami bertentangan, kaki berhadapan dengan kaki. Kepalaku mengarah ke timur sementara mereka ke barat.
“ oh ya.. lebih baik kau membuka bajumu dan menjemurnya agar tidak masuk angin.. “
“ Bu.. buka bajuku ?? “
Ahh.. aku asal mengatakan padanya, aku lupa bahwa dia seorang wanita. Ini mungkin akan jadi salah paham, tapi aku juga tidak mau dia merepotkanku kalau dia jatuh sakit.
“ Jangan panik seperti itu.. aku bukanlah orang bejat seperti yang kamu pikirkan.., disana ada daun yang lebar dan kering. Kamu bisa menutupi tubuhmu dengan itu.. , tapi jika kau tidak mau tidak masalah juga... aku hanya memberi saran..”
“ Aah.. tidak.. maaf aku hanya malu.. aku akan melakukan saran yang kau berikan.. bagaimanapun jika aku sakit akan sangat merepotkan..”
“ baguslah.. kamu mengerti.., gadis pintar dan penurut.. aku menyukainya “
“ su.. suka.., ummm aku juga su.. ka “
“ humm ?? “
“ tidak.. maksudku.. bagaimana dengan marissa ??"
“ tenang.. dia akan baik-baik saja saat bangun besok..”
“ ini cukup nyaman.., tidur di gua beralaskan daun dan dekat dengan api yang menghangatkan..”
“ apa di tempat kelompok kalian tidak seperti ini..?? “
Di dalam gua yang tenang dan hangat ini, percakapan kami dimulai dengan iringan suara jangkrik yang semakin lama semakin terasa damai. Jauh dari hiruk-pikuk perkotaan..
Tapi meski kami saling berbicara. Kami tidak saling beradu mata. Melainkan beradu kaki..
“ humm.. di kelompok kami sangat sulit untuk dijelaskan.., jika aku bisa.. aku ingin ikut bersamamu.. “
“ huh ?? “
“ tidak..tidak.. aku hanya bicara omong kosong saja kok hehe.. “
Dia pasti punya alasan kenapa dia harus bersama dengan kelompoknya, dia setia seperti marissa.
Kupikir lebih baik akhiri percakapan sampai disini dulu...
“ baiklah clara selamat tidur..”
“ selamat tidur gavin.. “
“ Clara itu kamu ?? ! “
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments