Chapter 15

" cih jangan berteriak aneh begitu " ucap marissa memiringkan mulutnya kesamping sehabis menyentuh bahu nico

" marissa ?.. kamu mengagetkanku.. ! "

" vinn.., ayo kita sarapan.. aku sudah menyiapkan daging rusa yang kita bawa kemarin "

" daging rusa ? "

nico yang semulanya kesal karena kaget berubah drastis ketika mendengar soal daging rusa yang di sebutkan oleh marissa.. tampak dari wajahnnya yang seketika menjadi kelaparan..

" ayo "

perkumpulan yang semulanya ramai karena obrolan dari doni, allan dan cindy menjadi sunyi ketika aku sampai di tempat duduk untuk makan

terlihat jelas dari tatapan mereka tidak menyukai keberadaanku..

" haaaa... datang-datang hanya tinggal makan.. berlagak seperti pemimpin tapi cuma jadi beban "

cindy mulai memprovokasiku dari tempat duduknya yang berada di ujung samping kiriku..

" apanya yang pemimpin kelompok jika hanya menerima suapan seperti seorang bayi " sambut allan dari samping cindy

apa yang mereka maksud dengan suapan ?? apa mereka bahkan tidak tau daging rusa yang di siapkan ini adalah hasil buruanku ?

dari sampingku terlihat clara mulai bergerak gelisah untuk menepis perkataan mereka..

aku mengangkat satu tanganku setinggi perut mengisyaratkan pada clara untuk tetap diam..

tidak ada gunanya berdebat dengan orang-orang ini..

" makanan datang " sambil mengucapakan itu marissa bersama rara membawa daging dengan potongan tipis-tipis di atas wadah daun.

ketika bagian makanku sampai di depanku..

" wah marissa.., tidak perlu memberikan bagian pada ketua kecil kita ini.., pemimimpin seharusnya mengupayakan makanan dan membagikannya. bukan malah terima bersih.."

" apa maksud dari perkataanmu kak cindy ? " tanya marissa sambil membagikan makanan di hadapan cindy

" ya.. maksudku.. kenapa kau memberikan jatah makanan padanya juga saat ini. suruh dia untuk mencari makanan untuk persediaan kita selanjutnya "

" ooh.., maksud kakak. gavin ?? " tanya marissa menaikkan kedua alis melihat cindy dari samping dengan sebelah mata

" huumm.., siopa lagi.. " sambut allan dari samping cindy sambil mengunyah makanannya

" sayangnya..., daging rusa yang aku bawa ini adalah hasil dari buruan gavin.. "

hal yang lucu terjadi disini. aku sungguh melihat ekspresi tiga badut yang tersedak menepuk dada dan batuk bersamaan..

setelah menghinaku habis-habisan. bukannya minta maaf mereka malah merasa tidak bersalah dan terus mengunyah makanan yang ada di hadapan mereka.

betapa memalukannya..

" ppffft.. hahaha.. lucu sekali ya.. "

nico yang dari awal mendengarkan. sontak tertawa menyindir sambil mengunyah dengan lahap daging rusa yang ada di depannya.. " umm daging rusa yang nikmat.. "

terlihat juga disampingku clara yang menahan tawa menutup mulut dengan kedua tangannya.

" kak.., sekali lagi terimakasih banyak ya.. kamu sudah menolongku. aku mungkin akan bunuh diri jika tau kalau diriku sudah ternodai oleh laki-laki bejat itu "

" tidak apa clara.., bagaimanapun aku sudah menganggapmu sebagai adikku.. " ucapku mengelus kepala clara yang ada disamping kananku. " lebih baik kamu sekarang makan yang banyak ya.. "

" umm.. baik kak "

selepas perkataanku.., aku melihat rara yang berada duduk disamping kiriku belum juga untuk memakan daging rusa itu

" ra.. kenapa kamu tidak makan ? " tanyaku pada rara yang tersenyum ketika aku berbalik melihat ke arahnya

" umm.., aku belum terbiasa makan yang seperti ini tanpa minum terlebih dahulu "

mendengar rara yang berkata begitu, aku langsung memerhatikan sekelilingku.

dan benar.. aku lupa kita juga butuh minum..

rara tampak menelan air liurnya dengan mulut yang terlihat kering.

" ikuti aku ra.., di bawah bukit tak jauh dari sini aku melihat ada aliran air yang mengalir dari sebuah bukit bebatuan.."

" umm " rara mengangguk mengiyakan

" bro.. biar aku ikut juga.., aku sudah sangat haus.. tenggorokanku terasa hampir luka karena merasakan haus yang begitu lama "

" kamu lebay nico.. " seru marissa dari sampingnya. "aku juga ikut.."

dengan begitu... aku, rara, clara, marissa dan nico mulai berjalan untuk mengambil air minum yang ada di bawah bukit.., sementara adit dan yang lainnya tetap tinggal.

" ahhh.., air yang begitu segar.., jika ini di distribusikan ke publik, maka akan mendapatkan untung yang besar.. " ucap nico meminum ari yang mengalir dari bukit bebatuan..

" bahkan dalam keadaan hidup dan mati kamu masih memikirkan bisnis ya, aku bingung apakah harus takjub atau miris melihatmu.. " sambung marissa dari dekatnya..

" hahaha.. " rara dan clara tertawa melihat tingkah konyolnya nico..

aku duduk di sebuah akar pohon yang cukup besar memperhatikan sambil mulai berpikir.

benda apa yang bisa di jadikan untuk wadah air ini.. sepintas dalam ingatanku menggambarkan tentang lokasi sebuah makam yang tak jauh dari sini..

di dekat sebuah makam itu, aku pernah melihat ada rumpun bambu kuning yang cukup besar.

meski aku tidak ingin ke tempat yang menyeramkan itu.. , aku harus pergi untuk mengambil beberapa potongan bambu..

" nico.., sehabis minum ikutlah denganku.. "

" mau kemana bro ? "

" ada sesuatu yang harus di ambil.., "

" kita berdua saja bro ? "

" ya.. dan untuk para gadis silahkan kembali saja setelah ini "

" okee vinn "

" baik kak "

menyingkap tumbuhan liar yang menjalar, aku memimpin jalan bersama nico di belakangku.

" bro.., apa kau yakin memang ada serumpun bambu di dekat makam itu ? "

" ya.., aku sudah pernah melihatnya.., letaknya tak jauh berada di belakang sebuah makam itu "

nico berjalan gugup mengusap-usap lehernya di belakangku. terlihat jelas saat ini dia sedang sangat was-was

bukan dia saja, aku sudah beberapa kali menalan air liurku sambil berjalan ke arah makam itu.

tapi bambu itu penting.., selain untuk beberapa wadah air juga bisa di ambil untk dijadikan beberapa senjata bambu runcing

setelah beberapa jauh kami melangkah, kini sebuah makam yang bersemayam di antara dua pohon besar yang di kelilingi oleh akar-akar lebat merambat di sekitarnya tampak jelas di hadapan kami.

anehnya makam itu tampak bersih tidak ada rerumputan liar yang tumbuh disekitarnya..

" ayo "

aku menyuruh nico mengikutiku sambil berjalan melewati sebuah makam yang tampak angker itu..

nico terlihat semakin gugup. matanya mengawasi kiri dan kanan, sesekali dia juga menoleh kebelakang sambil tetap mengelus-elus lehernya yang mungkin saat ini sedang merinding.

" itu bambunya.. "

tunjukku ke arah rumpun bambu yang lebat menjulang tinggi berselimutkan rerumputan dan tumbuhan liar di sekitarnya.

" tunggu disitu nico.., biarkan aku yang mengambil beberapa bambu, kau cukup mengawasi sekitar saja "

" ba.. baik bro "

aku mulai mengambil beberapa potongan bambu menggunakan tebasan pedangku.

" arkkgh.., hiih ! " teriakan kecil terdengar dari arah nico yang terlihat tersandung jatuh karena sesuatu.

" kau kenapa ?! " tanyaku menghampiri nico dan memegang lengannya yang terlihat gemetaran..

" b..bro.., coba kau lihat itu " tunjuk nico terduduk ketakutan melihat ke arah rumput yang terlihat menyelimuti sebuah patok batu setinggi 50cm.

aku yang penasaran.. mulai memeriksa patok batu apa sebenarnya yang ditutupi oleh rumput liar itu..

" ini !? "

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!