“ vinn kenapa wajahmu pucat sekali ?? “ ia perlahan mendekatiku dengan wajah penuh khawatir ..
“ apa kau sakit? Kenapa tidak menjawab pertanyaanku ?? “
“ Aaku.., lebih baik kau segera pergi meninggalkanku disini.. “ ucapku padanya dengan suara pelan dan tenang..
“ ke.. kenapa ? “
Ia meletakan tangannya ke dahiku untuk memeriksa..
dia mungkin berpikir kalau aku sedang demam atau semacamnya.. tapi aku berpikir tidak begitu..
“ Badanmu panas sekali.. dan kau sepertinya juga sangat kelelahan..” ia duduk didepanku dan seakan memikirkan sesuatu . “ semalam aku juga merasa panas dingin.. aku meriang seperti orang yang lagi demam.. tapi waktu aku bangun tadi, aku sudah merasa sehat kembali.. apa kau yang mengobatiku ?? “
Aku mengangguk mengiyakan perkataannya..,
“ dimana obatnya, biarkan aku mengobatimu juga .. “
Aku melihatnya dengan gelisah menoleh kiri dan kanan mencari obat di sekitar..
Tubuh yang terasa panas dingin, meriang, dan kepala seakan mau pecah.. juga rasa kantuk yang sangat luar biasa ini..
ciri-ciri ini mungkin mengarah ke demam.. tapi rasa cemas dalam diriku tidak bisa di pungkiri bahwa aku khawatir aku akan menjadi zombie yang jelek itu..
“ Kamu.. pergilah dari sini.. aku sudah tidak kuat lagi menahan ini “
“ Kamu dari tadi ngomong apa sih ?? Pergi.. pergi.. mana mungkin aku meninggalkanmu sendirian disini saat kamu sedang kesakitan.. !? “
“ kamu tidak tau..
“ ya makanya kasih tau, biar aku tau.. ! “ ucapnya dengan lantang menepis semua keraguanku padanya
“ haah.. “ aku memejamkan mataku menghela nafas dan tersenyum tipis saat melihatnya begini..
Aku mulai Menarik lengan baju kiriku untuk memperlihatkan padanya bekas luka gigitan yang mulai membengkak..
“ i.. ini ? “
Raut wajahnya berubah seketika, tangan kanannya menutup mulutnya seakan ia tak percaya apa yang ia lihat
“ zombie menyerangku tadi malam, saat aku berjalan pulang sehabis mencarikan tumbuhan obat untukmu, lalu ia menggigitku.. “
Aku pikir sudah jelas .. sehabis ini toh juga dia akan pergi meninggalkanku.. tapi pergi memiliki makna yang berbeda..
lebih baik jika seseorang pergi ketika kita menyuruhnya.. daripada dia pergi saat kita membutuhkannya..
untuk makna yang kedua terkesan menghianati dan pasti terasa menyakitkan..
Aku membuka kembali mataku yang sempat terpejam saat mengatakan padanya sebelumnya. Tapi aku aku tidak menyangka..
Apa yang terjadi adalah..
dia malah tetap duduk dihadapanku menatapku dengan wajah sedih dengan air mata yang merembes keluar dari bulu mata lentiknya itu
“ ka..mu sampai terluka seperti ini.. semua karena aku ?? “
“ Humm.. tidak juga, aku hanya tidak bisa tenang beristirahat karena kamu terlalu berisik saat tidur tadi malam.. “
“ terimakasih.. “ ia menundukan pandangannya ke bawah dengan menahan tangis, mengepalkan kedua tangannya menekan tanah.. aku melihat air mata itu tetes demi tetes membasahi tanah yang semulanya kering..
“ haaa.. “ aku menghela nafasku kemudian berusaha untuk meyakinkannya sekali lagi..
tapi saat ingin mengatakannya kesadaranku mulai menghilang dan aku merasa akan ambruk kali ini..
“ uhh “
Aku memijat kepalaku yang masih terasa sedikit pusing, sebelum aku membuka kedua mataku.
“ Oh ya.. ! “
Aku yang tersadar segera tersentak duduk mengingat serangan zombie yang menggigitku, secepatnya aku memeriksa luka bekas gigitan itu.
“ Ini sudah kering ? “
Rasa perih kini telah berangsur-angsur menghilang. Aku yang masih paranoid mulai memeriksa dengan melihat jari jemariku, mengusap-usap wajahku melihat tubuhku, perut..
“ Haa “
Sedikit mengambil nafas, semua ke khawatiran di kepalaku mulai menghilang. Sepertinya tidak ada perubahan apapun pada fisikku, hanya menyisakan luka kering bekas gigitan yang ada di lengan kiriku.
Ketika aku menoleh ke kiri, aku melihat marissa yang tidur terduduk bersandar pada dinding gua. Wajahnya tampak begitu lelah, kurasa dia telah merawatku untuk beberapa waktu..
dalam hatiku berkata.. " dia wanita yang setia "
Pukul 17.00 pm.
Kurasa aku sudah tertidur untuk waktu sembilan jam, aku terlalu khawatir, padahal aku hanya kelelahan.
“ Gruk-gruk “
Suara perut keroncongan yang terdengar mainstream ini juga seakan menyambutku yang baru saja telah bangun..
Hari sudah menjelang malam, tapi tanpa makanan tentu tidak akan bisa istirahat. Dan aku yakin marissa juga merasa kelaparan, karena dia tidak tau cara mendapatkan makanan dihutan ini.
Sebaiknya aku keluar dulu untuk mencari beberapa makanan.. rasa lapar harus secepatnya di atasi.
Dengan membawa pedang dan belati di pinggangku aku mulai pemburuan..
“ kamu sudah bangun ? “ ucapku melihat marissa yang telah membuka matanya sambil membakar dua ekor ikan yang ku dapatkan dari anak sungai di sekitar
“ umm.. ya “ jawabnya mengusap kedua matanya dan mulai merapikan rambut panjangnya yang tampak berantakan.. “ bagaimana keadaanmu ? Apa kamu sudah baikan sekarang “
Tanpa aku sadari sebuah senyuman terpancar seketika dari wajahku saat ia menanyakan itu..
jujur aku orang yang sulit untuk tersenyum..
“ aku sudah baikan “ jawabku
“ Humm, baru pertama aku melihatmu tersenyum. Tapi kurasa kau cukup tampan dengan senyuman diwajahmu “
Ketika dia mengatakan itu, seketika mukanya mulai tampak memerah. Dan ia secepatnya mengalihkan pandangan ke arah lain..
“ waah.. kelihatannya ikan itu enak “
Hmm.. , baru saja dia menawanku menikmati kecantikannya saat malu-malu, tapi setelah ia melihat ikan di panggangan ini. Wajah cantiknya berubah menjadi hal yang konyol untuk dilihat.
Memang rasa lapar terkadang membuat orang lupa diri..
keesokan harinya..
“ Vinn ini tangkap “
sebuah tali yang terbuat dari tumbuhan merambat di lemparkan ke arahku oleh marissa. Tali ini berguna untuk mengaitkan kayu pelontar yang dipasang di jerat lubang.
Ketika seekor rusa melewatinya, kakinya akan terjerat oleh jebakan ini
“ apa kamu yakin vinn ? kita akan mendapatkan rusa dengan cara ini ? “ tanya marissa
“ Kamu harus yakin saat melakukan sesuatu, aku sudah pernah mencobanya dulu “ ucapku yang mulai menyelesaikan jebakan itu
“ apa kamu berhasil menangkap sesuatu dengan jerat ini ? “
Aku yang telah menyelesaikan jebakan, berdiri menghadap marissa dan berkata dengan tenang
“ tentu “
Tidak mungkin aku mengatakan padanya bahwa aku belum pernah berhasil sekalipun mendapatkan rusa dengan cara ini. Tapi tidak ada salahnya mencoba kan?
“ ayo kita kembali “
Sudah beberapa hari berlalu, sejak pertama kali aku terdampar di pulau mengerihkan ini.
Bukan hanya para perompak saja yang mengejar kami, hewan buas dan juga terkadang makhluk seperti zombie bahkan hantu kerap terlihat di hutan ini.
Masih banyak misteri lainnya yang belum di ketahui di hutan gelap dan berkabut ini. Siapa yang tahu akan ada hal lain apa lagi yang membahayakan..
tetap awasi belakangmu... mungkin saja sesuatu akan siap menerkammu kapanpun...
“ Ooh lihat itu ada sarang lebah? “
Aku melihat sebuah sarang lebah madu yang menempel di dahan pohon yang tak begitu tinggi
“ eeh jangan bilang kamu mau ambil madu itu vinn ?! “ teriak kecil marissa memasang wajah serius padaku
“ aku akan mengambilnya. Itu bagus untuk daya tahan tubuh “
Kepala marissa mulai menengadah ke atas memperhatikan dahan pohon yang di tempati sarang lebah itu. Dan ia melanjutkan protesnya padaku
“ tidak vin.. kalau kamu di sengat itu akan berbahaya.., aku akan kesulitan sendirian mendapatkan makanan “
Marissa mulai melarangku, tangannya mencengkram erat lengan kananku dengan tatapan serius
“ tenanglah, jangan khawatir seperti itu. Ini akan terlihat mudah..
Malam harinya..
“ mama.. tolongg jangan pergi.. “
Ya ampun, aku merasa dejavu dengan kejadian ini...
Aku sudah menyuruhnya untuk menjauh ketika aku mulai mengasapi tubuhku untuk mengambil madu.. tapi bukannya malah menjauh ia malah mengikutiku dari belakang..
Beruntung hanya beberapa lebah yang menyengatnya.. dan hasilnya ia menjadi demam tinggi seperti ini lagi..
Angin malam yang dingin mulai masuk kedalam gua, bersama dengan iring-iringan suara binatang malam yang sudah sering terdengar di telinga.
Aku mulai menghangatkan diri dengan menyalakan api, dan mengolah beberapa madu untuk cemilan. Ketika aku mulai untuk memakan madunya..
“ haaa “
Aku mengambil nafas yang panjang kemudian membuangnya secara perlahan.. aku berharap ini bukanlah hal yang akan terulang lagi..
Aku menguatkan indra pendengaranku sekali lagi untuk memastikan bahwa aku salah..
“ tolonggg.. tolonngg “
Aku benar-benar merasa dejavu..
Apa aku harus memeriksanya ??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments