Angin tipis mengusap pipiku bersamaan dengan suara deburan ombak yang terdengar tak jauh dariku
“ Uuh kepalaku sakit “
Dengan memegangi keningku yang pening aku terbangun dan membuka perlahan mataku yang terasa di penuhi oleh pasir
“ ini di ? .. uhueek "
Rasa asin yang memenuhi mulutku membuatku mual dan ingin muntah saat ini..
Aku ingat, terakhir kali aku tehempas oleh ombak yang besar dan membuatku tenggelam..
Aku bersyukur berhasil selamat dari kejadian mengerihkan itu, tapi dimana aku sekarang ?
Di hadapan hutan yang gelap dan berkabut aku mulai berjalan perlahan dan mengamati lingkungan sekitarku.
Hutan yang aneh, bahkan di pagi hari tidak ada sedikitpun sinar matahari yang masuk kedalamnya
“ Hrggh “
Saat aku menyingkap semak belukar yang ada di hadapan jalanku aku melihat tiga ekor macan tutul sedang bermain cakar-cakaran dengan saudaranya dari kejauhan
Aku yang melihat kejadian itu, secepatnya menutup kembali jalanku dan mengambil jalur memutar
Tidak perlu dibayangkan... jika aku terlihat oleh mereka sudah pasti aku jadi makan siang penuh protein
Ini mungkin sulit, tapi aku sudah biasa pergi ke hutan dan tempat menyeramkan lainnya bersama ayahku saat dia melatihku untuk bertahan hidup.
cih.., apa ayahku tau aku bakalan menghadapi situasi mengerihkan seperti ini?, Hingga dia melatihku dengan keras ? .. tidak.. aku pikir.. dia memanglah maniak survival !
Setelah berjalan beberapa waktu dengan penuh was was, aku menemukan aliran air yang begitu jernih mengalir dari atas bebatuan di depan pandangaku..
Mulut dan kerongkongan yang terasa sudah begitu kering membuatku tak berpikir panjang dan langsung mendekati air yang mengalir tersebut..
“ ahhh “
air yang segar dan terasa dingin mulai mengalir melalui tenggorokanku..
Disaat ini, hal yang paling utama dalam bertahan hidup adalah mendapatkan sumber air..
Setelah mendapatkan air selanjutnya adalah mendapatkan beberapa makanan
Aku mulai membuat tombak batu dari batu tajam yang aku lihat di dekat sumber air dan mengikatnya menggunakan tumbuhan merambat
Tombak ini berguna untuk menangkap ikan dan berjaga-jaga jika aku di serang oleh binatang buas..
" hoamm " tidak terasa sudah berganti hari lagi..,
sekarang aku harus menyiapkan beberapa rencana untuk dapat bertahan hidup dan kemudian keluar dari pulau ini...
kalau dipikir-pikir faktor utama dalam bertahan hidup sudah pasti adalah keberuntungan dan setelah itu adalah kemampuan..
terbukti sampai sekarang aku beruntung tidak di sergap binatang buas atau ditangkap oleh para perompak yang masih memburu kami..
“ Aaaaahh.. tidak.. aku bukan makanan, menjauhlah dariku huss huss” terdengar suara wanita sedang berteriak-teriak tak jauh dari tempatku berada
Aku yang mendengar suara itu bergegas pergi untuk memeriksanya
“tolongg.. tolong aku !? “
Seekor macan tutul dewasa mulai mendekati wanita itu dengan rasa lapar, dilihat dari otot dan tubuhnya macan tutul dewasa ini sepertinya ahli dalam memburu mangsanya
Hutan gelap dan berkabut serta dipenuhi dengan akar-akar pohon yang besar membuatmu sangat sulit untuk berlari dari kejaran binatang buas
Lagipula mana mungkin bisa lari dari kejaran macan tutul atau sejenisnya..
aku membidik macan tutul tersebut dan melempar tombak batu yang ku buat ke arahnya
" drub ! "
“Hrrrrggh”
Seketika macan tutul yang terkena tombakku menggeram kesakitan. dengan berjalan terseok-seok macan tutul yang terluka itu pergi menjauh.
Seorang wanita cantik yang mempunyai tubuh langsing. kalau dilihat dari gaun merah muda yang ia kenakan sepertinya dia orang dari kalangan elit atas
“untung saja bukan harimau” aku yang melewati gadis itu berjalan untuk mengambil tombak yang aku lempar
“ untung ?, Aku hampir mati dan kau katakan untung ?? “
“ siapa ? “
Aku menatap dingin pada wanita itu, aku pikir aku telah menolong seorang wanita yang angkuh dan sombong ?
“ a.. aku.., terimakasih.. telah menolong “
“ biasakanlah bicara dengan benar dan jangan melihat ke arah lain seperti itu saat berbicara dengan lawan bicaramu “
“ haaah?? Kau kira kau siapa, apa kau layak?? Apa kau bahkan tidak tau siapa aku? “
“ haaaah.. apa aku harus peduli ?? “
Aku benar-benar menolong wanita yang menyebalkan kali ini, sebaiknya aku tinggalkan saja.
Aku berbalik dan mulai melangkah pergi untuk meninggalkannya
“hati-hati disini banyak binatang buas ! “
“ Kau..! To..long tunggu “ dia yang melihatku pergi kemudian berlari dan menarik baju dari belakangku
aku berhenti dan berbalik padanya..
“ humm ?? ada apa lagi ? “
“ ak..u belum minum dan makan .. apa kau punya sedikit minum atau makanan untuk..ku ? “ ia memasang wajah yang lirih sambil mengusap-usap jari-jemari tangannya
wanita yang malang.. wajahnya yang pucat dengan bibir yang kering serta gaun yang compang - camping itu, dia pasti melalui hari yang sulit di tempat ini
" humm.. "
“ tolonglah.. aku hampir pingsan karna dehidrasi dan kelaparan”
“ikut aku “
Aku mulai berjalan di hadapannya dengan tombak batu yang ada di tanganku
“ kau tidak akan berbuat macam-macam padaku kan ? “
“macam-macam ? “ aku yang mendengarnya berkata seperti itu, seketika menghentikan langkah kakiku
“ kau tidak akan memperkosaku kan ? ?“
“ ikut atau tidak itu terserah padamu” aku mulai berjalan kembali dan meninggalkannya
“ ikuutt “
setelah beberapa jauh memasuki hutan aku membawanya ke tempat biasa aku mengambil air..
“ Aaah sungguh air yang jernih..! " ia yang melihat air begitu jernih, tanpa memeriksa lagi mengambil begitu banyak ditangannya dan meminumnya.
"ahh... segar... aku merasa kembali hidup.. ! “
“ cepatlah.. jangan terlalu lama berada di tempat seperti ini, minum secukupnya dan pergi” ucapku sambil mengawasi sekitar “ dihutan ini kau tidak akan tau kapan kau akan di terkam binatang buas"
“baik.. “ dia pun bergegas pergi mendekatiku
“ gruk gruk..” terdengar bunyi perut keroncongan dari Arah perut wanita ini
“ apa kau lapar ?? “
"hemm " ia mengangguk dengan wajah memelas
“ kemari ikuti aku “
Aku membawanya ke sebuah gua kecil yang aku temukan saat menjelajahi sekitar.. gua yang hanya berukuran 5mx4mx2m ini terletak tak jauh dari tempatku mengambil air
“ kemarilah “ aku menyuruhnya masuk ke dalam gua. “dan makanlah ini “
“ ini.. apakah bisa dimakan ? “ ia mengambil buah yang ada ditanganku dan memeriksa dengan menusuk-nusuk buahnya dengan kuku
“ itu adalah buah rukam, makanlah beberapa untuk mengganjal perut”
“ humm.. ini maniss “ awalnya dia ragu tapi setelah dia memakannya. Dia mengambil semua yang telah aku kumpulkan.
“ Makanlah pelan-pelan. Itu masih banyak di dalam hutan, tapi lebih baik makan ikan ataupun daging hewan” ucapku sambil menyiapkan sebuah api unggun kecil di dalam gua
“itu kalung yang unik dan sangat berguna.. “ dia melihat pemantik api yang ada di kalungku
“ Ini pemberian dari ayahku, dia sangat suka berpetualang”
“ ooh.., oh ya aku marissa..” ia mengulurkan tangan tepat disampingku yang sedang menyalakan api
“ aku Gavin “ sambutku
“ waahh kau juga mendapatkan ikan ?? “ mendekatiku dan melihat ikan yang ku bakar
“ ini ikan yang ku tombak pagi tadi di dekat pantai “
“ Kau sangat ahli dalam survive ya.., jika kamu tidak menolongku aku pasti sudah mati”
“Tentu.., anak manja sepertimu tidak akan mungkin bisa bertahan hidup sendiri”
“ Kau.. !., Ya kau benar.. humm.., kau tidak menepisnya sama sekali ya “
“ maksudmu ? “ tanyaku sembari membuat alas dengan daun talas yang lebar untuk tidur
“ semua orang yang ku kenal selalu memanjakanku, mereka berusaha untuk tidak pernah menyakitiku. Apapun yang aku mau harus terpenuhi. Orang yang menyakitiku atau melawanku akan mendapatkan hukuman dari keluargaku. Aku melihat mereka semua seperti bonekaku.. tapi kau berbeda” ucapnya melihat ke arahku.
“ kau berkata jujur dan tidak takut padaku. Aku melihatmu seperti manusia sepenuhnya”
“ Tidak.., tidak juga.. “ tepisku untuk perkataanya
“ Humm.. apa aku salah ? “
“ Aku orang yang fleksibel dan berpikiran panjang. Aku juga sama seperti kebanyakan dari mereka. Bedanya aku hanya tak suka menjilat atau bermuka dua”
“maksudmu kau juga takut berurusan dengan orang sepertiku?”
“ Tidak.., aku hanya menjurus kepada hukum yang berlaku saat ini. Seperti apapun kebenarannya akan kalah dengan jumlah nominal dan kekuasaan” jawabku dengan mencuil ikan yang dibakar. “ tapi hukum itu tidak berlaku di pulau ini. Jika salah satu dari kita matipun tidak ada yang tau kronologinya seperti apa “
“ dih.. kau membuatku takut.., dan bolehkah aku memakan ikan itu juga ? “ dia menatap ke arah ikan yang ku bakar dengan penuh selera
“ boleh.. tapi ada syaratnya.. “
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments