CCUS 11 : Kali Pertama Bertemu Pelanggan (flashback)

"Akhirnya .... kamu datang juga Li!"

Di sebuah ruangan khusus, Laura sudah menyambut kedatangan Dahlia dan juga Seroja. Sebuah ruangan yang dihiasi oleh lampu tumblr yang berkerlap-kerlip begitu cantik. Di dalam ruangan ini terdapat sebuah sofa, meja rendah, dan juga sebuah peralatan audio, yang jika ditilik secara seksama, ruangan ini biasa dipakai untuk karaoke.

Dahlia mendaratkan bokongnya di atas sofa ruangan ini. Ia mengambil bungkus rokok dari dalam tas yang ia bawa dan mengeluarkan isinya. Ia nyalakan korek api dan mulai menghisap sesuatu yang dipenuhi dengan zat nikotin itu.

"Itu sudah pasti Ra. Aku pasti akan datang memenuhi janjiku kepadamu bahwa aku akan berusaha untuk membawa Seroja ke tempat ini." Dahlia mengepulkan asap rokok yang ia hisap itu dan seketika membuat ruangan ini sedikit dipenuhi oleh asap putih. "Karena aku rasa, tempat yang tepat bagi Seroja adalah di sini. Di sini ia akan jauh lebih bisa mendatangkan manfaat untukku dan pastinya untukmu juga bukan?"

"Hahahaha kamu memang benar Li. Di sini, anakmu itu akan sangat bermanfaat. Dan pastinya akan menjadi primadona di tempat ini."

Mendengar Laura tergelak, membuat Dahlia juga ikut tergelak lirih. Ia tautkan pandangan matanya ke arah Seroja yang terlihat masih berdiri terpaku itu. "Sampai kapan kamu akan berdiri di situ? Duduklah! Sungguh hanya merusak pemandangan saja."

Seroja membawa tubuhnya untuk bisa menjangkau sofa yang masih kosong, dan ia pun mendaratkan bokongnya di atas sofa itu. Kepala wanita itu menunduk. Jemarinya juga terlihat saling bertautan seakan menjadi sinyal bahwa saat ini ia merasakan kegugupan, ketakutan dan kebimbangan.

Diam-diam Laura menatap lekat wanita yang saat ini duduk di hadapannya ini. Dalam hati ia bersorak gembira, karena mulai malam ini ia akan mendapatkan peliharaan baru yang pastinya bisa dijual dengan harga mahal.

"Anak kamu benar-benar sempurna Li. Lihatlah, wajah, tubuh dan kulitnya juga terlihat cantik sekali. Aku pastikan anakmu ini akan menjadi primadona di tempatku ini."

"Haha itu benar sekali. Maka dari itu aku begitu bersemangat mengurus anak ini sejak kecil. Itu karena agar ketika dia beranjak dewasa seperti saat ini, dia bisa membalas budi terhadapku."

Seroja sedikit terkesiap. Kepala yang sebelumnya menunduk, seketika mendongak. Ia tautkan sorot matanya ke arah sang ibu.

"Ibu, apa maksud ibu tentang balas budi? Apakah selama Seroja dilahirkan dan dibesarkan oleh Ibu merupakan salah satu hutang budi? B-bukankah itu sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab Ibu sebagai orang tua yang melahirkan anaknya? "

Akal sehat Seroja bahkan tidak bisa bekerja secara maksimal tatkala mencoba mencerna setiap kata demi kata yang keluar dari bibir sang ibu. Apakah seorang wanita bergelar ibu yang melahirkan dan membesarkan putrinya dianggap sebagai hutang budi yang harus dibayar oleh seorang anak di masa depan nanti? Lalu makna dari sebuah nyanyian kasih ibu dengan lirik hanya memberi tak harap kembali itu berada di mana jika saat ini sang ibu berbicara tentang balas budi? Semakin wanita berusia dua puluh lima tahun itu memahami ucapan sang ibu, justru semakin menyeretnya ke dalam jurang prasangka bahwa ia memang bukanlah anak kandung Dahlia.

Namun, gegas Seroja buang jauh-jauh pemikiran seperti itu. Mungkin dulu ia pernah melakukan sebuah kesalahan sewaktu masih kecil yang membuat sang ibu sedikit memperlakukannya berbeda.

Dahlia tergelak lirih pada saat Seroja mempertanyakan tentang apa yang menjadi kerisauan hatinya. Ia matikan puntung rokok ke sebuah asbak kecil yang berada di atas meja dan tersenyum sinis ke arah wanita muda itu.

"Aku memang memiliki tanggung jawab untuk membesarkanmu, namun apakah tidak ada niat darimu untuk membalas semua jasa-jasa yang telah aku berikan? Bohong jika aku menyekolahkan kamu hingga SMK tanpa adanya sebuah harapan agar kelak suatu saat nanti kamu bisa membalas semua jasa-jasa ku, salah satunya dengan memberikan jatah bulanan untukku!"

"T-Tapi Bu ... tanpa bekerja di sini pun Seroja bisa menghidupi Ibu dan juga Manda. Seroja pasti mampu."

Dahlia terlihat membuang nafas sedikit kasar. Ia memijit-mijit pelipisnya karena tetiba didera oleh rasa pening yang menyergap kepalanya. "Sudah cukup! Aku tidak mau berdebat lagi perihal ini denganmu Ja! Perihal ini sudah kita bahas tatkala kita masih ada di rumah. Jadi saat ini, menurut lah kepadaku. Dan buktikan bahwa kamu bisa membahagiakan aku dengan cara yang instan."

Dahlia mulai bangkit dari posisi duduknya dan sedikitmerapikan pakaiannya. "Sudahlah, aku akan pulang. Kamu kerjakan saja pekerjaanmu dengan baik dan sempurna. Dan seharusnya kamu itu berterimakasih kepadaku, karena akulah yang akan menjadikanmu sebagai primadona di tempat ini."

Dahlia mengayunkan kakinya untuk meninggalkan ruangan ini. Dan saat ini hanya tinggal tersisa Seroja dan Laura seorang.

Seroja semakin terperangah dengan apa yang diucapkan oleh Dahlia. Apa yang bisa dibanggakan dengan menjadi primadona wanita malam? Apakah dengan menjadi primadona, dirinya akan menjadi sumber penghasil pundi-pundi uang yang banyak untuk mucikari? Dan apakah dengan menjadi primadona, ia akan sering bergonta-ganti menemani para lelaki hidung belang baik hanya sekedar duduk-duduk di sebuah ruangan sembari menstimulasi jemari mereka untuk menjamah setiap lekuk yang berada dalam tubuhnya? Atau bergonta-ganti pasangan untuk menemaninya di ranjang?

Bulu-bulu halus Seroja yang berada di tengkuk maupun ceruk lehernya seketika meremang. Wanita itu bergidik ngeri tatkala membayangkan tubuhnya dijamah oleh orang-orang di luar sana. Sedangkan Laura yang menangkap sinyal pias dari wajah wanita cantik di depannya ini hanya bisa tersenyum simpul. Dalam hati, ia memiliki sebuah mimpi bahwa sampai kapanpun ia akan mempertahankan Seroja untuk menjadi peliharaannya.

"Sudahlah, jangan gugup seperti itu Ja. Kamu tenang saja. Jika sudah terbiasa, kamu pasti akan memiliki sebuah penilaian bahwa pekerjaan ini memang sungguh nikmat. Sudah nikmat, bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah pula. Pasti akan sangat menguntungkan untkmu."

"T-Tapi saya ... "

"Sudahlah. Lebih baik saat ini kamu bersiap-siap!"

Seroja terperangah dengan kedua alis yang saling bertaut. Sebagai pertanda bahwa ia tidak paham dengan apa yang dimaksud oleh Laura. "M-maksud Mami apa? "

Senyum seringai muncul di bibir Laura. "Sudah ada yang membooking kamu. Dan kamu akan diajak lelaki itu untuk pergi ke hotel!"

🍁🍁🍁🍁

Seroja PoV

Aku berlari sekencang mungkin menembus pekat malam untuk menjauh dari area sebuah hotel yang berada di pusat kota. Tak kuhiraukan lagi sudah berapa jauh aku berlari tanpa alas kaki. Dengan wajah kusut penuh dengan peluh dan tetes-tetes air mata dan juga rambut yang sudah terlihat berantakan. Otot-otot betis yang sudah terasa begitu kaku bahkan aku abaikan sama sekali. Yang terpenting saat ini aku bisa menjauh dari tempat yang hampir saja mengantarkanku ke depan pintu gerbang kehancuran hidupku. Bahkan orang-orang yang masih melintasi jalanan ini menatapku dengan tatapan penuh tanda tanya, seakan tidak mengusikku. Aku tetap abai dengan apa yang mereka pikirkan terhadapku.

Kubawa tubu ini untuk sedikit menepi di taman kota yang aku lintasi tatkala ku rasakan sepertinya tak mampu lagi aku untuk berlari. Aku sedikit membungkuk memegang ke dua lututku yang terasa sudah sangat kaku dan gegas ku dudukkan tubuhku di salah satu bangku taman yang terbuat dari beton ini.

"Aaaaaaawww.... Dasar ja*lag sialan!!"

Pekikan suara lelaki berusia kisaran empat puluh tujuh tahun itu kembali terngiang di telingaku. Sebelum sampai di tempat aku berdiri saat ini, aku lebih dulu dibawa pergi oleh salah satu tamu mami Laura yang notabene akan menjadi pelanggan pertama untukku. Lelaki dengan postur tubuh tambun, perut membuncit, dan kepala sedikit pelontos. Sungguh bentuk fisik lelaki yang sama sekali tidak pernah terpikirkan di dalam benakku untuk mengambil keperawananku. Di sebuah hotel kelas deluxe tubuhku digiring untuk menjalankan pekerjaan sebagai wanita malam.

Aku merasa semakin jijik dengan apa yang telah dilakukan oleh lelaki itu. Tanpa melakukan negosiasi apapun terhadapku, ia membuka jas, kemeja, kaos dalam kemudian melemparnya ke sembarang arah. Wajah yang dipenuhi oleh naf*su bej*at dan siap menerkam tubuhku yang berada di hadapannya.

Pandanganku nyalang ke depan tatkala kuingat bagaimana lelaki itu memaksaku untuk memanjakan miliknya dengan mulutku.

Kedua bola mataku terbelalak sempurna. Rasa sesak itu kembali menyergapku. Rongga-rongga dada milikku seakan dipenuhi oleh segala luapan emosi jiwa yang bercampur menjadi satu. Rasa takut, marah, muak, jijik dan entah apa itu seakan menjadi satu. Hingga semua terangkai dalam butiran-butiran kristal bening di pelupuk mata dan tanpa menunggu waktu lama, butiran-butiran bening itu jatuh satu per satu.

"Ayo ******* lekas lakukan. Aku sudah tidak sabar untuk dimanjakan olehmu!"

Ku hela nafas sedikit dalam. Saat itu yang bisa lakukan hanyalah mencari celah agar bisa keluar dari tempat terkutuk itu. Ku seka air mata yang menetes dan kucoba untuk menyunggingkan senyum penuh kegetiranku.

Lelaki tambun itu sedikit melenguh tatkala jemari lentik milikku membelai lembut memainkan pu*ting miliknya. Mungkin apa yang aku lakukan benar-benar bisa membuatnya merasakan sebuah sensasi rasa geli dan nikmat yang menjadi satu.

Sejenak ku lupakan harga diri dan prinsip hidup yang aku pegang kuat-kuat hingga detik ini. Rasanya sungguh miris, berakting seolah-olah menjadi seorang wanita malam yang begitu lihai dalam melayani para pelanggan, padahal dunia seperti ini tidak pernah aku jamah sama sekali.

"Aaahhhh ... aku sungguh sangat ingin segera merasakannya. Ayo, masukkan milikku ini ke dalam mulutmu. Dan berikan ia kehangatan!"

Kembali kuingat bagaimana lelaki itu sudah semakin bernafas*u untuk segera menyatukan raganya denganku. Namun, aku tidak boleh kalah dengan keadaan. Saat itu yang ada di dalam benakku, aku harus bisa segera keluar dari tempat itu.

Aku mengambil posisi jongkok. Kedua mataku menyipit tatkala benda asing itu nampak jelas di hadapanku. Mengesampingkan rasa jijik, aku mulai menyentuh benda pusaka milik lelaki ini dengan jemariku. Perlahan aku mengusapnya sehingga membuat mata lelaki tambun itu terpejam karena merasakan sebuah kenikmatan.

Melihat suasana sudah semakin berpihak untuk bisa lari dari tempat ini, Aku memegang resleting celana yang masih belum ditanggalkan oleh lelaki itu dan....

"Aaaa aaahhhh hhh.... Kurang ajar!"

Lelaki tambun itu memekik kesakitan tatkala benda pusakanya terjepit resleting celana yang sengaja aku naikkan. Wajahnya meringis sembari mencoba untuk menjauh dari tubuhku. Melihat ada kesempatan, aku berancang-ancang untuk segera melarikan diri dari tempat itu. Dan pada akhirnya membawaku di tempat ini.

Air mata ini kembali menetes tatkala memori otakku memutar ulang kejadian apa yang baru saja aku alami di sebuah kamar hotel yang sudah dipersiapkan oleh lelaki itu. Aku membuang nafas penuh kelegaan karena aku masih bisa untuk berlari dari sesuatu yang akan menjadi awal kehancuran hidupku. Setidaknya saat ini aku masih bisa menjaga apa yang sudah sepatutnya aku jaga dan aku pertahankan, yaitu keperawanan.

.

.

. 🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

ℒℴℴ𝓃𝓀Ryuzein•𖣤​᭄😎

ℒℴℴ𝓃𝓀Ryuzein•𖣤​᭄😎

kali ini lolos ak tau selanjutnya?

2022-02-17

0

Wanda Harahap

Wanda Harahap

sayangnya setelah lama, berjuang dan mempertahankan keperawanan akhirnya....
Seroja seperti Dahlia juga.......
menjual tubuh demi uang....
miris padahal prinsip hidupnya tidak seperti itu
takdir ....🤤🤤🤤

2021-11-17

0

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

ngak kebayang kalau kesucian Seroja diambil sama lelaki tambun itu😭😭😭 ya Allah, membayangkan nya saja membuat ku jijik dan ngeri, merinding dan ngak tau harus berkata apa lagi😭😭😭😭😭😭😭 untuk Seroja cerdas, dan bisa melarikan diri disaat yang tepat🥺🥺🥺🥺 kalau tidak, ah pasti hal buruk sudah terjadi padanya😭😭

2021-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 CCUS 1 : Wanita Simpanan
3 CCUS 2 : Jalan Setapak ke Masa Lalu
4 CCUS 3 : Rumah dan Para Penghuni
5 CCUS 4 : Ibu
6 CCUS 5 : Sepasang Suami Istri
7 CCUS 6 : Melepas Rindu
8 CCUS 7 : Bingkai Keluarga Bahagia
9 CCUS 8 : Aku Seroja (flashback)
10 CCUS 9 : Sebuah Desakan (flashback)
11 CCUS 10 : Persiapan Bertemu Pelanggan (flashback)
12 CCUS 11 : Kali Pertama Bertemu Pelanggan (flashback)
13 CCUS 12 : Batin yang Tersiksa (flashback)
14 CCUS 13 : Manusia Biadab (flashback)
15 CCUS 14 : Malam Kelam (flashback)
16 CCUS 15 : Terenggut (flashback)
17 CCUS 16 : Tragedi (flashback)
18 CCUS 17 : Tragedi 2 (flashback)
19 CCUS 18 : Alamanda (flashback)
20 CCUS 19 : Tersudut dan Terpaksa (flashback)
21 CCUS 20 : Istri yang Dirahasiakan?
22 CCUS 21 : Fakhru
23 CCUS 22 : Persiapan
24 CCUS 23 : Kembali Gagal
25 CCUS 24 : Hati yang Luka
26 CCUS 25 : Berteman?
27 CCUS 26 : Teror?
28 CCUS 27 : Takut
29 CCUS 28 : Pindah?
30 CCUS 29 : Menjaga
31 CCUS 30 : Randy
32 CCUS 31 : Rencana
33 CCUS 32 : Menjalankan Rencana
34 CCUS 33 : Bercerai
35 CCUS 34 : Pulang
36 CCUS 35 : Sebuah Keputusan
37 CCUS 36 : Tiba di Bandung
38 CCUS 37 : Berkumpul
39 CCUS 38 : Bias Cahaya
40 CCUS 39 : Teringat Masa Kecil
41 CCUS 40 : Menjemput Cahaya
42 CCUS 41 : Terdampar
43 CCUS 42 : Kumandang Suara Adzan
44 CCUS 43 : Apa Kabar Seroja?
45 CCUS 44 : Mengunjungi
46 CCUS 45 : Tiada Yang Berubah
47 CCUS 46 : Nama Saya...
48 CCUS 47 : Rasa yang Terpendam?
49 CCUS 48 : Mengagumi
50 CCUS 49 : Mencurahkan
51 CCUS 50 : Bakti Sosial
52 CCUS 51 : Meminta Bantuan
53 CCUS 52 : Rencana Melamar
54 CCUS 53 : Wanita itu Kamu!
55 CCUS 53 : Wanita Itu Kamu!
56 CCUS 54 : Aku Seorang Pendosa
57 CCUS 55 : Terikat Sebuah Janji
58 CCUS 56 : Kita Tetap Berteman
59 CCUS 57 : Ruko
60 CCUS 58 : Buka Hatimu, Fakhru
61 CCUS 59 : Terkejut
62 CCUS 60 : Nanti Malam
63 CCUS 61 : Persiapan
64 CCUS 62 : Ikatan Batin?
65 CCUS 63 : Lamaran Ana
66 CCUS 64 : Dia? Dahlia?
67 CCUS 65 : Tentang Masa Lalu -1-
68 CCUS 66: Tentang Masa Lalu -2-
69 CCUS 67 : Tentang Masa Lalu -3-
70 CCUS 68 : Tentang Masa Lalu -4-
71 CCUS 69 : Tentang Masa Lalu -5-
72 CCUS 70 : Membuka Tabir
73 CCUS 71 : Pelukan
74 CCUS 72 : Ikhlas Menerima
75 CCUS 73 : Di Balik Jendela Kamar
76 CCUS 74 : Terjebak
77 CCUS 75 : Digerebek?
78 CCUS 76 : Jalan Keluar
79 CCUS 77 : Lelaki Idaman
80 CCUS 78 : Lelaki Itu...
81 CCUS 79 : Pertemuan Kembali
82 CCUS 80 : Bersediakah Engkau?
83 CCUS 81 : Doa Empat Manusia
84 CCUS 82 : Bertandang
85 CCUS 83 : Orang Yang Sama
86 CCUS 84 : Dahlia
87 CCUS 85 : Pemakaman
88 CCUS 86 : Kedatangan Keluarga Jogja
89 CCUS 87 : Persiapan
90 CCUS 88 : Melamar
91 Pariwara (Iklan)
92 CCUS 89 : Calon-Calon Menantu
93 CCUS 90 : Mimpi dan Angan Seroja
94 CCUS 91 : Pernikahan Masal?
95 CCUS 92 : Malam Pengantin
96 CCUS 93 : Malam Pengantin #2
97 CCUS 94 : Janji Seroja
98 CCUS 95 : Fakhru dan Adiba
99 CCUS 96 : Wanita yang Menginspirasi
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
CCUS 1 : Wanita Simpanan
3
CCUS 2 : Jalan Setapak ke Masa Lalu
4
CCUS 3 : Rumah dan Para Penghuni
5
CCUS 4 : Ibu
6
CCUS 5 : Sepasang Suami Istri
7
CCUS 6 : Melepas Rindu
8
CCUS 7 : Bingkai Keluarga Bahagia
9
CCUS 8 : Aku Seroja (flashback)
10
CCUS 9 : Sebuah Desakan (flashback)
11
CCUS 10 : Persiapan Bertemu Pelanggan (flashback)
12
CCUS 11 : Kali Pertama Bertemu Pelanggan (flashback)
13
CCUS 12 : Batin yang Tersiksa (flashback)
14
CCUS 13 : Manusia Biadab (flashback)
15
CCUS 14 : Malam Kelam (flashback)
16
CCUS 15 : Terenggut (flashback)
17
CCUS 16 : Tragedi (flashback)
18
CCUS 17 : Tragedi 2 (flashback)
19
CCUS 18 : Alamanda (flashback)
20
CCUS 19 : Tersudut dan Terpaksa (flashback)
21
CCUS 20 : Istri yang Dirahasiakan?
22
CCUS 21 : Fakhru
23
CCUS 22 : Persiapan
24
CCUS 23 : Kembali Gagal
25
CCUS 24 : Hati yang Luka
26
CCUS 25 : Berteman?
27
CCUS 26 : Teror?
28
CCUS 27 : Takut
29
CCUS 28 : Pindah?
30
CCUS 29 : Menjaga
31
CCUS 30 : Randy
32
CCUS 31 : Rencana
33
CCUS 32 : Menjalankan Rencana
34
CCUS 33 : Bercerai
35
CCUS 34 : Pulang
36
CCUS 35 : Sebuah Keputusan
37
CCUS 36 : Tiba di Bandung
38
CCUS 37 : Berkumpul
39
CCUS 38 : Bias Cahaya
40
CCUS 39 : Teringat Masa Kecil
41
CCUS 40 : Menjemput Cahaya
42
CCUS 41 : Terdampar
43
CCUS 42 : Kumandang Suara Adzan
44
CCUS 43 : Apa Kabar Seroja?
45
CCUS 44 : Mengunjungi
46
CCUS 45 : Tiada Yang Berubah
47
CCUS 46 : Nama Saya...
48
CCUS 47 : Rasa yang Terpendam?
49
CCUS 48 : Mengagumi
50
CCUS 49 : Mencurahkan
51
CCUS 50 : Bakti Sosial
52
CCUS 51 : Meminta Bantuan
53
CCUS 52 : Rencana Melamar
54
CCUS 53 : Wanita itu Kamu!
55
CCUS 53 : Wanita Itu Kamu!
56
CCUS 54 : Aku Seorang Pendosa
57
CCUS 55 : Terikat Sebuah Janji
58
CCUS 56 : Kita Tetap Berteman
59
CCUS 57 : Ruko
60
CCUS 58 : Buka Hatimu, Fakhru
61
CCUS 59 : Terkejut
62
CCUS 60 : Nanti Malam
63
CCUS 61 : Persiapan
64
CCUS 62 : Ikatan Batin?
65
CCUS 63 : Lamaran Ana
66
CCUS 64 : Dia? Dahlia?
67
CCUS 65 : Tentang Masa Lalu -1-
68
CCUS 66: Tentang Masa Lalu -2-
69
CCUS 67 : Tentang Masa Lalu -3-
70
CCUS 68 : Tentang Masa Lalu -4-
71
CCUS 69 : Tentang Masa Lalu -5-
72
CCUS 70 : Membuka Tabir
73
CCUS 71 : Pelukan
74
CCUS 72 : Ikhlas Menerima
75
CCUS 73 : Di Balik Jendela Kamar
76
CCUS 74 : Terjebak
77
CCUS 75 : Digerebek?
78
CCUS 76 : Jalan Keluar
79
CCUS 77 : Lelaki Idaman
80
CCUS 78 : Lelaki Itu...
81
CCUS 79 : Pertemuan Kembali
82
CCUS 80 : Bersediakah Engkau?
83
CCUS 81 : Doa Empat Manusia
84
CCUS 82 : Bertandang
85
CCUS 83 : Orang Yang Sama
86
CCUS 84 : Dahlia
87
CCUS 85 : Pemakaman
88
CCUS 86 : Kedatangan Keluarga Jogja
89
CCUS 87 : Persiapan
90
CCUS 88 : Melamar
91
Pariwara (Iklan)
92
CCUS 89 : Calon-Calon Menantu
93
CCUS 90 : Mimpi dan Angan Seroja
94
CCUS 91 : Pernikahan Masal?
95
CCUS 92 : Malam Pengantin
96
CCUS 93 : Malam Pengantin #2
97
CCUS 94 : Janji Seroja
98
CCUS 95 : Fakhru dan Adiba
99
CCUS 96 : Wanita yang Menginspirasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!