CCUS 10 : Persiapan Bertemu Pelanggan (flashback)

Ribuan kerlip bintang dan wajah cantik sang rembulan nampak menghiasi kanvas langit malam ini. Goresan kuas sang Maha sempurna yang telah menciptakan alam semesta dengan segala kesempurnaan yang ada. Membentangkan keindahan yang dapat dinikmati oleh setiap insan yang seharusnya dapat memupuk rasa syukur atas penciptaan alam semesta. Langit malam memang pekat, namun di balik kepekatan itu membuat netral manusia di bumi dapat menikmati segala keindahan yang ada.

Seroja berdiri di depan cermin kecil yang menggantung di salah satu dinding dalam kamar. Dengan lekat, ia menatap bayangan wajah yang terpantu daril dalam cermin itu. Perlahan, jemarinya mengusap wajah yang saat ini sudah berhias make-up tebal yang terlihat begitu sensual.

"Jika kamu terus mengusap wajahmu bisa jadi make-up itu luntur. Apa tidak bisa jika sebentar saja kamu tidak menjamah wajahmu itu? Bisa sia-sia sedari tadi tadi aku mendandanimu."

Sembari mengoleskan bedak di wajahnya, Dahlia mengajukan protes dengan apa yang telah dilakukan oleh Seroja. Wanita itu teramat heran karena sedari tadi tangan Seroja tiada henti untuk menjamah wajah yang sudah berpoles make-up itu.

"Bu, bisakah kita batalkan rencana ini? Seroja sungguh belum siap untuk bertemu dengan mami Laura."

Dengan kepala menunduk, Seroja mencoba untuk kembali bernegosiasi dengan sang ibu. Rasanya sungguh berat jika malam ini ia benar-benar akan bertemu dengan mami Laura.

Dahlia merapikan mascara yang ia pakai sembari berdecih lirih. Ia tidak habis pikir jika di detik-detik terakhir akan bertemu dengan Laura, wanita berusia dua puluh lima tahun ini masih saja bimbang.

"Hei, dengarkan aku! Kebutuhan hidupmu itu semakin hari semakin bertambah banyak. Dia akan senantiasa bertambah tanpa bernegosiasi kepadamu terlebih dahulu apakah kamu sudah siap atau belum. Lagipula kamu juga aneh, tinggal bertemu dengan Laura saja sulitnya minta ampun. Padahal jika kamu tahu, hidupmu bisa lebih terjamin jika kamu berada di bawah tangannya."

Kepala Seroja sedikit mendongak. Melalui cermin ini, ia bisa melihat wajah sang ibu yang seketika menjelma menjadi seorang wanita yang masih seperti berusia tiga puluh tahunan. Di mata Seroja, ibunya ini benar-benar lihai dalam menaklukkan berbagai macam peralatan make-up.

Sejenak ia berpikir mengapa dulu sang ibu tidak memiliki cita-cita untuk membuka salon rias pengantin saja daripada harus melakukan pekerjaan kelamnya ini. Namun semua pertanyaan itu hanya bersemayam di dalam benak Seroja saja. Karena sedikitpun ia tidak memiliki keberanian untuk mencampuri segala jalan hidup yang sudah dipilih oleh ibunya ini.

"T-tapi Seroja benar-benar tidak bisa menjalani pekerjaan ini, Bu. Seroja merasa ini semua akan melanggar prinsip hidup yang sejak dulu Seroja pegang."

"Cih... Persetan dengan semua prinsip hidup yang kamu pegang Ja. Ingat prinsip konyolmu itu sama sekali tidak bisa membuat perutmu kenyang ataupun membuatmu menjadi orang kaya. Lagipula lambat laun pasti kamu juga akan terbiasa dengan pekerjaan seperti ini. Jadi kamu jangan terlalu banyak alasan lagi. Aku seba... "

"Ibu dan kak Seroja mau kemana? Mengapa sudah berdandan cantik seperti ini?"

Tubuh gadis kecil bersuia enam tahun yang tiba-tiba masuk ke dalam kamar di mana Seroja dan Dahlia berada, sukses memangkas perkataan Dahlia. Terlihat Alamanda mengayunkan kakinya untuk bisa lebih dekat dengan ibu dan juga kakaknya.

Dahlia tersenyum simpul. Ia bawa tubuhnya untuk mendekat ke arah putrinya ini dan sedikit mengambil posisi jongkok. "Ibu dan kakak pergi sebentar ya Sayang. Alamanda di rumah saja ya."

Dahlia mengusap rambut Alamanda yang dikuncir kuda itu dengan penuh kelembutan dan penuh sayang. Sebuah pemandangan yang membuat hati Seroja mencelos seketika. Hal itu dikarenakan sejak dulu ia tidak pernah diperlakukan penuh kasih seperti yang dilakukan kepada Alamanda ini. Benar saja, pemandangan ibu dan anak ini membuat dada Seroja tiba-tiba dipenuhi oleh rasa sesak tiada terkira.

"Memang Ibu dan kakak mau kemana? Manda takut kalau berada di rumah sendirian Bu."

Memasang wajah yang dipenuhi oleh rasa takut, Alamanda mencoba untuk mengungkapkan apa yang menjadi isi hatinya. Barangkali sang ibu bersedia mengajaknya pula. Namun Dahlia tetap menggeleng pelan sebagai isyarat bahwa ia tidak mengizinkan sang anak untuk ikut.

"Tidak boleh Sayang. Ibu hanya ingin mengantar kak Seroja ke rumah tante Laura saja. Setelah itu Ibu pasti akan kembali."

"Memang di rumah tante Laura sedang ada acara apa Bu? Mengapa kak Seroja berdandan cantik seperti itu?"

Dahlia tersenyum kikuk karena ia tidak dapat menjelaskan apapun bahwa dirinya akan menjual Seroja kepada Laura untuk dijadikan peliharaan sekaligus aset berharga yang dimiliki oleh mucikari itu. Bagaimanapun juga ia tidak ingin jika sang anak mengenal dunia seperti itu. Namun semuanya tidak berlaku untuk Seroja. Khusus Seroja, ia harus menuruti apa yang menjadi kemauan dan keinginan Dahlia. Dengan seperti itu ia bisa mengeksploitasi semua yang tersimpan di balik tubuh wanita itu. Tentunya untuk bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah.

"Tidak ada acara apapun Sayang. Tante Laura hanya ingin bertemu dengan kak Seroja saja. Alamanda tetap di rumah ya. Ibu hanya sebentar, setelah itu Ibu akan kembali."

Tubuh kecil Alamanda merapat ke tubuh Seroja yang masih nampak terpaku dengan segala keintiman dan kehangatan ibu anak yang berada tepat di depan matanya. Tangan mungil Alamanda menautkan genggamannya di jemari sang kakak dengan erat.

"Kakak sudah beradandan cantik, tapi mengapa wajah kak Seroja terlihat murung? Jika kak Seroja tidak mau menemui tante Laura, kak Seroja tetap di rumah saja ya."

Seperti merasakan sebuah firasat yang tidak baik dengan rencana sang kakak pergi ke tempat Laura, bibir kecil Alamanda berceloteh ringan memberikan sebuah usulan agar Seroja tetap tinggal di rumah. Ucapan Alamanda itu hanya ditanggapi dengan seutas senyum getir yang terlukis di bibir wanita berusia dua puluh lima tahun itu.

Bagaimana kakak tidak murung Sayang, jika sebentar lagi Kakak akan bertemu dengan awal kehancuran hidup Kakak.

Senyum di bibir Seroja masih terlihat getir. Tangannya terulur untuk membelai rambut adiknya ini dengan lembut. "Kakak tidak bersedih Sayang. Kakak terlihat murung, mungkin karena Kakak akan meninggalkan Manda."

Alamanda sedikit terkejut dengan ucapan yang keluar dari bibir Seroja. "Kakak akan meninggalkan Manda? Memang kak Seroja mau kemana?"

Seroja sedikit terkesiap. Ia sadar bahwa ia telah salah berucap. Bukan begitu maksud Kakak, Sayang. Maksud Kakak, mungkin baru besok Kakak akan pulang ke rumah. Tapi rasanya seperti lama sekali Kakak meninggalkan Manda."

Dahlia semakin dibuat jengah dengan apa yang dilakukan oleh Seroja bersama Alamanda. Ia merasa waktunya terbuang percuma dengan adegan yang di depan matanya tidak berfaedah itu.

"Sudah, sudah, sekarang Alamanda masuk ke kamar. Tidur yang nyenyak, karena besok Ayah akan pulang."

Mendengar ucapan sang ibu, seketika membuat wajah Alamanda berbinar. Gadis kecil itu seperti mendapatkan sebuah kabar bahagia yang tiada terkira. "A-ayah akan pulang Bu? Benarkah itu?"

Dahlia mengangguk pelan seraya tersenyum manis. "Itu betul Sayang. Besok ayah akan pulang, jadi sekarang Manda tidur agar besok bisa menyambut kedatangan ayah dengan badan yang segar, dan tidak mengantuk ya."

Kepala gadis itu mengangguk jua. "Baik Bu. Manda akan segera tidur." Alamanda sedikit menggeser tubuh kecilnya. Ia peluk tubuh sang kakak dengan erat, meski hanya bisa menjangkau perutnya saja. "Kakak hati-hati ya. Semoga Kakak selalu baik-baik saja dan terhindar dari segala sesuatu yang bisa membuat kak Seroja bersedih."

Setetes bulir bening lolos tanpa permisi dari kelopak mata Seroja. Mati-matian wanita itu berupaya untuk menahan segala sesak yang kian mendera. Perlahan, ia mengusap rambut Alamanda dengan lembut. "Kakak pasti akan baik-baik saja Sayang ... pasti akan baik-baik saja."

Dada Seroja terasa kian bergemuruh, layaknya gelombang air laut yang bergulung memecah batu karang dan kemudian terhempas di bibir pantai. Entah apa yang akan terjadi setelah ini. Mungkin, setelah ini harga diri dan prinsip hidup yang sejak dulu ia pegang kuat-kuat, akan berakhir di tangan sang mucikari.

.

.

🍁🍁🍁🍁

Akhirnya... pulih juga akun ini... 🥰 Mohon maaf, untuk part ini pendek ya Kak... inshaAllah besok kita lanjutkan kembali..

Terpopuler

Comments

Li Permana

Li Permana

Semangat!

2021-10-29

0

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

Ku hadir thor dengan 10 like+favorit, lanjut dan semangat

2021-10-21

0

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

awal kehancuran di depan mata😭😭😭 kasihan banget Seroja, sikap Dahlia ke Manda dan Seroja bagai langit dan bumi, dibeda2kan itu ngak enak loh Dahlia😪 mereka sama-sama butuh kasih sayang tapi kamu malah mau menjual Seroja😭

2021-10-16

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 CCUS 1 : Wanita Simpanan
3 CCUS 2 : Jalan Setapak ke Masa Lalu
4 CCUS 3 : Rumah dan Para Penghuni
5 CCUS 4 : Ibu
6 CCUS 5 : Sepasang Suami Istri
7 CCUS 6 : Melepas Rindu
8 CCUS 7 : Bingkai Keluarga Bahagia
9 CCUS 8 : Aku Seroja (flashback)
10 CCUS 9 : Sebuah Desakan (flashback)
11 CCUS 10 : Persiapan Bertemu Pelanggan (flashback)
12 CCUS 11 : Kali Pertama Bertemu Pelanggan (flashback)
13 CCUS 12 : Batin yang Tersiksa (flashback)
14 CCUS 13 : Manusia Biadab (flashback)
15 CCUS 14 : Malam Kelam (flashback)
16 CCUS 15 : Terenggut (flashback)
17 CCUS 16 : Tragedi (flashback)
18 CCUS 17 : Tragedi 2 (flashback)
19 CCUS 18 : Alamanda (flashback)
20 CCUS 19 : Tersudut dan Terpaksa (flashback)
21 CCUS 20 : Istri yang Dirahasiakan?
22 CCUS 21 : Fakhru
23 CCUS 22 : Persiapan
24 CCUS 23 : Kembali Gagal
25 CCUS 24 : Hati yang Luka
26 CCUS 25 : Berteman?
27 CCUS 26 : Teror?
28 CCUS 27 : Takut
29 CCUS 28 : Pindah?
30 CCUS 29 : Menjaga
31 CCUS 30 : Randy
32 CCUS 31 : Rencana
33 CCUS 32 : Menjalankan Rencana
34 CCUS 33 : Bercerai
35 CCUS 34 : Pulang
36 CCUS 35 : Sebuah Keputusan
37 CCUS 36 : Tiba di Bandung
38 CCUS 37 : Berkumpul
39 CCUS 38 : Bias Cahaya
40 CCUS 39 : Teringat Masa Kecil
41 CCUS 40 : Menjemput Cahaya
42 CCUS 41 : Terdampar
43 CCUS 42 : Kumandang Suara Adzan
44 CCUS 43 : Apa Kabar Seroja?
45 CCUS 44 : Mengunjungi
46 CCUS 45 : Tiada Yang Berubah
47 CCUS 46 : Nama Saya...
48 CCUS 47 : Rasa yang Terpendam?
49 CCUS 48 : Mengagumi
50 CCUS 49 : Mencurahkan
51 CCUS 50 : Bakti Sosial
52 CCUS 51 : Meminta Bantuan
53 CCUS 52 : Rencana Melamar
54 CCUS 53 : Wanita itu Kamu!
55 CCUS 53 : Wanita Itu Kamu!
56 CCUS 54 : Aku Seorang Pendosa
57 CCUS 55 : Terikat Sebuah Janji
58 CCUS 56 : Kita Tetap Berteman
59 CCUS 57 : Ruko
60 CCUS 58 : Buka Hatimu, Fakhru
61 CCUS 59 : Terkejut
62 CCUS 60 : Nanti Malam
63 CCUS 61 : Persiapan
64 CCUS 62 : Ikatan Batin?
65 CCUS 63 : Lamaran Ana
66 CCUS 64 : Dia? Dahlia?
67 CCUS 65 : Tentang Masa Lalu -1-
68 CCUS 66: Tentang Masa Lalu -2-
69 CCUS 67 : Tentang Masa Lalu -3-
70 CCUS 68 : Tentang Masa Lalu -4-
71 CCUS 69 : Tentang Masa Lalu -5-
72 CCUS 70 : Membuka Tabir
73 CCUS 71 : Pelukan
74 CCUS 72 : Ikhlas Menerima
75 CCUS 73 : Di Balik Jendela Kamar
76 CCUS 74 : Terjebak
77 CCUS 75 : Digerebek?
78 CCUS 76 : Jalan Keluar
79 CCUS 77 : Lelaki Idaman
80 CCUS 78 : Lelaki Itu...
81 CCUS 79 : Pertemuan Kembali
82 CCUS 80 : Bersediakah Engkau?
83 CCUS 81 : Doa Empat Manusia
84 CCUS 82 : Bertandang
85 CCUS 83 : Orang Yang Sama
86 CCUS 84 : Dahlia
87 CCUS 85 : Pemakaman
88 CCUS 86 : Kedatangan Keluarga Jogja
89 CCUS 87 : Persiapan
90 CCUS 88 : Melamar
91 Pariwara (Iklan)
92 CCUS 89 : Calon-Calon Menantu
93 CCUS 90 : Mimpi dan Angan Seroja
94 CCUS 91 : Pernikahan Masal?
95 CCUS 92 : Malam Pengantin
96 CCUS 93 : Malam Pengantin #2
97 CCUS 94 : Janji Seroja
98 CCUS 95 : Fakhru dan Adiba
99 CCUS 96 : Wanita yang Menginspirasi
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
CCUS 1 : Wanita Simpanan
3
CCUS 2 : Jalan Setapak ke Masa Lalu
4
CCUS 3 : Rumah dan Para Penghuni
5
CCUS 4 : Ibu
6
CCUS 5 : Sepasang Suami Istri
7
CCUS 6 : Melepas Rindu
8
CCUS 7 : Bingkai Keluarga Bahagia
9
CCUS 8 : Aku Seroja (flashback)
10
CCUS 9 : Sebuah Desakan (flashback)
11
CCUS 10 : Persiapan Bertemu Pelanggan (flashback)
12
CCUS 11 : Kali Pertama Bertemu Pelanggan (flashback)
13
CCUS 12 : Batin yang Tersiksa (flashback)
14
CCUS 13 : Manusia Biadab (flashback)
15
CCUS 14 : Malam Kelam (flashback)
16
CCUS 15 : Terenggut (flashback)
17
CCUS 16 : Tragedi (flashback)
18
CCUS 17 : Tragedi 2 (flashback)
19
CCUS 18 : Alamanda (flashback)
20
CCUS 19 : Tersudut dan Terpaksa (flashback)
21
CCUS 20 : Istri yang Dirahasiakan?
22
CCUS 21 : Fakhru
23
CCUS 22 : Persiapan
24
CCUS 23 : Kembali Gagal
25
CCUS 24 : Hati yang Luka
26
CCUS 25 : Berteman?
27
CCUS 26 : Teror?
28
CCUS 27 : Takut
29
CCUS 28 : Pindah?
30
CCUS 29 : Menjaga
31
CCUS 30 : Randy
32
CCUS 31 : Rencana
33
CCUS 32 : Menjalankan Rencana
34
CCUS 33 : Bercerai
35
CCUS 34 : Pulang
36
CCUS 35 : Sebuah Keputusan
37
CCUS 36 : Tiba di Bandung
38
CCUS 37 : Berkumpul
39
CCUS 38 : Bias Cahaya
40
CCUS 39 : Teringat Masa Kecil
41
CCUS 40 : Menjemput Cahaya
42
CCUS 41 : Terdampar
43
CCUS 42 : Kumandang Suara Adzan
44
CCUS 43 : Apa Kabar Seroja?
45
CCUS 44 : Mengunjungi
46
CCUS 45 : Tiada Yang Berubah
47
CCUS 46 : Nama Saya...
48
CCUS 47 : Rasa yang Terpendam?
49
CCUS 48 : Mengagumi
50
CCUS 49 : Mencurahkan
51
CCUS 50 : Bakti Sosial
52
CCUS 51 : Meminta Bantuan
53
CCUS 52 : Rencana Melamar
54
CCUS 53 : Wanita itu Kamu!
55
CCUS 53 : Wanita Itu Kamu!
56
CCUS 54 : Aku Seorang Pendosa
57
CCUS 55 : Terikat Sebuah Janji
58
CCUS 56 : Kita Tetap Berteman
59
CCUS 57 : Ruko
60
CCUS 58 : Buka Hatimu, Fakhru
61
CCUS 59 : Terkejut
62
CCUS 60 : Nanti Malam
63
CCUS 61 : Persiapan
64
CCUS 62 : Ikatan Batin?
65
CCUS 63 : Lamaran Ana
66
CCUS 64 : Dia? Dahlia?
67
CCUS 65 : Tentang Masa Lalu -1-
68
CCUS 66: Tentang Masa Lalu -2-
69
CCUS 67 : Tentang Masa Lalu -3-
70
CCUS 68 : Tentang Masa Lalu -4-
71
CCUS 69 : Tentang Masa Lalu -5-
72
CCUS 70 : Membuka Tabir
73
CCUS 71 : Pelukan
74
CCUS 72 : Ikhlas Menerima
75
CCUS 73 : Di Balik Jendela Kamar
76
CCUS 74 : Terjebak
77
CCUS 75 : Digerebek?
78
CCUS 76 : Jalan Keluar
79
CCUS 77 : Lelaki Idaman
80
CCUS 78 : Lelaki Itu...
81
CCUS 79 : Pertemuan Kembali
82
CCUS 80 : Bersediakah Engkau?
83
CCUS 81 : Doa Empat Manusia
84
CCUS 82 : Bertandang
85
CCUS 83 : Orang Yang Sama
86
CCUS 84 : Dahlia
87
CCUS 85 : Pemakaman
88
CCUS 86 : Kedatangan Keluarga Jogja
89
CCUS 87 : Persiapan
90
CCUS 88 : Melamar
91
Pariwara (Iklan)
92
CCUS 89 : Calon-Calon Menantu
93
CCUS 90 : Mimpi dan Angan Seroja
94
CCUS 91 : Pernikahan Masal?
95
CCUS 92 : Malam Pengantin
96
CCUS 93 : Malam Pengantin #2
97
CCUS 94 : Janji Seroja
98
CCUS 95 : Fakhru dan Adiba
99
CCUS 96 : Wanita yang Menginspirasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!