CCUS 18 : Alamanda (flashback)

Masih Seroja PoV

Decitan suara roda brankar yang beradu dengan lantai memecah keheningan salah satu rumah sakit di pagi hari ini. Brankar yang di atasnya tergeletak sosok gadis kecil yang dipenuhi oleh darah itu didorong oleh beberapa perawat memasuki ruang UGD, pastinya untuk segera mendapatkan pertolongan pertama. Dan aku, aku haya bisa ikut mengiringi laju brankar itu hingga mengantarkannya ke tempat yang memang sudah dipersiapkan.

"Dok, tolong! Tolong selamatkan adik saya Dok. Tolong selamatkan!"

Aku meracau di hadapan dokter lelaki dengan name tag dr. Fakhri ini, seakan menuntut agar ia bisa menyelamatkan adikku. Entah apa yang aku rasakan saat ini, tatkala aku ingat darah segar yang mengalir di sekujur tubuh Alamanda, aku pesimis jika.... ah, namun buru-buru aku hempas segala pikiran buruk itu. Aku percaya jika Tuhan pasti akan berbaik hati untuk menyelamatkan adikku.

Kulihat dokter bernama Fakhri itu mengulas sedikit senyumnya, seakan mentransfer sebuah sugesti positif untuk menguatkan aku.

"Mbak yang tenang ya. Banyak-banyak berdoa, semoga Allah menyelamatkan adik Mbak. Sekarang biarkan saya memeriksa keadaan adik Mbak."

"Saya mohon selamatkan adik saya Dok. Saya mohon!"

Dengan wajah memelas aku masih memaksa dokter bernama Fakhri ini untuk menyelamatkan Alamanda. Namun lagi-lagi, dokter muda ini kembali mengulas senyumnya. "Saya sebagai dokter hanya bisa berikhtiar untuk bisa melakukan yang terbaik, Mbak. Sedangkan untuk hasil akhirnya, semua merupakan hak mutlak Allah. Maka dari itu, ada baiknya saat ini Mbak terus melangitkan doa untuk mengetuk pintu-pintu langit sehingga Allah mengabulkan semua doa yang Mbak langitkan."

Oh ya Tuhan... Aku yang tidak pernah menengadahkan tangan untuk melangitkan pinta kepada Tuhan-ku, kini dokter itu memintaku untuk berdoa? Apakah Tuhan masih mau mendengarkan dan mengabulkan doa orang seperti aku ini?

Namun pada akhirnya aku hanya mengangguk samar sebagai pertanda menyetujui apa yang diucapkan oleh doker muda ini. "B-baik Dokter!"

"Ya sudah, Mbak silakan menunggu di sini, biarkan saya dan tim yang memeriksa keadaan adik Mbak."

Bayang tubuh dokter Fakhri mulai menghilang di balik pintu ruang UGD. Sedangkan aku, aku masih berdiri terpaku di depan ruangan ini.

Waktu terasa lamban berputar. Setiap detik yang aku lalui seakan enggan untuk bergulir, yang semakin membuatku terbelenggu dalam rasa cemas ini. Aku pun hanya bisa melihat tubuh Alamanda dari balik pintu kaca di ruangan ini.

Sebuah kaca yang berperan menjadi sekat kehidupan yang semakin menjauhkan aku dari dunia adikku. Aku lihat dokter Fakhri dibantu oleh beberapa perawat itu memasang wajah penuh ketegangan mulai memeriksa keadaan adikku. Dan raut wajah itulah yang semakin menyisakan rasa pilu dalam dadaku. Apakah Alamanda dapat tertolong?

Aku berbalik badan, ku sandarkan tubuku di dinding ruang UGD ini. Dengan sejuta beban yang terasa begitu berat, aku mencoba untuk mencari sesuatu yang bisa kujadikan sandaran. Siapa lagi yang bisa aku jadikan sebuah sandaran dalam memikul derita ini jika bukan dinding-dinding kokoh ruangan yang bisa menopang tubuhku agar tetap berdiri meski terasa begitu berat beban ini.

🍁🍁🍁🍁🍁

"Bagaimana keadaan adik saya Dok? D-dia baik-baik saja bukan?"

Tubuhku yang sebelumnya merosot di depan ruang UGD, seketika bangkit dari posisinya. Ku seka sisa-sisa air mata yang masih deras membasahi pipi, dan ku raup udara dalam-dalam untuk menguatkan diri untuk menerima apa yang akan dikatakan oleh dokter Fakhri.

Dokter Fakhri mengulas senyum meski nampak dipaksakan. Kulihat dokter muda itu juga menghela nafas dalam dan ia hembuskan perlahan.

"Alhamdulillah adik Mbak bisa diselamatkan. Namun, ada sesuatu yang dialami oleh adik Mbak."

Dahiku sedikit mengerut. Dari ucapan yang dilontarkan oleh dokter Fakhri, seperti memberikan sebuah sinyal bahwa Alamanda mengalami satu hal yang buruk.

"S-seuatu apa itu Dok?"

Dokter Fakhri kembali tersenyum simpul dan menghela nafas dalam. "Saya harap Mbak bersabar. Saat ini adik Mbak mengalami kebutaan permanen!"

Perkataan dokter Fakhri sukses membuat mata ini terbelalak dan membulat sempurna. Bibirku menganga lebar dan kututup dengan telapak tanganku, tulang-tulang tubuhku seolah lepas dari tempatnya dan membuatnya lemas tiada bertenaga. Air mata yang sebelumnya aku seka, kini tanpa permisi mulai menetes kembali satu persatu saat kudengar kata 'kebutaan permanen' yang disampaikan oleh dokter muda ini.

Tubuhku bergetar hebat, nafas terdengar begitu memburu seperti alunan gemuruh yang berkecamuk di dalam dada. Gelombang derita ini kembali menghantam, dan membuat tubuh ini terhempas di dasar palung luka paling dalam.

"B-Bagaimana bisa adik saya mengalami hal itu Dok?"

Dokter Fakhri memulai pemaparannya. "Jadi begini, Mbak. Cedera pada mata, memang dapat saja mengakibatkan kebutaan, bergantung pada bagian mata mana yang mengalami suatu cedera dan seberapa berat cedera yang terjadi."

"Jadi cedera yang dialami oleh Adik saya ini termasuk cedera berat Dok?"

Dokter Fakhri tersenyum seraya mengangguk. "Akibat serpihan kaca mobil yang mengenai mata adik Mbak, membuatnya mengalami kebutaan ini. Serpihan kaca itu telah mengenai bagian mata yang paling vital yaitu kornea mata, retina, bahkan saraf mata adik Mbak juga terkena dampaknya, sehingga membuat tiga komponen penting itu rusak parah."

Lagi, seonggok daging bernyawa dalam tubuhku seperti ditikam oleh sebilah pisau tak kasat mata. Kembali mengalirkan darah luka yang mengaliri setiap aliran darah. Dan jangan lagi ditanya, air mata ini kembali lolos tanpa permisi. "Separah itukah Dok?"

Dokter Fakhri mengangguk. "Memang seperti itu keadaannya Mbak."

"Apakah tidak ada jalan bagi adik saya untuk bisa melihat kembali? Mungkin dengan terapi? Obat? Atau apa?"

Di sela kegetiran yang aku rasakan, aku masih mempertanyakan sebuah peluang agar Alamanda bisa melihat kembali. Namun lagi-lagi dokter Fakhri hanya menggelengkan kepalanya. "Obat yang akan saya resepkan hanya sebagai penghilang rasa sakit Mbak, dan mencegah infeksi dari mata adik Mbak yang cedera. Sedangkan untuk bisa melihat kembali, hanya akan terjadi jika adik Mbak mendapatkan pendonor mata."

Aku kembali terperangah. "A-apa? Donor mata?"

"Iya Mbak, adik Mbak baru akan bisa melihat kembali jika ada seseorang yang mendonorkan matanya!"

Ya Tuhan .... mengapa Engkau memberikan penderitaan ini kepada adikku? Gadis kecil yang sudah berupaya menyelamatkanku? Tukar keadaan adikku dengan nyawaku Tuhan... Tukar saja dengan nyawaku.

Tubuhku terasa semakin lemas dan lemah. Kepala tiba-tiba terasa begitu pening dan berat. Aku merotasikan kedua bola mataku untuk melihat ke sekeliling. Perlahan, mata ini sedikit pun tidak dapat menangkap sinyal cahaya terang dari sekitar. Gelap, gelap, dan semakin gelap. Tubuhku terhuyung dan entah apa yang selanjutnya aku alami.

🍁🍁🍁🍁🍁

Bicara dokter Fakhri jadi ingat dengan dokter Firman ya.. hihihihi masih adakah yang ingat dengan dokter Firman? ☺☺

Terpopuler

Comments

🌹Dina Yomaliana🌹

🌹Dina Yomaliana🌹

😭😭😭😭 yang dialami Alamanda sama seperti yang dialami Mira saat kecelakaan ingin mencelakai si kembar Dhana dan Dhina😭😭 huhuhuhu malang sekali nasib mu Dik😭😭😭😭 diusia belia harus kehilangan penglihatan, permanent pula😭😭😭😭 Dahlia kalau tau pasti bakal makin benci sama Seroja nih😭😭😭🤧🤧🤧 nyesek nyut nyutan hati ini dibuat kak rasti 🤧😭🥺💔

2021-10-22

0

Ugieh Azha Sugiharti

Ugieh Azha Sugiharti

Fakhri kembaran Fakhru?

2021-10-09

1

Elly Mei

Elly Mei

Eh... kayaknya ketemu calon adik ipar duluan nih... Fakhri sodara kembar Fakhru yg mungkn jodoh nya Seroja ya Kak..

Dr Firman yg di Juna Widya apa yaa??? lupa

2021-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 CCUS 1 : Wanita Simpanan
3 CCUS 2 : Jalan Setapak ke Masa Lalu
4 CCUS 3 : Rumah dan Para Penghuni
5 CCUS 4 : Ibu
6 CCUS 5 : Sepasang Suami Istri
7 CCUS 6 : Melepas Rindu
8 CCUS 7 : Bingkai Keluarga Bahagia
9 CCUS 8 : Aku Seroja (flashback)
10 CCUS 9 : Sebuah Desakan (flashback)
11 CCUS 10 : Persiapan Bertemu Pelanggan (flashback)
12 CCUS 11 : Kali Pertama Bertemu Pelanggan (flashback)
13 CCUS 12 : Batin yang Tersiksa (flashback)
14 CCUS 13 : Manusia Biadab (flashback)
15 CCUS 14 : Malam Kelam (flashback)
16 CCUS 15 : Terenggut (flashback)
17 CCUS 16 : Tragedi (flashback)
18 CCUS 17 : Tragedi 2 (flashback)
19 CCUS 18 : Alamanda (flashback)
20 CCUS 19 : Tersudut dan Terpaksa (flashback)
21 CCUS 20 : Istri yang Dirahasiakan?
22 CCUS 21 : Fakhru
23 CCUS 22 : Persiapan
24 CCUS 23 : Kembali Gagal
25 CCUS 24 : Hati yang Luka
26 CCUS 25 : Berteman?
27 CCUS 26 : Teror?
28 CCUS 27 : Takut
29 CCUS 28 : Pindah?
30 CCUS 29 : Menjaga
31 CCUS 30 : Randy
32 CCUS 31 : Rencana
33 CCUS 32 : Menjalankan Rencana
34 CCUS 33 : Bercerai
35 CCUS 34 : Pulang
36 CCUS 35 : Sebuah Keputusan
37 CCUS 36 : Tiba di Bandung
38 CCUS 37 : Berkumpul
39 CCUS 38 : Bias Cahaya
40 CCUS 39 : Teringat Masa Kecil
41 CCUS 40 : Menjemput Cahaya
42 CCUS 41 : Terdampar
43 CCUS 42 : Kumandang Suara Adzan
44 CCUS 43 : Apa Kabar Seroja?
45 CCUS 44 : Mengunjungi
46 CCUS 45 : Tiada Yang Berubah
47 CCUS 46 : Nama Saya...
48 CCUS 47 : Rasa yang Terpendam?
49 CCUS 48 : Mengagumi
50 CCUS 49 : Mencurahkan
51 CCUS 50 : Bakti Sosial
52 CCUS 51 : Meminta Bantuan
53 CCUS 52 : Rencana Melamar
54 CCUS 53 : Wanita itu Kamu!
55 CCUS 53 : Wanita Itu Kamu!
56 CCUS 54 : Aku Seorang Pendosa
57 CCUS 55 : Terikat Sebuah Janji
58 CCUS 56 : Kita Tetap Berteman
59 CCUS 57 : Ruko
60 CCUS 58 : Buka Hatimu, Fakhru
61 CCUS 59 : Terkejut
62 CCUS 60 : Nanti Malam
63 CCUS 61 : Persiapan
64 CCUS 62 : Ikatan Batin?
65 CCUS 63 : Lamaran Ana
66 CCUS 64 : Dia? Dahlia?
67 CCUS 65 : Tentang Masa Lalu -1-
68 CCUS 66: Tentang Masa Lalu -2-
69 CCUS 67 : Tentang Masa Lalu -3-
70 CCUS 68 : Tentang Masa Lalu -4-
71 CCUS 69 : Tentang Masa Lalu -5-
72 CCUS 70 : Membuka Tabir
73 CCUS 71 : Pelukan
74 CCUS 72 : Ikhlas Menerima
75 CCUS 73 : Di Balik Jendela Kamar
76 CCUS 74 : Terjebak
77 CCUS 75 : Digerebek?
78 CCUS 76 : Jalan Keluar
79 CCUS 77 : Lelaki Idaman
80 CCUS 78 : Lelaki Itu...
81 CCUS 79 : Pertemuan Kembali
82 CCUS 80 : Bersediakah Engkau?
83 CCUS 81 : Doa Empat Manusia
84 CCUS 82 : Bertandang
85 CCUS 83 : Orang Yang Sama
86 CCUS 84 : Dahlia
87 CCUS 85 : Pemakaman
88 CCUS 86 : Kedatangan Keluarga Jogja
89 CCUS 87 : Persiapan
90 CCUS 88 : Melamar
91 Pariwara (Iklan)
92 CCUS 89 : Calon-Calon Menantu
93 CCUS 90 : Mimpi dan Angan Seroja
94 CCUS 91 : Pernikahan Masal?
95 CCUS 92 : Malam Pengantin
96 CCUS 93 : Malam Pengantin #2
97 CCUS 94 : Janji Seroja
98 CCUS 95 : Fakhru dan Adiba
99 CCUS 96 : Wanita yang Menginspirasi
Episodes

Updated 99 Episodes

1
Prolog
2
CCUS 1 : Wanita Simpanan
3
CCUS 2 : Jalan Setapak ke Masa Lalu
4
CCUS 3 : Rumah dan Para Penghuni
5
CCUS 4 : Ibu
6
CCUS 5 : Sepasang Suami Istri
7
CCUS 6 : Melepas Rindu
8
CCUS 7 : Bingkai Keluarga Bahagia
9
CCUS 8 : Aku Seroja (flashback)
10
CCUS 9 : Sebuah Desakan (flashback)
11
CCUS 10 : Persiapan Bertemu Pelanggan (flashback)
12
CCUS 11 : Kali Pertama Bertemu Pelanggan (flashback)
13
CCUS 12 : Batin yang Tersiksa (flashback)
14
CCUS 13 : Manusia Biadab (flashback)
15
CCUS 14 : Malam Kelam (flashback)
16
CCUS 15 : Terenggut (flashback)
17
CCUS 16 : Tragedi (flashback)
18
CCUS 17 : Tragedi 2 (flashback)
19
CCUS 18 : Alamanda (flashback)
20
CCUS 19 : Tersudut dan Terpaksa (flashback)
21
CCUS 20 : Istri yang Dirahasiakan?
22
CCUS 21 : Fakhru
23
CCUS 22 : Persiapan
24
CCUS 23 : Kembali Gagal
25
CCUS 24 : Hati yang Luka
26
CCUS 25 : Berteman?
27
CCUS 26 : Teror?
28
CCUS 27 : Takut
29
CCUS 28 : Pindah?
30
CCUS 29 : Menjaga
31
CCUS 30 : Randy
32
CCUS 31 : Rencana
33
CCUS 32 : Menjalankan Rencana
34
CCUS 33 : Bercerai
35
CCUS 34 : Pulang
36
CCUS 35 : Sebuah Keputusan
37
CCUS 36 : Tiba di Bandung
38
CCUS 37 : Berkumpul
39
CCUS 38 : Bias Cahaya
40
CCUS 39 : Teringat Masa Kecil
41
CCUS 40 : Menjemput Cahaya
42
CCUS 41 : Terdampar
43
CCUS 42 : Kumandang Suara Adzan
44
CCUS 43 : Apa Kabar Seroja?
45
CCUS 44 : Mengunjungi
46
CCUS 45 : Tiada Yang Berubah
47
CCUS 46 : Nama Saya...
48
CCUS 47 : Rasa yang Terpendam?
49
CCUS 48 : Mengagumi
50
CCUS 49 : Mencurahkan
51
CCUS 50 : Bakti Sosial
52
CCUS 51 : Meminta Bantuan
53
CCUS 52 : Rencana Melamar
54
CCUS 53 : Wanita itu Kamu!
55
CCUS 53 : Wanita Itu Kamu!
56
CCUS 54 : Aku Seorang Pendosa
57
CCUS 55 : Terikat Sebuah Janji
58
CCUS 56 : Kita Tetap Berteman
59
CCUS 57 : Ruko
60
CCUS 58 : Buka Hatimu, Fakhru
61
CCUS 59 : Terkejut
62
CCUS 60 : Nanti Malam
63
CCUS 61 : Persiapan
64
CCUS 62 : Ikatan Batin?
65
CCUS 63 : Lamaran Ana
66
CCUS 64 : Dia? Dahlia?
67
CCUS 65 : Tentang Masa Lalu -1-
68
CCUS 66: Tentang Masa Lalu -2-
69
CCUS 67 : Tentang Masa Lalu -3-
70
CCUS 68 : Tentang Masa Lalu -4-
71
CCUS 69 : Tentang Masa Lalu -5-
72
CCUS 70 : Membuka Tabir
73
CCUS 71 : Pelukan
74
CCUS 72 : Ikhlas Menerima
75
CCUS 73 : Di Balik Jendela Kamar
76
CCUS 74 : Terjebak
77
CCUS 75 : Digerebek?
78
CCUS 76 : Jalan Keluar
79
CCUS 77 : Lelaki Idaman
80
CCUS 78 : Lelaki Itu...
81
CCUS 79 : Pertemuan Kembali
82
CCUS 80 : Bersediakah Engkau?
83
CCUS 81 : Doa Empat Manusia
84
CCUS 82 : Bertandang
85
CCUS 83 : Orang Yang Sama
86
CCUS 84 : Dahlia
87
CCUS 85 : Pemakaman
88
CCUS 86 : Kedatangan Keluarga Jogja
89
CCUS 87 : Persiapan
90
CCUS 88 : Melamar
91
Pariwara (Iklan)
92
CCUS 89 : Calon-Calon Menantu
93
CCUS 90 : Mimpi dan Angan Seroja
94
CCUS 91 : Pernikahan Masal?
95
CCUS 92 : Malam Pengantin
96
CCUS 93 : Malam Pengantin #2
97
CCUS 94 : Janji Seroja
98
CCUS 95 : Fakhru dan Adiba
99
CCUS 96 : Wanita yang Menginspirasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!