Episode 19

Jisoo terus menggeret tangan Hana. Tak ada perlawanan dari sang pemilik tangan. Semua siswa menatap mereka. Jisoo benar-benar tak memperdulikan tatapan penuh minat dari seluruh siswa. Semua siswa mengira bahwa Jisoo akan kembali menjahili Hana. Tapi faktanya,

Jisoo membawa Hana ke taman belakang sekolah. Mendudukkan keduanya pada bangku bercat putih. Bangku itu terasa lebih dingin dari biasanya. Salju yang turun juga menutupi seluruh keindahan taman.

Hana menunduk. Mremas ujung mantelnya kuat-kuat. Air mata sudah menetes sedari ia membuka bungkus kado. Jisoo menghela nafas pelan. Membuang muka ke sembarang arah. Tangannya terulur menyentuh pundak Hana.

Meski Jisoo suka sekali mengganggu Hana, namun pernah sesekali Jisoo juga merasa kasihan pada Hana. Keduanya sama-sama seorang gadis. Sama-sama mempunyai beban hidup yang dibilang cukup berat. Hana yang dibully karena di tinggal meninggal ibunya, serta Jisoo yang keluarganya bangkrut dan berakhir dengan ayahnya mati bunuh diri.

Tangan itu tergerak pelan mengelus pundak Hana. Tak ada perlawanan dari Hana. Gadis itu hanya terdiam dengan semua air mata yang mengalir tanpa henti di pipinya.

Jisoo bukan tipe orang yang bisa memberikan motivasi atau semangat hidup untuk orang lain. Jika Joy menangis pun, Jisoo hanya berdiam di sampingnya sebagai teman menumpahkan air mata. Ia tak pandai merangkai kata-kata bijak. Namun setidaknya, ia sudah berusaha ada untuk orang-orang disekitarnya.

Dari kejauhan, nampak Sungjae yang sedang mengamati keduanya. Raut muka yang teramat datar tak mampu menafsirkan apa yang tersirat dari mimik wajah tampannya.

Sungjae hanya diam. Melihat Hana menangis di antara rintikan salju, serta Jisoo yang hanya diam sembari mengelus pelan pundak Hana.

Sedetik kemudian, Sungjae mendongak menatap langit. Menunduk kembali lalu melirik pada jam tangan yang melingkar di pergelangan lengan kirinya. Memilih menghembuskan nafas kasar, ia pun berjalan meninggalkan kedua gadis yang masih saling diam.

Sungjae semakin mempercepat langkahnya. Menelusuri koridor sekolahan yang panjang serta melewati beberapa kumpulan siswa-siswa yang berada di area sekolah.

Kaki jenjangnya mengarah pada sebuah tanda dengan garis kuning di kedua sisi. Menaiki tangga yang mengarah pada lantai dua tempat dimana Umji terjatuh.

Sesampainya di lantai dua, Sungjae melihat ke arah bawah. Lantai yang terbilang cukup tinggi, untuk seseorang yang terjatuh dengan luka patah atau kemungkinan buruknya meregang nyawa.

Laki-laki itu bergidik ngeri kala membayangkan bagaimana sakitnya Umji yang terjatuh dari lantai itu. Memutar kembali kejadian yang sedikit membuatnya janggal.

Semua orang saling mencari bukti. Beberapa dari mereka membela Hana agar gadis itu bebas dari hukuman yang sama sekali tak harus ia terima.

Memang benar, tidak ada saksi saat kejadian berlangsung. Lantai yang biasa nya ramai itupun tiba-tiba juga sepi. Seolah sengaja dibuat sepi agar tak ada orang yang tahu.

Mata Sungjae menelisik sekitar. Mencoba mencari apakah ada jejak yang tertinggal untuknya bisa dijadikan bukti. Sampai matanya menemukan dua buah cctv yang saling berhadapan.

Sungjae mendekat ke arah cctv. Mengamati kedua benda itu lalu menyadari adanya ketidak beresan disana.

Semua orang tahu, setelah kejadian yang menimpa Umji, pihak sekolah menyatakan bahwa cctv tak bekerja saat kejadian.

Hal-hal janggal kemudian bermunculan. Bagaimana bisa sekolah yang mahal dan mewah itu cctv nya bisa rusak?

“Cctv itu tidak rusak. Tapi disabotase.” Sungjae menoleh ke arah sumber suara. Ada Yoongi disana.

Entah sejak kapan laki-laki itu berada disana. Tiba-tiba saja Yoongi datang dan mengagetkan Sungjae begitu saja.

Sungjae sedikit kikuk. Semua orang tahu bahwa ia termasuk deretan dari orang-orang yang tak menyukai Hana. Dan sekarang setelah Yoongi memergokinya, apa semua orang akan tahu bahwa Sungjae juga menaruh simpati pada gadis bermarga Jung itu?

“Aku tahu.” Ucapan yang ia buat senetral mungkin. Nafas ia buat setenang mungkin. Serta tingkah yang ia buat sewajar mungkin. Jangan sampai Yoongi curiga, pikirnya.

“Kabel cctv di putus. Dan rekaman cctv di hapus.” Sungjae mengernyit. “Petugas yang menjaga monitor cctv saat itu sedang diminta keluar. Disitulah dijadikan peluang untuk tersangka menghancurkan barang bukti.” Yoongi menjelaskan detil kerusakan cctv. Seolah tahu bahwa Sungjae bertanya-tanya mengenai rusaknya cctv di sekolah yang mahal.

“Aku akan mencari siapa pelakunya.” Niatan Sungjae hanya dibalas senyuman sinis dari Yoongi.

“Untuk apa?” tanyanya.

Keduanya bungkam beberapa detik. Hingga Sungjae melangkah mundur dan kembali berucap, “Aku akan menemukan siapa pelakunya.” Setelahnya laki-laki itu berbalik dan melangkah pergi.

Belum juga Sungjae pergi dari tempat itu, suara Yoongi membuatnya menghentikan langkahnya. “Memangnya bukan kau pelakunya?”

Sungjae berbalik menatap Yoongi. Tak mengerti mengapa anak pemilik sekolahan serta kakak tingkatnya itu asal menuduhnya begitu saja.

“Kau…,” Jedanya. Yoongi menatap Sungjae. Kedua tangannya ia masukkan pada saku celana. Matanya menajam, dengan raut muka yang dingin menyeramkan. “…dan teman-teman mu sering sekali menyakiti Hana. Apa ini juga termasuk perbuatan kalian?”

Dahi Sungjae kembali mengernyit. Berjalan pelan dan tenang menghampiri Yoongi. “Kau, bicara apa?”

Yoongi pun sama. Tersenyum remeh pada adik tingkat di depannya. “Tidak ada.” Tangannya bergerak mengibas pelan pundak Sungjae. Seolah membersihkan debu yang menempel pada pundak sang adik tingkat. “Hanya heran. Bagaimana bisa tersangka pembully, tiba-tiba peduli pada korban bully-nya.”

Mata Sungjae menatap Yoongi tajam. “Kau, punya niat apa pada Hana?” lanjut Yoongi dengan tatapan tajam juga pertanyaan yang seperti mencari sebuah tanda kebenaran.

Tangan Yoongi mengepal di balik celana seragam sekolahnya. “Kau merencanakan apa?!” Sudah tidak bisa lagi bagi Yoongi untuk berbasa-basi. Sudah lama ia ingin memaki kepada mereka yang menganggu Hana.

Persetan dengan perkataan Jimin. Jika memang setelah ini banyak yang akan lebih menyakiti Hana, maka ia rela berdiri paling depan dan melawan semua orang untuk membela Hana.

Sudah cukup batin Hana tersiksa. Ia jelas tahu bagaimana tangan Hana yang gemetar saat memasuki area sekolah. Padahal jelas saat itu belum ada apa-apa bahkan belum ada siapa-siapa. Namun tingkah Hana yang gemetar dan berkeringat membuat Yoongi sadar betul bagaimana gadis itu mengalami gangguan mental yang harus segera disembuhkan.

Ia ingat tentang percakapan Dokter Taehyung dan Ayah Hoseok di telepon waktu Hoseok baru saja diberitahu oleh Namjoon Ssaem tentang Hana yang sering di bully di sekolah.

Yoongi tak mengetahui pasti, hanya saja ia sayup-sayup mendengar Hoseok mengatakan Generalized Anxiety Disorder atau kebanyakan orang menyebutnya dengan GAD. Sebuah jenis gangguan kecemasan yang ditandai dengan kecemasan kronis serta rasa khawatir dan tegang yang berlebihan. Gejala seperti ini bisa muncul bahkan ketika pasien sedang tidak menghadapi situasi yang menegangkan sama sekali. Pasien yang mengidap GAD bisa tiba-tiba sangat cemas ketika tidak ada apa-apa.

“Ku Tanya kau merencanakan apa?!!”

“Aku tidak merencanakan apa-apa!!” Sungjae ikut tersulut emosi. Tangannya pun ikut mengepal. “Aku memang sering menyakitinya. Tapi itu dulu. Sekarang aku tidak pernah lagi mengganggunya!”

“Hehh.. Kau tak menganggunya? Yakin?” Yoongi menatap semakin sinis. “Ulah siapa semua ini jika bukan ulah mu dan kawan-kawanmu?!”

Degg

Sungjae menegang. Tak pernah terlintas sedikitpun tentang pelaku kejahatan Umji adalah teman-temannya. Ia tahu, meskipun ia dan teman-temannya sama-sama kejam, tapi mereka mempunyai batasan. Tidak mungkin mereka bertindak sejauh itu.

“Kenapa diam? Ohh atau benar pelakunya salah satu dari teman-temanmu? Siapa? Jisoo?”

Mata Sungjae Melotot. “Jangan berasumsi jika belum ada bukti Min Yoongi Sunbae yang terhormat.” Mata Sungjae memerah. Rasa tak terima muncul saat Yoongi menuduh Jisoo sebagai pelaku kejahatan Umji.

“Kalau begitu, buktikan jika teman mu atau dirimu itu tidak bersalah.” Setelahnya Yoongi berjalan melewati Sungjae. Menabrak pundak laki-laki itu dan meninggalkannya sendirian dengan tangan yang terkepal erat.

Setelah kepergian Yoongi, Sungjae mengeluarkan benda pipih di dalam saku celananya. Mencari satu nomor lalu mengetik pesan dengan buru-buru. Setelah selesai, laki-laki itu menyeringai tipis. Menoleh dan menatap bekas tempat Yoongi menghilang.

“Kita lihat siapa pelakunya, Min Yoongi.” Sungjae berbalik dan menegakkan tubuhnya. Berjalan dengan langkah yang sedikit terburu-buru. Menuruni anak tangga, lalu menghilang di balik tembok ruang kelas.

* * * * *

Yoongi

Sungjae

Terpopuler

Comments

Ndii Mutiq

Ndii Mutiq

kayak jimin deh,kemungkinan dia mau bls dendam dgn orng² yg telah membully Hana🤔🤔

2021-04-28

0

Shie

Shie

kayak nya joy ya thor pelaku nya...

2020-09-12

1

Shie

Shie

kayak nya joy ya thor pelaku nya...

2020-09-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!