Episode 5

“Ayah kapan pulang?”

“Nanti nak, bulan depan ayah pulang. Kamu nggak nakal kan di sana? Nggak ngerepotin Paman Taehyung kan?”

“Enggak kok yahh. Ayah cepet pulang ya. Hana rindu ayah.”

“Iya sayang. Ayah juga rindu sama kamu.”

( Tuuttt tuuttt tuuttt )

Panggilan telepon di tutup. Hana tersenyum getir. Butiran salju masih turun dari langit. Ia merapatkan mantelnya, duduk merapat di sisi tiang pemberhentian bus.

Tubuh Hana sedikit berjingkat kala tangan dingin menyentuh pipinya. Dan tentu itu bukan setan.

Itu Yoongi. Yang datang tanpa ekspresi.

“S-sunbae,” Hana berdiri dari duduknya. Membungkuk kepada Yoongi lalu menatapnya kaku.

“Jangan terlalu formal padaku. Aku bukan kakek-kakek.” Peringatnya.

Hana tak menjawab. Ia mendongak menatap Yoongi yang lebih tinggi darinya.

“Bersikaplah biasa saja.” Lanjutnya.

“B-baik Sunbae.”

Yoongi menghela nafas pelan. Mendudukkan bokong nya sembari menatap ke arah jalanan yang nampak sepi.

“Duduklah.” Hana sedikit terkejut. kemudian, mengambil tempat duduk di samping Yoongi.

“Kau mau kemana?” Tanya Yoongi lagi.

Hana agak sedikit bingung sebenarnya. Yoongi itu terkenal pria yang dingin dan sangat irit bicara. Namun, kenapa sedari tadi bertanya mulu?

“Hey, aku bertanya.” Yoongi melambaikan tangannya di depan wajah Hana. Hana melirik sekilas. Ia takut, takut jika Yoongi akan berbuat aneh-aneh padanya.

“Ahh, maaf Sunbae. Emm aku sedang menunggu bus.” Jawabnya agak sedikit gugup.

“Mau kemana?”

“Emm hanya ingin jalan-jalan.”

“Kalau jalan-jalan kenapa naik bus?”

Hana mengernyitkan dahinya. Tanda ia tak paham dengan perkataan Yoongi.

Yoongi yang tahu bahwa Hana sedikit lama mencerna ucapannya, hanya bisa kembali membuang nafas pelan. “Yang namanya jalan-jalan itu ya jalan pakai kaki. Bukannya pakai bus. Kalau pakai bus itu namanya bukan jalan-jalan. Kan duduk di dalam bus.”

Hana kembali mengernyit. “Lalu namanya apa, kalau mau jalan-jalan menggunakan bus?”

“Traveling.”

“Ha?” Hana menganga. Takjub sekaligus heran. “Bukannya traveling itu jalan-jalan ke tempat-tempat yang indah untuk menghilangkan rasa jenuh, atau juga sekedar hobi berpetualang?” Lanjutnya.

Kali ini, Yoongi yang mengernyitkan dahinya.

“Itu namanya camping.”

“Camping itu berkemah Sunbae,” Ucap Hana yang mulai sedikit kesal.

“Ya, intinya begitulah. Kalau mau jalan-jalan, ayo kita jalan kaki.”

“Jalan kaki?” Hana mengulangi perkataan Yoongi.

Yoongi mengangguk. “Aku tahu tempat yang indah saat musim beku seperti ini. Kita bisa kesana jalan kaki. Tidak akan berkeringat kok. Tenang saja.”

Entah untuk kesekian kalinya Hana dibuat bingung dengan perkataan Yoongi. Tadi dia bilang musim beku? Conversation baru mungkin.

Untuk bagian jalan-jalan yang seharusnya menggunakan kaki, masih bisa ia terima. Tapi untuk arti travelling dan camping menurut pandangan Yoongi… emm mari kita anggap itu masuk akal.

Hana berjalan dibelakang Yoongi. Jarak mereka sekitar dua meter. Hana memang sengaja tidak mau berjalan bersampingan dengan Yoongi. Takut jika nanti ada siswa dari sekolahannya yang melihat, Yoongi akan mendapat masalah. Hana tidak ingin membuat orang lain dalam masalah hanya karena dekat dengan dirinya.

“Kau ini kenapa?” Yoongi menghentikan langkahnya. Membuat Hana ikut berhenti seketika.

Tubuh Yoongi berbalik. Berjalan mendekati Hana. “Ku bilang, kau ini kenapa?”

Hana terdiam. Tidak menjawab pertanyaan Yoongi.

“Jangan jadi pendiam. Dan jangan berjauhan. Kau kecil. Kalau hilang aku bisa repot.” Hana masih bungkam. Yoongi mengambil tangan kiri Hana. Membuat Hana sedikit terkejut. kemudian, tangan itu ia masukan ke dalam saku mantelnya.

“S-sunbae…”

“Tidak ada penolakan. Aku tidak suka penolakan.”

Hana menatap Yoongi ragu. Mata mereka bertemu. Binar sipit Yoongi terlihat sangat bercahaya baginya. Hana mengerjap. Kemudian menunduk.

“Sunbae tanganku?”

Yoongi menatap tangan mungil Hana yang masuk pada saku mantelnya. “Kenapa?”

Hana terdiam. Begitupun Yoongi. Sampai akhirnya, Yoongi memeluk tubuh Hana. Membuat Hana membelalakkan matanya.

“Jangan seperti ini. Anggap saja aku ini beda sekolah dengamu. Kau temanku sekarang. Jangan takut. Aku tidak akan mencelakaimu.”

Jantung Hana berdetak dua kali lebih cepat. Desiran darah terasa mengalir sangat cepat. Nafas Hana bahkan terasa sangat sesak.

Ini kali pertama Hana di peluk orang lain setelah Jungkook. Cinta pertamanya, yang memeluk Hana saat Hana masih kecil.

Waktu itu, umur Hana delapan tahun. Masih sangat kecil untuk merasakan yang namanya cinta-cintaan. Jungkook dan Hana bertemu saat Hana berlibur di Pantai Haeundae yang terletak di Busan. Sebuah pantai yang sangat ramai dikunjungi pada saat musim panas.

Hana sangat menyukai pantai. Disana ia bisa bermain air, dan bermain pasir sesukanya. Membuat istana pasir, mencari kepiting, dan meminum es kelapa muda dengan kaca mata hitam yang sangat di kaguminya. Saat di pantai, Hana merasa bisa sangat dekat dengan bundanya.

Kata ayah Hoseok, bunda Eunbi sangat menyukai pantai. Sama seperti Hana. Itu sebabnya Hana selalu menyukai pantai. Dan di pantai jugalah, ia bertemu Jungkook. waktu Jungkook menyelamatkannya dan memeluknya saat ia hampir tergulung oleh ombak.

“Hana, kau mendengarku?”

Hana tersadar dari lamunannya. Satu bulir air mata menetes. Ia rindu. Rindu dengan orang-orang yang sangat menyayanginya.

Hana menengadahkan kepalanya. Menatap Yoongi yang masih setia memeluknya.

“Sunbae, terimakasih.” Ucapnya pelan kemudian tersenyum.

Yoongi tertegun beberapa saat. Melihat senyum manis Hana, hati Yoongi terasa sangat damai. Entah apa yang ia rasakan sekarang. Senyum yang jarang di perlihatkan ke semua orang itu, terasa sangat menenangkan baginya.

Yoongi tersenyum. Melepas pelukannya, lalu tangannya terulur menghapus jejak air mata di pipi Hana.

“Jangan menangis saat musim beku. Air matamu bisa ikut membeku.”

Satu perkataan yang Hana tak mengerti keluar begitu saja dari bilah Yoongi. Namun Hana hanya memilih mengangguk tanpa berkomentar.

Yoongi kembali melangkahkan kakinya. Diikuti Hana yang sekarang berjalan sejajar dengan dirinya. Tangannya pun masih setia di dalam mantel Yoongi, dengan tangan besar Yoongi yang menggenggam tangannya.

Sesekali Hana tersenyum. Biarkan kali ini ia egois. Memilih tersenyum sebentar dari banyaknya orang yang selalu mencelanya.

Biarkan ia berjalan dengan seseorang berwatak dingin dan datar ini. Hanya sebentar. Ia juga ingin memiliki teman. Ingin berjalan dengan seorang teman, tanpa takut bahwa mereka akan menyakitinya.

Hana tahu betul Yoongi anak pemilik sekolah. Biarkan dia seperti ini. Biarkan ia menikmati satu harinya dengan Yoongi. Ia rela jika esok, Sungjae dan teman-temannya akan membully nya habis-habisan. Setidaknya, hari ini biarkan ia bersama dengan seorang yang bisa ia sebut, teman.

“Kita sampai.”

Suara Yoongi membuat Hana menatap ke arah depan. Sebuah latar yang lumayan luas dengan banyak orang bermain sky.

Ini Seoul City Hall. Balai Kota Seoul yang saat musim dingin berubah menjadi wahana untuk Ice Skating.

“Sunbae, kita kenapa kesini?” Tanya Hana penasaran.

“Bermain.” Yoongi melepaskan tangan Hana. Berjalan ke arah tempat penyewaan sepatu seluncur. Menyewa dua sepatu, lalu kembali menghampiri Hana.

“Pakailah. Aku tidak tahu berapa ukuran sepatumu. Tapi sepertinya muat, jika dilihat dari kakimu yang setengah kakiku.”

Hana memandangi kakinya. Memang benar. Kakinya lebih mungil dari kaki Yoongi.

“Cepat pakailah. Lalu kita bermain disini sepuasnya.”

“Sunbae, tapi aku tidak bisa.” Hana menatap Yoongi sedikit khawatir.

Yoongi berdiri setelah memakai sepatunya. Mengusap pelan rambut Hana. “Pakailah. Aku akan mengajarimu.”

“Tapi kalau jatuh bagaimana?”

“Pakai saja dulu.”

“Aku benar-benar tidak bisa.”

Yoongi menghembuskan nafasnya. Membuat sedikit kepulan dari nafas yang di hembuskannya ke udara.

“Hey dengar. Ada aku. Selama ada aku, kau tak boleh takut. Aku akan mengajarimu pelan-pelan. Tugasmu hanya satu. Jangan melepas pegangan tanganku.”

Sedikit khawatir, tapi kemudian Hana menurut. Berjongkok, mengganti sepatunya dengan sepatu seluncur. Lalu mengulurkan tangannya pada Yoongi.

“Sunbae tolong.”

Yoongi tersenyum melihat Hana yang sedikit manja. Imut.

“Ingat kataku, jangan lepaskan pegangan tanganku.”

Hana mengangguk. Perlahan Yoongi menggerakkan kakinya. Hana menjerit kala kaki Yoongi mulai meluncur sedikit demi sedikit.

“Lawan takutmu. Kau harus melawannya. Jangan takut.”

“Sunbaee…” Hana berteriak lagi.

Yoongi tertawa melihat raut wajah Hana yang ketakutan tapi justru terlihat imut baginya. Tidak hentinya Yoongi tersenyum melihat Hana yang sudah hampir bisa. Bermain Ice Skating memang tak semudah menonton.

Salah satu kunci dalam Ice Skating adalah rileks. Meskipun Hana sudah mencoba untuk rileks, tapi ia tetap saja merasa takut. Takut jika seandainya ia terjatuh. Padahal, ia menggenggam tangan Yoongi sangat kuat. Yoongi pun juga tak melepaskan pegangan tangan Hana.

“Hana, buka matamu. Tatap aku. Kau tak akan jatuh.”

“Sunbae aku takut.”

“Ini seru Han. Buka matamu, dan meluncurlah.”

Perlahan, Hana membuka matanya. Dan Yoongi tepat berdiri di depannya dengan senyum yang sangat lebar. Ini senyum terlebar Yoongi yang pernah Hana lihat. Bisa dibilang, senyum Yoongi kali ini terlihat sangat bahagia dan lepas.

Hana menyunggingkan senyumnya. Menggenggam kuat tangan Yoongi, kemudian ikut melesatkan sepatu luncurnya.

Yoongi sedikit terkejut dengan tindakan Hana yang bisa dibilang tiba-tiba. Tapi perasaan terkejut Yoongi hilang saat hana meneriakkan namanya.

“Sunbae ini seru!!!”

Hana tertawa sangat lepas. Tawa yang nyaring dan juga sangat manis. Helaian rambut panjang nya ikut bergerak seirama dengan gerakannya. Tangannya masih menggenggam kuat tangan Yoongi. Sesekali ia berjongkok meraba es yang ada dibawahnya.

Hana jauh terlihat sangat bahagia. Dan itu berkat, Min Yoongi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!