Makan Siang Bersama

Beberapa hari berlalu.

Jessy semakin di buat pusing oleh pertanyaan Mariam yang setiap hari menanyakan bagaimana keputusan akhirnya. Bahkan ia sudah kehabisan akal bagaimana lagi caranya ia membuat alasan.

Jika di rumah Jessy kesal dengan pertanyaan Mariam, lain lagi jika di sekolah.

Di sekolah ia setiap hari harus terkena hukuman dari Nathan. Mulai terlambat masuk sekolah, hingga ketahuan saat ia membolos di jam pelajaran yang ia gunakan untuk tidur.

Semakin hari Jessy semakin kesulitan untuk tidur. Permintaan Mariam lah yang membuatnya susah tidur beberapa hari ini.

"Jessy, bagaimana?" Mariam menagih jawaban dari Jessy di sela-sela makan malam mereka.

Jessy menghembuskan nafasnya kasar dan mengerucutkan bibirnya.

"Nek," ucapnya memelas.

"Nenek yakin setelah kamu menikah, kehidupan kamu akan jauh lebih baik." Mariam menatap lembut cucunya.

"Tapi bersama Nenek hidup Jessy sudah lebih baik."

Mariam menggelengkan kepalanya. "Umur tidak ada yang tau kapan akan berakhir, dan Nenek sudah tua tidak akan bisa menjaga kamu selamanya. Dengan kamu menikah Nenek akan tenang jika sewaktu-waktu Tuhan memanggil Nenek." Ucapnya sendu.

Jessy seketika menghambur ke dalam pelukan Mariam. "Nenek jangan bicara begitu, Jessy tidak menyukainya." Kemudian mengurai pelukan nya.

"Tapi inilah hidup, semua asam manis kehidupan harus kita lewati. Dan percayalah semua akan indah pada waktunya." Tutur Mariam.

Jessy terdiam mendengar ucapan Mariam. "Tapi Pa--"

Jessy tidak meneruskan ucapnya kala ia mengingat sosok Papahnya yang belum pernah menemuinya sejak kepulangan nya dari rumah sakit.

Mariam menggenggam tangan Jessy, ia tau apa yang akan di sampaikan gadis itu.

"Papa mu sudah Nenek beritahu tentang ini dan ia setuju." Mariam yang akhirnya memberi tahu.

Jessy mendengar itu hanya bisa tersenyum kecut. Jelas saja Papanya akan setuju, karena jika ia telah menikah maka Papanya sudah tidak akan terbebani oleh kehidupan nya.

Esok hari yang bertepatan hari minggu, Mariam mengundang Danu, Mira dan Tasya untuk makan siang bersama.

Karena semalam Mariam menyimpulkan bahwa cucunya itu setuju dengan rencananya.

"Sayang, bagaimana kabar kamu?"

Mira seketika memeluk Jessy ketika gadis itu membukakan pintu untuknya.

"Baik Ma," jawab Jessy yang membalas pelukan ibu sambungnya. "Ayo masuk," ajaknya kemudian dengan membuka pintu lebar-lebar.

Jessy tak berniat menyapa Papanya. Apalagi ia melihat Papanya yang sibuk bercanda dengan Tasya.

Di dalam rumah, Mariam sudah selesai menata makanan yang ia masak bersama salah satu pegawainya yang ia mintai tolong.

"Kalian sudah datang!" Mariam menyambut kedatangan mantan menantu dan keluarga barunya. Bahkan Mariam juga menganggap Tasya seperti cucunya sendiri.

"Mah," sapa Danu kemudian mencium punggung tangan wanita tua itu. Di susul oleh Mira dan Tasya yang juga mencium punggung tangan Mariam.

"Ayo duduk, kita makan siang bersama." Ajak Mariam.

Di wajah wanita tua itu, hanya ada raut kebahagian melihat mereka berkumpul seperti ini. Sudah lama sekali ia tidak merasakan momen kebersamaan.

Di saat makan siang di mulai sesekali mereka saling bertukar kabar. Tapi tidak dengan Jessy, gadis itu hanya diam dan mendengarkan nya saja.

"Ehem!" Mariam berdehem sebelum memberikan kabar baik pada mereka. "Ada kabar gembira yang ingin Nenek sampaikan," kata Mariam.

Mereka kini menatap Mariam dengan serius sembari menunggu kabar apa yang akan di sampaikan. Kecuali Jessy.

Mariam menoleh ke arah Danu yang berada di sisi kirinya. "Danu, Jessy sudah setuju untuk bertunangan." Ucapnya dengan tersenyum.

Danu menatap ke arah Jessy yang tidak menunjukkan reaksi apapun. Kemudian menoleh lagi pada Mariam. "Benarkah?" Ia memastikan lagi.

"Iya," sahut Mariam antusias.

Mira yang mendengar tidak begitu terkejut, karena sebelumnya Danu sudah membicarakan tentang hal ini. Baginya keputusan apapun asal itu bisa membuat anaknya bahagia ia akan mendukungnya.

"Selamat sayang," ucap Mira kepada Jessy.

Jessy hanya tersenyum menanggapi itu.

Sedangkan Tasya memandang Jessy dalam diam. Entah apa yang gadis itu rasakan mendengar saudara tirinya akan bertunangan.

"Kapan pertemuan dua keluarga akan di lakukan?" Tanya Danu.

"Mama belum memberi kabar mereka," sahut Mariam.

Sebenarnya Danu sendiri juga belum tahu laki-laki seperti apa dan keluarga dari mana yang akan berjodoh dengan putrinya. Tapi ia yakin kalau mantan mertuanya akan memilihkan yang terbaik.

Setelah Maria menyampaikan kabar gembira itu, mereka akhirnya terlibat dalam obrolan ringan. Tapi tidak Jessy, gadis itu memilih menonton film dari pada ikut bergabung bersama mereka.

*

*

Pagi hari ini Jessy datang ke sekolah tepat waktu, tidak terlambat seperti biasanya.

Saat ia berjalan di koridor, ternyata ada Nathan yang sudah bersiap akan berpatroli bersama Raka.

Sejenak pandangan mereka bertemu.

Namun kemudian Jessy menatapnya dengan tidak suka, karena beberapa hari ini ia selalu terkena hukuman oleh Nathan. Meskipun ia sadar bahwa itu karena kesalahan nya, tetapi tetap saja ia merasa kesal.

Sedangkan Nathan tersenyum simpul melihat itu. Karena siswi langganan yang biasa terkena hukuman dari nya hari ini bisa bebas.

"Tumben tuh anak berangkat pagi," celetuk Raka.

Tapi Nathan hanya mengangkat kedua bahunya.

Di dalam kelas Jessy langsung duduk di kursinya. Meili dan Tasya masih belum tiba.

Jessy mengarahkan pandangan nya pada luar jendela, ia tersenyum kecut mengingat acara makan siang kemarin dengan keluarganya.

Bagaimana tidak, bahkan Papa nya tidak menanyakan bagaimana perasaanya? Kenapa ia setuju dengan perjodohan itu? Ataupun mengucapkan selamat.

"Miris," gumamnya.

Tak lama ia samar-samar mulai mendengar suara cempreng dari luar kelasnya. Siapa lagi kalau bukan milik teman barunya yang selalu menempel kepadanya.

"Satu," Jessy mulai menghitung.

"Dua," Jessy mulai mengenakan kembali earphone yang tadi sempat ia lepas.

"Tiga."

"Jessy!!!" Teriak Meili dari ambang pintu kelas.

Jessy tersenyum simpul melihat itu. Mempunyai teman seperti Meili memberi warna tersendiri dalam hidupnya.

Melili berlari kecil ke arah Jessy. "Jessy, nanti ikut ya ke mall nanti sepulang sekolah." Ajaknya. "Tasya juga ikut," gadis itu menoleh ke arah Tasya yang sudah duduk di kursinya.

Jessy menatap Meili dengan kening berkerut, seolah olah ia tidak mendengarkan apa yang di katakan Meili. Padahal earphone yang terpasang di telinganya tanpa suara.

"Ih... lepas dulu earphone nya," kesal Meili kemudian melepas satu earphone Jessy. "Nanti ikut ya ke mall sepulang sekolah, sama Tasya juga." Ulang Meili.

"Gue Ma--"

"Stop," sela Meili. "Tidak ada penolakan," ulangnya.

"Dasar pemaksaan," cibir Jessy.

"Harus," Meili kemudian tersenyum dan kemudian duduk di kursinya.

Jessy menoleh ke arah Tasya yang juga sedang menatap ke arahnya, Tasya kemudian tersenyum.

Sedangkan di rumah Mariam sedang menelpon seseorang, memberitahukan bahwa cucu cantiknya sudah setuju. Dan segera mengatur pertemuan dua keluarga.

...----------------...

...Nah, detik-detik Papa Nathan sama Mommy Jessy berjodoh. Gimana ekspresi mereka kalau tau di jodohkan 😁. Jangan lupa dukungan nya ya 😍. Lope lope 🥰...

...Sidoarjo. 22.35...

Terpopuler

Comments

Hera Puspita

Hera Puspita

kl nathan ya seneng2 aja di jodoh kan sam jessy 😁😁😁

2024-06-11

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Tasya masih terlihat tenang dan kalem.. yakin bakal berubah saat tau fakta kalau Nathan lah yg bakal di jodohin sama Jessy.. 🤔🤔🤔

2024-06-01

0

kalea rizuky

kalea rizuky

dket donk Q mojokerto kak

2024-05-16

0

lihat semua
Episodes
1 Pronolog
2 Di Keluarkan Dari Sekolah
3 Tinggal Bersama Nenek
4 Mall
5 Sekolah Baru
6 Satu Sekolah
7 Nathan
8 Hukuman
9 Ketua OSIS
10 Angkringan
11 Berpelukan
12 Bertemu Mama
13 Saudara
14 Kamu menikah ya?
15 Hukuman Lagi
16 Pikir-pikir dulu
17 Makan Siang Bersama
18 Apa Pria Tua?
19 Setuju
20 Calon Suami
21 Pemaksaan
22 Teman kecil
23 Roti Sobek
24 Sekolah Lama
25 Curang
26 Membela Diri
27 Percikan Api
28 Main
29 Persiapan Hampir 100%
30 Jalan Lain
31 Dua Hari Lagi
32 Malu
33 Meminta Restu
34 Andai
35 H-1
36 Sah
37 Pergi tanpa doa
38 Takut Khilaf
39 Pulang
40 Nafkah
41 Suami
42 Siti
43 Rencana Liburan
44 Naik Motor
45 Liburan
46 Liburan 2
47 Secuil Rindu
48 Kembali
49 Gadis Yang Sama
50 Kesal
51 Terjawab Sudah
52 Rasa Nyaman
53 Apa Lo Kecewa?
54 Di Hukum Bersama
55 Undangan Makan
56 Seseorang
57 Makan Malam
58 Sakit Tak Berdarah
59 Rumah Sakit
60 Lelah
61 Salah Tingkah
62 Perlu Gue Bantu Lepas?
63 Pulang
64 Kejutan
65 Menyentuh Lainnya
66 Tragedi Pagi Hari
67 Memperbaiki Hubungan
68 Terima Kasih
69 Bekal
70 Pelajaran Biologi
71 Mencicipi
72 Promosi
73 Berbagi Suka Dan Duka
74 Malu
75 Nathan yang Nakal
76 Panggilan Baru
77 Kesal
78 Kamu
79 Kado Tasya
80 Kejutan.
81 Minta Maaf
82 Menjaganya Untuk Ku
83 Cacar Air
84 Penjelasan
85 Fiesta
86 Meili Dalam Bahaya
87 Hening
88 Haruka
89 Sangat Sulit
90 Tidak Yakin
91 Sorry
92 Rasa Sakit
93 Jarum suntik
94 Lodeh Menjadi Rendang
95 Merindukanmu
96 Piktor
97 Ide Gila Jessy
98 Memberi Semangat
99 Akhir Ujian
100 Rumah Makan Mariam
101 Tidak Suka
102 Menghindar
103 Untuk Mama
104 Hancur
105 Pantai
106 Publish
107 Hari Patah Hati
108 Prom Night Spesial
109 Hak Milik
110 Vila
111 Baby
112 Berubah
113 Drama Jessy
114 Pengakuan
115 Hamil?
116 Rugi
117 Takut
118 Istri Menyebalkan
119 Butik
120 Firasat
121 Kenyataan Pahit
122 Kritis
123 Tidak Berasa
124 Nenek Sadarkan Diri
125 Mengakhiri
126 Masa Lalu
127 Bertemu Kembali
128 Suasana Tegang
129 Baby Boy?
130 Kembali
131 Pindah
132 Aku Baik-baik Saja
133 Penyesalan Yang Terlambat
134 Mencoba Ikhlas (END)
135 pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pronolog
2
Di Keluarkan Dari Sekolah
3
Tinggal Bersama Nenek
4
Mall
5
Sekolah Baru
6
Satu Sekolah
7
Nathan
8
Hukuman
9
Ketua OSIS
10
Angkringan
11
Berpelukan
12
Bertemu Mama
13
Saudara
14
Kamu menikah ya?
15
Hukuman Lagi
16
Pikir-pikir dulu
17
Makan Siang Bersama
18
Apa Pria Tua?
19
Setuju
20
Calon Suami
21
Pemaksaan
22
Teman kecil
23
Roti Sobek
24
Sekolah Lama
25
Curang
26
Membela Diri
27
Percikan Api
28
Main
29
Persiapan Hampir 100%
30
Jalan Lain
31
Dua Hari Lagi
32
Malu
33
Meminta Restu
34
Andai
35
H-1
36
Sah
37
Pergi tanpa doa
38
Takut Khilaf
39
Pulang
40
Nafkah
41
Suami
42
Siti
43
Rencana Liburan
44
Naik Motor
45
Liburan
46
Liburan 2
47
Secuil Rindu
48
Kembali
49
Gadis Yang Sama
50
Kesal
51
Terjawab Sudah
52
Rasa Nyaman
53
Apa Lo Kecewa?
54
Di Hukum Bersama
55
Undangan Makan
56
Seseorang
57
Makan Malam
58
Sakit Tak Berdarah
59
Rumah Sakit
60
Lelah
61
Salah Tingkah
62
Perlu Gue Bantu Lepas?
63
Pulang
64
Kejutan
65
Menyentuh Lainnya
66
Tragedi Pagi Hari
67
Memperbaiki Hubungan
68
Terima Kasih
69
Bekal
70
Pelajaran Biologi
71
Mencicipi
72
Promosi
73
Berbagi Suka Dan Duka
74
Malu
75
Nathan yang Nakal
76
Panggilan Baru
77
Kesal
78
Kamu
79
Kado Tasya
80
Kejutan.
81
Minta Maaf
82
Menjaganya Untuk Ku
83
Cacar Air
84
Penjelasan
85
Fiesta
86
Meili Dalam Bahaya
87
Hening
88
Haruka
89
Sangat Sulit
90
Tidak Yakin
91
Sorry
92
Rasa Sakit
93
Jarum suntik
94
Lodeh Menjadi Rendang
95
Merindukanmu
96
Piktor
97
Ide Gila Jessy
98
Memberi Semangat
99
Akhir Ujian
100
Rumah Makan Mariam
101
Tidak Suka
102
Menghindar
103
Untuk Mama
104
Hancur
105
Pantai
106
Publish
107
Hari Patah Hati
108
Prom Night Spesial
109
Hak Milik
110
Vila
111
Baby
112
Berubah
113
Drama Jessy
114
Pengakuan
115
Hamil?
116
Rugi
117
Takut
118
Istri Menyebalkan
119
Butik
120
Firasat
121
Kenyataan Pahit
122
Kritis
123
Tidak Berasa
124
Nenek Sadarkan Diri
125
Mengakhiri
126
Masa Lalu
127
Bertemu Kembali
128
Suasana Tegang
129
Baby Boy?
130
Kembali
131
Pindah
132
Aku Baik-baik Saja
133
Penyesalan Yang Terlambat
134
Mencoba Ikhlas (END)
135
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!