Angkringan

Mobil yang di kendarai Meili berhenti di depan rumah Mariam.

"Jadi ini rumah kamu?" tanya Meili sembari mengedarkan pandangan nya ke halaman rumah. "Banyak sekali tanaman anggreknya." Meili yang takjub melihat tanaman Mariam. "Boleh aku--"

"Terima kasih," potong Jessy dan segera keluar dari mobil Meili.

Lagi-lagi Meili mengerucutkan bibirnya, padahal ia ingin sekali mampir. Tapi Jessy sama sekali tidak menawarinya.

Di sisi lain seorang gadis, memasuki rumah dengan lesu. Karena rencana ia mencari buku gagal, gara-gara Meili membatalkan nya begitu saja. Tasya.

"Ada apa sayang?" tanya Mama yang tak lain adalah Mira.

Mira melihat wajah putri kesayangan nya itu memasuki rumah dengan lesu, dan itu terjadi dua hari ini.

Tasya menoleh ke arah Mira. "Tidak ada apa-apa Mah, hanya capek saja." Jawabnya dengan tersenyum.

"Ya sudah kamu bersih-bersih dulu, setelah itu Mama siapkan makan." Ujar Mira yang di angguki Tasya.

Tasya berjalan menaiki tangga menuju lantai dua, dan kemudian masuk ke dalam kamar yang bersebelahan dengan kamar Jessy dulu.

Ia menaruh tas dan melepas sepatu, kemudian merebahkan tubuhnya di ranjang. Matanya menatap ke arah langit-langit kamar, pikiran nya menerawang jauh.

Tasya tidak menyangka ia akan satu sekolah dengan Jessy yang tak lain adalah saudari tirinya.

Karena dari dulu sebelumnya mereka tak pernah sekolah di sekolah yang sama, dan sekarang itu rasanya aneh.

Apalagi ia dan Jessy jarang berkomunikasi, meskipun mereka satu rumah.

Tasya, memilih untuk menyudahi lamunan nya dan bergegas membersihkan diri.

Sekarang Tasya dan Mira berada di meja makan.

"Oh ya, bagaimana acara sekolah yang kamu bicarakan beberapa hari lalu?" tanya Mira. Ia memulai obrolan setelah menyelesaikan makan nya.

"Jadi, Ma." jawab Tasya. "Acaranya lusa, mungkin besok undangan izin nya akan bagikan." imbuhnya.

Mira menganggukkan kepala tanda mengerti. "Oh ya, bagaimana kabar Jessy?" tanya nya kemudian.

Sejujurnya ia merindukan putri sambungnya itu, tapi ia tidak berani untuk menemuinya.

"Baik," sahut Tasya. Kemudian beranjak dari sana. "Mah, Tasya ke kamar dulu. Banyak tugas sekolah." pamitnya.

"Iya."

Mira memandang kepergian anaknya, entah kenapa dari dulu kedua putrinya itu seperti mempunyai jarak.

*

*

Malam hari.

"Nek Jessy pergi keluar sebentar ya, kasian si banteng tadi seharian di rumah," izin nya setelah menyelesaikan makan malam.

Ternyata kunci motornya terjatuh di bawah meja depan TV.

"Memang mau kemana?"

"Cuma mau cari angin," alasan Jessy.

Nenek memutar bola matanya malas. "Di rumah juga banyak angin, tinggal berdiri di depan kipas angin terus nyalain. Kalau kurang banyak, berdiri di depan blower."

"Ck." Jessy berdecak kesal. "Itu namanya makan angin," ujarnya.

Mariam tertawa geli melihat cucunya yang kesal.

"Ya sudah, tapi jangan malam-malam pulangnya." Mariam yang mengizinkan nya.

"Ok," sahut Jessy.

Saat di ambang pintu keluar, Jessy menoleh ke arah Mariam. "Apa Nenek tidak mau di bawakan sesuatu?"

"Tidak," sahut Mariam. Karena ia pikir sudah kenyang.

"Ehem, mungkin kakek-kakek untuk jodoh Nenek." godanya, dan kemudian tergelak.

Mata Mariam membulat. "Dasar cucu kurang ajar,"umpatnya. "Tapi, Nenek mau yang berondong saja." imbuhnya kemudian tertawa.

Jessy mencebik kesal. "Berondong mau yang montok Nek, gak mau yang keriput."

Setelah mengatakan itu Jessy segera pergi dari sana. Ia tau pasti neneknya itu akan mengomel setelah ini.

Jessy melajukan motornya tak tentu arah, hanya berputar-putar mengelilingi jalan.

Hingga kemudian ia berhenti di sebuah angkringan tempat muda mudi bersantai sambil mencicipi jajanan khas Jogjakarta itu.

Jessy memilih beberapa tusuk makanan sebagai teman bersantai nya, kemudian memberikan kepada penjual untuk di bakar. "Mas, wedang uwuh satu." pesan-nya, lumayan untuk menghangatkan tubuh di cuaca yang lumayan dingin malam itu.

Jessy kemudian memilih tempat untuk duduk, sambil menanti pesanan nya datang.

Ia mengambil ponsel dari saku hoodie nya, kemudian ia mengotak atiknya. Tapi kemudian ia terkekeh saat mengingat suatu hal. "Gue lupa, kalau gak punya temen." gumamnya.

Nyatanya memang selama ini Jessy tidak pernah mempunyai teman, karena memang dirinya yang sulit untuk membuka diri.

"Loh, anak baru!" sapa seseorang tiba-tiba.

Jessy menautkan kedua alisnya saat cowok itu menyapanya. Ia merasa tidak mengenalnya.

"Jangan bilang lo nggak kenal gue?" tanya cowok itu yang tak lain adalah Ariel. "Gue salah satu cowok terkeren di sekolah," bangganya dan dengan begitu saja duduk bergabung dengan Jessy.

Jessy memutar bola matanya malas. Baru kali ini dia menjumpai seseorang dengan ke narsisannya.

"Silahkan," penjaga angkringan yang mengantarkan pesanan Jessy.

"Widih ... enak nih!" Ariel yang langsung mengambil satu tusuk kemudian memakan nya. "Enak," pujinya.

"Lo!" Jessy melotot melihat kelakuan cowok di depan nya ini. Seenaknya saja memakan makanan nya tanpa permisi.

"Tenang-tenang nanti gue ganti," ujarnya. Kemudian ia mengedarkan pandangan nya. "Hei, di sini!" teriaknya pada seseorang.

Dan tak lama Raka, Reza juga Nathan menghampirinya.

Jessy tak habis pikir, niatnya untuk bersantai justru kini di hampiri banyak cowok yang ternyata kakak kelasnya.

"Anak baru!" ucap Reza yang juga antusias melihat keberadaan Jessy. Dan kemudian ikut duduk di susul semuanya.

"Ck," Jessy berdecak kesal. Ia sama sekali tidak mengenali cowok-cowok di hadapan nya, dan ia hanya mengenal cowok yang tadi pagi menghukumnya. Nathan.

Jessy kemudian berdiri berniat pergi dari sana. Karena sungguh ia tidak nyaman saat ini.

"Mau kemana?" tanya Ariel.

"Pulang," jawabnya. Dan kemudian berjalan ke arah penjual angkringan. "Mas berapa pesanan saya tadi?"

"5o ribu," jawab penjualnya.

"Biar gue yang bayarin." Ternyata Nathan menyusul Jessy. Dan segera membayarnya.

"Gue punya uang," cetus Jessy.

"Gue tau."

"Terus kenapa lo yang bayar?" kesal Jessy.

"Gue minta maaf, kehadiran gue dan teman-teman ganggu lo." Nathan yang menyadari kekesalan nya.

Jessy hanya mencebik, dan kemudian pergi dari sana.

*

*

Pagi harinya di sekolah ternyata benar apa yang di katakan Tasya, hari ini pihak sekolah membagikan surat izin untuk acara yang di adakan sekolah besok.

"Jessy kamu ikut?" tanya Meili.

Jessy mengangkat kedua bahunya. "Entahlah."

"Jessy kamu ikut ya?" pinta Meili dengan memelas.

Jessy yang melihat itu, rasanya sungguh ia ingin tertawa. Karena melihat Meili ia seperti mempunyai adik saat ia bersikap anak-anak. Dan kadang juga seperti sahabat yang selalu menempel padanya.

"Baiklah, baiklah." Jessy yang akhirnya menyetujui.

"Yeyy." Meili berteriak senang dan langsung melompat memeluk Jessy.

"Meili, gue masih normal." Jessy berusaha melepaskan diri.

Sontak saja Meili langsung melepaskan Jessy. "Aku juga masih normal Jessy," ucapnya tidak terima.

Jessy akhirnya tertawa melihat raut wajah Meili yang lucu.

Tasya yang berada di belakang Meili menatapnya dalam diam.

...----------------...

...Hayo-hayo, bagi vote nya untuk Papa Nathan dan Mommy Jessy 🥰. Dan jangan lupa like dan komentarnya....

...Senin. 22.15...

...Seidoarjo...

Terpopuler

Comments

C a l l i s t o ®

C a l l i s t o ®

Tuuuu kannn.. sudah gue duga dia saudara tirii ituuh. Yakin kelak dia jd antagonis krn kesaing 🤣

2025-02-20

0

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Oh ternyata jessy dan tasya saudara an... Pantesan sama sama cantik

2025-02-26

0

Hera Puspita

Hera Puspita

betul tebakan ku, tasya saudara tiri jessy

2024-06-11

0

lihat semua
Episodes
1 Pronolog
2 Di Keluarkan Dari Sekolah
3 Tinggal Bersama Nenek
4 Mall
5 Sekolah Baru
6 Satu Sekolah
7 Nathan
8 Hukuman
9 Ketua OSIS
10 Angkringan
11 Berpelukan
12 Bertemu Mama
13 Saudara
14 Kamu menikah ya?
15 Hukuman Lagi
16 Pikir-pikir dulu
17 Makan Siang Bersama
18 Apa Pria Tua?
19 Setuju
20 Calon Suami
21 Pemaksaan
22 Teman kecil
23 Roti Sobek
24 Sekolah Lama
25 Curang
26 Membela Diri
27 Percikan Api
28 Main
29 Persiapan Hampir 100%
30 Jalan Lain
31 Dua Hari Lagi
32 Malu
33 Meminta Restu
34 Andai
35 H-1
36 Sah
37 Pergi tanpa doa
38 Takut Khilaf
39 Pulang
40 Nafkah
41 Suami
42 Siti
43 Rencana Liburan
44 Naik Motor
45 Liburan
46 Liburan 2
47 Secuil Rindu
48 Kembali
49 Gadis Yang Sama
50 Kesal
51 Terjawab Sudah
52 Rasa Nyaman
53 Apa Lo Kecewa?
54 Di Hukum Bersama
55 Undangan Makan
56 Seseorang
57 Makan Malam
58 Sakit Tak Berdarah
59 Rumah Sakit
60 Lelah
61 Salah Tingkah
62 Perlu Gue Bantu Lepas?
63 Pulang
64 Kejutan
65 Menyentuh Lainnya
66 Tragedi Pagi Hari
67 Memperbaiki Hubungan
68 Terima Kasih
69 Bekal
70 Pelajaran Biologi
71 Mencicipi
72 Promosi
73 Berbagi Suka Dan Duka
74 Malu
75 Nathan yang Nakal
76 Panggilan Baru
77 Kesal
78 Kamu
79 Kado Tasya
80 Kejutan.
81 Minta Maaf
82 Menjaganya Untuk Ku
83 Cacar Air
84 Penjelasan
85 Fiesta
86 Meili Dalam Bahaya
87 Hening
88 Haruka
89 Sangat Sulit
90 Tidak Yakin
91 Sorry
92 Rasa Sakit
93 Jarum suntik
94 Lodeh Menjadi Rendang
95 Merindukanmu
96 Piktor
97 Ide Gila Jessy
98 Memberi Semangat
99 Akhir Ujian
100 Rumah Makan Mariam
101 Tidak Suka
102 Menghindar
103 Untuk Mama
104 Hancur
105 Pantai
106 Publish
107 Hari Patah Hati
108 Prom Night Spesial
109 Hak Milik
110 Vila
111 Baby
112 Berubah
113 Drama Jessy
114 Pengakuan
115 Hamil?
116 Rugi
117 Takut
118 Istri Menyebalkan
119 Butik
120 Firasat
121 Kenyataan Pahit
122 Kritis
123 Tidak Berasa
124 Nenek Sadarkan Diri
125 Mengakhiri
126 Masa Lalu
127 Bertemu Kembali
128 Suasana Tegang
129 Baby Boy?
130 Kembali
131 Pindah
132 Aku Baik-baik Saja
133 Penyesalan Yang Terlambat
134 Mencoba Ikhlas (END)
135 pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pronolog
2
Di Keluarkan Dari Sekolah
3
Tinggal Bersama Nenek
4
Mall
5
Sekolah Baru
6
Satu Sekolah
7
Nathan
8
Hukuman
9
Ketua OSIS
10
Angkringan
11
Berpelukan
12
Bertemu Mama
13
Saudara
14
Kamu menikah ya?
15
Hukuman Lagi
16
Pikir-pikir dulu
17
Makan Siang Bersama
18
Apa Pria Tua?
19
Setuju
20
Calon Suami
21
Pemaksaan
22
Teman kecil
23
Roti Sobek
24
Sekolah Lama
25
Curang
26
Membela Diri
27
Percikan Api
28
Main
29
Persiapan Hampir 100%
30
Jalan Lain
31
Dua Hari Lagi
32
Malu
33
Meminta Restu
34
Andai
35
H-1
36
Sah
37
Pergi tanpa doa
38
Takut Khilaf
39
Pulang
40
Nafkah
41
Suami
42
Siti
43
Rencana Liburan
44
Naik Motor
45
Liburan
46
Liburan 2
47
Secuil Rindu
48
Kembali
49
Gadis Yang Sama
50
Kesal
51
Terjawab Sudah
52
Rasa Nyaman
53
Apa Lo Kecewa?
54
Di Hukum Bersama
55
Undangan Makan
56
Seseorang
57
Makan Malam
58
Sakit Tak Berdarah
59
Rumah Sakit
60
Lelah
61
Salah Tingkah
62
Perlu Gue Bantu Lepas?
63
Pulang
64
Kejutan
65
Menyentuh Lainnya
66
Tragedi Pagi Hari
67
Memperbaiki Hubungan
68
Terima Kasih
69
Bekal
70
Pelajaran Biologi
71
Mencicipi
72
Promosi
73
Berbagi Suka Dan Duka
74
Malu
75
Nathan yang Nakal
76
Panggilan Baru
77
Kesal
78
Kamu
79
Kado Tasya
80
Kejutan.
81
Minta Maaf
82
Menjaganya Untuk Ku
83
Cacar Air
84
Penjelasan
85
Fiesta
86
Meili Dalam Bahaya
87
Hening
88
Haruka
89
Sangat Sulit
90
Tidak Yakin
91
Sorry
92
Rasa Sakit
93
Jarum suntik
94
Lodeh Menjadi Rendang
95
Merindukanmu
96
Piktor
97
Ide Gila Jessy
98
Memberi Semangat
99
Akhir Ujian
100
Rumah Makan Mariam
101
Tidak Suka
102
Menghindar
103
Untuk Mama
104
Hancur
105
Pantai
106
Publish
107
Hari Patah Hati
108
Prom Night Spesial
109
Hak Milik
110
Vila
111
Baby
112
Berubah
113
Drama Jessy
114
Pengakuan
115
Hamil?
116
Rugi
117
Takut
118
Istri Menyebalkan
119
Butik
120
Firasat
121
Kenyataan Pahit
122
Kritis
123
Tidak Berasa
124
Nenek Sadarkan Diri
125
Mengakhiri
126
Masa Lalu
127
Bertemu Kembali
128
Suasana Tegang
129
Baby Boy?
130
Kembali
131
Pindah
132
Aku Baik-baik Saja
133
Penyesalan Yang Terlambat
134
Mencoba Ikhlas (END)
135
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!