Ketua OSIS

Meili yang tadi izin ke kamar mandi, saat akan kembali ke kelas matanya tidak sengaja melihat Jessy yang sudah di anggap sebagai pahlawan nya ternyata terkena hukuman.

"Ya ampun, pahlawan ku kasian." Meili yang tidak tega melihat Jessy menyapu halaman sekolah.

Ia kemudian akhirnya mengurungkan niatnya kembali ke kelas, langkahnya kini malah menuju kantin.

"Bu, air mineralnya satu." Meili berinisiatif membelikan Jessy minum, ia yakin pasti pahlawan nya itu sedang kehausan gara-gara di hukum sang ketos.

"Ini Neng," Ibu kantin menyerahkan sebotol air. "Kelasnya belum masuk?"

Ibu kantin heran melihat ada siswi yang masih bisa ke kantin padahal jam masuk sekolah sudah berbunyi.

Meili mengambil uang dari sakunya dan memberikan kepada Ibu kantin. "Sudah. Ini buat minum obat Bu, tadi sakit perut." Jelasnya dengan tersenyum kaku, kemudian secepat kilat ia pergi dari sana.

Dengan mengendap endap, Meili melihat keadaan Jessy dari balik tembok. Karena bisa gawat jika Nathan mengetahuinya, ingin menolong justru bisa di hukum bersama nanti.

Saat Jessy berjalan menuju kelas setelah menyelesaikan hukuman, Meili langsung berlari mendekati Jessy. "Ini," Ia menyodorkan air yang tadi di belinya.

Jessy berhenti memperhatikan botol itu dan Meili secara bergantian.

"Pasti haus kan!" tebak Meili dengan senyum lebarnya dan langsung memberikan minum itu ke tangan Jessy.

Jessy menyunggingkan bibirnya. Ternyata gadis di hadapan nya ini masih saja terus menempel padanya meskipun ia bersikap dingin.

"Terima kasih," ucap Jessy datar kemudian meminumnya. "Oh ya siapa nama lo?" tanya Jessy yang lupa.

"Ish," Meili mengerucutkan bibirnya. "Meili, M-e-i-l-i." Meili yang mengeja namanya.

"Kau manis sekali," ucap Jessy. Lalu mengembalikan botol minum itu pada Meili dan berjalan lebih dulu menuju kelas.

"Aaaaaa," teriak Meili senang. "Dia memuji ku manis," ucapnya dengan menakup kedua pipinya.

"Hei! Tunggu aku," kemudian mengejar Jessy.

Ternyata di dalam kelas sudah ada guru yang mengajar.

Tok.

Tok.

Tok.

"Maaf Bu saya terlambat," ujar Jessy setelah mengetuk pintu.

Sontak kegiatan belajar di dalam kelas itu berhenti, dan sekarang semua pandangan tertuju pada Jessy.

"Kenapa kamu bisa terlambat?" tanya guru.

"Waktu saya sampai di sekolah saya sakit perut, jadi langsung ke toilet." jelasnya.

Guru itu menelisik raut wajah Jessy untuk mengetahui kebohongan, tapi wajah gadis cantik itu masih terlihat tenang. Terkecuali keringat yang menghiasi.

"Ya sudah, kamu boleh duduk. Nanti jika sakit lagi, kamu ke UKS saja."

Akhirnya guru itu mempersilahkan Jessy masuk ke dalam kelas.

"Terima kasih, Bu." ucap Jessy dan langsung berjalan menuju ke arah bangku nya.

Tidak lama Meili juga datang dengan sedikit berlari.

"Meili kenapa kamu berlari?" tanya guru.

Meili mengedipkan matanya beberapa kali untuk mencari jawaban. "Ada hantu, Bu." Jawabnya kemudian.

"Kamu pikir ini sekolah tengah malam ada hantu!"

Guru perempuan itu hanya bisa menggelengkan kepala mendengar jawaban Meili.

Sedangkan Meili segera kembali ke bangku nya.

"Tasya!" panggil Meili lirih ketika ia sudah duduk di kursi nya.

Tasya menoleh dengan pandangan seolah "Ada apa?"

"Kamu tau, tadi aku melihat Jessy di hukum ketos tampan kita." Beritahu nya dengan terkikik.

"Benarkah?"

Meili mengangguk antusias, seolah itu adalah berita besar.

"Oh."

"Kok cuma o?" Meili tidak puas dengan tanggapan Tasya yang biasa saja.

"Terus aku harus bagaimana?" tanya Tasya.

"Sudahlah."

Kemudian Meili menengok ke arah Jessy. "Sstttt," panggilnya.

Jessy menoleh.

"Bagaimana tadi di hukum si ketos tampan?" tanya nya dengan senyum menggoda.

Tapi Jessy menautkan alisnya karena tidak mengerti apa yang di maksud Meili.

"Ck" Meili berdecak kesal melihat Jessy yang tidak paham. "Itu tadi yang memberi hukuman, dia ketua OSIS di sini. Namanya Nathan, anak kelas tiga." jelasnya.

"Oh," Jessy yang hanya ber O ria.

"Gimana rasanya?" Ulangnya.

"B." Jawab Jessy.

"B?" Meili yang tidak paham.

"Biasa aja," sahut Jessy.

Sontak itu membuat mata Meili membulat.

"Meili!" tegur Bu guru.

"Iya," reflek ia mengangkat tangan kanan nya ke udara dan menghadap ke depan.

"Kalau kamu ingin mengobrol keluar saja!"

Bu guru yang sedari tadi melihat Meili tidak fokus saat ia menjelaskan materi.

Meili kemudian menggelengkan kepalanya.

"Sekarang, sebutkan benda padat apa yang bisa di cairkan?"

Lagi-lagi mata Meili membulat mendengar pertanyaan dari Bu guru. Rasanya otaknya sekarang sedang tidak berfungsi.

"Apa?" Bu guru yang menanti jawaban Meili.

"BPKB, Bu!" jawab spontan Meili.

Jelas saja jawaban Meili menjadi gelak tawa bagi teman-teman sekelasnya.

Bu guru itu seketika memijat pangkal hidungnya, ketika kepalanya tiba-tiba merasa pusing.

Sedangkan Meili hanya mengerucutkan bibirnya.

*

*

"Meili, ayo!" Tasya yang mengajak Meili ke kantin.

"Sebentar," ujarnya. Kemudian menoleh ke arah Jessy. "Jessy ayo ke kantin," ajaknya.

"Tidak," jawab Jessy. Ia langsung memasang earphone nya kemudian duduk bersandar dengan pandangan mengarah ke luar jendela.

Meili menghembuskan nafasnya kasar, teman barunya itu terlalu sulit untuk di ajak.

"Ya sudah kalau begitu."

Meili akhirnya pergi ke kantin bersama Tasya.

Sejujurnya, Jessy juga merasakan lapar. Tapi ia terlalu malas jika harus duduk di keramaian, ia lebih senang menyendiri seperti saat ini.

Ketika bel masuk berbunyi, Meili kembali dengan membawa sesuatu. "Ini," ia memberikan sebungkus roti dan es jeruk.

Jessy melepas earphone nya, ia menautkan kedua alisnya.

"Siapa tau kamu lapar," ujar Meili setelah meletakkan makanan itu di bangku Jessy. Karena gadis itu tak kunjung mengambilnya.

Lagi-lagi Jessy menyunggingkan senyum, baru kali ini ia melihat seseorang yang berusaha keras untuk berteman dengan nya.

"Terima kasih," ucap Jessy. Ia kemudian menyimpan roti ke dalam tasnya dan hanya meminum es jeruk yang kebetulan kesukaan nya.

Meili tentu sangat senang, niat baiknya di hargai oleh Jessy.

Jam berlalu begitu saja, tak terasa waktu pulang telah tiba.

Nathan dan kawan-kawan yang berada di parkiran seketika heboh melihat Jessy yang mulai kemarin menjadi topik hangat pembicaraan sedang berdiri di luar pagar sekolah.

"Widih ... do'i gak bawa motor bro, boleh juga kalau nganterin." Ujar Ariel yang lebih dulu mengetahui keberadaan Jessy.

Sontak saja semuanya menoleh ke arah pandang Jessy berada, tak terkecuali Nathan.

"Paling dia langsung nolak lo," cibir Reza.

"Si*lan lo," umpat Ariel. "Sebelum janur kuning melengkung, do'i masih milik bersama bro." imbuhnya.

Sedangkan Nathan hanya diam mendengarkan perdebatan Ariel dan Reza.

Meili yang yang berjalan bersama Tasya menuju parkiran, Tiba-tiba berhenti dan kemudian berlari ke arah Jessy saat tau pahlawan nya itu diam di pinggir jalan.

"Jessy gak bawa motor?" tanya Meili.

Jessy menunjukkan layar HP nya yang sedang memesan ojek online.

"Tunggu, batalin aja. Aku anterin aja, tunggu di sini ya!"

"Nggak usah," tolak Jessy.

"Nggak apa-apa, pokoknya aku anterin. Aku ambil mobil dulu."

"Hei!" Jessy menggelengkan kepala melihat tingkah Meili, dan kemudian membatalkan niatnya memesan ojek online.

Tanpa mendengar jawaban Jessy, Meili kembali ke parkiran menemui Tasya.

"Tasya, maaf ya. Ke toko bukunya besok saja. Aku mau anterin Jessy dulu, kasian nggak bawa mobil." ujar Meili yang di tanggapi anggukan dari Tasya

Karena sebenarnya tadi Tasya dan Meili berniat untuk mencari buku ke mall, tapi harus batal karena Meili tidak tega melihat Jessy.

"Ayo," teriak Meli dari dalam mobil.

Hingga akhirnya mau tidak mau Jessy masuk ke dalam mobil Meili.

...----------------...

...Ayo ... beri dukungan nya biar novel ini naik ke permukaan. Meskipun othornya masih recehan 😁....

...Lope lope semuanya 🥰...

...Minggu, 23.40...

...Sidoarjo...

Terpopuler

Comments

Deasy Dahlan

Deasy Dahlan

Meilin.. Sdh kaya baik... Lemah lembut

2025-02-26

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

kok agak aneh dgn sikap tasya yg diem² aja tanpa ada reaksi apapun.. biasanya yg diem² justru berbahaya krn sifat aslinya gak ketebak..

2024-06-01

4

devaloka

devaloka

meili ini udah kayak ngejar gebetan aja 🤣

2024-01-05

5

lihat semua
Episodes
1 Pronolog
2 Di Keluarkan Dari Sekolah
3 Tinggal Bersama Nenek
4 Mall
5 Sekolah Baru
6 Satu Sekolah
7 Nathan
8 Hukuman
9 Ketua OSIS
10 Angkringan
11 Berpelukan
12 Bertemu Mama
13 Saudara
14 Kamu menikah ya?
15 Hukuman Lagi
16 Pikir-pikir dulu
17 Makan Siang Bersama
18 Apa Pria Tua?
19 Setuju
20 Calon Suami
21 Pemaksaan
22 Teman kecil
23 Roti Sobek
24 Sekolah Lama
25 Curang
26 Membela Diri
27 Percikan Api
28 Main
29 Persiapan Hampir 100%
30 Jalan Lain
31 Dua Hari Lagi
32 Malu
33 Meminta Restu
34 Andai
35 H-1
36 Sah
37 Pergi tanpa doa
38 Takut Khilaf
39 Pulang
40 Nafkah
41 Suami
42 Siti
43 Rencana Liburan
44 Naik Motor
45 Liburan
46 Liburan 2
47 Secuil Rindu
48 Kembali
49 Gadis Yang Sama
50 Kesal
51 Terjawab Sudah
52 Rasa Nyaman
53 Apa Lo Kecewa?
54 Di Hukum Bersama
55 Undangan Makan
56 Seseorang
57 Makan Malam
58 Sakit Tak Berdarah
59 Rumah Sakit
60 Lelah
61 Salah Tingkah
62 Perlu Gue Bantu Lepas?
63 Pulang
64 Kejutan
65 Menyentuh Lainnya
66 Tragedi Pagi Hari
67 Memperbaiki Hubungan
68 Terima Kasih
69 Bekal
70 Pelajaran Biologi
71 Mencicipi
72 Promosi
73 Berbagi Suka Dan Duka
74 Malu
75 Nathan yang Nakal
76 Panggilan Baru
77 Kesal
78 Kamu
79 Kado Tasya
80 Kejutan.
81 Minta Maaf
82 Menjaganya Untuk Ku
83 Cacar Air
84 Penjelasan
85 Fiesta
86 Meili Dalam Bahaya
87 Hening
88 Haruka
89 Sangat Sulit
90 Tidak Yakin
91 Sorry
92 Rasa Sakit
93 Jarum suntik
94 Lodeh Menjadi Rendang
95 Merindukanmu
96 Piktor
97 Ide Gila Jessy
98 Memberi Semangat
99 Akhir Ujian
100 Rumah Makan Mariam
101 Tidak Suka
102 Menghindar
103 Untuk Mama
104 Hancur
105 Pantai
106 Publish
107 Hari Patah Hati
108 Prom Night Spesial
109 Hak Milik
110 Vila
111 Baby
112 Berubah
113 Drama Jessy
114 Pengakuan
115 Hamil?
116 Rugi
117 Takut
118 Istri Menyebalkan
119 Butik
120 Firasat
121 Kenyataan Pahit
122 Kritis
123 Tidak Berasa
124 Nenek Sadarkan Diri
125 Mengakhiri
126 Masa Lalu
127 Bertemu Kembali
128 Suasana Tegang
129 Baby Boy?
130 Kembali
131 Pindah
132 Aku Baik-baik Saja
133 Penyesalan Yang Terlambat
134 Mencoba Ikhlas (END)
135 pengumuman
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Pronolog
2
Di Keluarkan Dari Sekolah
3
Tinggal Bersama Nenek
4
Mall
5
Sekolah Baru
6
Satu Sekolah
7
Nathan
8
Hukuman
9
Ketua OSIS
10
Angkringan
11
Berpelukan
12
Bertemu Mama
13
Saudara
14
Kamu menikah ya?
15
Hukuman Lagi
16
Pikir-pikir dulu
17
Makan Siang Bersama
18
Apa Pria Tua?
19
Setuju
20
Calon Suami
21
Pemaksaan
22
Teman kecil
23
Roti Sobek
24
Sekolah Lama
25
Curang
26
Membela Diri
27
Percikan Api
28
Main
29
Persiapan Hampir 100%
30
Jalan Lain
31
Dua Hari Lagi
32
Malu
33
Meminta Restu
34
Andai
35
H-1
36
Sah
37
Pergi tanpa doa
38
Takut Khilaf
39
Pulang
40
Nafkah
41
Suami
42
Siti
43
Rencana Liburan
44
Naik Motor
45
Liburan
46
Liburan 2
47
Secuil Rindu
48
Kembali
49
Gadis Yang Sama
50
Kesal
51
Terjawab Sudah
52
Rasa Nyaman
53
Apa Lo Kecewa?
54
Di Hukum Bersama
55
Undangan Makan
56
Seseorang
57
Makan Malam
58
Sakit Tak Berdarah
59
Rumah Sakit
60
Lelah
61
Salah Tingkah
62
Perlu Gue Bantu Lepas?
63
Pulang
64
Kejutan
65
Menyentuh Lainnya
66
Tragedi Pagi Hari
67
Memperbaiki Hubungan
68
Terima Kasih
69
Bekal
70
Pelajaran Biologi
71
Mencicipi
72
Promosi
73
Berbagi Suka Dan Duka
74
Malu
75
Nathan yang Nakal
76
Panggilan Baru
77
Kesal
78
Kamu
79
Kado Tasya
80
Kejutan.
81
Minta Maaf
82
Menjaganya Untuk Ku
83
Cacar Air
84
Penjelasan
85
Fiesta
86
Meili Dalam Bahaya
87
Hening
88
Haruka
89
Sangat Sulit
90
Tidak Yakin
91
Sorry
92
Rasa Sakit
93
Jarum suntik
94
Lodeh Menjadi Rendang
95
Merindukanmu
96
Piktor
97
Ide Gila Jessy
98
Memberi Semangat
99
Akhir Ujian
100
Rumah Makan Mariam
101
Tidak Suka
102
Menghindar
103
Untuk Mama
104
Hancur
105
Pantai
106
Publish
107
Hari Patah Hati
108
Prom Night Spesial
109
Hak Milik
110
Vila
111
Baby
112
Berubah
113
Drama Jessy
114
Pengakuan
115
Hamil?
116
Rugi
117
Takut
118
Istri Menyebalkan
119
Butik
120
Firasat
121
Kenyataan Pahit
122
Kritis
123
Tidak Berasa
124
Nenek Sadarkan Diri
125
Mengakhiri
126
Masa Lalu
127
Bertemu Kembali
128
Suasana Tegang
129
Baby Boy?
130
Kembali
131
Pindah
132
Aku Baik-baik Saja
133
Penyesalan Yang Terlambat
134
Mencoba Ikhlas (END)
135
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!